“Gusi Oh Gusi”
DISUSUN OLEH:
TRYA FITRI AYUNI
190600063
KELAS B
DOSEN PEMBIMBING
Aini Hariyani Nasution, drg., Sp.Perio (K)
Martina Amalia, drg., Sp.Perio (K)
Nurdiana, drg., Sp.PM
Kasus
Seorang perempuan berusia 45 tahun datang ke RSGM USU dengan keluhan gusi berdarah
pada saat menyikat gigi sejak 2 bulan yang lalu. Dari anamnesis diketahui bahwa satu bulan
yang lalu, pasien telah dilakukan penambalan pada gigi regio depan rahang atas dan sejak
setahun yang lalu telah memakai gigi palsu lepasan, namun tidak pernah dilepas dan
dibersihkan. Pasien melakukan sikat gigi 2 kali sehari, setiap habis mandi. Pemeriksaan intra
oral terlihat ada tambalan pada gigi 13, 12 dan 11 di daerah servikal. Gigi 33,32,31,41,42 dan
43 berjejal, kemerahan yang diffuse pada daerah palatum yang ditutupi plat protesa lepasan.
Pemeriksaan secara probing pada gigi 13,12,11, 33,32,31,41,42 dan 43 ada perdarahan gingiva
(BOP +) namun belum ada kehilangan perlekatan. Indeks debris 2,4; Indeks kalkulus 1,9.
Pasien memakai protesa lepasan pada gigi 17,16, 26 dan 27.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pemeriksaan apa saja yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis kasus tersebut?
Denture stomatitis adalah peradangan mukosa rahang atas, pada 50% pengguna
gigi tiruan lepasan baik gigi tiruan lengkap atau gigi tiruan sebagian lepasan, dan
terlihat suatu keadaan yang merah, licin juga perih. Gambaran klinis pada umumnya
berupa makula eritem, granular atau berbentuk beberapa nodula. Menurut Newton, DS
di klasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu: tipe 1 berupa eritema terlokalisir atau pinpoint,
tipe 2 berupa eritema difus, dan tipe 3 berupa granuler atau papillary hyperplasia.2
Berdasarkan kasus diatas, wanita berumur 45 tahun tidak pernah melepas dan
membersihkan gigi palsunya sehingga menyebabkan terjadinya denture stomatitis.
Salah satu penyebab denture stomatitis adalah penggunaan gigi tiruan lepasan secara
terus menerus yang dimana akan menyebabkan pertumbuhan koloni dan bakteri pada
permukaan dasar mukosa yang ditutupi gigi tiruan berkembang dengan cepat.
Pemakaian gigi tiruan lepasan mempunyai potensi mengakibatkan perubahan patologik
dalam mulut yang salah satunya adalah denture stomatitis yang diakibatkan oleh infeksi
candida. Pada kasus diatas denture stomatitis yang dialami termasuk tipe 2 yang dimana
eritema yang luas/seluruh mukosa yang teriritasi protesa yang tidak baik.2
3. Jelaskan apa saja perubahan yang dapat terjadi pada gingiva untuk penyakit tersebut,
bandingkan dengan keadaan gingiva normal, dan bagaimana perubahan tersebut dapat
terjadi.
Karakteristik gingivitis menurut (Manson & Eley, 1993) adalah sebagai berikut:4
1) Perubahan Warna
Tanda klinis dari peradangan gingiva adalah perubahan warna. Warna gingiva
ditentukan oleh beberapa faktor termasuk jumlah dan ukuran pembuluh darah,
ketebalan epitel, keratinisasi dan pigmen di dalam epitel. Gingiva menjadi memerah
ketika vaskularisasi meningkat atau derajat keratinisasi epitel mengalami reduksi atau
menghilang. Warna merah atau merah kebiruan akibat proliferasi dan keratinisasi
disebabkan adanya peradangan gingiva kronis. Pembuluh darah vena akan memberikan
kontribusi menjadi warna kebiruan. Perubahan warna gingiva akan memberikan
kontribusi pada proses peradangan. Perubahan warna terjadi pada papila interdental dan
margin gingiva yang menyebar pada attached gingiva.
2) Perubahan Konsistensi
Kondisi kronis maupun akut dapat menghasilkan perubahan pada konsistensi gingiva
normal yang kaku dan tegas. Pada kondisi gingivitis kronis terjadi perubahan destruktif
atau edema dan reparatif atau fibrous secara bersamaan serta konsistensi gingiva
ditentukan berdasarkan kondisi yang dominan.
Tekstur permukaan gingiva normal seperti kulit jeruk yang biasa disebut sebagai
stippling. Stippling terdapat pada daerah subpapila dan terbatas pada attached gingiva
secara dominan, tetapi meluas sampai ke papila interdental.
Tekstur permukaan gingiva ketika terjadi peradangan kronis adalah halus, mengkilap
dan kaku yang dihasilkan oleh atropi epitel tergantung pada perubahan eksudatif atau
fibrotik. Pertumbuhan gingiva secara berlebih akibat obat dan hiperkeratosis dengan
tekstur kasar akan menghasilkan permukaan yang berbentuk nodular pada gingiva.
Adanya lesi pada gingiva merupakan salah satu gambaran pada gingivitis. Lesi yang
paling umum pada mulut merupakan lesi traumatik seperti lesi akibat kimia, fisik dan
termal. Lesi akibat kimia termasuk karena aspirin, hidrogen peroksida, perak nitrat,
fenol dan bahan endodontik. Lesi karena fisik termasuk tergigit, tindik pada lidah dan
cara menggosok gigi yang salah yang dapat menyebabkan resesi gingiva. Lesi karena
termal dapat berasal dari makanan dan minuman yang panas.
Gambaran umum pada kasus gingivitis akut adalah epitelium yang nekrotik, erosi atau
ulserasi dan eritema, sedangkan pada kasus gingivitis kronis terjadi dalam bentuk resesi
gingiva.
Peradangan gingiva terjadi resesi ke apikal menyebabkan celah menjadi lebih lebar dan
meluas ke permukaan akar. Penebalan pada gingiva yang diamati pada gigi kaninus
ketika resesi telah mencapai mucogingival junction disebut sebagai istilah McCall
festoon.
4. Apakah etiologi penyakit tersebut dan jelaskan masing-masing peranan dari tiap-tiap
etiologi tersebut?
Denture stomatitis dapat disebabkan berbagai faktor yaitu trauma, mikroba dan
faktor sistemik. Trauma adalah bentuk cedera atau kerusakan yang disebabkan oleh
mekanis, termal dan kimia pada jaringan mukosa mulut yang dapat menyebabkan
inflamasi.4 Gigi tiruan yang tidak stabil (ill-fitting denture) atau sayap landasan yang
terlalu panjang akan menyebabkan trauma kronis pada mukosa. Trauma kronis ini akan
mengakibatkan inflamasi lalu menghasilkan jaringan granulasi dan adanya sel – sel
inflamasi kronis yang akan melepaskan local growth factor yang lebih meningkat.
Peranan local growth factor untuk mengirimkan signal ke sel fibroblas sehingga sel
tersebut berproliferasi dan menghasilkan serat – serat kolagen yang bermanifestasi
sebagai jaringan hiperplastik reaktif. Pada kondisi normal sel fibroblas merupakan
komponen dari lamina propria yang berfungsi menjaga integritas jaringan konektif
dengan cara menghasilkan serat kolagen yang memiliki tingkat poliferasi yang sangat
rendah. Microorganisme yang menyebabkan terjadinya DS adalah jamur dan bakteri.
Pertumbuhan jamur Candida albicans ditemukan pada 70% penderita denture
stomatitis. Faktor – faktor yang menyebabkan denture stomatitis yaitu trauma dari gigi
tiruan dan adanya keterlibatan mikroba umumnya disebabkan oleh jamur Candida spp
atau akibat kedua faktor tersebut.5
Penyebab gingivitis dibagi menjadi dua, yaitu penyebab utama dan penyebab
predisposisi. Penyebab utama gingivitis adalah penumpukan mikroorganisme yang
membentuk suatu koloni kemudian membentuk plak gigi yang melekat pada tepi
gingiva. Penyebab sekunder gingivitis berupa faktor lokal dan faktor sistemik. Faktor
lokal meliputi karies, restorasi yang gagal, tumpukan sisa makanan, gigi tiruan yang
tidak sesuai, pemakaian alat orthodonsi dan susunan gigi geligi yang tidak teratur,
sedangkan faktor sistemik meliputi faktor nutrisional, faktor hormonal, hematologi,
gangguan psikologi dan obatobatan.6
a. Faktor Utama
Penyebab utama dari gingivitis adalah bakteri pada plak gigi. Plak gigi memiliki
kecenderungan terbentuk di segala usia dari individu. Akumulasi plak dengan jumlah
yang sangat banyak di regio interdental menimbulkan inflamasi gingiva pada daerah
papila interdental kemudian menyebar ke daerah marginal gingiva.7
1) Plak gigi
Plak gigi dapat diklasifikasikan menjadi plak supragingiva dan plak subgingiva. Plak
yang berperan pada gingivitis adalah sebagian besar plak supragingiva. Ketika
gingivitis telah memasuki tahap lanjut, plak subgingiva ikut berperan.8
Adapun bakteri yang berperan pada gingivitis terdiri dari 56% spesies gram positif dan
44% gram negatif, 59% spesies yang fakultatif dan 41% spesies yang anaerob. Bakteri
gram positif pada gingivitis antara lain Streptococcus sanguinis, Streptococcus mitis,
Streptococcus intermedius, Streptococcus oralis, Actinomyces viscosus, Actinomyces
naeslundii, dan Peptostreptococcus micros. Bakteri gram negatif yaitu Fusobacterium
nucleatum, Prevotella intermedia, Veilonella parvula, Haemofilus influenza, spesies
Capnocyhaga, dan spesies Campylabacter.9
b. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi merupakan faktor yang memudahkan retensi plak pada gigi
sehingga menyebabkan inflamasi gingiva. Menurut B M Elley dan JD Manson (2004),
faktor predisposisi dapat berupa kesalahan restorasi, kavitas karies, impaksi makanan,
gigi tiruan yang tidak adekuat, alat ortodonti, gigi yang berjejal, bernapas melalui
mulut, dan developmental groove pada permukaan servikal.10
c. Faktor Modifikasi
Gingivitis dengan faktor modifikasi bukan disebabkan oleh plak gigi sebagai faktor
utama, melainkan faktor modifikasi itu sendiri. Tiga faktor modifikasi tersebut ialah
gingivitis yang dimodifikasi oleh keadaan sistemik, gingivitis yang dimodifikasi oleh
medikasi, dan gingivitis yang dimodifikasi oleh malnutrisi.11
Gigi berjejal atau dikenal dengan istilah “Crowded Teeth“ adalah gigi yang letaknya
berdesak-desakan yang diakibatkan bentuk rongga mulut yang sempit atau ukuran gigi
yang terlalu besar (Setyaningsih, 2007). Gigi berjejal erat kaitanya dengan kebersihan
gigi dan mulut serta gingivitis, karena gigi berjejal dapat menjadi tempat akumulasi sisa
– sisa makanan dan tempat pembentukan plak. Gigi berjejal sulit dibersihkan secara
mekanis, selain itu daya pembersihan yang kurang didaerah gigi berjejal dapat
memberikan pengaruh terhadap jaringan penyangga gigi yaitu dapat terjadinya
gingivitis (Ramadhan, 2010).12
5. Jelaskan patogenesis penyakit tersebut!
Gigi tiruan dengan kebersihan yang buruk menunjukkan tingkat akumulasi plak
yang banyak. Candida albicans merupakan salah satu mikroogranisme yang banyak
ditemukan pada plak gigi tiruan dan diketahui sebagai mikroorganisme patogen utama
penyebab denture stomatitis. Candida albicans memiliki kemampuan patogen yaitu
dapat menghasilkan enzim aspartil proteinase yang bersifat toksik dan dapat
menyebabkan reaksi inflamasi pada mukosa pendukung gigi tiruan. Enzim ini
dihasilkan dan diaktivasi pada lingkungan asam (pH < 4). Penggunaan gigi tiruan
secara terusmenerus, yaitu sepanjang hari hingga malam hari ketika tidur seperti yang
ditemukan pada 60% subjek penelitian, dapat menyebabkan keadaan di bawah
permukaan basis gigi tiruan bersifat asam. Hal ini dapat memberikan keuntungan bagi
Candida albicans untuk menghasilkan enzim aspartil proteinase dan menyebabkan
reaksi inflamasi. Permukaan internal basis gigi tiruan (denture fitting surface)
merupakan bagian yang paling banyak ditemukan kolonisasi Candida albicans. Hal ini
disebabkan karena permukaan internal basis gigi tiruan resin akrilik yang kasar
sehingga memudahkan Candida albicans untuk melekat pada permukaan tersebut. Oleh
karena itulah pembersihan gigi tiruan yang kurang adekuat dapat meningkatkan
kolonisasi dan pertumbuhan Candida albicans.13
Gingivitis, jika diidentifikasi dan diobati, dapat dengan mudah diatasi karena
kondisinya dapat disembuhkan pada tahap awal. Namun, gingivitis kronis, jika tidak
ditangani, dapat berkembang menjadi periodontitis dan pada akhirnya dapat
menyebabkan kerusakan tulang, menyebabkan kehilangan gigi.17
8. Jelaskan metode, interval dan waktu penyikatan gigi yang tepat untuk menjaga
kesehatan gingiva.
Denture stomatitis adalah peradangan mukosa rahang atas. Berdasarkan kasus diatas,
wanita berumur 45 tahun tidak pernah melepas dan membersihkan gigi palsunya
sehingga menyebabkan terjadinya denture stomatitis. Salah satu penyebab
denture stomatitis adalah penggunaan gigi tiruan lepasan secara terus menerus
yang dimana akan menyebabkan pertumbuhan koloni dan bakteri.
Gingivitis merupakan reaksi inflamasi dari gingiva yang ditandai dengan perubahan
warna, perdarahan, adanya pembengkakan, dan lesi pada gingiva. Berdasarkan kasus
diatas, pasien mengalami ada perdarahan gingiva (BOP +) yang berarti adanya
pendarahan pada saat probing namun belum ada kehilangan perlekatan, lalu pada
indeks OHI-S yang mana hasil dari OHI-S pada kasus diatas ialah (OHI-S: DI-S + CI-
S 2,4 + 1,9 = 4,3) yang berarti OHI-S pada pasien tersebut BURUK, hal ini
membuktikan bahwa penyakit tersebut ialah gingivitis
DAFTAR PUSTAKA
19. Haryanti DD, Adhani R, Aspriyanto D, Dewi IR. Efektivitas Menyikat Gigi Metode
Horizontal, Vertical, dan Roll Terhadap Penurunan Plak pada Anak Usia 9-11 Tahun.
Dentino Jurnal Kedokteran Gigi 2014; 2 (2)
20. Djamil, M. S . 2011. A-Z: Kesehatan Gigi: Panduan Lengkap Kesehatan Gigi
Keluarga. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.