Anda di halaman 1dari 5

Nama : Meynanda Silitonga

NIM : D1A018083

Kelas : M- SDL

M.Kuliah : Survei dan Evaluasi Lahan

Penanganan Data Survei Tanah


Data-data hasil pengamatan di lapangan harus ditangani secara sistematis agar
lebih mudah dalam melakukan kompilasi data. Setelah selesai melakukan
deskripsi minipit di lapangan maka akan langsung dilakukan klasifikasi tanah
pada kategoro yang telah dilakukan (seri/famili/subgroup) dan nama taksa tanah
tersebut harus tercatat pada setiap kartu minipit. Survey tanah yang terdiri dari
beberapa regu maka keragaman diantara regu-regu tersebut akan selalu ada, oleh
karena itu perlu dilakukan penyeragaman dan pemilahan tanah-tanah yang
memiliki taksa yang sama.

Kegiatan yang dilakukan selama operasi lapangan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan plottingtitik-titik pengamatan dari semua regu pada peta kerja.


Hasil pengamatan semua regu dalam tim survei dipindahkan pada
peta rekapan hasil pengamatan lapangan yang berupa landform. Dalam
melakukan plotting ditandai dengan kode singakatan untuk mengetahu
regu yang membuat. Dalam plotting dibedakan antara pengamatan minipit,
pemboran dan profil tanah. Posisi pengamatan dibantu dengan GPS untuk
mengetahui koordinat lokasi dengan teliti.

2. Melakukan korelasi terhadap nama taksa tanah dari semua regu dengan
menggunakan buku acuan Keys to Soil Taxonomy atau buku yang telah
ditentukan pada TOR.
Penamaan tanah pada umumnya menggunakan buku acuan Keys to
Soil Taxonomyatau buku yang telah disepakati pada TOR. Hasil deskripsi
minipit, profil tanah,singkapan jalan dicatat secara lengkap pada kartu
minipit atau kartu profilt tanah dan dilanjutkan dengan menentukan
horozon penciri (epipedon, endopedon, maupun penciri lain)
menggunakan buku Keys to Soil Taxonomy. Setelah itu dilanjutkan dengan
identifikasi kelas taksonomi tanah dimulai dari ordo hingga seri tergantung
kepada skala survei tanah. Klasifikasi tanah ini sebaiknya dilakukan di
lapangan agar jika ada data yang kurang lengkap bisa langsung dilengkapi.

3. Mengelompokkan kartu minipit yang memiliki taksa tanah yang sama.


Setelah kalsifikasi tanah dilakukan maka data minipit yang
memiliki nama tanah yang sama harus dikelompokkan tersendiri dalam
suatu file yang terpisah dengan taksa tanah yang lain. Selanjutkan
dilakukan korelasi oleh korelator untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan
yang ada sebagai akibat banyaknya regu. Setelah itu dibuat daftar nomor
kode pengamatan yang meiliki taksa sama dan digunakan sebagai dasar
dalam membuat kisaran sifat tanah.

4. Membuat kisaran sifat tanah dalam seri/famili/subgroup yang sama


berdasarkan pengamatan yang ada pada kartu minipit.
Pembuatan kisaran sifat tanah dilakukan dengan cara berikut :
 Membuat sketsa profil tanah dari hasil pengamatan minipit yang
menunjukkan simbol horizon dan kedalaman masing-masing.
 Menetukan jenis dan kedalaman epipedon dan endopedon.
 Menentukan jenis dan kedalaman sifat penciri lain jika ada,
 Menetukan rezim lengas tanah dan rezim suhu tanah ( data iklim
+pengamatan lapangan).
 Menetukan seri dan mengumpulkan pedon yang sama pada
kategori famili
 Mengamati perbedaan pada sketsa pedon seperti tebalnya horizon,
presentase kandungan kerikil/ batu, karatan dan lain-lain.
 Menentukan pembeda seri pada penggal penetu seperti yang ada
dalam Keys to Soil Taxonomy
5. Menentukan lokasi pedon ‘tipikal’ dan ‘satelit’ pada salah satu lokasi
minipit,yaitu yang memiliki sifat yang berada di tengah-tengah kisaran
sifat yang ada.
Pedon yang dipilih sebagai pedon tipikal harus memenuhi kriteria
seri atau famili tanah yang dimaksud. Pedon tipikal maupun pedon satelit
dipilih berdasarkan kisaran sifat masing-masing seri tanah yaitu yang
mempunyai kisaran sifat kira-kira berada di tengah-tengah dan dalam
satuan peta (delineasi) yang luas. Penetuan lokasi pedon tipikal dipilih
lokasi minipit yang sedapat mungkin memiliki sifat-sifat di tengah kisaran
sifat yang ada.

6. Melakukan penggalian dan deskripsi profil tanah pada pedon tipikal dan
satelit dikuti dengan melakukan klasifikasi tanah dan pengambilan contoh
tanah pada setiap horizon.

7. Membuat peta tanah lapangan besrta legenda peta.


Sebelum kembali dari lapangan harus sudah dihasilkan peta tanah
sementara beserta legendanya. Nama satuan peta tanah didasarkan pada
klasifikasi tanah di lapangan.
Penentuan komposisi tanah dalam masing-masing satuan peta
tanah dilakukan dengan cara transek atau grid pada daerah datar. Adanya
tanah yang berbeda mula-mula diprediksi dengan perbedaan bahan
induk,landform, relief, lereng dan lain-lain.
Cara untuk menetukan seri tanah di lapangan adalah sebagai berikut :
a. Seri tanah famili yang sama ditentukan dengan jalan menemukan lebih
dahulu pembeda utama kemudian ditentukan kisaran sifat berdasarkan
pengamatan-pengamatan yang dilakukan ( ditentukan dulu sifat pembeda
utama baru kisaran sifat lainnya).
b. Jika satu famili hanya terdapat satu seri maka langsung dapat dibuat
langsung kisaran sifat, tetapi tidak boleh terlalu lebar untuk memingkinkan
seri baru dalam famili dan tidak boleh melampaui sifat famili. Pembedaan
seri tanah dalam satu famili didasarkan atas pertimbangan pengelolaannya.
c. Kisaran sifat masing-masing seri tanah disusun dari hasil pengamatan yang
dilakukan.
Pemilihan lokasi pengamatan tanah dilakukan berdasarkan transek. Posisi
dalam landform,lereng dan relief dan kenampakan lainnya menunjukkan
perbedaan sifat tanah, dipakai sebagai patokan. Peta tanah ini akan
menjadi dasar dalam pembuatan peta tanah final setelah dilakukan analisis
laboratorium.

8. Menyeleksi pedon tanah yang contoh tanahnya akan dianalis di


laboratorium.

 Pembuatan Peta Tanah

• Peta tanah final dibuat di atas peta dasar.

• Skala peta dasar = skala peta tanah final.

• Bbrp hal yg perlu diperhatikan dlm pemilihan peta dasar sbb:

- Waktu pembuatan. Terbaru yg terbaik krn bpgrh pd informasi yg ada.

- Ketelitian peta (jarak, letak obyek pd peta, btk sungai, batas pantai dll harus
akurat)

• Skala peta publikasi yg ideal :2 x < dr peta dasar yg digunakan sbg peta
kerja.

• Semua batas SPT yg diperoleh saat survei lapangan hrs dpt diplot dg teliti
pd peta dasar publikasi

• Bbrp karakteristik penting peta tanah yg hrs diperhatikan: kemudahan


pembacaan (map legibility), batasan ukuran minimum dan tekstur peta.

 Sifat kemudahan pembacaan peta tergantung :


• jumlah dan ukuran poligon (SPT) , (poligon bulat) Poligon memanjang, bisa
lebih besar.
• pemilihan warna utk bedakan SPT
• tanda2 alam yg digambarkan pd peta
• kulitas penyajian peta Ukuran min 0,4 cm2 •Tekstur peta : banyaknya
sebaran SPT pd peta tsb.
• Peta bertekstur halus :banyak poligon2kecil; Sebaliknya => bertekstur
kasar.
• Peta tanah yg baik hrs mudah dibaca, akurat, punya SPT jelas, serta simbol
+ legenda

Anda mungkin juga menyukai