2 PB
2 PB
Program Studi Ilmu keolahragaan, Departemen Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia
76
Badruzzaman Busyairi / Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 3 (1) (2018)
77
Badruzzaman Busyairi / Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 3 (1) (2018)
78
Badruzzaman Busyairi / Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 3 (1) (2018)
79
Badruzzaman Busyairi / Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 3 (1) (2018)
“Dengan berlatih (latihan kontinu) dengan beberapa faktor lain yang juga dapat
intensitas 70% sebanyak tiga sesi per minggu menentukan terhadap hasil yaitu seperti
selama beberapa minggu, perkembangan daya pengaturan pola makan dan juga pola istirahat.
tahan akan sangat terasa”. Dari penjelasan Untuk itulah kemungkinan peningkatan
tersebut dan sejalan dengan hasil penelitian yang VO2max akan lebih baik dan maksimal lagi
diperoleh maka sistem latihan continuous apabila pola makan dan pola istirahat diatur
memang dapat meningkatkan kapasitas dengan sebaik-baiknya.
VO2max atlet. Adapun kenaikan VO2max pada Bagian ini memberikan penjelasan
continuous training sebesar 1,3 ml/kg/min. mengenai hasil penelitian lapangan (temuan
Metode interval training lebih baik lapangan) yang telah dilakukan. Hasil penelitian
dibandingkan dengan metode continuous ditulis dengan menggunakan narasi. Di dalam
training terhadap peningkatan VO2max. penulisan hasil penelitian tidak dianjurkan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan dot points atau teknik penulisan
dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan pengabjadan. Bagian pembahasan dapat
pengaruh yang signifikan dari kedua kelompok menggunakan pilihan kata yang lebih sesuai
(interval training dan continuous training) dengan isi pendahuluan
terhadap peningkatan kapasitas VO2max.
Disimpulkan bahwa dengan latihan fisik KESIMPULAN
menggunakan metode latihan interval training Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh
dapat meningkatkan VO2max secara signifikan. dan uraian yang telah dikemukakan, maka
Dengan intesitas latihan yang tinggi (70% dari kesimpulan yang peneliti ambil dari hasil
kemampuan maksimal) yang diselingi oleh penelitian ini adalah terdapat pengaruh metode
istirahat (2-3 menit) membuat peningkatan Interval Training Terhadap Peningkatan
VO2max lebih signifikan. Keuntungan yang Vo2max pada Tim Sekolah Sepakbola Bina
diperoleh dengan menggunakan metode latihan Muda Sukatani Kabupaten Bekasi. Selain itu,
interval jika dibandingkan dengan metode terdapat pengaruh Metode Continuous Training
lainnya terhadap peningkatan Vo2max pada Tim
Sama halnya dengan interval training, Sekolah Sepakbola Bina Muda Sukatani
continuous training pun dapat meningkatkan Kabupaten Bekasi. Penelitian ini menyimpulkan
VO2max secara signifikan. Hal ini dikarenakan Metode Interval Training lebih baik
lari secara terus menerus akan dapat dibandingkan dengan Metode Continuous
menghasilkan adaptasi aerobik dengan baik. Training terhadap peningkatan Vo2max Pada
Seperti yang diutarakan oleh Harsono (2016), Tim Sekolah Sepakbola Bina Muda Sukatani
“Lari terus menerus yang lebih dari 30 menit Kabupaten Bekasi.
dengan tempo yang sedang di bawah ambang Berdasarkan pada hasil penelitian, penulis
rangsang anaerobik (anaerobic threshold) akan mempunyai beberapa saran bagi para
menghasilkan adaptasi aerobik dengan baik”. atlet/pemain cabang olahraga yang
Meskipun kedua metode latihan tersebut berklasifikasi daya tahan disarankan untuk lebih
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap meningkatkan VO2max, karena dalam hal ini
peningkatan VO2max, nyatanya terdapat pemain/atlet yang memiliki VO2max yang baik
perbedaan pengaruh yang signifikan diantara akan mampu untuk bekerja atau berlatih dalam
latihan interval training dengan continuous waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan
training. Perbedaan tersebut adalah dimana yang berlebihan dan dampaknya hasil yang
interval training memiliki pengaruh yang lebih dilakukan menjadi lebih baik.Selain itu, bagi
baik dibandingkan dengan continous training rekan mahasiswa yang akan mengadakan
terhadap peningkatan VO2max. penelitian lebih lanjut tentang metode latihan
Terlepas dari metode latihan yang dalam meningkatkan VO2max penulis sarankan
diberikan untuk meningkatkan VO2max ada untuk meneliti metode latihan lainnya yang juga
80
Badruzzaman Busyairi / Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 3 (1) (2018)
DAFTAR PUSTAKA
Fox E., L. Mathews D., K. (1993). The Physiological
basis of Physical Education and Athletics.
5eds. Iowa: Brown & Benchmark 41 1-445.
Harsono. (1988). Panduan kepelatihan . Jakarta.
KONI.
Harsono. (2016). Latihan kondisi fisik (untuk atlet
dan kesehatan). Bandung: FPOK-UPI
Bandung
Stølen, T., Chamari, K., Castagna, C., & Wisløff, U.
(2005). Physiology of Soccer. Sports
Medicine, 35(6), 501–536.
https://doi.org/10.2165/00007256-
200535060-00004
Sudjana, N. dan Ibrahim. (2010). Penelitian dan
Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sukadiyanto. (2011). Pengantar teori dan metodologi
melatih fisik. Bandung: Lubuk Agung.
81