Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH FARTLEK DAN INTERVAL TRAINING

TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN


KOMUNITAS PARKOUR AND FREERUN
PONTIANAK

Miftahuddin, Andika Triansyah, Mimi Haetami


Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Pontianak
Email: occok45@gmail.com

Abstract
Endurance is the body's ability to work in a relatively long time without experiencing
fatigue which means, the body always needs oxygen (O2) to produce energy. Measurement
of durability can be done by measuring the value of maximum oxygen consumption (VO2
Max). The general purpose of the research was to determine the effect of fartlek and
interval training on increasing endurance and knowing which groups had a higher average
endurance increase among the treated groups.This research used a pre-experiential
design, namely two group pretest-posttest design. The population in this research were all
in the Pontianak Parkaur and Freerun Community totaling 20 people.Based on the
research objectives it can be summarized as follows: There is an effect of Fartlek training
on increasing endurance, (ρ = 0.012). There is an effect of Interval Training on increasing
endurance, (ρ = 0.017) and there is no significant difference between Fartlek training and
Interval Training on increasing endurance, (ρ = 0.712)Based on the results of the research
showed that the method of developing fartlek training and interval training can be used as
an effective and efficient training program to increase endurance. With a note of practice
must be programmed systematically, regularly, and discipline

Keywords: Endurance (VO2 Max), Fartlek, Interval Training

PENDAHULUAN
Kehidupan manusia sehari-hari tidak lepas Widiastuti (2015 :13) kesegaran jasmani adalah
dari aktifitas olahraga, karena olah raga kemampuan seseorang untuk melakukan suatu
merupakan rutinitas atau aktifitas yang pekerjaan tetentu dangan cukup baik, tanpa
dilakukan oleh setiap manusia. Menurut mengakibatkan kelelahan. Kesegaran jasmani
Depdikbud (dalam Kaswari, 2008 : 22) olahraga memiliki beberapa unsur, yaitu : Strenght
adalah kegiatan manusia yang wajar, sesuai (Kekuatan), Power (Daya), Speed (Kecepatan),
dengan kodrat ilahi untuk mendorong, Flexibility (Kelentukan), Agility (Kelincahan),
mengembangkan, dan membina potensi-potensi Endurance (Daya Tahan).
fisik, rohani, dan mental manusia demi Salah satu unsur dari kesegaran jasmani
kebahagiaan dan kesejahteraan pribadi dan adalah daya tahan, menurut Harsono (2001: 8)
Kesegaran jasmani atau physical fitness dapat daya tahan adalah keadaaan atau kondisi tubuh
diartikan sebagai suatu kondisi jasmani yang yang mampu untuk berlatih untuk waktu yang
menggambarkan kemampuan jasmani. Menurut lama, tanpa mengalami kelelahan yang

1
berlebihan setelah menyelesaikan latihan And Freerun. Parkour And Freerun adalah
tersebut. olahraga yang berasal dari negara Francis dan
Untuk itu mengembangkan komponen diciptakan oleh David Belle, definisi dari
daya tahan haruslah sesuai dengan batasan Parkour sendiri adalah seni berpindah tempat
tersebut. Latihan yang dilakukan harus dengan melewati beberapa obstacle dari point A menuju
waktu yang relatif lama, misalnya cross country point B.
atau lari lintas alam, interval training, circuit Parkour and Freerun Pontianak (PFP)
training, dan fartlek atau bentuk latihan apapun pertama kali terbentuk pada tanggal 29
yang memaksa tubuh bekerja untuk waktu yang April 2009. Pada umumnya olahraga Parkour
lama. Fartlek merupakan salah satu jenis latihan dan Freerun ini juga membutuhkan kordinasi
yang dapat digunakan untuk melatih daya tahan, gerak, keseimbangan, kekuatan, fleksibelitas,
fartlek dalam bahasa swedia yang artinya dan daya tahan, di dalam komunitas ini sendiri
adalah speedplay diciptakan oleh Gosta Holmer daya tahan seorang praktisi parkour merupakan
dari Swedia, Fartlek adalah metode latihan yang salah satu masalah yang sering dihadapi, karena
memadukan latihan interval dan latihan kontinu. kurangnya penanganan latihan yang kurang
Menurut Rusli Lutan, dkk (2001: 57) latihan tepat dan lebih berfokus pada latihan kekuatan
fartlek sangat bagus efeknya terhadap dan latihan teknik parkour. Belum pernah
pengembangan keterampilan teknik, kekuatan, dilakukannya penelitian di komunitas Parkour
daya tahan tubuh atlet. and Freerun, maka akan dilakukan
Interval Training merupakan suatu sistem penelitian guna mengetahui daya tahan di
latihan yang diselingi oleh interval-interval komunitas Parkour and Freerun khususnya
berupa masa-masa istirahat misalnya lari di Kota Pontianak.
istirahat-lari-istirahat dan seterusnya, menurut Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin
Harsono (2001:158) bahwa “Interval Training mengetahui manakah yang lebih baik untuk
sangat dianjurkan oleh pelatih-pelatih terkenal meningkatkan daya tahan dengan latihan fartlek
oleh karena hasilnya sangat positif bagi dan interval training di Kota Pontinak.
perkembangan daya tahan atau stamina”. Tujuannya melakukan fartlek dan interval
Kunci pada daya tahan adalah oksigen training. adalah untuk meningkatkan daya tahan
(O2), Tubuh selalu membutuhkan oksigen guna Vo2Max antara lain dapat diketahui dengan tes
memproduksi energi. Pengukuran daya tahan Multi-Stage Fitness Test (MSFT). Hal inilah
dapat dilakukan dengan mengukur nilai yang membuat peneliti tertarik untuk
konsumsi oksigen maksimal, VO2 Max adalah melakukan penelitian mengenai “Pengaruh
volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh Latihan Fartlek dan Interval Training Terhadap
manusia pada saat melakukan kegiatan yang Peningkatan Daya Tahan di Komunitas Parkour
intensif. And Freerun Pontianak.
Sampel penelian ini adalah salah satu
komunitas yang ada di Kota Pontianak Parkour

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Deskriptif ini Penulis menggunakan bentuk Pre-
kuantitatif dengan pendekatan experiment test. Expermental Design yaitu two group pretest-
Menurut sugiyono (2015 : 108), “terdapat posttest design. Desain penelitian two group
beberapa bentuk desain eksperimen yaitu : Pre- pretest-posttest design ini membandingkan
Expermental Design, True Experimental antara dua metode fartlek dan interval training.
Design, Factorial Experimental Design, dan Desain ini subjek ditempatkan secara
Quasi Experimental Design”. Dalam penelitian random ke dalam kelompok-kelompok dan

2
diekspose sebagai variabel independen diberi hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat,
post test. Nilai-nilai post test kemudian karena dapat membandingkan dengan keadaan
dibandingkan untuk menentukan keefektifan sebelum diberi perlakuan, dapat digambarkan
tretment. Dalam desain ini terdapat pretest, seperti pada table 1 :
sebelum diberi perlakuan, dengan demikian

Tabel 1. Pola Two Group Pretest-Posttest Design


Kelompok Pre-Test Treatment Post-Test
A X1
O1 O2
B X2

Populasi dalam penelitian ini adalah selama 6-8 minggu dengan intensitas 3 kali
seluruh di Komunitas Parkaur And Freerun dalam seminggu.
Pontianak berjumlah 20 orang. Sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik total sampel Tes Akhir
(sampel jenuh), dimana semua populasi Postest dilakukan dengan tujuan untuk
dijadikan sampel. mengetahui peningkatan daya tahan
Teknik pengumpulan data dalam penelitian kardiovaskuler pada peserta yang telah
ini adalah dengan metode tes sebelum dan diberikan perlakuan tes, adapun perlakuan
sesudah diberi perlakuan
tes yang digunakan dalam penelitian ini
adalah berupa latihan fartlek dan interval
Test Awal
Pre-test dilakukan untuk mengetahui hasil training.
awal kemampuan fisik semua peserta sebelum
di berikan perlakuan guna untuk mencapai hasil HASIL PENELITIAN DAN
yang maksimal. PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pemberian Perlakuan Hasil data penelitian meliputi data Pretest
setelah melakukan pre-test penulis akan dan Posttest dari eksperimen yang dilakukan
membagi 2 kelompok perlakuan dalam pada kelompok eksperimen Latihan Fartlek dan
penelitian ini perlakuan yang digunakan adalah Interval Training terhadap daya tahan.
latihan fartlek untuk kelompok A dan interval
training untuk kelompok B yang berlangsung

Tabel 2. Frekuensi Data Perbandingan Pretest Dan Postest Fartlek


Treatment Nilai Nilai Standar
Rata - Rata
Fartlek Minimal Maksimal Deviasi
Pretest 34,70 40,80 36,84 1,81
Posttest 35,40 43,30 38,25 2,38

Berdasarkan tabel 2 pretest latihan Fartlek latihan Fartlek terhadap daya tahan memiliki
terhadap daya tahan memiliki nilai minimum nilai minimum 35,40, nilai maksimum 43,30,
34,70, nilai maksimum 40,80, rata-rata 36,84, rata-rata 38,25, dan standar deviasi 2,38
dan standar deviasi 1,81, sedangkan posttest

3
Tabel 3. Frekuensi Data Perbandingan Pretest Dan Postest Interval Training
Treatment Nilai Standar
Nilai
Interval Maksimal Rata – Rata Deviasi
Minimal
Training
Pretest 34,70 40,20 37,01 1,58
Posttest 36,40 43,30 38,51 2,15

Berdasarkan tabel 3 pretest latihan Interval Uji normalitas dilakukan dengan melihat
Training terhadap daya tahan memiliki nilai perbandingan nilai signifikansi dari setiap
minimum 34,70, nilai maksimum 40,20, rata- variabel yang tertera dalam kolom Kolomogrov-
rata 37,01, dan standar deviasi 1,58, sedangkan Sminov menggunakan SPSS 17. Adapun
posttest latihan Interval Training terhadap daya sebaran data pada kelompok Fartlek sebelum
tahan memiliki nilai minimum 36,40, nilai dan perlakuan adalah sebagai berikut:
maksimum 43,30, rata-rata 38,51, dan standar
deviasi 2,15.

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Kelompok Fartlek


Indikator Signifikansi Keterangan
Pretest 0,124 > 0,05 Normal
Posttest 0,200 > 0,05 Normal

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa Adapun sebaran data pada kelompok


nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga Interval Traning sebelum dan setelah diberi
sebaran berdistribusikan normal. perlakuan adalah sebagai berikut
:
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Kelompok Interval Training
Indikator Signifikansi Keterangan
Pretest 0,200 > 0,05 Normal
Posttest 0,025 > 0,05 Tidak Normal

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa sebaran berdistribusikan normal, sedangkan


nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga posttest tidak normal.

Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas


Fartlek dan Interval Signifikansi Keterangan
Training
Pretest 0,850 > 0,05 Homogen
Posttest 0,803 > 0,05 Homogen

Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa nilai Uji Hipotesis 1


significant variabel daya tahan sebelum Adapun hipoetesis 1 adalah Adakah
diberikan perlakukan sebesar p=0,850 dan pengaruh latihan Fartlek terhadap peningkatan
sesudah diberikan perlakukan p=0,803 lebih daya tahan di Komunitas Parkour And Freerun
besar dari 0,05 dan, artinya pada kelompok Pontianak ?
Fartlek dan Interval Training mempunyai
varian yang sama atau homogen.

4
Tabel 7. Pengaruh Latihan Fartlek Terhadap Peningkatan Daya Tahan
di Komunitas Parkour And Freerun Pontianak
Selisih
Kelompok Uraian Rata-rata ρ Value Ket.
rata-rata
Pretest 36,84
Fartlek -0,17 0.012 Sig.
Posttest 37,01

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa Uji Hipotesis 2


responden pada kelompok Fartlek peningkatan Adapun hipoetesis 2 adalah Apakah ada
daya tahan tubuh (VO2 Max) rata-rata , pretest pengaruh latihan interval training terhadap
36,84, dan posttest 37,01, dengan nilai peningkatan daya tahan di Komunitas Parkour
p=0,012<0,05 maka Ho ditolak (Ha diterima) And Freerun Pontianak ?
maka ada pengaruh latihan Fartlek terhadap
peningkatan daya tahan di komunitas Parkour
And Freerun Pontianak.

Tabel 8. Pengaruh Latihan Interval Trainig Terhadap Peningkatan Daya Tahan


di Komunitas Parkour And Freerun Pontianak
Selisih
Kelompok Uraian Rata-rata P Value Ket.
rata-rata
Interval Pretest 38,25
-0,26 0.017 Sig.
Training Posttest 38,51

Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa Uji Hipotesis 3


responden pada kelompok Interval Training Adapun hipotesis 3 adalah Adakah
peningkatan daya tahan tubuh (VO2 Max) rata- perbedaan pengaruh latihan Fartlek dan
rata , pretest 38,25, dan posttest 38,51, dengan Interval Training terhadap peningkatan daya-
nilai p=0,017<0,05 maka Ho ditolak (Ha tahan di Komunitas Parkour And Freerun
diterima) maka ada pengaruh latihan Interval Pontianak?
Training terhadap peningkatan daya- tahan di
komunitas Parkour And Freerun Pontianak.

Tabel 9. Perbedaan Hasil Latihan Fartlek Dan Interval Training Terhadap Penigkatan Daya
Tahan
Rata- Selisih
Kelompok Uraian P Value Ket.
rata rata-rata
Fartlek dan Posttest Fartlek 8,06
Tidak
Interval Posttest Interval -0,88 0.712
8,94 Sig.
Training Training

Berdasarkan tabel 9 menunjukkkan bahwa maka tidak ada perbedaan pengaruh latihan
responden pada kelompok Fartlek setelah diberi Fartlek dan Interval Training terhadap
perlakuan peningkatan daya tahan tubuh (VO2 peningkatan daya tahan di Komunitas Parkour
Max) rata-rata 8,06 dan setelah diberikan And Freerun Pontianak.
perlakuan Interval Training, 8,94 dengan nilai
p=0,712>0,05 maka Ha ditolak (Ho diterima)

5
Pembahasan continous tempo running, interval tempo
Hasil analisis menunjukan bahwa running, dan lain sebagainya. Namun belum kita
responden pada kelompok Fartlek peningkatan ketahui seberapa signifikan metode latihan
daya tahan tubuh (VO2 Max) rata-rata sebesar tersebut dalam meningkatkan daya tahan
pretest 36,84, dan posttest sebesar 37,01 dengan kardiovaskuler peserta latihan di klub JO
nilai p=0.012<0,05 maka Ho ditolak (Ha Runner.
diterima) maka ada pengaruh latihan Fartlek Latihan fartlek adalah bentuk aktivitas lari
terhadap peningkatan daya tahan di Komunitas yang dilakukan dengan cara jalan, jogging,
Parkour and freerun Pontianak. sprint, dan jalan secara terus menerus
Hasil analisis menunjukan bahwa (Sukadiyanto, 2011: 72). Latihan fartlek
responden pada kelompok Interval Training merupakan suatu sistem daya tahan untuk
peningkatan daya tahan tubuh (VO2 Max) rata- membangun, mengembangkan, atau
rata sebesar pretest 38,25, dan posttest sebesar memelihara kondisi tubuh seorang atlit.
38,51 dengan nilai p=0.017<0,05 maka Ho Sedangkan Interval Training merupakan suatu
ditolak (Ha diterima) maka ada pengaruh latihan sistem latihan yang diselingi oleh interval-
Interval Training terhadap peningkatan daya interval berupa masa-masa istirahat misalnya
tahan di Komunitas Parkour and freerun lari istirahat-lari-istirahat dan seterusnya.
Pontianak Misalnya lari-istirahat-lari-istirahat-lari-
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa istirahat.
tidak ada perbedaan yang signifikan daya tahan Menurut penelitian Ilmiyanto, Fajar tahun
tubuh VO2 Max di Komunitas Parkour And 2017. Adapun hasil penelitiannya sebagai
Freerun Pontianak yang diberikan perlakukan berikut: Ada pengaruh yang signifikan latihan
latihan Fartlek maupun Interval Training , p = fartlek (speed play) terhadap peningkatan daya
0,721< 0,05 (Ha ditolak). tahan kardiovaskuler dan ada pengaruh yang
VO2 Max (volume oksigen maksimal) signifikan latihan continuous tempo running
adalah volume oksigen yang dapat digunakan terhadap peningkatan daya tahan
otot dalam proses sintesis cadangan energi kardiovaskuler, serta tidak ada perbedaan
aerobik dengan satuan mililiter oksigen per pengaruh yang signifikan antara metode latihan
kilogram berat badan dalam waktu satu menit. fartlek dan metode continuous tempo running
Wiarto (2013:13) juga menjelaskan bahwa, terhadap peningkatan daya tahan
VO2Max adalah jumlah oksigen yang kardiovaskuler.
digunakan oleh otot selama interval tertentu Menurut penelitian Muhammad Alfian
(biasanya 1 menit) untuk metabolisme sel dan (2016) yang berjudul Efektivitas Peningkatan
memproduksi energi, VO2 Max adalah volume VO2 Max Dengan Metode Kontinyu Dan Fartlek
maksimum oksigen yang dapat digunakan Pada Atlet Sekolah Sepakbola Matra Utama,
permenit. VO2 Max juga dapat dijjadikan data menunjukkan bahwa uji paired ttest, sig.2
sebagai indikator dari basarnya kapasitas tailed sebesar 0,000 < 0,05 terdapat perbedaan
sintesis cadangan energi aerobik seseorang. antara nilai sebelum perlakuan dengan setelah
Apabila seseorang memiliki kapasitas sintesis perlakuan.
cadangan energi aerobik yang besar maka orang Dalam proses latihannya ada kemiripan
tersebut akan lebih banyak menggunakan sistem antara metode latihan fartlek dan metode latihan
energi aerobik daripada sistem energi anaerobik interval training, yang membedakan adalah
dalam setiap aktivitasnya. fokus latihan. Metode latihan fartlek fokus pada
Dalam peningkatan VO2 Max banyak kombinasi sistem pembentukan energi untuk
metode latihan yang dapat dilakukan, meningkatkan kapasitas sintesis cadangan
diantaranya fartlek (speed play running), energi, sedangkan metode latihan interval

6
training fokus pada interval-interval kerja dalam kepeletihan olahraga. Dengan adanya penelitian
waktu tertentu yang disesuaikan dengan ini diharapkan pelatih dapat mengetahui metode
kebutuhan cabang olahraga tanpa harus latihan yang dapat meningkatkan daya tahan
mengkombinasikan sistem pembentukan energi kardiovaskuler secara efektif dan benar,
Menurut penelitian Hasil penelitian sehingga peningkatan prestasi dapat terlaksana
Muhammad Alfian Tahun 2016, sebagai sesuai tujuan. Bagi para akademisi di bidang
berikut: Data menunjukkan bahwa uji paired kepelatihan olahraga agar terus menggali
ttest, sig.2 tailed sebesar 0,000 < 0,05 terdapat pengetahuan tentang daya tahan kardiovaskuler
perbedaan antara nilai sebelum perlakuan mengingat sebagian besar cabang olahraga
dengan setelah perlakuan dan VO2max membutuhkan daya tahan kardiovaskuler. Oleh
kontinyu meningkat 15,9% (3) VO2max fartlek karena itu perlu di adakan pengembangan
meningkat sebesar 20,7%. Berdasarkan uji test mengenai komponen fisik tersebut pada daerah
2 peningkatan VO2 Max menggunakan metode penelitian yang lainnya. Pada penelitian yang
kontinyu meningkat sebesar 15,9% sedangkan sama di daerah baru diharapkan peneliti dapat
metode fartlek meningkat sebesar 20,7% meminimalisir keterbatasan penelitian yang
sehingga metode fartlek lebih efektif dapat mempengaruhi hasil penelitian, peneliti
dibandingkan dengan metode continuous juga diharapkan lebih tajam dalam mengontrol
running. aktifitas dan kedisiplinan sampel penelitian
Interval training merupakan latihan untuk sehingga penelitian dapat terlaksana sesuai
mengembangkan daya tahan Karena itu, jarak tujuan dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi
yang ditempuh biasanya jauh pelarinya tidak
terlalu cepat (slow pace). Interval training SIMPULAN DAN SARAN
adalah suatu sistem latihan yang diselingi Simpulan
interval-intervalyang berupa masa istirahat. Berdasarkan tujuan penelitian dapat
Misalnya lari –istirahat –lari lagi –istrahat lagi disimpulkan sebagai berikut: (1) Ada pengaruh
dan seterusnya. Dengan interval training akan latihan Fartlek terhadap peningkatan daya tahan
meningkatkan kemampuan peredaran darah dan di Komunitas Parkour And Freerun Pontianak,
paru - paru beserta sistem pernafasannya, atau dengan nilai ρ = 0,012 < 0.05 maka Ho ditolak
yang sering disebut cardiovascular respiration. dan Ha diterma. (2) Ada pengaruh latihan
(Noveriyanto, 2012:3). Interval Training terhadap peningkatan daya
Perbedaan jenis kelamin dapat tahan di Komunitas Parkour And Freerun
mempengaruhi peningkatan VO2 Max. Otot Pontianak, dengan nila ρ = 0.017 < 0.05 maha
terdiri dari sel aktif yang mampu menggunakan HO ditolak dan Ha diterima. (3) Tidak ada
oksigen dalam jumlah besar, sedangkan lemak perbedaan pengaruh antara latihan fartlek dan
merupakan sel pasif yang tidak dapat interval training terhadap peningkatan daya
menggunakan oksigen. Komposisi tubuh laki- tahan di Komunitas Parkour And Freerun
laki memiliki kandungan lemak yang lebih Pontianak, dengan nilai ρ = 0.712 > 0.05 maka
rendah daripada perempuan, dan komposisi Ha ditolak dan HO diterima.
tubuh perempuan memiliki massa otot yang
lebih sedikit dibandingkan laki-laki. Sehingga Saran
VO2 Max laki-laki pada umumnya lebih tinggi Berdasarkan pada hasil penelitian dan
daripada perempuan. kesimpulan penelitian di atas, maka saran dapat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) Metode
bermanfaat bagi para praktisi dan akademisi di pengembangan latihan Fartlek maupun Interval
bidang kepelatihan olahraga sebagai bahan Training dapat digunakan sebagai salah satu
pustaka dalam mengembangkan ilmu program latihan yang efektif dan efisien untuk

7
meningkatkan daya tahan. Dengan catatan Sepanjang Hayat . Dirjen Pendidikan
latihan harus terprogram secara sistemstis, Dasar dan Menengah Dirjen OR. Jakarta
teratur, dan disiplin. (2) Karena dalam penelitian Noveriyanto. (2012). Pengaruh Interval
ini tidak dapat membuktikan perbedaan yang Training Terhadap VO2 Max Pada
signifikan antara latihan Fartlek dan Interval Mahasiswa Semester I Program Studi
Training, maka peneliti lebih menyarankan Penjaskesrek. Skripsi tidak diterbitkan.
untuk menambah volume dan intensitas latihan Gorontalo: Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan
diluar program latihan yang dibuat peneliti. (3) dan Keolahragaan Universitas Negeri
Bagi peneliti lain yang tertarik melakukan Gorontalo.
penelitian yang sejenis dapat menjadikan hasil Siswanto. (2014). Pelatihan Fisik Seimbang
penelitian ini sebagai bahan referensi dan Meningkatkan Aktivitas Stem Cell
diharapkan untuk dapat membandingkan Endogen Untuk Anti Penuaan. Jurnal
metode latihan yang lain, serta membandingkan Olahraga dan Fitnes
sample berdasarkan jenis kelamin dan usia Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
untuk meningkatkan kemampuan daya tahan Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
agar diperoleh informasi yang semakin tepat Kualitatif dan R&D. Penerbit CV.
terkait bentuk latihan yang paling efektif untuk Alfabeta: Bandung.
meningkatkan kemampuan daya tahan. Widiastuti. (2015). Tes Dan Pengukuran
Olahraga. Jakarta : PT. Rajagrafindo
DAFTAR RUJUKAN Persada. Cetakan ke-1
Alfian. (2016).“Efektivitas Peningkatan Giri. (2013). Fisiologi dan Olahraga.
Vo2max Dengan Metode Kontinyu Dan Yogyakarta : Graha Ilmu
Fartlek Pada Atlet Sekolah Sepakbola Sukadiyanto & Muluk, Dangsina. (2011).
Matra Utama”, (Jurnal Skripsi) Fakultas Melatih Fisik. Bandung : Lubuk Agung
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Yogyakarta
Harsono. (2001). Coaching dan Aspek-Aspek
Psikologis Dalam Coaching. Jakarta CV.
Kurnia
_______.(2001). Latihan Kondisi Fisik. Jakarta
CV. Kurnia
Ilmiyanto. (2017). Berjudul “Perbedaan
Pengaruh antara Metode Latihan Fartlek
dan Metode Latihan Continuous Tempo
Running Terhadap Daya Tahan
Kardiovaskuler Peserta Latihan Lari
Jarak Jauh di Klub JO. Runner Kota
Malang” . Terdapat dalam
http://journal2.um.ac.id/index.php/jko
Kaswari. (2008). Asas Dan Falsafah Penjas.
Departemen Pendidikan Nsional
Universitas Tanjungpur Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan Program S1
PENJASKES. Pontianak
Lutan, dkk. (2002). Pendidikan Kebugaran
Jasmani: Orientasi Pembinaan Di

8
2

Anda mungkin juga menyukai