Kas merupakam aktiva/asset perusahaan yang paling likuid dan paling rentan terjadi penyelewangan , penipuan, dan pencurian (slamet sugiri, 2009 ; 1) Kas adalah alat pertukaran/pembayaran. Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi asset disebut sebagai kas yaitu : a. harus siap digunakan setiap saat untuk melakukan pembayaran b. harus bebas dari ikatan-ikatan apapun yang membatasi penggunaanya untuk melunasi kewajiban. (Slamet Sugiri, 2009: 4). Kas dapat disebut juga sebagai aktiva likuid (cair), karena sifatnya yang likuid maka kas harus dilindungi dari kecurangan dan pencurian dengan prosedur-prosedur pengendalian untuk kas. (Haryono, 2005 : 3). B. SIFAT SIKLUS KAS Saldo kas dihasilkan dari pengaruh kumulatif kelima siklus transaksi yang telah di bahas sebelumnya. dari kelima siklus Tersebut adalah : 1. Siklus pendapatan 2. Siklus pengeluaran 3. Siklus pendanaan 4. Siklus investasi 5. Siklus jasa personalia C. TUJUAN AUDIT SALDO KAS Tujuan saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-masing asersi sighnifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo kas. Tujuan Audit ditantukan atas lima asersi lapran yang dinyatakan oleh manajemen yaitu asersi keberadaan, asersi kelengkapan, asersi hak & kewajiban, asersi penilaian dan pengalokasian, asersi pelaporan dan pengungkapan. a. Asersi Keberadaan dan Keterjadian saldo kas tercatat benar-benar ada pada tanggal neraca b. Asersi Kelengkapan Saldo kas meliputi pengaruh semua transaksi kas yang terjadi transfer kas antar bank pada akbir tahun, telah dicatat pada periode yang tepat. c. Asersi hak dan kewajiban klien mempunyai legal atas seluruh saldo kas yang tampak pada tanggal neraca. d. Asersi pelaporan dan pengungkapan saldo kas telah diidentifikasi dan dikelompokkan dengan tepat dalam neraca identifikasi dan pengungkapan yang tepat dan memadai telaj dilakukan sehubungan dengan adanya pembatasan penggunaan kas tertantu. kewajiban kotijensi, compensating balances, dan lines of credit dengan bank telah diungkapkan secara memadai. D. MATERIALITAS , RESIKO DAN STRATEGI AUDIT Tingkat volume transaksi menyebabkan tingginya resiko bawan siklus kas. Ada beberapa factor yang menyebabkan resiko bawan siklus kas, antara lain : a. Tingginya potensi salah saji akibat volume transaksi yng tinggi b. Sifat kas (paling liquit da sangat diminati) c. Kesempatan manipulasi dalam bentuk kitting maupun window dressing. Tingginya resiko bawaan siklus ini menyebabkan banyaknya perusahaan memprioritaskan atau memperluas struktur pengendalian intern siklus kas untuk mencengah dan mendeteksi salah saji. E. PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTER Pemahaman struktur pengendalian itern siklus kas adalah pertimbangan lingkungan pengendalian, informasi dan komunikasi (system akuntansi), penafsiran resiko pemantauan dan aktivitas pengendalian. a. Lingkungan pengendalian Titik tolak pemahaman struktur pengendalian intern siklus kas adalah pemahaman lingkungan . pengendalian atas kas , pemahaman dapat diperoleh melalui : 1. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen. 2. Mempelajari bagan organisasi 3. Menelaah deskripsi tugas b. Penafsiran resiko Penaksiran risiko entitas untuk tujuan pelaporan keuangan merupakan pengidentifikasian, analisis, dan pengelolaan risiko yang relavan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum diindonesia. karena kas merupakan aktiva yang paling likuid, maka manajemen perusahaan harus benar – benar mempertimbangkan fungsi – fungsi yang terlibat dalam siklus kas. c. Informasi dan komunikasi (system akuntansi) Akuntansi harus memahami kompetensi personil akuntansi dan bagian EDP yang bertanggung jawab atas pengolahan transaksi kas. Jadi kaitan nya dengan informasi dan komunikasi ini dalam siklus kas, sistem informasi mencakup metode dan catatan yang digunakan untuk : 1. Mengidentifikasi dan mencatatan semua transaksi yang terkait dengan sikklus kas secara kas. 2. Menjelaskan pada saat yang tepat transaksi dalam siklus kas secara cukup rinci dan memungkinkan adanya penggolongan masing – masing transaksi itu untuk pelaporan keuangan. 3. Mengukur nilai transaksi dari siklus kas dengan tepat. 4. Menyajikan transaksi dari siklus kas dengan semestinya dan pengungkapan yang berkaitan dalam laporan keuangan. d. Aktivitas pengendalian Aktivitas pengendalian yang relavan dengan audit atas transaksi dalam sikls kas dapat digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan : 1. Review kinerja 2. Pengolahan informasi 3. Pengendalian fisik Pemisahan tugas e. Dokumendan catatan Dokumen dan pencatatan yang dipakai meliputi : 1. Bukti kas masuk 2. Surat pemberitahuan 3. Dftar surt pemberitahun 4. Bukti setoran 5. Bukti kas keluar 6. Permintaan pengeluaran kas kecil 7. Bukti pengeluaran kas kecil 8. Permintaan pengisin kembali kas kecil
F. FUNGSI-FUNGSI YANG TERKAIT
Fungsi yang terkait adalah : 1. Fungsi pencatatan piutang 2. Fungsi penerimaan piutang 3. Fungsi penyimpan kas 4. Fungsi pembuat bukti kas keluar 5. Fungsi penyimpan dana kas kecil 6. Fungsi akuntansi biaya 7. Fungsi akuntansi keuangan 8. Fungsi pemeriksa intern G. PENGUJIAN PENGENDALIAN SIKLUS KAS a. Ambil sampel bukti kas masuk Untuk memperoleh keyakinan mengenai adanya unsure pengendalin intern dalam peneriman kas, akuntan mengambil sampel bukti kas masuk yang disimpan di dalam arsip dijurnal , buku besar daan laporan bukti kas masuk diperiksa : 1. Otorisasi yang tercantum didalamnya 2. Surat pemberitahuan dari debitur yang melampiri 3. Jumlah kas yang diterima menurut bukti kas msuk dengan daftar surat pemberitahuan dan bukti setor bank yang bersngkutan 4. Pencatatanny kedalam kartu piutang dan jurnal penerimaan kas. b. Ambil sampel bukti kas keluar yang telah dibayar Prosedur pemeriksaan ini telah dilaksanakan oleh akuntan pada pengujian kepatuhan terhadap siklus pembelian. Bukti kas keluar diperiksa mengenai : 1. Otorisasi yang tercantum didalamnya 2. Nomor urut tercetaknya dan pertanggung jawaban pemakaian nomor urut tersebut 3. Kelengkapan dokumen pendukungnya 4. Otorisasi yang tercantum didalam dokumen pendukungnya 5. Cap lunas yang dububuhi pada dokumen pendukungnya 6. Pencatatanya kedalam register cek 7. Pencatatannya kedalam buku pembantu yang bersangkutan 8. Kesesuaian dengan jumlah cek yang tercantum didalam rekening Koran.
c. Ambil berita secara perhitungan kas
Praktik yang sehat mengharuskan dilakukannya perhitungan secara periodic kas yang ada ditangan dan pencocokan jumlah kas hasil perhitungan tersebut dalam catatan akuntansi kas. H. PENGUJIAN SUBTANTIF SALDO KAS Pengujian yang dilakukan pada atau deket dengan tanggal neraca antara lain : 1. Perhitungan kas ditangan 2. Pisah batas penerimaan kas 3. Pisah batas pengeluaran kas a. Prosedur inisial Prosedur pengujian ini merupakann titik awal pengujian subtantif siklus kas b. Penerapan prosedur analitis Saldo kas dipengaruhi secara signifikan oleh manajemen melalui strategi dn keputusan pembiayaan perusahaan. c. Pengujian detail transaksi • Melakukan pengujian pisah batas kas siklus pengeluaran. • Melakukan pengujian pisah batas penerimaan kas • Mengusut transfer bank • Menyimpan proof of cash (pembektian kas) Proof of cash mempuyai sedikit perbedan dengan rekonsiliasi bank. proof of cash merupakan rekonsiliasi simulatan atas berbgai trnsaksi dan saldo bank dengan data akuntansi yang terkait untuk sutu periode tertentu. Misalnya satu bulan pembuktian kas merupakan rekonsiliasi secara simultan tanransaksi bank dan saldo yang berkaitan dengan data-data pembukuan selama waktu tertentu. Langkah-langkah dalam pengujian pembuktian kas adalah : 1. Mendapatkan data- data dari bank 2. Mendapatkan data saldo awal dan saldo akhir data-data yang direkonsilisi 3. Menentukan dta rekonsiliasi d. Pengujian detai saldo - Perhitungan kas yang disimpan dalam perusahaan Memungkinkan auditor untuk mengetahui keberadaan kas tersebut . Dalam melaksanakan prosedur ini, auditor harus : 1. Mengendalikan seluruh kas yang dimiliki atau disimpan perusahaan klien , sampai seluruh penghitungan selesai dilaksanakan 2. Auditor harus memastikan bahwa fungsi penyimpanan kas tidak turut campur dalam penghitungan kas. 3. Auditor harus meminta tanda tangan dari fungsi penyimpanan kas sebagai bukti bahwa seluruh kas telah dikembalikan pada perusahaan 4. Auditor harus memastikan bahwa seluruh cek yang belum dicairkan oleh perusahaan 5. Apabila perusahaan memiliki beberapa tempat penyimpanan uang atau kas dalam perusahaan, beberapa auditor sebaiknya diterjunkan untuk melaksanakan perhitungan pada waktu yang bersamaan diberbagai tempat tersedia. - Konfirmasi Saldo Deposit Dan Saldo Pinjaman Di Bank Konfirmasi dikirim kesemua bank meski saldo deposit klien dibank tersebut adalah nol. Hal ini dilakukan meskipun rekening dibank tersebut bersaldo nol menurut catatan perusahaan. Prosedur pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, serta asersi penilaian atau pengalokasian. - Melakukan Scanning,Menelaah, atau Membuat Rekonsiliasi Bank Prosedur ini dapat dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut : 1. Membandingkan saldo akhir rekening bank dengan saldo yang ada dalam laporan bank. 2. Memverifikasi validitas deposit in transit dan check yang masih beredar. 3. Melakukan verifikasi matematis untuk menguji keakuratan rekonsiliasi. 4. Menelusuri data – data yang ada didalam rekonsiliasi. 5. Menyelidiki data – data cek beredar yang lama tidak dicairkan dan data – data yang nampak tidak biasa. e. Penyajian dan pengungkapan - Membandingkan Penyajian Laporan keuangan dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum. Prosedur ini dilakukan untuk memastikan bahwa : 1. Kas dibank telah diidentifikasi dan dikelompokan secara tepat dalam neraca sebagai aset lancar. 2. Dana kas yang disisihkan untuk melunasi utang obligasi ( bond sinking fund ) telah diidentifikasi dan dikelompokan scara tepat dalam neraca sebagai investasi jangka 3. Identifikasi dan pengungkapan yang tepat dan memadai telah dilakukan sehubungan dengan adanya kewajiban kontinjensi ( belum pasti ), compensating balances, dan lines of credit dengan bank. Pengujian ini berkaitan dengan asersei pelaporan dan pengungkapan. Auditor dapat menentukan ketepatan penyajian dengan cara : a. Penelaahan atas draft laporan keuangan klien b. Bukti yang dihimpun dari pengujian substantif sebelumnya c. Penelaahan atas notulen rapat pertemuan dewan komisaris d. Mengajukan pertanyaan pada manajemen untuk membuktikan adanya pembatasan dana kas. Pengujian ini berkaitan erat dengan siklus penyajian dan pengungkapan. I. PENGUJIAN UNTUK MENDETEKSI LAPPING Pengujian untuk mendeteksi lapping hanya perlu dilakukan apabila resiko pengendalian transaksi peneriman kas adalah tinggi . Prosedur yang dapat dilakukan untuk mendeteksi lapping antara lain : a. Konfirmasi piutang dagang b. Melakukan perhitungan kas secara mendadak c. Membandingkan detail penjurnalan penerimaan kas dengan detail slip deposit ( setoran kebank ) harian yang terkait. J. PENGAUDITAN DANA KAS KECIL Pengendalian yang dapat diterapkan untuk dana kas kecil, antara lain : a. Dana dijaga dan dikelola pada tingkat jumlah yang tetap b. Dana kas kecil hanya dipegang oleh satu orang. c. Kas dana tersebut dikunci dan disimpan dalam kotak yang aman meski tidak terpakai d. Pengeluaran kas hanya diijinkan untuk jumlah yang relatif kecil e. Adanya nota atau dokumen bernomor urut tercetak yang harus mendukung setiap pembayaran f. Dana kas kecil tidak dicampur penggunaan dan penyimpanan dengan dana untuk kegiatan lainnya g. Penggantian atau pengisian kembali dana harus berdasarkan receipts (kuitansi) yang bernomor urut tercetak, dan menelaah dokumen pendukungnya h. Apabila telah dibayarkan, setiap dokumen pendukung harus distempel (dicap) lunas (paid) untuk mencegah pemakaian kembali dokumen tersebut agar memperoleh penggantin kembali. Pengujian pengendalian meliputi : a. Penelaahan terhadap dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas kecil. b. Penggunaan dokumen bernomor urut tercetak c. Penentuan bahwa cek yang diberikan untuk mengisi kembali dana kas kecil adalah tepat jumlahnya sesuai dengan dana kas kecil yang terpakai