Anda di halaman 1dari 5

8

Jika Lelaki BUAYA DARAT dan Wanita RACUN DUNIA

Telinga ini sempat terusik oleh lagu yang menyebut istilah lelaki buaya darat
dan wanita racun dunia. Istilah ini seakan mencerminkan lelaki dan wanita yang tidak
pernah akur. Lagu-lagu tersebut berhasil menghipnotis masyarakat, khususnya
kalangan remaja.
Kalau memang lelaki diibaratkan dengan buaya, apa yang salah dengan buaya?
Apakah karena wajahnya yang kurang cute dan jauh dari kesan romantis hingga
dijadikan simbol ketidaksetiaan? Toh, resepsi pernikahan yang mengusung tradisi
Betawi atau Jakarta tak lengkap tanpa adanya roti buaya.
Konon, buaya merupakan salah satu reptil yang mampu bertahan hidup 70-130
tahun. Pantang bagi binatang satu ini kawin lebih dari tiga kali dengan gonta-ganti
pasangan. Pantaslah buaya dijadikan lambang monogami. Ia tak akan cari pasangan
lain sebelum pasangannya itu menutup usia dan keduanya bersama-sama membangun
sarang di bibir sungai.
Nah, di sinilah perlu evaluasi, mengapa bukan kucing atau kambing saja yang
menjadi ikon ketidaksetiaan dalam berikrar kata setia? Cukuplah kita maklumi
bahwa mereka itu hanya binatang yang terbatas pada naluri dan nafsu, bukan akal.
Begitupun manusia, jika sudah tak memahami situasi dan kondisi guna melampiaskan
nafsu, dia tak ada bedanya dengan binatang.
Lelaki pun seakan tak mau kalah membalas kata buaya darat dengan istilah
wanita racun dunia. Ini yang lebih lucu, sudah tahu wanita itu racun dunia, tapi
anehnya banyak kaum Adam yang rela merengguk racunnya. Ingatkah bagaimana
seorang Bill Clinton, mantan Presiden Amerika, harus kehilangan reputasi dan
prestasinya karena seorang karyawan magang di Gedung Putih bernama Monica
Lewinsky. Wanita 22 tahun ini akhirnya mempermalukan Bill Clinton dengan bukti
rekaman percakapn Lewinsky kepada sahabatnya di Pentagon. Sebelumnya, Thomas
Jefferson, Presiden Amerika ke-3, dituduh menjadikan seorang budak bernama
Sally Hemings sebagai selirnya.
Begitu juga dengan wanita yang kecewa, tapi rela menyerahkan diri dan masuk
ke lubang buaya untuk menjadi santapannya. Bagi lelaki dan wanita yang sudah
tergores hatinya, meninggalkan cerita masa lalu yang kelam untuk memulai hubungan
baru menjadi trauma tersendiri baginya. Semua predikat ini mengisahkan
kekecewaan yang mendalam saat pasangannya melanggar komitmen yang sudah
disepakati.

Wanita Idaman
Di negeri Tirai Bambu, jumlah penduduk menjadi ancaman tersendiri. Program
keluarga berencana dipaksakan demi menekan laju pertumbuhan penduduk yang
amat besar di negeri ini. Tingkat aborsi meningkat setiap tahunnya. Untuk itulah
para ibu muda lebih memilih melahirkan anak laki-laki dibandingkan dengan
perempuan yang kelak menjadi pionir meningkatnya jumlah penduduk.
Efek yang timbul, pria di Cina merasa sulit mencari pasangan hidup mengingat
jumlah kaum Adam lebih banyak dibandingkan dengan kaum Hawa. Merasa menjadi
kaum minoritas dan dibutuhkan, wanita Cina enggan menikah dengan pria miskin. Ini
dibuktikan oleh survei salah satu jejaring dan situs perjodohan terbesar di Cina,
baihe.com. Inilah potret singkat wanita di Negeri Panda.
Wanita memiliki peranan penting dalam suatu negara. Semakin baik wanitanya,
semakin baik pula dampak yang ditimbulkan. Dari rahimnya akan lahir satu generasi
penerus cita-cita keluarga dan orang banyak. Wanita akan dipandang negatif jika
tidak mampu menempatkan diri dalam kodratnya.
Wanita karier kini menjadi satu cita-cita. Betapa khawatirnya seorang suami
saat istrinya begitu giat dengan usaha dan bisnis yang dibangunnya. Kepanikan itu
muncul karena rutinitasnya akan mengganggu tugasnya sebagai ibu rumah tangga.
Kapan waktu untuk mengurus anak dan suami?
Pada prinsipnya Islam tidak melarang wanita untuk berkecimpung dalam dunia
kerja selama wanita tetap berjalan sesuai kodratnya.
Di sinilah tantangan wanita untuk mampu memosisikan diri sewajarnya,
mencegah hal-hal yang dapat mengundang keburukan dengan menjaga pembicaraan,
juga berpakaian yang mampu menjaga kehormatan diri dan agama. Boleh tampil
modis, tetapi harus memahami batasan aurat yang tidak seharusnya ditampakkan
serta dapat mengundang tatapan yang liar.
Sahabat wanita, jangan sampai aktivitasmu yang begitu padat membantu letih
sehingga kamu kehilangan sisi kelembutanmu sebagai seorang istri, ibu dari anak-
anakmu. Dan janganlah penghasilanmu yang melebihi penghasilan suamimu
membuatmu lalai dari menghormatinya. Bagaimanapun, dia tetap imam yang akan
mengantarkanmu ke surga. Dan uang yang kamu peroleh bukanlah segalanya. Belaian
lembut ketulusannya mendidik buah hati cukup menenangkan batinnya melebihi
materi yang kamu berikan.
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-
pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir. (QS Ar-Rum [30]: 21)
Firman Allah tersebut memberikan isyarat penting sekaligus jawaban hakikat
kehadiran seorang istri bagi suaminya. Sebagaimana Allah menciptakan Hawa untuk
menemani kesepian Nabi Adam a.s., mengantarkan ketentraman, cinta kasih, dan
sayang yang menghiasi sepanjang hidup kita. Boleh saja ikut membantu suami dalam
menopang kebutuhan rumah tangga, tetapi jangan lupakan kodrat dan fitrah sebagai
seorang istri.
Wanita bukan hanya sebagai istri bagi suami, tetapi juga ibu bagi anak-
anaknya. Dari rahim wanitalah, harapan itu tumbuh serta menjadi tolok ukur
keberhasilan sebuah bangsa.
Sebelum seorang guru mengajarkan berbagai aksara, ibulah yang pertama kali
mengajari bagaimana cara berbicara walau usia anak terbata-bata. Begitu sabarnya
ia mengajari agar buah hatinya dapat berjalan. Ketika anaknya terjatuh, ibu pun
khawatir jika ada yang terluka.
Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah.
(QS Luqman [31]: 14)
Tampak sudah bagaimana mulianya seorang wanita. Kepadanya masih pantaskah
gelar racun dunia disandangkan? Namun, kemuliaan itu akan sirna jika wanita tak
mampu menjaga kodratnya.
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Neraka
diperlihatkan kepadaku. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita.
Lalu, surga diperlihatkan kepadaku dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah
orang-orang fakir” (HR Ahmad).
Dalam riwayat lain, Rasulullah Saw. bersabda, “Aku melihat ke dalam surga dan
aku melihat kebanyakan penduduknya adalah orang-orang fakir. Aku melihat ke
dalam neraka dan aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita” (HR Al-
Bukhari dan Muslim).
Apa yang menyebabkan mereka menjadi bahan bakar api neraka? Rasul Saw.
pun menjawab. “...dan wanita-wanita yang berpakaian, tetapi hakikatnya mereka
telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari
ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti punuk
unta. Mereka tidak masuk surga dan tidak mendapatkan wangi surga padahal
wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR Muslim dan
Ahmad)
Ya, auratlah yang menjadi masalah utama. Aurat bukan sebatas anggota tubuh
yang tak layak diperlihatkan kepada khalayak umum, tetapi tentang kehormatan
seorang wanita.

Merpati Tak Sesetia Buaya


Lelaki harus menyadari bahwa wanita bukan aksesoris rumah tangga dan
pelengkap semata, tetapi amanah berharga yang harus dimuliakan dan dihormati.
Lelaki tak ada artinya tanpa seorang wanita. Begitu juga seorang wanita sangat
mendambakan kehadiran seorang laki-laki. Kekayaan, kecantikan, dan materi bukan
tujuan yang mendasari terjalinnya komitmen. Menerima kekurangan satu dengan
yang lainlah yang mampu memperteguh keyakinan untuk melangkah mengarungi
bahtera rumah tangga dalam ikrar sehidup semati.
Komitmen yang dijadikan bukan hanya sebatas merpati yang tak ingkar janji.
Meskipun kenyataannya merpati akan mencari pasangan lain saat jauh dari
sangkarnya. Saat kecewa terhadap partner hidup kita, lidah dan hati begitu ringan
berucap sumpah serapah. Memberi gelar seenak bibir bicara. Anggapan racun dunia
dan buaya darat tak seharusnya ada.
Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah
Maha Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui . (QS Al-Baqarah [2]: 216)
Simak Hadis Qudsi yang sering kita baca dan dengar ini,
“Sesungguhnya Allah berfirman. ‘Aku sebagaimana prasangka hamba-Ku
kepada-Ku. Aku bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku.” (HR At-Tirmidzi)
Dua landasan ini rasanya cukup untuk menenangkan hati saat orang yang kita harap
menjadi dermaga terakhir, ternyata tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Kita
tidak mengetahui apa yang menjadi rahasia hidup ini. Jangan menyesali rencana yang
memang tak seindah kenyataan. Justru terpaan kegagalan inilah yang membuat kita
mampu tegar. Pandanglah segala bentuk keperihan dan kepedihan hidup dari sisi
indahnya. Jiwa harus lebih besar daripada masalah yang kita hadapi.

Anda mungkin juga menyukai