Di Milan, Italia, ada Pasar Ex dan the City yang khusus menampung dan menjual
barang-barang bekas pemberian mantan kekasih. Seorang Annabel Acton mampu
menggarap lahan bisnis baru dengan menjual barang-barang pemberian sang mantan.
Usaha yang dirintisnya ini terinspirasi dari kebiasaan remaja membakar barang-
barang peninggalan sang mantan dengan harapan ingin segera melupakan segala
kenangan bersamanya.
Berbagai cara orang mengatasi patah hati, ada yang memilih mengakhiri hidup
dengan meminum racun serangga atau mengonsumsi zat adiktif untuk melupakan
kesedihan. Namun setelah sadar, bayangan dan cerita duka tetap saja menghantui
setiap langkah hidupnya. Pergi ke tempat hiburan dan rela menghabiskan uang hanya
demi menghilangkan bayangan si dia yang terus berlangsung.
Ini semua karena niat serta proses perjalanan cinta yang salah kaprah. Mulai
cara kita memandang cinta, menjaga pandangan mata, mengorbankan sesuatu yang
memang tak pantas kita korbankan, sampai pada rasa menghamba selain kepada-Nya.
Kita lebih memilih memuja dia yang wujudnya tampak jelas terlihat dibandingkan
dengan Tuhan yang keberadaan-Nya terkadang tidak pernah kita anggap. Tetapi
saat kesedihan datang, barulah kita merasa perlu mengingat-Nya kembali.
Sahabat, jangan biarkan kemurnian cinta yang menjadi anugerah-Nya, kita
nodai dengan buruknya niat yang merusak keimanan.
Kenali Dia sebelum kita terjebak mengenal dia yang cintanya hanya sesaat.
Jangan salahkan takdir. Jangan pula menghujat langit. Berprasangka baiklah kepada
Allah karena Dialah sebenar-benarnya tempat kita bersandar. Saat keresahan
mendera, pelukan-Nya yang hangat masih dapat kita rasakan.