Anda di halaman 1dari 13

3.

5 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode regresi dimana varibel bebasnya hanya variabel dummy atau

yang sifatnya kualitatif dan disebut model Analysis of Variance,

(Nachrowi, 2002). Metode regresi yang digunakan adalah model

ordinary least square (OLS). Model OLS dapat digunakan dalam

penelitian ini dikarenakan yang menjadi variabel dummy hanyalah

variabel independent atau variabel bebas, (Winarno, 2007). Dalam

model ini sebagai variabel tidak bebas yaitu penerimaan nelayan usaha

perikanan laut (Ynupi) dan yang menjadi variabel bebas yaitu teknologi

penangkapan ikan (Tpi) dan Tingkat pendidikan nelayan (En).

Persamaan (3.1) menunjukkan model yang digunakan untuk

menganalisis faktor yang mempengaruhi penerimaan usaha perikanan

laut nelayan Kecamatan ASOSOIIII Kota ASOIIIII.

Ynupi = f ( Tpi, En) . . . . . . . . . . . . . (3.1)

dimana,

Ynupi = Penerimaan

Tpi = Teknologi penangkapan ikan

En = Tingkat pendidikan nelayan

Persamaan (3.1) yang menunjukkan persamaan fungsi yang

menganalisis faktor yang mempengaruhi penerimaan usaha perikanan


laut nelayan Kecamatan ASOSOIIII Kota ASOIIIII di bentuk kedalam

persamaan ekonometrik menjadi persamaan (3.2) sebagai berikut.

Ynupi = β0 + β1D1 + β2D2 + e . . . . . . . . . . . (3.1)

dimana,

Ynupi = Penerimaan

D1 = Teknologi penangkapan ikan (Tpi)

D=1 ; jaring

D=0 ; (bukan jaring : pancing)

D2 = Tingkat pendidikan nelayan (En)

D=1 ; Tamatan SMA

D=0 ; (bukan tamatan SMA, hanya sampai SMP)

β0 = intercept atau kostanta

e = disturbance error

Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa jika β 1 dan β2 ≠ 0,

(β1 dan β2 tidak sama dengan nol) maka dikatakan terdapat perbedaan

penerimaan rata-rata antara responden (nelayan) yang menggunakan

alat jaring dengan yang bukan jaring (pancing), dan yang tingkat

pendidikan tamatan SMA dengan yang hanya sampai tamat SMP.


4.2 Hasil Regresi Model Penerimaan Nelayan Usaha Perikanan

Laut

Model Penerimaan usaha perikanan laut nelayan Kecamatan

ASOSOIIII Kota ASOIIIII yang digunakan dalam penelitian ini menjadikan

variabel penerimaan sebagai variabel tidak bebas. Variabel teknologi

penangkapan ikan (Tpi) dan Variabel tingkat pendidikan nelayan (En)

dijadikan sebagai variabel bebas dengan menggunakan Model Regresi

Berganda. Estimasi dilakukan dengan metode Ordinary Least Square.

Dalam model ini Variabel teknologi penangkapan ikan (Tpi) dijadikan

varibel dummy (D1) dimana D1 = 1 jika menggunakan jaring ; D 1 = 0 jika

tidak menggunakan jaring yaitu menggunakan pancing. Begitu juga

dengan Variabel tingkat pendidikan nelayan (En) dijadikan varibel

dummy (D2) dimana D1 = 1 jika nelayan tamatan SMA ; D 2 = 0 jika tidak

nelayan hanya sampai tamatan SMP. Model tersebut dengan hasil

estimasinya sebagai berikut :

4.3.1 Hasil Regresi Model

Berikut ini dapat dilihat hasil output regresi model penerimaan

usaha perikanan laut nelayan Kecamatan ASOSOIIII Kota ASOIIIII.

Ynupi = 454545.5 + 765454.5 D1 + 530000 D2 . . . (4.1)

tstat (4.899) (5.691) (3.144)


R2 = 0.75

Fstat = 34.681

dimana,

Ynupi = penerimaan nelayan usaha perikanan laut

D1 = teknologi penangkapan ikan

D2 = tingkat pendidikan nelayan

Angka dalam kurung menunjukkan nilai t stat yang diperoleh dari hasil

regresi yang dilakukan. Pengujian statistik yang dilakukan adalah uji t

untuk menguji pengaruh dari variabel bebas secara parsial terhadap

variabel tak bebas, uji F untuk menguji tingkat signifikansi dari R 2 dan

melihat pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap

variabel tak bebas.

 Pengujian Statistik

 Uji tstat

Dari hasil perhitungan yang telah diperoleh dilakukan pengujian t stat

untuk mengetahui bagaimana pengaruh tiap-tiap variabel bebas secara

parsial terhadap Penerimaan usaha perikanan laut nelayan Kecamatan

ASOSOIIII Kota ASOIIIII. Hipotesis dari uji ini adalah sebagai berikut,

Ho : 1, 2 = 0, variabel bebas tidak mempengaruhi variabel tak bebas


Hi : 1, 2 ≠ 0, variabel bebas mempengaruhi variabel tak bebas
Dengan menguji dua arah dalam tingkat signifikansi (Confidence Level

atau CL) dan derajat kebebasan (degree of freedom) = (/2, n-k), dimana

 menunjukkan tingkat kepercayaan analisis, n menunjukkan jumlah

observasi, dan k menunjukkan jumlah parameter termasuk konstanta,

hasil pengujian akan menghasilkan dua kesimpulan menurut hipotesis di

atas:

Bila -ttabel < thitung < ttabel maka Ho tidak ditolak dan menolak Hi

Berarti variabel bebas secara individual tidak berpengaruh

terhadap variabel tak bebas

Jika thitung > ttabel dan thitung < -ttabel maka Ho ditolak dan Hi tidak

ditolak

Berarti variabel bebas secara individual berpengaruh terhadap

variabel dependen
1. Variabel D1 (Teknologi Penangkapan Ikan)

Dari hasil estimasi model pendapatan usaha perikanan laut, maka

diperoleh nilai tstat untuk variabel Teknologi Penangkapan Ikan yaitu

sebesar 5,691

Ho ditolak Ho tidak ditolak Ho ditolak

-2,500 2,500 5,691

Apabila dibandingkan dengan nilai t tabel, maka dapat dilihat bahwa nilai

thitung variabel ini lebih besar dari batas kanan t-tabelnya dengan

ketentuan df(/2, n-k) 0,005;23 = 2,500, maka dapat disimpulkan bahwa

variabel Teknologi Penangkapan Ikan mempengaruhi variabel

penerimaan usaha perikanan laut secara signifikan pada tingkat

kepercayaan 99%.
2. Variabel D2 (Tingkat Pendidikan Nelayan)

Dari hasil estimasi model penerimaan usaha penangkapan ikan,

maka diperoleh nilai tstat untuk variabel tingkat pendidikan nelayan yaitu

sebesar 3,144

Ho ditolak Ho tidak ditolak Ho ditolak

-2,500 2,500 3,144

Apabila dibandingkan dengan nilai t tabel, maka dapat dilihat bahwa nilai

thitung variabel ini lebih besar dari batas kanan t tabelnya dengan ketentuan

df(/2, n-k) 0,005;23 = 2.500, maka dapat disimpulkan bahwa variabel

Teknologi Penangkapan Ikan mempengaruhi variabel penerimaan

usaha penangkapan ikan laut secara signifikan pada tingkat

kepercayaan 99%.
 Uji Fstat

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel

independen dalam persamaan regresi tersebut mempengaruhi variabel

dependen secara bersamaan dengan tingkat signifikansi tertentu.

Hipotesis dari uji ini adalah sebagai berikut,

Ho :  1,  2  0

(tidak ada pengaruh yang berarti antara variabel independen


terhadap variabel dependen)

Ha :  1,  2  0

(ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen)

Dengan tingkat signifikansi dan derajat kebebasan tertentu F (; k-1, n-k),

dimana  adalah tingkat kepercayaan, n menunjukkan jumlah observasi

dan k menunjukkan jumlah parameter termasuk konstanta, hasil

pengujian akan menghasilkan kesimpulan menurut hipotesa diatas yaitu:

Ho tidak ditolak jika F hitung < F tabel

Ho tidak ditolak berarti variabel yang diuji secara keseluruhan


tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap penerimaan
usaha perikanan laut nelayan.

Ho ditolak apabila F hitung > F tabel

Ho ditolak berarti variabel yang diuji secara keseluruhan


mempunyai pengaruh yang berarti terhadap penerimaan usaha
perikanan laut nelayan.
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh nilai

Fhitung sebesar 34.681 Jika nilai ini dibandingkan dengan nilai

Ftabel (0.05, k-1=2, n-k=23) adalah 3.42, maka diperoleh hasil bahwa nilai F

hitung > F tabel, berarti Ho ditolak, hal ini berarti bahwa pada persamaan

regresi diatas variabel bebas (teknologi penangkapan ikan dan tingkat

pendidikan nelayan) secara bersama-sama menjelaskan variasi

pergerakan dalam variabel tak bebas (tingkat penerimaan usaha

penangkapan ikan laut).

 Koefisien Determinasi

Dari hasil regresi yang dilakukan terhadap model penerimaan usaha

perikanan laut nelayan, diperoleh hasil bahwa nilai R 2 sebagai koefisien

determinasi adalah 0.75. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel

bebas pada model persamaan tersebut, yaitu teknologi penangkapan

ikan dan tingkat pendidikan nelayan, secara bersama-sama

menerangkan  75% variasi dalam tingkat penerimaan usaha perikanan

laut nelayan, sedangkan sisanya sebesar  25% dijelaskan oleh faktor-

faktor lain di luar model.

 Interpretasi Ekonomi

Dari hasil regresi persamaan penerimaan usaha perikanan laut

dapat diperoleh informasi mengenai pengaruh variabel-variabel bebas


dalam persamaan tersebut terhadap variabel tak bebasnya. Dalam hal

ini variabel tak bebas adalah penerimaan usaha perikanan laut dan

sebagai variabel bebas yaitu D1 (teknologi penangkapan ikan), dan D 2

(tingkat pendidikan nelayan). Nilai koefisien regresi pada masing-masing

variabel bebas menunjukkan berapa besar pengaruh dari variabel bebas

terhadap perubahan variabel tak bebasnya, ceteris paribus. Dari hasil

regresi persamaan dapat dilihat bahwa jika β 1 dan β2 ≠ 0, (β1 dan β2

tidak sama dengan nol) maka dikatakan terdapat perbedaan penerimaan

rata-rata antara responden (nelayan) yang menggunakan alat jaring

dengan yang bukan jaring (pancing), dan yang tingkat pendidikan

tamatan SMA dengan yang hanya sampai tamat SMP.

Hasil regresi dari model penerimaan usaha penangkapan ikan

nelayan kecamatan ASOSOIIII kota ASOIIIII ditunjukan pada persamaan

4.1.

Ynupi = 454545.5 + 765454.5 D1 + 530000 D2 . . . (4.1)

Koefisien β0 (Intercept / Konstanta)

Koefisien β0 dalam persamaan penerimaan usaha perikanan laut

sebesar 454545.5. Angka ini menunjukkan bahwa penerimaan rata-rata

dari nelayan usaha penangkapan ikan yang teknologi penangkapan ikan

tidak menggunakan jaring yang hanya menggunakan pancing dan juga

tingkat pendidikan nelayan hanya tamatan SMP hanya akan meperoleh


penerimaan dari usaha ini sebesar Rp 454.545,50 untuk sekali

penangkapan.

 Koefisien β1 (variabel D1 – Teknologi Penangkapan Ikan)

Nilai koefisien sebesar 765454.5 yang signifikan menunjukkan

bahwa perkembangan penerimaan usaha perikanan laut memiliki

hubungan yang positif dengan penggunaan teknologi penangkapan ikan.

Dengan perkataan lain, pada periode yang penelitian, dengan menjaga

agar variabel-variabel lain tetap, penerimaan nelayan yang tingkat

pendidikan hanya SMP dan menggunakan alat tangkap jaring akan

memperoleh tambahan hasil penerimaan sebesar Rp 765.454,50.

Dengan demikian penerimaan nelayan usaha penangkapan ikan akan

menjadi Rp 454.545,50 + Rp 765.454,50 = Rp 1.220.000. Hasil ini

sesuai dengan kaidah teori ekonomi dimana tingkat teknologi

penangkapan ikan mempengaruhi besarnya volume ikan yang ditangkap

sehingga penerimaan nelayan usaha penangkapan ikan akan meningkat

seiring dengan kemajuan teknologi penangkapan ikan.

 Koefisien β2 (variabel D2 – Tingkat Pendidikan Nelayan)

Nilai koefisien sebesar 530000 yang signifikan menunjukkan

bahwa perkembangan penerimaan usaha perikanan laut memiliki

hubungan yang positif dengan tingkat pendidikan nelayan. Dengan

perkataan lain, pada periode yang penelitian, dengan menjaga agar


variabel-variabel lain tetap, penerimaan nelayan yang memiliki tingkat

pendidikan tamatan SMA dan hanya menggunakan alat penangkapan

ikan pancing, akan memperoleh tambahan hasil penerimaan sebesar

Rp. 530.000 Dengan demikian penerimaan nelayan usaha penangkapan

ikan akan menjadi Rp 454.545,50 + Rp 530.000 = Rp 984.545.50.

Hasil ini sesuai dengan kaidah teori ekonomi dimana tingkat pendidikan

akan meningkatkan produktivitas kerja, sehingga mempengaruhi

besarnya volume ikan yang ditangkap. Dengan demikian penerimaan

nelayan usaha penangkapan ikan akan meningkat seiring dengan

peningkatan tingkat pendidikan yang dimiliki nelayan.

 Implikasi Koefisien Variabel Dummy ( β1 , β2 ≠ 0 )

Hasil regresi menunjukkan koefisien variabel dummy teknologi

penangkapan ikan ( β1 ) dan koefisien variabel dummy tingkat

pendidikan nelayan ( β2 ) adalah positif dan tidak sama dengan nol.

Hal berarti Variabel teknologi penangkapan ikan dan variabel tingkat

pendidikan nelayan mempunyai pengaruh positif terhadap penerimaan

nelayan usaha penangkapan ikan. Teknologi penangkapan ikan yang

menggunakan alat tangkap jaring akan memberikan pengaruh kenaikan

penerimaan sebesar Rp 765.454,50, sedangkan tingkat pendidikan

nelayan yang memiliki tingkat pendidikan tamatan SMA akan

memberikan ketambahan penerimaan sebesar Rp 530.000,00. Dengan


demikian nelayan usaha penangkapan ikan laut Kecamatan ASOSOIIII

Kota ASOIIIII yang teknologi penangkapan ikan menggunakan jaring

dan juga memiliki tingkat pendidikan tamatan SMA akan memperoleh

penerimaan dari hasil usaha penangkapan ikan laut sebesar Rp

454.545,50 + Rp 765.454,50 + Rp 530.000,00 = Rp 1.750.000,00

Anda mungkin juga menyukai