Anda di halaman 1dari 6

PERJANJIAN JASA PENGANGKUTAN BARANG

Perjanjian Jasa Pengangkutan Barang ini dibuat pada hari ini Rabu, tanggal 23 Desember 2020, bertempat
di Jl. Balai Pustaka Raya No. 23, RT/RW : 006/015, Rawamangun – Pulogadung. JakartaTimur,
(“Perjanjian”) oleh dan diantara :

1. Nama : Andy Arief Budiman


Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 23 – 09 - 1966
Alamat : Jl. Mawar I No. 12, Graha Kusuma RDP, RT/RW : 002/007,
Bandung
No. KTP : 3275112309660002
NPWP : 95.819.661.0-444.000
NPWP Perusahaan : 95.809.803.0-003.000
Dalam hal ini bertindak sebagai Direktur Utama, dari dan karenanya sah dan berwenang untuk
mewakili Direksi PT. Buana Solusi Sinergi, selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai
“PIHAK PERTAMA”.

2. Nama : Ngatirin
Tempat/Tanggal Lahir : Boyolali, 02 – 02 - 1971
Alamat : Jl. Sadar No. 58A RT/RW: 001/002, Ciganjur – Jagakarsa, Jakarta
Selatan
No. KTP : 3174040202710008
NPWP : 59.435.408.4-017.000
NPWP Perusahaan : 95.619.638.0-024.000
Dalam hal ini bertindak sebagai Direktur, dari dan karenanya sah dan berwenang untuk mewakili
Direksi PT. Bahana Lintas Cepat selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai “PIHAK
KEDUA”.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama –sama selanjutnya disebut sebagai “Para Pihak”.
Para Pihak dengan ini terlebih dahulu menerangkan hal – hal sebagai berikut :
1. Bahwa, PIHAK PERTAMA adalah sebuah badan usaha PT (Perseroan Terbatas) yang ruang lingkup
kegiatan usahanya bergerak dibidang Logistik dan memiliki klien yang produknya berupa barang
“dangerous good”.
2. Bahwa, PIHAK KEDUA adalah sebuah badan usaha PT (Perseroan Terbatas) yang ruang lingkup
kegiatan usahanya bergerak dibidang Jasa Pengurusan Transportasi.
3. Bahwa, PIHAK PERTAMA bermaksud untuk menggunakan jasa PIHAK KEDUA dalam melakukan
pengangkutan dan pengiriman barang PIHAK PERTAMA, dan PIHAK KEDUA bersedia
memberikan jasanya untuk mengangkut dan mengirim barang PIHAK PERTAMA tersebut ke tempat
yang telah disepakati bersama dalam Perjanjian ini.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, Para Pihak dengan ini sepakat untuk melakukan kerja sama Jasa
Pengangkutan dan Pengiriman Barang dengan syarat – syarat dan ketentuan – ketentuan sebagaimana yang
akan diatur dalam Perjanjian ini.
Pasal 1
Definisi
Dalam Perjanjian ini yang dimaksud dengan :
1. “Barang” adalah produk yang dihasilkan dari kegiatan usaha PIHAK PERTAMA yaitu yang berupa
barang “Dangerous Good”;
2. “Jasa Pengangkutan Barang” adalah pekerjaan jasa yang diberikan oleh PIHAK KEDUA bagi
PIHAK PERTAMA yang berupa kegiatan pengangkutan Barang melalui jalan Udara ke tempat
sebagaimana yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan perjanjian ini;
3. “Biaya Pengangkutan Barang” adalah biaya yang wajib dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA sebagai imbalan atas Jasa Pengangkutan Barang yang diberikan oleh PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 2
Kesepakatan Jasa Pengangkutan Barang
(1) PIHAK KEDUA dengan ini sepakat untuk memberikan Jasa Pengangkutan Barang kepada PIHAK
PERTAMA sebagaimana PIHAK PERTAMA dengan ini juga sepakat untuk melakukan pembayaran
Biaya Pengangkutan Barang kepada PIHAK KEDUA tersebut;
(2) Kerja sama Jasa Pengangkutan Barang sebagaimana yang ditentukan dalam Perjanjian ini tidak
bersifat eksklusif, sehingga karenanya PIHAK PERTAMA berhak untuk menunjuk pihak lain sebagai
pihak yang juga akan memberikan Jasa Pengangkutan Barang yang diperlukan oleh PIHAK
PERTAMA.

Pasal 3
Hak dan Kewajiban Para Pihak
(1) Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA
a. PIHAK PERTAMA berhak untuk menerima Jasa Pengangkutan Barang dari PIHAK KEDUA;
b. PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk melakukan pembayaran Biaya Pengangkutan Barang
kepada PIHAK KEDUA.
(2) Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA
a. PIHAK KEDUA berhak untuk menerima Biaya Pengangkutan Barang dari PIHAK PERTAMA;
b. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk memberikan Jasa Pengangkutan Barang kepada PIHAK
PERTAMA.

Pasal 4
Jangka Waktu Perjanjian
Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu selama 12 (dua belas) bulan, terhitung sejak tanggal
ditandatanganinya Perjanjian ini.

Pasal 5
Ruang Lingkup Pelaksanaan Jasa Pengangkutan Barang
(1) Jasa Pengangkutan Barang yang wajib diberikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA
adalah pengangkutan atas Barang dengan spesifikasi sebagai berikut :
a) Jenis Barang : Dangerous Good
b) Nama Barang : Alat Kesehatan, Obat – obatan dan sejenis kimia lainnya.
c) Nilai Satuan Barang: Kilogram
(2) Jasa Pengangkutan Barang dilaksanakan secara berkala oleh PIHAK KEDUA dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Pengangkutan Barang dilakukan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dalam seminggu, sesuai
dengan permintaan dari PIHAK PERTAMA;
b. Jumlah Barang yang wajib diangkut oleh PIHAK KEDUA adalah sejumlah yang ditentukan
dalam setiap Surat Jalan.
(3) Jasa Pengangkutan Barang dilaksanakan dari Bandara Soekarno Hatta sebagaimana tercantum dalam
setiap Surat Jalan menuju ke lokasi tujuan pengangkutan Barang sebagaimana tercantum dalam setiap
Surat Jalan.
(4) Dalam setiap pelaksanaan Jasa Pengangkutan Barang, PIHAK KEDUA dilarang meminta pihak lain
untuk melaksanakan Jasa Pengangkutan Barang sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini.

Pasal 6
Surat Jalan
(1) Setiap pelaksanaan Jasa Pengangkutan Barang wajib dilengkapi dengan Surat Jalan;
(2) Surat Jalan sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah surat yang membuktikan bahwa :
a. Barang telah diserahkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA di Lokasi
Pengambilan Barang untuk diangkut;
b. Barang telah diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada Pihak Penerima Barang di Lokasi Tujuan
Pengangkutan.
(3) Surat Jalan sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini terdiri dari 3 (tiga) rangkap dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Rangkap – 1 ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan oleh PIHAK KEDUA dan disimpan
oleh PIHAK PERTAMA sebagai bukti telah diserahkannya Barang oleh PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA di Lokasi Pengambilan Barang untuk diangkut (“Surat Jalan Rangkap-
1”);
b. Rangkap -2 ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA dan Pihak Penerima
Barang dan disimpan oleh PIHAK PERTAMA dan merupakan bukti bahwa Barang telah
diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada Pihak Penerima Barang di Lokasi Tujuan Pengangkutan
(“Surat Jalan Rangkap-2”);
c. Rangkap – 3 ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA dan Pihak Penerima
Barang dan disimpan oleh PIHAK KEDUA dan merupakan bukti bahwa Barang telah diserahkan
oleh PIHAK KEDUA kepada Pihak Penerima Barang di Lokasi Tujuan Pengangkutan (“Surat
Jalan Rangkap-3”).

Pasal 7
Kendaraan Pengangkut Barang
(1) Jasa Pengangkutan dan Pengiriman Barang dari Lokasi Pengambilan Barang menuju ke Lokasi
Tujuan Pengangkutan dan Pengiriman dilakukan dengan menggunakan kendaraan sebagai berikut:
a. Jenis Pengiriman : Udara;
b. Jenis Kendaraan : Pesawat;
c. SMU (Surat Muat Udara) : GA 126-4159-5276;
*Catatan : No. SMU berubah sesuai dengan Jadwal Pengiriman.

Pasal 8
Kehilangan, Kerusakan dan Keterlambatan Pengangkutan Barang
(1) Dalam hal ini selama pelaksanaan Jasa Pengangkutan Barang dan sebelum diterimanya Barang oleh
Pihak Penerima Barang terjadi kehilangan Barang, baik sebagian maupun seluruhnya, maka PIHAK
KEDUA wajib bertanggung jawab atas kehilangan Barang tersebut dan karenanya PIHAK KEDUA
berkewajiban untuk membuat BAP (Berita acara perkara) kehilangan Barang dan memberikan ganti
rugi kepada PIHAK PERTAMA yang nilainya sebesar harga Barang yang hilang tersebut;
(2) Dalam hal ini selama pelaksanaan Jasa Pengangkutan Barang dan sebelum diterimanya Barang oleh
Pihak Penerima Barang terjadi kerusakan Barang, baik sebagian maupun seluruhnya, maka PIHAK
KEDUA wajib bertanggung jawab atas kerusakan Barang tersebut dan karenanya PIHAK KEDUA
berkewajiban untuk membuat BAP (Berita acara perkara) kerusakkan dan memberikan ganti rugi
kepada PIHAK PERTAMA yang nilainya sebesar harga Barang yang rusak tersebut;
(3) Dalam hal ini terjadi keterlambatan penerimaan Barang di Lokasi Tujuan Pengangkutan oleh Pihak
Penerima Barang dari jadwal yang ditentukan dalam Surat Jalan, maka PIHAK KEDUA wajib untuk
bertanggung jawab atas keterlambatan tersebut dan karenanya PIHAK KEDUA berkewajiban untuk
membuat BAP (Berita acara perkara) keterlambatan dan memberikan ganti rugi kepada PIHAK
PERTAMA yang nilainya sebesar kerugian PIHAK PERTAMA akibat keterlambatan tersebut;
(4) Pembayaran ganti rugi oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA karena kerugian yang
disebabkan oleh keadaan – keadaan tersebut sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), ayat (3), dan ayat
(4) Pasal ini wajib dilakukan oleh PIHAK KEDUA dalam jangka waktu selambat – lambatnya 7
(tujuh) hari kerja sejak PIHAK PERTAMA mengajukan penagihan ganti rugi atas keadaan – keadaan
tersebut yang perhitungannya dapat dilakukan dengan cara:
a. Pembayaran sejumlah uang; dan /atau
b. Pengurangan kewajiban pembayaran Biaya Pengangkutan Barang; dan /atau
c. Cara lainnya yang disepakati bersama oleh Para Pihak.

Pasal 9
Biaya Pengangkutan Dan Syarat Pembayarannya
(1) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini sepakat bahwa PIHAK PERTAMA memberikan
Deposit (Uang jaminan) kepada PIHAK KEDUA sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta
rupiah);
(2) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini sepakat bahwa besarnya Biaya Pengangkutan
Barang terlampir.
(3) Pembayaran Biaya Pengangkutan Barang Wajib dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Setelah PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan Jasa Pengangkutan Barang;
b. Setelah PIHAK PERTAMA menerima surat penagihan Biaya Pengangkutan Barang (invoice) dari
PIHAK KEDUA;
c. Setelah nilai Deposit yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dikurangi
Biaya Pengangkutan Barang (invoice) yang dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA;
(4) Pembayaran Biaya Pengangkutan Barang oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
dilakukan selambat lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah PIHAK PERTAMA menerima dari PIHAK
KEDUA dokumen – dokumen sebagai berikut:
a. ASLI Surat Penagihan Biaya Pengangkutan Barang (invoice);
b. ASLI Surat Jalan Rangkap – 3;
(5) Pembayaran Biaya Pengangkutan Barang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA dengan cara transfer bank ke rekening milik PIHAK KEDUA sebagai berikut:
a. Nama Bank : BCA Cab KCP Ciputat 2;
b. Nomor Rekening : 475-0777-665;
c. Atas Nama : PT. Bahana Lintas Cepat

Pasal 10
Kewajiban Perpajakan
Segala kewajiban pajak yang wajib dibayarkan oleh Para Pihak yang muncul sebagai akibat dari pelaksanaan
Jasa Pengangkutan Barang dan pembayaran Biaya Pengangkutan Barang sebagaimana dimaksud dalam
Perjanjian ini merupakan tanggung jawab masing – masing pihak dan karenanya Para Pihak sepakat untuk
melaksanakan kewajiban pajak tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang
berlaku.

Pasal 11
Pernyataan dan Jaminan
PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan dan menjamin, bahwa;
(1) PIHAK KEDUA adalah pihak yang sah dan berwenang untuk melaksanakan kegiatan usaha Jasa
Pengangkutan Barang dan telah memiliki segala perizinan yang diwajibkan untuk melaksanakan
kegiatan usaha Jasa Pengangkutan Barang tersebut;
(2) PIHAK KEDUA adalah pemilik yang sah atas SMU (Surat Muat Udara) dan memiliki segala
perizinan yang diwajibkan dalam pelaksanaan Jasa Pengangkutan Barang berdasarkan perjanjian ini;
(3) PIHAK KEDUA dengan ini membebaskan PIHAK PERTAMA dari tuntutan hukum pihak lain
manapun dalam hal adanya ketidaksesuaian terhadap pernyataan dan jaminan tersebut sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2).

Pasal 12
Keadaan Memaksa (Force Majeure)
(1) Dalam hal terjadi keadaan memaksa atau force majeure, Para Pihak sepakat untuk tidak bertanggung
jawab atas tidak terlaksananya hak dan kewajiban dalam Perjanjian ini yang diakibatkan oleh keadaan
memaksa tersebut.
(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa dalam perjanjian ini adlah meliputi namun tidak terbatas
pada bencana alam, gempa bumi, tsunami, banjir besar, tanah longsor, kebakaran, perang, huru – hara,
pemberontakan, wabah penyakit, dan tindakan pemerintah dibidang keuangan yang langsung
mengakibatkan kerugian luar biasa.

Pasal 13
Addendum
Hal – hal yang belum diatur dan/atau belum cukup diatur dalam Perjanjian ini termasuk perubahannya, akan
dimusyawarahkan dan disepakati lebih lanjut oleh Para Pihak yang hasilnya akan dituangkan kedalam bentuk
Addendum yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 14
Penyelesaian Perselisihan
(1) Apabila terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat diantara Para Pihak sehubungan dengan
pelaksanaan Perjanjian ini, Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan secara musyawarah;
(2) Apabila penyelesaian secara musyawarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini tidak mencapai
kesepakatan, Para Pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara hukum melalui Pengadilan Negeri
Jakarta Timur.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam 2 (dua) rangkap bermeterai cukup, PARA PIHAK masing – masing
mendapat satu rangkap yang kesemuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Jakarta Timur, 23 Desember 2020

Para Pihak,
PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,

Andy Arief Budiman Ngatirin


Direktur Utama Direktur

Anda mungkin juga menyukai