Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, Desember 2019 Tersedia online pada:

Vol. 8 No. 4, hlm 289–300 http://ijcp.or.id


ISSN: 2252–6218 DOI: 10.15416/ijcp.2019.8.4.289
Artikel Review

Efikasi Afatinib dan Gefitinib pada Pasien Non-small Cell Lung Cancer
EGFR Mutasi Positif: Tinjauan Sistematis
Seftika Sari1,2, Tri M. Andayani3, Dwi Endarti4, Kartika Widayati5
1Program Doktoral, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia,
2Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru, Indonesia, 3Bagian Farmakologi dan Farmasi
Klinik, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia, 4Bagian
Farmasetik, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia, 5Bagian
Kedokteran Internal, Subbagian Hematologi dan Onkologi Medik, Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada-Rumah Sakit Dr. Sardjito, Yogyakarta, Indonesia
Abstrak
Tyrosine kinase inhibitors (TKIs) telah direkomendasikan oleh National Comprehensive Cancer Network (NCCN)
sebagai terapi lini pertama pada pasien non-small cell lung cancer (NSCLC) dengan mutasi EGFR, yaitu gefitinib
(generasi pertama) dan afatinib (generasi kedua). Beberapa penelitian telah dilakukan terkait efikasi golongan TKIs
ini, namun masih sedikit yang melakukan tinjauan sistematis (systematic review) secara khusus pada afatinib dan
gefitinib. Systematic review ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara komprehensif terkait efikasi afatinib
dan gefitinib sebagai terapi lini pertama. Database yang digunakan untuk mengidentifikasi studi yang relevan
yaitu Science Direct, PubMed dan Google Scholar. Penelitian ini terbatas pada penelitian randomized control trial,
penggunaan afatinib dan gefitinib sebagai terapi lini pertama, penggunaan afatinib dan gefitinib secara monoterapi
serta artikel yang menggunakan bahasa Inggris. Penelusuran berbasis data elektronik menghasilkan 2089 artikel;
48 artikel yang sudah sesuai dengan judul dan abstrak, namun hanya 8 artikel yang sesuai dengan inklusi yang
ingin ditinjau. Secara umum efikasi afatinib dan gefitinib lebih unggul dibandingkan kemoterapi berbasis platinum,
dapat dilihat dari progression free survival dari kedua obat ini yang lebih lama dibandingkan kemoterapi berbasis
platinum. Walaupun nilai overall survival-nya tidak begitu lebih baik, afatinib dapat memperlambat perkembangan
tumor lebih baik dibandingkan gefitinib. Efek samping yang sering terjadi pada afatinib dan gefitinib yaitu ruam
dan diare, sedangkan neutropenia, mual, anemia sering terjadi pada penggunaan kemoterapi berbasis platinum.
Afatinib dan gefitinib memberikan efikasi yang lebih baik dibandingkan kemoterapi berbasis platinum, namun
afatinib memiliki efikasi yang lebih unggul dibandingkan gefitinib dalam pengobatan lini pertama pada pasien
NSCLC dengan mutasi EGFR.

Kata kunci: Afatinib, efikasi, gefitinib, non-small cell lung cancer

Afatinib and Gefitinib Efficacy on Non-small Cell Lung Cancer EGFR


Mutation Patients: A Systematic Review

Abstract
Tyrosine kinase inhibitors (TKIs) have been recommended by the National Comprehensive Cancer Networks
(NCCN) as first-line therapy in non-small cell lung cancer (NSCLC) with EGFR mutation, namely gefitinib (first
generation) and afatinib (second generation). Several studies have been conducted related to the efficacy of these
TKIs, but few have conducted systematic reviews specifically afatinib and gefitinib. This systematic review aimed
to provide a comprehensive overview of the efficacy of gefitinib and afatinib as first-line therapy. To identify
the relevant studies, it used several databases such as Science Direct, PubMed, and Google Scholar. The review
was limited to the randomized control trial study, the use of afatinib and gefitinib as first-line therapy, the use
of afatinib and gefitinib as monotherapy, and articles written in the English language. An electronic data-based
search identified 2089 articles; 48 articles matched the title and abstract, yet only 8 articles met the inclusion to
be reviewed. In general, the efficacy of afatinib and gefitinib is more effective than platinum-based chemotherapy
as showed that the progression-free survival of these medications is longer than platinum-based chemotherapy.
Although the overall survival value is not better than platinum-based chemotherapy, afatinib inhibits the tumor
growth better compared to gefitinib. Common side-effects in afatinib and gefitinib include rashes and diarrhea,
while neutropenia, nausea, and anemia commonly occur in platinum-based chemotherapy. Afatinib and gefitinib
offer better efficacy compared to platinum-based chemotherapy. Specifically, the afatinib has greater efficacy
compared to gefitinib in first-line therapy for patient with NSCLC EGFR mutation.

Keyword: Afatinib, efficacy, gefitinib, non-small cell lung cancer


Korespondensi: Seftika Sari, MPH., Apt., Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru, Riau 28289, Indonesia, email:
seftika1987.apt@gmail.com
Naskah diterima: 9 Februari 2019, Diterima untuk diterbitkan: 15 Juli 2019, Diterbitkan: 28 Desember 2019

289
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 8, Nomor 4, Desember 2019

Pendahuluan sesama agen TKIs sebagai terapi lini pertama


pada pasien NSCLC dengan mutasi EGFR.
Kanker paru merupakan salah satu penyakit Penelitian sebelumnya, baik RCT maupun
yang menjadi masalah kesehatan di dunia systematic review, lebih banyak memberikan
sebab menjadi salah satu penyebab kematian gambaran mengenai efikasi semua golongan
dari kejadian kanker di seluruh dunia.1 Jenis TKIs dan masih sedikit yang menggambarkan
kanker paru yang sering terjadi adalah non secara khusus mengenai efikasi dari kedua
small cell lung cancer (NSCLC) yakni sekitar obat ini (afatinib dan gefitinib).7,8 Penelitian
85% dari keseluruhan kanker paru, dan 80% ini bertujuan untuk memberi gambaran yang
dari kasus NSCLC merupakan pasien dengan lebih komprehensif terkait efikasi afatinib
stadium lanjut (stage IIIB/IV).2 Pada pasien dan gefitinib sebagai terapi lini pertama.
NSCLC dengan stadium lanjut, kejadian mutasi
epidermal growth factor receptor (EGFR) Metode
sering ditemukan. Terdapat 10% hingga 15%
kasus pada pasien di negara barat dan sampai Pencarian literatur dilakukan di PubMed,
50% pada pasien di negara Asia.3 National Science Direct dan database Google Scholar
Comprehensive Cancer Network (NCCN) untuk mengidentifikasi semua artikel yang
merekomendasikan EGFR-tyrosine kinase berkaitan dengan efikasi dari gefitinib dan
inhibitors (TKIs) sebagai lini pertama, seperti afatinib sebagai terapi lini pertama yang
gefitinib, erlotinib (generasi pertama), serta digunakan pasien NSCLC dengan mutasi
afatinib (generasi kedua).4 EGFR. Pencarian literatur dilakukan dengan
TKIs generasi pertama (gefitinib dan menggunakan istilah/kata kunci dan strategi
erlotinib) secara reversible mengikat dan sebagai berikut: “efficacy” AND “safety” AND
menghambat sinyal EGFR sedangkan TKIs “gefitinib” AND “non-small cell lung cancer”
generasi kedua (afatinib) dapat menghambat AND “EGFR mutation positive”. Pemilihan
keluarga erythroblastosis oncogene B (ErbB) jangka waktu tahun terbit artikel dibatasi dari
yang secara irreversible menghambat sinyal tahun 2008 sampai 2018.
dari semua homodimer dan heterodimer dari Kriteria inklusi pada review ini yaitu: (1)
reseptor famili ErbB (EGFR/ErbB1, HER2/ Penelitian randomized control trial (RCT); (2)
ErbB2, ErbB3 dan ErbB4).5,6 TKIs telah Penelitian yang menjelaskan tentang gefitinib
banyak digunakan sebagai pengobatan pada dan afatinib sebagai terapi lini pertama; (3)
pasien NSCLC dengan mutasi EGFR dan Penelitian mengenai penggunaan gefitinib dan
lebih disukai jika dibandingkan kemoterapi afatinib secara monoterapi; serta (4) Artikel
lainnya. Hal ini kemungkinan disebabkan yang menggunakan bahasa Inggris, sedangkan
TKIs menunjukkan respon yang lebih tinggi, kriteria eksklusi pada review ini yaitu: (1)
progression free survival (PFS) yang lebih Penelitian berjenis tinjauan sistematis dan
lama, serta adanya peningkatan kualitas hidup, meta-analisis; (2) Penelitian yang tidak tersedia
terutama pada gefitinib (generasi pertama) teks lengkapnya (baik dalam bentuk abstrak
dan afatinib (generasi kedua).7 atau prosiding); dan (3) Penelitian yang diuji
Beberapa penelitian fase III randomized dengan plasebo. Kualitas penelitian dinilai
control trial (RCT) terkait efikasi gefitinib menggunakan skala Jadad yang terdiri dari
dan afatinib telah banyak dilakukan, baik skala lima poin. Skor 1 atau 2 poin dianggap
mengenai perbandingan efikasi gefitinib dan kualitas rendah dan skor 3–5 poin dianggap
afatinib dengan agen kemoterapi berbasis berkualitas tinggi. Penilaian dilakukan terkait
platinum, maupun perbandingan efikasi antara apakah penelitian menggunakan percobaan

290
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 8, Nomor 4, Desember 2019

Gambar 1 Diagram PRISMA

acak, apakah peneliti memberikan gambaran dikeluarkan dari pencarian disebabkan tidak
pada metode pengacakan, apakah percobaan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi).
adalah double blind, apakah metode blinding Sebanyak 8 artikel diperoleh untuk dilakukan
digambarkan secara cukup rinci, dan apakah review, dan semua artikel memiki skor 3–5
penarikan dilaporkan.9 poin (kualitas tinggi).
Data lalu diekstraksi secara independen
dengan menggunakan formulir yang standar Karakteristik penelitian
untuk menggabungkan data-data beberapa Artikel yang dilakukan analisis dalam review
penelitian yang sudah diseleksi. Data yang ini adalah penelitian yang telah dilakukan di
diekstraksi meliputi: penulis pertama, tahun beberapa negara, antara lain Korea Selatan,
publikasi, jumlah pasien, pengobatan, metode, Singapura, Australia, Cina, Hongkong, Kanada,
tipe mutasi EGFR, median PFS, median overall Taiwan, Perancis, Swedia, Inggris, Jerman,
survival (OS), dan efek samping. Spanyol, Thailand, India, Jepang, Republik
Korea, Tokyo dan Indonesia, dan seluruhnya
Hasil merupakan penelitian RCT.

Hasil pencarian artikel Gefitinib dibandingkan dengan kemoterapi


Langkah-langkah pencarian artikel untuk berbasis platinum
review ini disajikan dalam diagram PRISMA Terdapat 5 penelitian terkait efikasi gefitinib
pada Gambar 1. Jumlah keseluruhan artikel sebagai terapi lini pertama yang dibandingkan
yang telah teridentifikasi dari database yang dengan kemoterapi berbasis platinum seperti
digunakan yakni sebanyak 2089 artikel yang dapat dilihat pada Tabel 1. Pada penelitian
diperoleh dari Pubmed (7 artikel), Science IRESSA Pan-Asia Study (IPASS), gefitinib
Direct (132 artikel), dan Google Scholar (1950 dan kombinasi karboplatin dengan paklitaksel
artikel). Judul dan abstrak dari 2089 telah mempunyai PFS 24,9% (gefitinib) dan 6,7%
diidentifikasi secara independen dinilai oleh (karboplatin dan paklitaksel), serta OS 18,8
empat penulis, terdapat 48 artikel yang sesuai bulan (gefitinib) dan 17,4 bulan (karboplatin
berdasarkan judul dan abstrak (40 artikel dan paklitaksel).10 Penelitian WJTOG3405

291
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 8, Nomor 4, Desember 2019

juga menunjukkan PFS gefitinib (9,2 bulan) gefitinib (10,9 bulan).16 OS afatinib (27,9
lebih lama dibandingkan kombinasi sisplatin bulan) juga lebih baik dibandingkan gefitinib
dan docetaksel (6,3 bulan), akan tetapi OS (24,5 bulan), meskipun perbedaannya tidak
gefitinib tidak lebih baik jika dibandingkan signifikan (p=0,2580).17
dengan kemoterapi berbasis platinum, yaitu
36 bulan (gefitinib) dan 39 bulan (sisplatin Profil keamanan dan efek samping
dan docetaksel).11 Pada hasil penelitian First- Profil efek samping pada gefitinib secara
SIGNAL, nilai OS dari gefitinib tidak lebih umum tertera pada Tabel 1. Efek samping
unggul jika dibandingkan gemsitabin dengan yang sering terjadi pada penggunaan gefitinib
sisplatin pada pasien yang tidak pernah umumnya ruam kulit (85,06%), diare (54%),
merokok yaitu 22,3 bulan (gefitinib) dan 22,9 peningkatan aminotransferase hati (70,1%),
bulan (gemsitabin dan sisplatin).12 Penelitian dan efek samping yang sering menyebabkan
NEJ002 menunjukkan PFS dan OS gefitinib kematian yaitu penyakit paru interstitial
lebih baik dibandingkan karboplatin dengan (1,3%).10–12 Efek samping yang paling sering
paklitaksel, yaitu 10,8 bulan (gefitinib) dan terjadi pada kemoterapi berbasis platinum
5,4 bulan (karboplatin dan paklitaksel) untuk adalah mual (95,4%), neutropenia (92,04%),
PFS dan 27,7 bulan (gefitinib) dan 26,6 bulan anemia (90,08%), dan neurotoksik (69,9%),10,11
(karboplatin dan paklitaksel) untuk OS.13 sedangkan efek samping penggunaan afatinib
Pada hasil studi fase III RCT yang meneliti yang sering terjadi adalah diare 13%, ruam
tentang perbandingan antara gefitinib dengan atau jerawat (9%).16
pemetreksed dan karboplatin, PFS gefitinib
lebih baik dibandingkan kemoterapi berbasis Pembahasan
platinum (8,4 bulan dibandingkan 5,6 bulan),
namun tidak begitu baik pada OS (18 bulan Afatinib dan gefitinib merupakan EGFR-
dibandingkan 22,6 bulan).14 TKIs yang telah direkomendasikan NCCN
sebagai terapi lini pertama untuk pengobatan
Afatinib dibandingkan dengan kemoterapi NSCLC dengan mutasi EGFR.4 Hal ini dapat
berbasis platinum dilihat dari hasil perbandingan efikasi afatinib
Perbandingan antara efikasi afatinib dengan dan gefitinib dengan kemoterapi berbasis
kemoterapi berbasis platinum sebagai terapi platinum. Penilaian efikasi pada penelitian
lini pertama tertera pada Tabel 1. Penelitian dilakukan dengan melihat PFS (waktu pada
Lux-Lung 6 menunjukkan bahwa afatinib kondisi awal terdiagnosisnya penyakit sampai
lebih unggul jika dibandingkan kemoterapi terjadinya perkembangan atau keparahan
berbasis platinum. PFS afatinib lebih unggul pada penyakit) dan OS (waktu pada kondisi
dibandingkan gemsitabin dengan sisplatin awal terdiagnosisnya penyakit sampai terjadi
(11 bulan dibandingkan 5,6 bulan), namun kematian). Dari 8 penelitian yang dilakukan
OS afatinib (22,1 bulan) tidak lebih unggul review, secara umum diketahui bahwa afatinib
dibandingkan kombinasi gemsitabin dengan dan gefitinib memiliki PFS yang lebih lama
sisplatin (22,2 bulan).15 dibandingkan kemoterapi berbasis platinum,
meskipun nilai OS-nya tidak lebih unggul
Gefitinib dibandingkan dengan afatinib dibandingkan kemoterapi berbasis platinum.
Penelitian Lux-Lung 7 memberikan gambaran Gefitinib memiliki PFS yang lebih baik
tentang efikasi afatinib dibandingkan dengan dari kemoterapi pada penelitian WJTOG3405
gefitinib. Penelitian ini menunjukkan bahwa di Jepang, hal ini disebabkan PFS dapat
PFS afatinib (11 bulan) lebih baik dibanding dipengaruhi oleh jadwal kunjungan klinik dan

292
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 8, Nomor 4, Desember 2019

Tabel 1 Ringkasan Hasil Penelitian (Data Ekstraksi)


Penulis
Pasien Median Median Skor
No. dan Negara Pengobatan Metode Mutasi EGFR Efek Samping
(n) PFS OS Jadad
Tahun
1 Wu et al., Jepang 242 Afatinib Randomized Exon 19 deletions, 11 22,1 Ruam atau jerawat 4
2014 (40 mg/hari) control trial Leu858Arg dan bulan bulan (14,6% dari 239
(Lux-Lung 6) mutasi lainnya pasien), diare (5,4%)
dan stomatitis atau
mucositis (5.4%)
122 Gemcitabine 5,6 22,2 Neutropenia (26,5%
(1000 mg/m2) bulan bulan dari 113 pasien),
dan cisplatin muntah (19,5%), dan
(75 mg/m2) leukopenia (15,0%)

2 Park et al., Korea Selatan, 160 Afatinib Randomized Exon 19 deletions, 11 Diare (13% dari 160 5
2016 Singapura, (40 mg/hari) control trial Leu858Arg dan bulan pasien), ruam atau
Australia, China, (Lux-Lung 7) mutasI lainnya jerawat (9%).
Hongkong,
Canada, Taiwan, 159 Gefitinib 10,9 Diare (1% dari 159
Perancis, (250 mg/hari) bulan pasien), ruam atau
Sweden, Inggris, jerawat (3%), dan
Jerman, Spanyol peningkatan enzim hati
(9%)

3 Arez et al., Korea Selatan, 146 Afatinib Randomized Exon 19 deletions, 27,9 Diare (13,1%), ruam 3
2017 Singapura, (40 mg/hari) control trial Leu858Arg dan bulan atau jerawat (9,4%),
Australia, China, (Lux-Lung 7) mutasi lainnya kelelahan (5,6%)
Hongkong,
Canada, Taiwan,
Perancis,
Sweden, Inggris, 151 Gefitinib 24,5 Diare (1,3%), ruam
Jerman, Spanyol (250 mg/hari) bulan atau jerawat (3,1%),
peningkatan aspartate
aminotransferase
(2,5%), penyakit paru
interstial (1,9%)

293
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 8, Nomor 4, Desember 2019

Tabel 1 Ringkasan Hasil Penelitian (Data Ekstraksi) (Tabel Lanjutan)

Penulis Pasien Median Median Skor


No. Negara Pengobatan Metode Mutasi EGFR Efek Samping
dan Tahun (n) PFS OS Jadad

4 Mok et al., China, 607 Gefitinib Randomized Exon 19 deletions, 5,7 18,8 Ruam atau jerawat 5
2009 Hongkong, (250 mg/hari) control trial exon 21 (L858R), bulan bulan (66,2%), diare (46,6%)
Thailand, (IPASS) exon 20 (T790M) atau
Taiwan, Tokyo, dan mutasi lainnya 24,9%
Indonesia, (12
Inggris bulan)

589 Karboplatin 5,8 17,4 Neurotoksik (69,9%),


(5 atau 6 mg/mL bulan bulan neutropenia (67,1%),
per menit (AUC atau alopecia (58,4%)
5 atau 6)) dan 6,7%
paklitaksel (12
(200 mg/m2) bulan)

5 Mitsudomi Jepang 87 Gefitinib Randomized Exon 19 deletions, 9,2 36 Ruam kulit (85,06%), 4
et al., 2010 (250 mg/hari) control trial exon 21 (L858R) bulan bulan AST (70,1%), ALT
(WJTOG3405) (70,1%), kulit kering
(54%), diare (54%),
kelelahan (39,1%),
paronychia (32,2%),
stomatitis/sariawan
(21,8%), mual
(17,24%), konstipasi
(16,09%), alopecia
(9,2%), gangguan
sensorik (8,04%),
leukositopenia (14,94%),
trombositopenia
(8,04%), neutropenia
(8,04%), anemia (37,9%)

294
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 8, Nomor 4, Desember 2019

Tabel 1 Ringkasan Hasil Penelitian (Data Ekstraksi) (Tabel Lanjutan)


Penulis
Pasien Median Median Skor
No. dan Negara Pengobatan Metode Mutasi EGFR Efek Samping
(n) PFS OS Jadad
Tahun
88 Cisplatin 6,3 39 Ruam kulit (7,95%),
(80 mg/m2) dan bulan bulan AST (19,5%), ALT
docetaksel (40,2%), kulit kering
(60 mg/m2) (3,44%), diare (40.23%),
kelelahan (83,9%),
paronychia (1,15%),
stomatitis/sariawan
(14,94%), mual
(95,4%), konstipasi
(44,83%), alopecia
(77,01%), gangguan
sensorik (26,43%),
leukositopenia (94,25%),
trombositopenia
(32,95%), neutropenia
(92,04%), anemia
(90,8%)
6 Han et al., Republik 159 Gefitinib Randomized Exon 19 deletions, 5,8 22,3 Ruam kulit dan 4
2013 Korea (250 mg/hari) control trial exon 21 (L858R) bulan bulan peningkatan enzim
(First- hati, dan penyakit paru
SIGNAL) interstial (1,3%).
150 Gemcitabine 6,4 22,9 Toksisitas hematologi,
(1,250 mg/m2) bulan bulan kelelahan, mual atau
dan cisplatin muntah, dan alopecia
80 mg/m2

7 Inoue et Jepang 228 Gefitinib Randomized 10,8 27,7 Ruam kulit, diare dan 5
al., 2013 (total (250 mg/hari) control trial bulan bulan penyakit interstial paru
pasien) (NEJ002)
Karboplatin 5,4 26,6 Hilang nafsu makan,
(AUC 6) dan bulan bulan neuropati sensorik, dan
paclitaksel myelotoksisitas
(200 mg/m2)

295
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 8, Nomor 4, Desember 2019

Tabel 1 Ringkasan Hasil Penelitian (Data Ekstraksi) (Tabel Lanjutan)


Penulis
Pasien Median Median Skor
No. dan Negara Pengobatan Metode Mutasi EGFR Efek Samping
(n) PFS OS Jadad
Tahun
8 Patil et al., India 145 Gefitinib A phase III Exon 18 (G719C 8,4 18 Anemia (53,1%), 3
2017 (250 mg/hari) randomized point mutation), bulan bulan neutropenia (2,8%),
controlled trial exon 19 deletions, trombositopenia
exon 21 (L858R) (6,9%), peningkatan
SGOT (53,1%),
peningkatan SGPT
(54,5%), ruam kulit
(69,7%), muntah
(13,1%), loose motions
(46,2%), febrile
neutropenia (0,7%)

141 Pemetreksed 5,6 22,6 Anemia (78,7%),


(500 mg/m2) bulan bulan neutropenia (37,6%),
dan carboplatin trombositopenia
(AUC 5) (40,4%), peningkatan
SGOT (40,4%),
peningkatan SGPT
(51,1%), ruam kulit
(28,4%), muntah
(24,1%), loose motions
(27,7%), febrile
neutropenia (8.5%)

Keterangan: PFS=Progression free survival; OS=Overall survival; EGFR=Epidermal Growth Factor Receptor

296
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 8, Nomor 4, Desember 2019

interpretasi bukti perkembangan penyakit.11 dibandingkan kemoterapi berbasis platinum.15


Akan tetapi, pada penelitian First-SIGNAL Kepatuhan dalam pengobatan yang besar
diketahui bahwa PFS gefitinib tidak lebih baik juga dapat menekan perkembangan penyakit
dibandingkan kombinasi gemsitabin dengan dan dapat meningkatkan kualitas hidup dan
sisplatin pada pasien yang tidak pernah kelangsungan hidup.20 Kelangsungan hidup
merokok, walaupun pada penelitian IPASS secara keseluruhan pada afatinib tidak lebih
gefitinib memiliki PFS yang lebih lama pada unggul dibandingkan kemoterapi berbasis
pasien yang tidak merokok dibandingkan platinum, hal ini disebabkan pada Lux-Lung 6,
dengan kemoterapi. Hal ini disebabkan pada data kelangsungan hidup secara keseluruhan
penelitian First-SIGNAL, siklus pemberian belum matang pada saat dilakukan analisis.15
kemoterapi berbasis platinum cukup banyak Dari hasil yang diperoleh pada penelitian
yaitu 9 siklus, sedangkan uji klinis yang telah sebelumnya, baik afatinib maupun gefitinib
banyak dilakukan sebelumnya biasanya hanya menunjukkan perbedaan kelangsungan hidup
mengizinkan 4–6 siklus kemoterapi berbasis secara keseluruhan yang tidak begitu lebih
platinum.12 Pada uji fase acak III sebelumnya baik jika dibandingkan kemoterapi berbasis
juga ditunjukkan bahwa durasi pengobatan platinum.10,12,13
yang lebih lama menunjukkan pengobatan Golongan TKIs secara umum memiliki
yang lebih efektif, sehingga kemungkinan hal toksisitas yang dapat ditoleransi. Kejadian
tersebut berkontribusi dalam perpanjangan toksisitas pada suatu obat dapat memengaruhi
PFS pada kemoterapi berbasis platinum.18,19 pemulihan pasien serta berdampak terhadap
Efikasi gefitinib juga tidak lebih baik dari besar pembiayaan pada pengobatan pasien.21
afatinib pada percobaan head to head Lux- Pada percobaan NEJ002, gefitinib memiliki
Lung 7. Mekanisme kerja afatinib yang dapat perbaikan gejala yang cepat dan toksistas
memblokade ErbB secara irreversible lebih yang rendah. Efek samping yang paling umum
efektif dibanding penghambatan EGFR secara dilaporkan yaitu ruam dan diare.10,13 Gefitinib
reversible pada gefitinib dalam pengobatan dapat meningkatkan perkembangan penyakit
NSCLC dengan mutasi EGFR. Mekanisme interstitial paru sehingga dapat menyebabkan
aksi afatinib yang lebih luas dan irreversible kematian, namun dengan tingkat kejadian
dapat mengakibatkan kontrol tumor yang yang rendah. Selain itu, gefitinib juga dapat
lebih baik sehingga dapat memperlama PFS menyebabkan infeksi paru yang merupakan
maupun OS pasien NSCLC dengan mutasi salah satu bentuk reaksi obat yang tidak
EGFR.16 dikehendaki.12,22 Afatinib mempunyai efek
Pada hasil uji coba open-label fase acak samping yang sama dengan gefitinib, namun
3 (Lux-Lung 6), afatinib secara signifikan afatinib mempunyai efek samping diare dan
(p<0,0001) mampu menunda perkembangan ruam yang lebih tinggi dibanding gefitinib.16
NSCLC mutasi EGFR pada pasien Asia, Pengurangan dosis dan adanya pengelolaan
hal ini dilihat dari PFS afatinib yang lebih efek samping dapat mengurangi kejadian
lama dibandingkan kemoterapi. Penundaan efek samping. Selain itu, peran dari tenaga
pada perkembangan penyakit ini dibuktikan medis (baik dokter maupun apoteker) dalam
dengan adanya perbaikan untuk titik akhir melakukan monitoring respon terapi juga
(secondary endpoint) seperti respon objektif, dibutuhkan dalam mengatasi efek samping
pengendalian penyakit, dan dari hasil laporan yang timbul.16,23 Pada percobaan Lux-Lung 6,
pasien bahwa afatinib memiliki kemampuan pengelolaan efek samping yang dibuat secara
dalam mengatasi gejala yang berhubungan sistematis bermanfaat dalam pengobatan dan
dengan kanker paru yang lebih baik apabila memaksimalkan efikasi pada afatinib.15

297
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 8, Nomor 4, Desember 2019

Keterbatasan dalam review ini adalah Pendanaan


review ini hanya memberi informasi efikasi
afatinib maupun gefitinib berdasarkan titik Penelitian ini dilakukan tanpa bantuan atau
akhir ko-primer (endpoint coprimary) yaitu hibah dari manapun
PFS dan OS pasien serta profil keamanan
pasien NSCLC dengan mutasi EGFR, tetapi Konflik Kepentingan
tidak terdapat informasi efikasi berdasarkan
titik akhir sekunder (endpoint secondary) Seluruh penulis menyatakan tidak terdapat
lain seperti tingkat respon objektif, proporsi potensi konflik kepentingan dengan penelitian,
pasien yang mencapai pengendalian penyakit, kepenulisan (authorship), dan atau publikasi
pengurangan gejala, serta kualitas hidup. artikel ini.
Hal ini karena tidak semua penelitian yang
telah ditinjau menyajikan data tersebut dan Daftar Pustaka
pengukuran kualitas hidup pada pasien juga
menggunakan instrumen yang berbeda-beda. 1. Ferlay J, Soerjomataram I, Dikshit R, Eser
Pemeriksaan status mutasi pasien juga tidak S, Mathers C, Rebelo M, et al. Cancer
dijelaskan karena pemeriksaan status mutasi incidence and mortality worldwide:
tidak sepenuhnya dilakukan oleh studi aslinya Sources, methods and major patterns in
dan pemeriksaannya menggunakan instrumen GLOBOCAN 2012. Int J Cancer. 2015;
yang berbeda-beda, sehingga informasi terkait 136(5):E359–86. doi: 10.1002/ijc.29210.
pemeriksaan mutasi EGFR menjadi terbatas. 2. Chouaid C, Dujon C, Do P, Monnet I,
Selain itu, penelitian ini hanya menggunakan Madroszyk A, Le Caer H, et al. Feasibility
studi yang tersedia teks lengkapnya sehingga and clinical impact of re-biopsy in
mempersempit cakupan jumlah artikel yang advanced non small-cell lung cancer: A
relevan untuk ditinjau. Akan tetapi, sejauh prospective multicenter study in a real-
pengetahuan kami, pembahasan terkait efikasi world setting (GFPC study 12-01). Lung
afatinib dan gefitinib secara komprehensif Cancer. 2014;86(2):170–3. doi: 10.1016/j.
belum ditemukan sehingga hal ini menjadi lungcan.2014.08.016.
kekuatan pada artikel ini. Beberapa review 3. Shi Y, Li J, Zhang S, Wang M, Yang S,
yang sebelumnya telah dilakukan terbatas pada Li N, et al. Molecular epidemiology of
efikasi golongan TKIs secara keseluruhan, egfr mutations in asian patients with
oleh karena itu, review ini diharapkan dapat advanced non-small-cell lung cancer
menambah ilmu pengetahuan dan menjadi of adenocarcinoma histology–mainland
salah satu referensi bagi tenaga medis atau China subset analysis of the pioneer study.
pemangku kebijakan dalam pemilihan terapi Chai KX, editor. PLOS ONE. 2015;10
pada pasien NSCLC dengan mutasi EGFR. (11): e0143515. doi: 10.1371/journal.pon
e.0143515.
Simpulan 4. Ettinger DS, Govindan R, Martins R.
NCCN Guidelines. 2017.
Afatinib dan gefitinib memberikan efikasi 5. Chi A, Remick S, Tse W. EGFR inhibition
yang lebih baik dibandingkan kemoterapi. in non-small cell lung cancer: current
Akan tetapi, afatinib memiliki efikasi yang evidence and future directions. Biomark
lebih unggul dibandingkan gefitinib dalam Res, 2013 [diunduh 30 April 2019].
pengobatan lini pertama pada pasien non- Tersedia dari: https://biomarkerres.biome
small cell lung cancer dengan mutasi EGFR. dcentral.com/articles/10.1186/2050-777

298
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 8, Nomor 4, Desember 2019

1-1-2 Kim HY, Kim HT, et al. First-SIGNAL:


6. Solca F, Dahl G, Zoephel A, Bader G, First-line single-agent iressa versus
Sanderson M, Klein C, et al. Target gemcitabine and cisplatin trial in never-
binding properties and cellular activity smokers with adenocarcinoma of the
of afatinib (BIBW 2992), an irreversible lung. 2012;30(10):1122–8. doi: 10.1200/J
ErbB family blocker. J Pharmacol Exp CO.2011.36.8456.
Ther. 2012;343(2):342–50. doi: 10.1124/ 13. Inoue A, Kobayashi K, Maemondo M,
jpet.112.197756. Sugawara S, Oizumi S, Isobe H, et al.
7. Ellis PM, Coakley N, Feld R, Kuruvilla Updated overall survival results from
S, Ung YC. Use of the epidermal growth a randomized phase III trial comparing
factor receptor inhibitors gefitinib, erlotinib, gefitinib with carboplatin–paclitaxel for
afatinib, dacomitinib, and icotinib in the chemo-naïve non-small cell lung cancer
treatment of non-small-cell lung cancer: with sensitive EGFR gene mutations
A systematic review. Curr Oncol. 2015; (NEJ002). Ann Oncol. 2013;24(1):54–9.
22(3):e183–215. doi: 10.3747/co.22.2566. doi: 10.1093/annonc/mds214
8. Zhang WQ, Li T, Li H. Efficacy of 14. Patil VM, Noronha V, Joshi A, Choughule
EGFR tyrosine kinase inhibitors in non- AB, Bhattacharjee A, Kumar R, et al.
small-cell lung cancer patients with/ Phase III study of gefitinib or pemetrexed
without EGFR-mutation: Evidence based with carboplatin in EGFR-mutated
on recent phase III randomized trials. advanced lung adenocarcinoma. ESMO
Med Sci Monit. 2014;20:2666–76. doi: Open. 2017;2(1):000168. doi: 10.1136/es
10.12659/MSM.892476 moo pen-2017-000168
9. Jadad AR, Moore RA, Carroll D, 15. Wu YL, Zhou C, Hu CP, Feng J, Lu S,
Jenkinson C, Reynolds DJM, Gavaghan Huang Y, et al. Afatinib versus cisplatin
DJ, et al. Assessing the quality of plus gemcitabine for first-line treatment
reports of randomized clinical trials: Is of Asian patients with advanced non-
blinding necessary? Control Clin Trials. small-cell lung cancer harbouring EGFR
1996;17(1):1–12. doi: 10.1016/0197-245 mutations (LUX-Lung 6): An open-label,
6(95)00134-4 randomised phase 3 trial. Lancet Oncol.
10. Mok TS, Wu Y-L, Thongprasert S, Yang 2014;15(2):213–22. doi: 10.1016/S1470-
C-H, Chu D-T, Saijo N, et al.Gefitinib 2045(13)70604-1.
or carboplatin-paclitaxel in pulmonary 16. Park K, Tan E-H, O’Byrne K, Zhang L,
adenocarcinoma. N Engl J Med. 2009; Boyer M, Mok T, et al. Afatinib versus
361(10):947–57. doi: 10.1056/NEJMoa0 gefitinib as first-line treatment of patients
810699. with EGFR mutation-positive non-small-
11. Mitsudomi T, Morita S, Yatabe Y, Negoro cell lung cancer (LUX-Lung 7): A phase
S, Okamoto I, Tsurutani J, et al. Gefitinib 2B, open-label, randomised controlled
versus cisplatin plus docetaxel in trial. Lancet Oncol. 2016;17(5):577–89.
patients with non-small-cell lung cancer doi: 10.1016/S1470-2045(16)30033-X.
harbouring mutations of the epidermal 17. Paz-Ares L, Tan E-H, O’Byrne K, Zhang
growth factor receptor (WJTOG3405): L, Hirsh V, Boyer M, et al. Afatinib versus
An open label, randomised phase 3 trial. gefitinib in patients with EGFR mutation-
Lancet Oncol. 2010;11(2):121–8. doi: 10. positive advanced non-small-cell lung
1016/S1470-2045(09)70364-X. cancer: Overall survival data from the
12. Han JY, Park K, Kim SW, Lee DH, phase IIb LUX-Lung 7 trial. Ann Oncol.

299
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 8, Nomor 4, Desember 2019

2017;28(2):270–7. doi: 10.1093/annonc/ Pharm. 2018;10(4):476–80. doi: 10.5530/


mdw611. jyp.2018.10.103
18. Park JO, Kim SW, Ahn JS, Suh C, Lee 21. Singh H, Paramjeet Singh R, Singh B,
JS, Jang JS, et al. Phase III trial of two Kaur Tiwana K. Exploring troublesome
versus four additional cycles in patients symptom and problems experienced by
who are nonprogressive after two cycles cancer patients undergoing chemotherapy.
of platinum-based chemotherapy in non J Young Pharm. 2016;8(3):220–4. doi: 10.
small-cell lung cancer. J Clin Oncol. 5530/jyp.2016.3.9
2007;25(33):5233–9. doi: 10.1200/JCO.2 22. Sunil Bellare P, Ashwin K, Prakash PU
007.10.8134 S, Vinaykumar S, Kb R. A retrospective
19. Lima JP da SN, Santos LV dos, Sasse evaluation of adverse drug reactions due
EC, Sasse AD. Optimal duration of first- to cancer chemotherapy in a tertiary care
line chemotherapy for advanced non- hospital in south india. J Young Pharm.
small cell lung cancer: A systematic 2016;8(3):251–4. doi: 10.5530/jyp.2016.
review with meta-analysis. Eur J Cancer. 3.14
2009;45(4):601–7. doi: 10.1016/j.ejca.20 23. Noviyani R, Suwiyoga K, Puspa I,
08.11.006. Budiana N, Tunas K. Evaluasi nilai antigen
20. Silva DI, Ceccato M das GB, Silveira MR, squamous cell carcinoma pasien kanker
Miranda SS, Maria Gomes R, Haddad serviks sel skuamosa stadium II B–III b
JPA, et al. Predictors of mortality among yang menerima kemoterapi bleomisin,
individuals with tuberculosis and human oncovin®, mitomisin, dan cisplatin.
immunodeficiency virus coinfection at a Indones J Clin Pharm. 2015;4(2):106–12.
reference center in southeastern brazil: doi: 10.15416/ijcp.2015.4.2.106
A retrospective cohort study. J Young

© 2019 Sari et al. The full terms of this license incorporate the Creative Common Attribution-Non Commercial License (https://creative
commons.org/licenses/by-nc/4.0/). By accessing the work you hereby accept the terms. Non-commercial use of the work are permitted without
any further permission, provided the work is properly attributed.

300

Anda mungkin juga menyukai