Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MAKALAH

“ PITA ENERGI ”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Makmur Sirait, M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok VI

Aulia Rahmi (4183321015)

Dini Khorunnisa Sofyan (4183321024)

Niken Ajeng Pratiwi (4182121004)

Syarif Maulana Harahap (4183321016)

Yuwita C. Timorensia (4183321014)

Kelas : Pendidikan Fisika-B 2018

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Model kronig-penney” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk KKNI pada mata kuliah Pendahuluan
fisika zat padat. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pengetahuan
fisika zat padat bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Prof.Dr, Makmur Sirait M.Si selaku dosen yang t
elah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang st
udi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengeta
huannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kri
tik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 9 Mei 2021

Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Model elektron bebas dapat memberikan penjelasan yang baik terhadap kapasitas panas,
hantaran listrik dan kalor, kelemahan magnet dan elektrodinamika logam Namun model ini tidak
bisa memberikan penjelasan terhadap berbagai masalah seperti:
1. Perbedaan di antara logam-logam, semi-logam, semi-konduktor dan isolator
2. Terjadinya harga koefisien Hall yang positif
3. Hubungan antara elektron konduksi dalam logam terhadap elektron valensi atom-atom
bebas
4. Banyak sifat-sifat transport terutama mengenai magneto transport
Daya hantar listrik superkonduktor saat 1 K, < 10 -10 Ω-cm sedangkan daya hantar listrik
dari isolator yang baik adalah > 1022 Ω-cm. Sifat tahanan listrik ini dipengaruhi oleh suhu.
Untuk dapat menerangkan sifat daya hantar listrik zat padat diperlukan sebuah model.
Model yang dikembangkan adalah model elektron hampir bebas dan teori pita energi.

B. Tujuan
1. Mempelajari teori pita energi
2. Mempelajari asal mula serta besar dari celah energi
3. Mempelajari fungsi Bloch dan model Kronigg-Penny
4. Mempelajari fungsi gelombang elektron dalam potesial periodik
5. Mempelajari jumlah orbital di dalam sebuah pita
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Model elektron Hampir Bebas


Dari bab 6 telah diketahui bahwa persamaan distribusi energi model elektron bebas
adalah:

h2 2 2 2
∈k = (k x + k y +k z ) ........ 1
2m
Dimana kondisi batas pada kubus dengan sisi L adalah:

2π 4π
k x , k y ,k z =0 ; ± ;± ;… ........ 2
L L

Fungsi gelombang elektron bebas

φ k ( r ) =exp ( ik . r ) ;
........ 3

Teori elektron bebas memiliki kegagalan dalam menjelaskan perbedaan antara konduktor,
semikonduktor dan isolator. Oleh karena itu, agar kita dapat memahami perbedaan tersebut, kita
menggunakan teori yang mirip dengan teori elektron bebas tetapi sedikit dimodifikasi, yaitu
model elektron hampir bebas.

Gambar 1 kurva a. Energi sebagai fungsi vektor gelombang k menurut model


elektron bebas.
Gambar 2 kurva b. Kurva energi (E) sebagai fungsi vektor gelombang (k)
dalam sebuah kristal monoatomik satu dimensi dengan konstanta kristal
sebesar a. Celah energi Eg yang ditunjukkan terjadi pada k = ± /a. Celah
energi lainnya ditemukan pada ± n/a, untuk nilai integral dari n.

syarat terjadinya difraksi Bragg adalah ( k + G )2 = k2.

Dalam satu dimensi, persamaan tersebut menjadi:

1
k =± G=± nπ /a , ........ 4
2

dimana G = 2nπ/a adalah vektor kisi resiprok dan n adalah bilangan bulat. Celah energi pertama
terjadi untuk nilai k = + π/a. Ingat bahwa daerah antara - π/a dengan + π/a disebut daerah
Brillouin pertama. Celah energi-celah energi yang lainnya terjadi untuk nilai-nilai k yang
merupakan kelipatan dari + π/a.
Fungsi gelombang di titik k = + π/a merupakan fungsi gelombang hasil interferensi antara
gelombang yang berjalan ke kanan dan ke kiri. Hal ini dapat terjadi jika syarat difraksi Bragg
terpenuhi oleh fungsi gelombang k. Hasilnya, fungsi gelombang di titik k = + π/a merupakan
gelombang berdiri.
Fungsi gelombang berdiri tersebut terdiri atas dua macam, yaitu fungsi gelombang yang
saling menguatkan dan fungsi gelombang yang saling melemahkan. Secara matematik, kedua
fungsi gelombang berdiri tersebut dapat dibentuk dari fungsi gelombang yang berjalan ke kanan
dan ke kiri, yaitu sebagai berikut:
φ¿

........ 5

φ¿

1. Asal Celah Energi


Asal mula adanya celah energi yaitu kedua fungsi gelombang φ (+) dan φ (-) (seperti
persamaan 5) menumpukkan elektron di dua tempat yang berbeda, dan karena itu, kedua
kelompok elektron itu memiliki nilai energi potensial yang berbeda.
Kerapatan muatan pada kedua gelombang berdiri tersebut adalah:

ρ¿

Persamaan di atas akan menumpukkan elektron di atas ion-ion positif yang dipusatkan di titik-
titik x = 0, + a, + 2a, + 3a, dst. Lihat gambar 3, kelompok elektron ini berada di daerah yang
berenergi potensial rendah.

ρ¿

Persamaan di atas akan menumpukkan elektron-elektron tersebut di tengah-tengah antara ion-ion


positif tersebut, sehingga elektron-elektron ini memiliki energi potensial yang tinggi.

Gambar 3
Fungsi gelombang di titik A tepat di bawah celah energi pada gambar 2 di atas adalah φ
(+) sedangkan di titik B tepat di atas celah energi adalah φ (-).

2. Besar Celah Energi


Fungsi gelombang pada batas zona Brillouin k = π/a√ 2adalah
cos πx /a dan
√ 2 sin πx /a
yang dinormalisasikan.
Kita misalkan energi potensial sebuah elektron di titik x dalam kristal itu sebagai:

U ( x )=U cos 2 πx /a

Maka kita dapat menentukan nilai energi celah, Eg (yaitu perbedaan energi antara kedua
gelombang berdiri) sebagai berikut:
1
E g=∫ dx U (x) ¿ ¿
0 ........ 6
2 2
¿ 2∫ dx U cos ( 2 πx /a ) ( cos πx /a−sin πx / a ) =U

Jadi, nilai energi celah ini sama dengan komponen dari deret Fourier energi potensial.

B. Fungsi Bloch
Fungsi Bloch membuktikan perlunya teorema bahwa solusi dari persamaan Schrodinger
untuk  potensial periodik harus dalam bentuk khusus.

Ψ k ( r )=u k ( r ) exp ( ik . r )
........ 7

uk ( r ) = periode kisi kristal

uk ( r )=u k ( r +T )

Teorema Bloch:
Fungsi eigen dari persamaan gelombang untuk suatu potensial periodik adalah hasil kali antara
suatu gelombang bidang exp ( ik . r ) dengan suatu fungsi uk ( r ) dengan periode sifat kisi kristal.

ψ k berdegenerasi, yaitu ketika tidak ada fungsi gelombang lain


Fungsi Bloch berlaku ketikatidak
dengan energi sama dan vektor gelombang sebagai . ψk
N = kisi kristal pada lingkaran Na
Energi potensial dalam a, dimana U (x) = U (x + sa), dimana s adalah bilangan bulat. Maka
solusi dari fungsi gelombang adalah:

ψ ( x + a )=Cψ ( x ) ........ 8

Dimana C adalah konstan, maka kejadian di sekitar lingkaran Na adalah:

ψ ( x + Na )=ψ ( x )=C N ψ ( x )

karena ψ ( x ) harus bernilai tunggal.

C=exp ( i2 πs/ N ) ; s=0 ,1 , 2, … .. , N −1 ........ 9

Maka kita dapat melihat bahwa:

ψ ( k )=u k ( x ) exp ( i 2 πsx / Na ) ........ 10


Dimana:

uk ( x )=uk ( x+ a )

k =2 πs / Na

C. Model Kronig-Penney

Potensial periodik yang merupakan persamaan gelombang dapat diselesaikan dalam


fungsi dasar seperti pada gambar 4. Persamaan gelombangnya adalah:

−ℏ2 d 2 ψ
+U ( x ) ψ=ϵψ
2m dx 2 ........ 11
Dimana:
U(x) = energi potensial
ϵ = nilai eigen energi
Model ini menjelaskan tingkah laku elektron dalam sebuah energi potensial yang
periodik, dengan menganggap energi potensial periodik itu merupakan deretan sumur energi
potensial persegi seperti ditunjukkan dalam gambar 4 di bawah ini.
Gambar 4 Energi potensial periodik satu dimensi yang digunakan oleh Kronig dan Penney.

Di dasar sumur, yaitu untuk 0 < x < a, elektron dianggap berada di sekitar sebuah inti
atom (atau diantara dua inti atom), dan energi potensialnya dianggap nol, sehingga di daerah ini
elektron bertingkah sebagai elektron bebas. Sebaliknya, di luar sumur, yaitu untuk –b < x < 0,
energi potensial elektron dianggap sama dengan U0.
Fungsi-fungsi gelombang elektron diperoleh dari persamaan Schrodinger untuk kedua
daerah (yaitu daerah 0 < x < a, dan daerah –b < x < 0) sebagai berikut:
Wilayah 0 < x < a saat U = 0, eigenfunction adalah kombinasi linear

ψ= A eiKx +B e−ikx ........ 12

Bidang gelombang berjalan ke kanan dan ke kiri, dengan energi:

ϵ =ℏ2 K 2 /2m

........ 13

Dalam daerah –b < x < 0 solusi penghalangnya berbentuk

ψ=C eQx + D e−Qx ........ 14

Dengan U o −ϵ =ℏ2 Q 2 /2 m ........ 15

Solusi dari persamaan (7) pada wilayah a < x < a + b harus dikaitkan dengan solusi
persamaan (14) pada wilayah –b < x < 0 dengan teorema Bloch:

ψ ( a< x <a+b )=ψ (−b< x <0 ) e ik ( a+b )


........ 16
Konstanta A, B,C, D dipilih sehingga ψ dan dψ /dx kontinu pada x = 0 dan x = a.
Saat x = 0
........ 17
A+B=C+D
iK(A – B) = Q(C – D) ........ 18

Saat x = a

Dengan menggunakan persamaan 16, didapat:

Aeika +Be−ika=( Ce−Qb+ DeQb ) eik (a +b) ........ 19

iK ( A eika−Be−ika ) =Q ( Ce−Qb−De Qb ) e ik ( a+b )


........ 20

Keempat persamaan linier yang homogen ini (Persamaan 17 sampai 20) akan memiliki
solusi jika determinan dari koefisien-koefisien A, B, C, dan D adalah sama dengan nol. Atau jika

[ ( Q2 −K 2 ) /2QK ] sinh Qbsin Ka+cosh Qb cos Ka=cos k (a+ b)


........ 21 a
Hasilnya akan menjadi sederhana, ketika batasnya b = 0 dan U = ~ menjadi Q 2ba/2 = P.
Dalam batas ini Q > K dan Qb < 1. Kemudian 21a mereduksi menjadi:
(P/Ka) sin Ka + cos Ka = cos ka
........ 21 b

Gambar 5
D. Fungsi Gelombang Eletron Dalam Potensial Periodik
Deret Fourier untuk energi potensial:
U ( x ) =∑ U G e iGx

........ 22

Fungsi nyata dari UG adalah:

U ( x )=∑ U G ( e iGx +e−iGx )=2 ∑ U G cos Gx


G >0 G>0
........ 23

Secara eksplisit, persamaan gelombang adalah:

1 2 1 2
[ 2m ]
p +U ( x ) ψ ( x ) =
2m [ ]
p + ∑ U G e ψ ( x )=e ψ (x)
G
iGx

........ 24

Fungsi gelombang ψ(x) dapat dinyatakan sebagai deret Fourier

Ψ =∑ C ( k ) e ikx
k ........ 25

Dimana

k = bilangan real (k = 2πn/L)

n = bilangan bulat

Untuk menyelesaikan persamaan gelombang, kita subtitusikan persamaan 25 ke dalam 24.


Energi Kinetik
1 2 1
p ψ ( x )= ¿
2m 2m

Energi Potensial

∑ U Ge iGx ¿ψ ( x )=∑ ∑ U G eiGx C (k ) eikx ¿


G G K

Persamaan gelombang merupakan jumlah dari energi kinetik dan energi potensial:
ħ 2 2 ( ) ikx
∑ 2 m k C k e + ∑ ∑ U G C ( k ) e i(k+G )x =∈ ∑ C ( k ) e ikx
k G k k
........ 26

Setiap komponen Fourier harus memiliki koefisien yang sama pada kedua sisi persamaan ini

( λ k −ϵ ) C ( k ) + ∑ U G C ( k−G ) =0
G
........ 27
Dengan notasi

λ k =ħ2 k 2 /2 m ........ 28

1. Pernyataan Ulang Teorema Bloch

Bila kita menentukan C pada persamaan 27, persamaan gelombang pada persamaan 25
menjadi:

Ψ k ( x )=∑ C ( k−G ) e i(k−G) x


G ........ 29

Menurut aturan
ikx
=e ikx uk ( x )
−iGx
Ψ k ( x )=
(∑ C ( k−G ) e ) e
G

Dengan

uk ( x ) ≡ ∑ C ( k −G ) e−iGx
G

Karena uk (x) adalah deret Fourier vektor kisi resiprok dan T adalah translasi kisi kristal,
maka uk (x) = uk (x + T). Maka:
uk ( x+ T ) =∑ C ( k −G ) e−iGT (x+T )=e−iGT [ Σ C( k−G)e−iGx ] ¿ e−iGT uk (x)

Karena exp (-iGT) = 1, maka uk (x + T) = uk (x). Ini merupakan bukti dari teorema bloch
yang berlaku bahkan saat ψk berdegenerasi.

2. Momentum Kristal Sebuah Elektron


Arti penting dari k vektor gelombang digunakan untuk label fungsi Bloch:
 Dalam translasi kisi kristal yang membawa r pada r + T, kita mempunyai

Ψ k ( r +T )=e ikT e ikr u k ( r +T )=eikT Ψ k ( r )


........ 30
Karena uk (r + T) = uk (r) dengan demikian exp (ik.T) adalah faktor fase dimana fungsi
Bloch dikalikan ketika kita membuat translasi kisi kristal.
 Jika potensi kisi hilang, persamaan pusat mengurangi ke (λk – ε)C(k) = 0, sehingga semua
C (k - G) adalah nol kecuali C (k), dan dengan demikian uk (r) adalah konstan. Kami
memiliki ψk(r) = ℯikr , seperti untuk elektron bebas.
 k masuk dalam hukum yang mengatur peristiwa tabrakan dalam kristal.

3. Solusi dari Persamaan Pusat


Persamaan 27 disebut persamaan pusat

( λ k −ϵ ) C ( k ) + ∑ U G C ( k−G ) =0
G ........ 31

Persamaan tersebut merupakan satu set persamaan linear yang menghubungkan koefisien C(k –
G) untuk semua vektor resiprok G. Persamaan ini akan konsisten jika determinan dari koefisien
sama dengan 0.
Kita asumsikan bahwa energi potensial U (x) hanya mengandung satu komponen Fourier U g = U-
g yang dinotasikan oleh U. Koefisien determinannya:

........ 32

Dengan k yang diberikan, setiap akar E atau E k terletak di sebuah pita energi yang
berbeda, kecuali dalam kasus kebetulan.
4. Model Kronig-Penny Dalam Ruang Kisi Balik
Persamaan 31 diselesaikan dengan model Kronig Penney pada delta periodik-fungsi
potensial.
U ( x )=2 ∑ U G cos G x = Aa ∑ δ ( x−sa )
G>0 s ........ 33

Dimana A adalah konstan dan a adalah kisi spasi. Jumlah yang lebih dari semua bilangan buat s
antara 0 dan 1/a. Syarat batas berkala atas cicin satuan panjang, yang berarti lebih dari 1/a atom.
Dengan demikian koefisien fourier potensial adalah:

1 1
U G =∫ dx U ( x ) cos Gx= Aa ∑ ∫ dx δ ( x−sa ) cos Gx
0 s 0

........ 34

¿ Aa ∑ cos Gsa= A
s

Kami tulis persamaannya dengan k sebagai indeks Bloch, ini menjadi:


( λ¿ ¿ k−ϵ )C ( k )+ A ∑ C ( k −2 πn/a )=0 ¿
n
........ 35
2 2
Di mana λ k =ℏ k /2 m dan jumlah yang lebih dari semua bilangan bulat n, kita ingin
memecahkan persamaan diatas untuk ϵ (k ) kita mendefinisikan
f ( k )=∑ C ( k−2 πn/a )
n ........ 36
Maka persamaannya menjadi
2 mA

C ( k )=

( )
ℏ2
f (k) ........ 37

2 mϵ
k 2−( 2 )

Karena jumlah persamaan 36 adalah semua koefisien C, kita memiliki untuk setiap n yaitu:
2 πn
f ( k )=f (k − ) ........ 38
a
Hubungan ini dapat dituliskan
2mA 2 −1 ........ 39
C ( k −2 πn /a )=−
( )
ℏ2
f ( k) [ ( k −2 πn/a ) 2
−2 mϵ/ℏ ]
Jumlah kedua belah pihak untuk mendapatkan semua n, menggunakan persamaan 36 dan
menghilangkan f(k) dari kedua belah pihak
−1
( ℏ 2 /2 mA ) =−∑ [ ( k −2 π n /a )2−2 mϵ /ℏ2 ] ........ 40
n

penjumlahan dapat dihitung dengan bantuan hubungan standar


1 ........ 41
ctn x=∑
n nπ + x
setelah manipulasi trigonometri di mana kita menggunakan hubungan untuk selisih dua
cotangents dan produk dari dua sinus, jumlah pada persamaan (40) menjadi
a2 sin Ka
4 Ka¿ ¿ ........ 42
Dimana K 2=2 mϵ /ℏ2
Hasil dari persamaan (40) adalah
........ 43
(mAa ¿ ¿ 2/2ℏ 2) ( Ka)−1 sin ⁡Ka+cos ⁡Ka=cos ⁡Ka ¿
yang sesuai dengan hasil Kronig-Penney (21b) dengan P ditulis untuk mAa 2 /2 ℏ2 .

5. Pendekatan Kisi Kosong


Struktur pita yang sebenarnya biasanya dipamerkan sebagai bidang energi berlawanan
dengan vektor gelombang di zona Brilouin pertama. Ketika vektor gelombang diberikan di luar
zona pertama, mereka dibawa kembali ke dalam zona pertama dengan mengurangi vektor kisi
cocok timbal balik.
Ketika energi pita yang diperkirakan cukup baik dengan energi elektron bebas
ϵ k =ℏ2 k 2 /2 m, disarankan untuk memulai perhitungan dengan melakukan energi elektron bebas
kembali ke dalam zona pertama. Prosedur ini cukup sederhana sekali Anda dapat menguasainya.
Cari nilai G sehingga k’ di zona pertama dapat ditentukan.
k ' +G=k

di mana k tidak terbatas dan merupakan vektor gelombang elektron bebas dalam kisi kosong.
Jika kita menjatuhkan K sebagai bagasi yang tidak perlu, energi elektron bebas selalu dapat
ditulis sebagai
ℏ2 (
( )
ϵ ( kx , k y , k z )=
2m
k +G )
2

ℏ2
¿ ( )
2m
2 2 2
[ ( k x + Gx ) + ( k y +G y ) + ( k z+ Gz ) ]

Dengan K di zona pertama dan G diizinkan untuk menjalankan lebih dari titik-titik kisi timbal
balik. Misalkan, kita ingin menunjukkan energi sebagai fungsi dari K dalam bidang arah [100] .

ℏ2
Untuk, pilih unit tersebut bahwa =1. Kami menunjukkan beberapa dataran rendah di pita ini
2m
pendekatan kisi kosong dengan energi mereka ϵ ( 000 ) di k = 0 dan ϵ ( k x 00 ) panjang sumbu kx di
zona pertama.

Pita-pita elektron bebas diplot pada Gambar 8.

Gambar 8
Perkiraan solusi Dekat Batas Zona
Vektor gelombang pada batas zona 1/2G, yaitu pada /a.
sehingga pada batas zona energi kinetik dari dua komponen gelombang K= 1/2G adalah sama.

Jika C (1/2G) adalah koefisien penting dalam 29 orbital pada batas zona, daripada C (-1/2G) juga
merupakan koefisien penting. Hasil ini juga mengikuti dari disscussion dari 5. Kami retaint
hanya persamaan dalam persamaan pusat yang mengandung kedua koefisien C (1/2G) dan C (-
1/2G), dan mengabaikan semua koefisien lainnya.

Satu persamaan 31 menjadi, dengan K = 1/2G dan

........ 44

persamaan dari 31 menjadi

........ 45

Ini dua persamaan memiliki solusi trivial untuk koefisien benar jika e energi memenuhi

........ 46

........ 47
ketika
Energi ini memiliki dua akar, satu lebih rendah dari energi kinetik elektron bebas oleh U,
dan satu yang lebih tinggi dengan U. Jadi energi potensial 2 U cos Gx telah menciptakan sebuah
energi gap 2U pada batas zona. Rasio C mungkin dari 44 atau 45:

........ 48

langkah terakhir menggunakan persamaan 47. Jadi ekspansi Fourier pada batas zona
memiliki solusi dua.

Kami menggunakan pendekatan yang sama untuk komponen, sekarang dengan fungsi
gelombang dari formulir.
........ 49

 Sebagaimana diarahkan oleh persamaan 31:

dengan λk didefinisikan sebagai . persamaan ini memiliki solusi jika energi satis sebuah

Ketika

Energi ini memiliki dua akar:


........ 50

Dan setiap akar menggambarkan sebuah pita energi, diplot pada gambar 9. Hal ini mudah
memperluas energi, dalam hal K kuantitas (tanda atas K disebut tilde), yang mengukur

perbedaan wavevector antara K dan batas zona.

........ 51

Di wilayah . Berikut seperti sebelumnya.


Gambar 9

dua akar batas zona 47 sebagai kita dapat menulis persamaan 51 sebagai:

........ 52
Ini adalah akar untuk energi ketika wavevector sangat dekat dengan batas zona di 1/2G.
E. Jumlah Orbital Dalam Sebuah Pita
Mempertimbangkan kristal dibentuk dari bilangan genap N dan kisi konstan. Nilai-nilai
yang diperbolehkan dari gelombang elektron vektor k di zona Brilouin pertama adalah:
2π 4 π Nπ
k =0 , ± ,± , …. ........ 53
L L L

Kami memotong rangkaian di Nπ/L=π/a, ini adalah batas zona.


Titik -Nπ/L=-π/a tidak akan dihitung sebagai titik independen karena terhubung
dengan vektor kisi timbal balik dengan π/a,yaitu jumlah total sel N.
Setiap sel berkontribusi hanya satu nilai independen k untuk setiap kisi energi. Hasil
ini membawa lebih ke dalam tiga dimensi. dengan pertimbangandua
orientasi independen dari spin elektron, ada 2N orbital independen dalam setiap kisi energi.
Ada atom tunggal valensi satu di setiap sel, kisi ini dapat setengah diisi
dengan elektron. Jika setiap atom memberikan kontribusi dua elektron valensi untuk kisi, kisi
ini bisa diisi penuh. Jika ada dua atom valensi satu di setiap sel, kisi ini juga dapat diisi penuh.
1. Logam dan Isolator
Jika elektron valensi mengisi satu atau lebih kisi dan yang lain kosong maka disebut
isolator. Medan listrik eksternal tidak akan menimbulkan aliran arus pada isolator. Kristal dapat
menjadi isolator jika jumlah elektron valensi dari kristal adalah bilangan bulat.
Logam-logam alkali dan logam-logam mulia memiliki 1 elektron valensi per sel,
sehingga mereka disebut logam. Logam alkali tanah memiliki 2 elektron valensi, mereka bidsa
menjadi isolator. Berlian, Silikon dan Germanium masing-masing memiliki 2 atom valensi 4,
sehingga ada 8 elektron valensi per sel.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
ik .r
ψ k ( r )=e
1. Solusi dari persamaan gelombang dalam kisi kristal dari Bloch uk (r ),

dimana uk (r) adalah sama dalam translasi kisi kristal.


2. Ada daerah energi yang bukan solusi dari fungsi Bloch. Energi ini membentuk daerah
terlarang dimana fungsi gelombang yang teredam dalam ruang-ruang dan nilai-nilai k
yang kompleks, seperti pada gambar di bawah ini.

Adanya daerah energi terlarang merupakan syarat terjadinya isolator


3. Pita energi dapat didekati dengan satu atau dua bidang gelombang, contoh

ψ k ( x ) ≅ C ( k ) eikx +C ( k −G ) ei ( k−G) x 1
dekat dengan daerah batas
G
2
4. Jumlah orbital dalam pita adalah 2N, dimana N adalah jumlah sel dalam specimen

B. Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Charle Kittel, Introduction to Solid State Physics, sixth ed., John Wiley & Sons, Inc., New York,
1996.

Anda mungkin juga menyukai