“ PITA ENERGI ”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok VI
2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Model kronig-penney” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk KKNI pada mata kuliah Pendahuluan
fisika zat padat. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pengetahuan
fisika zat padat bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Prof.Dr, Makmur Sirait M.Si selaku dosen yang t
elah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang st
udi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengeta
huannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kri
tik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model elektron bebas dapat memberikan penjelasan yang baik terhadap kapasitas panas,
hantaran listrik dan kalor, kelemahan magnet dan elektrodinamika logam Namun model ini tidak
bisa memberikan penjelasan terhadap berbagai masalah seperti:
1. Perbedaan di antara logam-logam, semi-logam, semi-konduktor dan isolator
2. Terjadinya harga koefisien Hall yang positif
3. Hubungan antara elektron konduksi dalam logam terhadap elektron valensi atom-atom
bebas
4. Banyak sifat-sifat transport terutama mengenai magneto transport
Daya hantar listrik superkonduktor saat 1 K, < 10 -10 Ω-cm sedangkan daya hantar listrik
dari isolator yang baik adalah > 1022 Ω-cm. Sifat tahanan listrik ini dipengaruhi oleh suhu.
Untuk dapat menerangkan sifat daya hantar listrik zat padat diperlukan sebuah model.
Model yang dikembangkan adalah model elektron hampir bebas dan teori pita energi.
B. Tujuan
1. Mempelajari teori pita energi
2. Mempelajari asal mula serta besar dari celah energi
3. Mempelajari fungsi Bloch dan model Kronigg-Penny
4. Mempelajari fungsi gelombang elektron dalam potesial periodik
5. Mempelajari jumlah orbital di dalam sebuah pita
BAB II
KAJIAN TEORI
h2 2 2 2
∈k = (k x + k y +k z ) ........ 1
2m
Dimana kondisi batas pada kubus dengan sisi L adalah:
2π 4π
k x , k y ,k z =0 ; ± ;± ;… ........ 2
L L
φ k ( r ) =exp ( ik . r ) ;
........ 3
Teori elektron bebas memiliki kegagalan dalam menjelaskan perbedaan antara konduktor,
semikonduktor dan isolator. Oleh karena itu, agar kita dapat memahami perbedaan tersebut, kita
menggunakan teori yang mirip dengan teori elektron bebas tetapi sedikit dimodifikasi, yaitu
model elektron hampir bebas.
1
k =± G=± nπ /a , ........ 4
2
dimana G = 2nπ/a adalah vektor kisi resiprok dan n adalah bilangan bulat. Celah energi pertama
terjadi untuk nilai k = + π/a. Ingat bahwa daerah antara - π/a dengan + π/a disebut daerah
Brillouin pertama. Celah energi-celah energi yang lainnya terjadi untuk nilai-nilai k yang
merupakan kelipatan dari + π/a.
Fungsi gelombang di titik k = + π/a merupakan fungsi gelombang hasil interferensi antara
gelombang yang berjalan ke kanan dan ke kiri. Hal ini dapat terjadi jika syarat difraksi Bragg
terpenuhi oleh fungsi gelombang k. Hasilnya, fungsi gelombang di titik k = + π/a merupakan
gelombang berdiri.
Fungsi gelombang berdiri tersebut terdiri atas dua macam, yaitu fungsi gelombang yang
saling menguatkan dan fungsi gelombang yang saling melemahkan. Secara matematik, kedua
fungsi gelombang berdiri tersebut dapat dibentuk dari fungsi gelombang yang berjalan ke kanan
dan ke kiri, yaitu sebagai berikut:
φ¿
........ 5
φ¿
ρ¿
Persamaan di atas akan menumpukkan elektron di atas ion-ion positif yang dipusatkan di titik-
titik x = 0, + a, + 2a, + 3a, dst. Lihat gambar 3, kelompok elektron ini berada di daerah yang
berenergi potensial rendah.
ρ¿
Gambar 3
Fungsi gelombang di titik A tepat di bawah celah energi pada gambar 2 di atas adalah φ
(+) sedangkan di titik B tepat di atas celah energi adalah φ (-).
U ( x )=U cos 2 πx /a
Maka kita dapat menentukan nilai energi celah, Eg (yaitu perbedaan energi antara kedua
gelombang berdiri) sebagai berikut:
1
E g=∫ dx U (x) ¿ ¿
0 ........ 6
2 2
¿ 2∫ dx U cos ( 2 πx /a ) ( cos πx /a−sin πx / a ) =U
Jadi, nilai energi celah ini sama dengan komponen dari deret Fourier energi potensial.
B. Fungsi Bloch
Fungsi Bloch membuktikan perlunya teorema bahwa solusi dari persamaan Schrodinger
untuk potensial periodik harus dalam bentuk khusus.
Ψ k ( r )=u k ( r ) exp ( ik . r )
........ 7
uk ( r )=u k ( r +T )
Teorema Bloch:
Fungsi eigen dari persamaan gelombang untuk suatu potensial periodik adalah hasil kali antara
suatu gelombang bidang exp ( ik . r ) dengan suatu fungsi uk ( r ) dengan periode sifat kisi kristal.
ψ ( x + a )=Cψ ( x ) ........ 8
ψ ( x + Na )=ψ ( x )=C N ψ ( x )
uk ( x )=uk ( x+ a )
k =2 πs / Na
C. Model Kronig-Penney
−ℏ2 d 2 ψ
+U ( x ) ψ=ϵψ
2m dx 2 ........ 11
Dimana:
U(x) = energi potensial
ϵ = nilai eigen energi
Model ini menjelaskan tingkah laku elektron dalam sebuah energi potensial yang
periodik, dengan menganggap energi potensial periodik itu merupakan deretan sumur energi
potensial persegi seperti ditunjukkan dalam gambar 4 di bawah ini.
Gambar 4 Energi potensial periodik satu dimensi yang digunakan oleh Kronig dan Penney.
Di dasar sumur, yaitu untuk 0 < x < a, elektron dianggap berada di sekitar sebuah inti
atom (atau diantara dua inti atom), dan energi potensialnya dianggap nol, sehingga di daerah ini
elektron bertingkah sebagai elektron bebas. Sebaliknya, di luar sumur, yaitu untuk –b < x < 0,
energi potensial elektron dianggap sama dengan U0.
Fungsi-fungsi gelombang elektron diperoleh dari persamaan Schrodinger untuk kedua
daerah (yaitu daerah 0 < x < a, dan daerah –b < x < 0) sebagai berikut:
Wilayah 0 < x < a saat U = 0, eigenfunction adalah kombinasi linear
ϵ =ℏ2 K 2 /2m
........ 13
Solusi dari persamaan (7) pada wilayah a < x < a + b harus dikaitkan dengan solusi
persamaan (14) pada wilayah –b < x < 0 dengan teorema Bloch:
Saat x = a
Keempat persamaan linier yang homogen ini (Persamaan 17 sampai 20) akan memiliki
solusi jika determinan dari koefisien-koefisien A, B, C, dan D adalah sama dengan nol. Atau jika
Gambar 5
D. Fungsi Gelombang Eletron Dalam Potensial Periodik
Deret Fourier untuk energi potensial:
U ( x ) =∑ U G e iGx
........ 22
1 2 1 2
[ 2m ]
p +U ( x ) ψ ( x ) =
2m [ ]
p + ∑ U G e ψ ( x )=e ψ (x)
G
iGx
........ 24
Ψ =∑ C ( k ) e ikx
k ........ 25
Dimana
n = bilangan bulat
Energi Potensial
Persamaan gelombang merupakan jumlah dari energi kinetik dan energi potensial:
ħ 2 2 ( ) ikx
∑ 2 m k C k e + ∑ ∑ U G C ( k ) e i(k+G )x =∈ ∑ C ( k ) e ikx
k G k k
........ 26
Setiap komponen Fourier harus memiliki koefisien yang sama pada kedua sisi persamaan ini
( λ k −ϵ ) C ( k ) + ∑ U G C ( k−G ) =0
G
........ 27
Dengan notasi
λ k =ħ2 k 2 /2 m ........ 28
Bila kita menentukan C pada persamaan 27, persamaan gelombang pada persamaan 25
menjadi:
Menurut aturan
ikx
=e ikx uk ( x )
−iGx
Ψ k ( x )=
(∑ C ( k−G ) e ) e
G
Dengan
uk ( x ) ≡ ∑ C ( k −G ) e−iGx
G
Karena uk (x) adalah deret Fourier vektor kisi resiprok dan T adalah translasi kisi kristal,
maka uk (x) = uk (x + T). Maka:
uk ( x+ T ) =∑ C ( k −G ) e−iGT (x+T )=e−iGT [ Σ C( k−G)e−iGx ] ¿ e−iGT uk (x)
Karena exp (-iGT) = 1, maka uk (x + T) = uk (x). Ini merupakan bukti dari teorema bloch
yang berlaku bahkan saat ψk berdegenerasi.
( λ k −ϵ ) C ( k ) + ∑ U G C ( k−G ) =0
G ........ 31
Persamaan tersebut merupakan satu set persamaan linear yang menghubungkan koefisien C(k –
G) untuk semua vektor resiprok G. Persamaan ini akan konsisten jika determinan dari koefisien
sama dengan 0.
Kita asumsikan bahwa energi potensial U (x) hanya mengandung satu komponen Fourier U g = U-
g yang dinotasikan oleh U. Koefisien determinannya:
........ 32
Dengan k yang diberikan, setiap akar E atau E k terletak di sebuah pita energi yang
berbeda, kecuali dalam kasus kebetulan.
4. Model Kronig-Penny Dalam Ruang Kisi Balik
Persamaan 31 diselesaikan dengan model Kronig Penney pada delta periodik-fungsi
potensial.
U ( x )=2 ∑ U G cos G x = Aa ∑ δ ( x−sa )
G>0 s ........ 33
Dimana A adalah konstan dan a adalah kisi spasi. Jumlah yang lebih dari semua bilangan buat s
antara 0 dan 1/a. Syarat batas berkala atas cicin satuan panjang, yang berarti lebih dari 1/a atom.
Dengan demikian koefisien fourier potensial adalah:
1 1
U G =∫ dx U ( x ) cos Gx= Aa ∑ ∫ dx δ ( x−sa ) cos Gx
0 s 0
........ 34
¿ Aa ∑ cos Gsa= A
s
C ( k )=
−
( )
ℏ2
f (k) ........ 37
2 mϵ
k 2−( 2 )
ℏ
Karena jumlah persamaan 36 adalah semua koefisien C, kita memiliki untuk setiap n yaitu:
2 πn
f ( k )=f (k − ) ........ 38
a
Hubungan ini dapat dituliskan
2mA 2 −1 ........ 39
C ( k −2 πn /a )=−
( )
ℏ2
f ( k) [ ( k −2 πn/a ) 2
−2 mϵ/ℏ ]
Jumlah kedua belah pihak untuk mendapatkan semua n, menggunakan persamaan 36 dan
menghilangkan f(k) dari kedua belah pihak
−1
( ℏ 2 /2 mA ) =−∑ [ ( k −2 π n /a )2−2 mϵ /ℏ2 ] ........ 40
n
di mana k tidak terbatas dan merupakan vektor gelombang elektron bebas dalam kisi kosong.
Jika kita menjatuhkan K sebagai bagasi yang tidak perlu, energi elektron bebas selalu dapat
ditulis sebagai
ℏ2 (
( )
ϵ ( kx , k y , k z )=
2m
k +G )
2
ℏ2
¿ ( )
2m
2 2 2
[ ( k x + Gx ) + ( k y +G y ) + ( k z+ Gz ) ]
Dengan K di zona pertama dan G diizinkan untuk menjalankan lebih dari titik-titik kisi timbal
balik. Misalkan, kita ingin menunjukkan energi sebagai fungsi dari K dalam bidang arah [100] .
ℏ2
Untuk, pilih unit tersebut bahwa =1. Kami menunjukkan beberapa dataran rendah di pita ini
2m
pendekatan kisi kosong dengan energi mereka ϵ ( 000 ) di k = 0 dan ϵ ( k x 00 ) panjang sumbu kx di
zona pertama.
Gambar 8
Perkiraan solusi Dekat Batas Zona
Vektor gelombang pada batas zona 1/2G, yaitu pada /a.
sehingga pada batas zona energi kinetik dari dua komponen gelombang K= 1/2G adalah sama.
Jika C (1/2G) adalah koefisien penting dalam 29 orbital pada batas zona, daripada C (-1/2G) juga
merupakan koefisien penting. Hasil ini juga mengikuti dari disscussion dari 5. Kami retaint
hanya persamaan dalam persamaan pusat yang mengandung kedua koefisien C (1/2G) dan C (-
1/2G), dan mengabaikan semua koefisien lainnya.
........ 44
........ 45
Ini dua persamaan memiliki solusi trivial untuk koefisien benar jika e energi memenuhi
........ 46
........ 47
ketika
Energi ini memiliki dua akar, satu lebih rendah dari energi kinetik elektron bebas oleh U,
dan satu yang lebih tinggi dengan U. Jadi energi potensial 2 U cos Gx telah menciptakan sebuah
energi gap 2U pada batas zona. Rasio C mungkin dari 44 atau 45:
........ 48
langkah terakhir menggunakan persamaan 47. Jadi ekspansi Fourier pada batas zona
memiliki solusi dua.
Kami menggunakan pendekatan yang sama untuk komponen, sekarang dengan fungsi
gelombang dari formulir.
........ 49
dengan λk didefinisikan sebagai . persamaan ini memiliki solusi jika energi satis sebuah
Ketika
Dan setiap akar menggambarkan sebuah pita energi, diplot pada gambar 9. Hal ini mudah
memperluas energi, dalam hal K kuantitas (tanda atas K disebut tilde), yang mengukur
........ 51
dua akar batas zona 47 sebagai kita dapat menulis persamaan 51 sebagai:
........ 52
Ini adalah akar untuk energi ketika wavevector sangat dekat dengan batas zona di 1/2G.
E. Jumlah Orbital Dalam Sebuah Pita
Mempertimbangkan kristal dibentuk dari bilangan genap N dan kisi konstan. Nilai-nilai
yang diperbolehkan dari gelombang elektron vektor k di zona Brilouin pertama adalah:
2π 4 π Nπ
k =0 , ± ,± , …. ........ 53
L L L
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ik .r
ψ k ( r )=e
1. Solusi dari persamaan gelombang dalam kisi kristal dari Bloch uk (r ),
ψ k ( x ) ≅ C ( k ) eikx +C ( k −G ) ei ( k−G) x 1
dekat dengan daerah batas
G
2
4. Jumlah orbital dalam pita adalah 2N, dimana N adalah jumlah sel dalam specimen
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Charle Kittel, Introduction to Solid State Physics, sixth ed., John Wiley & Sons, Inc., New York,
1996.