Anda di halaman 1dari 55

MENTERI PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR KP 823 TAHUN 2018

TENTANG

RENCANA OPERASI PENYELENGGARAAN


ANGKUTAN LEBARAN TERPADU TAHUN 2018 (1439 HIJRIAH)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelayanan kepada


masyarakat pada Angkutan Lebaran Tahun 2018 (1439
Hijriah) yang aman, selamat, nyaman, tertib, dan lancar,
perlu dilakukan perencanaan, pemantauan dan
pengendalian secara terpadu;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Keputusan
Menteri Perhubungan tentang Rencana Operasi
Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2018
(1439 Hijriah);

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4444);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang
Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia
- 2 -

Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara


Republik Indonesia Nomor 4722);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4849);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4956);
5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah kedua dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
7. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1844) sebagaimana telah diubah beberapa
kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 117 Tahun 2017 tentang Perubahan Ketiga
atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 1891);
9. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2004 tentang
Koordinasi Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Terpadu;
- 3 -

10. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 643 Tahun


2018 tentang Tim Koordinasi Penyelenggaraan Angkutan
Lebaran Terpadu Tahun 2018 (1439 Hijriah);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG RENCANA


OPERASI PENYELENGGARAAN ANGKUTAN LEBARAN
TERPADU TAHUN 2018 (1439 HIJRIAH).

PERTAMA Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2018


(1439 Hijriah) mencakup seluruh wilayah Indonesia, yang
dilaksanakan secara aman, selamat, nyaman, tertib, dan
lancar dengan titik berat pada moda:
a. Angkutan Jalan meliputi 15 (lima belas) wilayah Provinsi,
yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung,
Banten, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur,
Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Sulawesi
Selatan;
b. Angkutan Penyeberangan meliputi 7 (tujuh) lintas
penyeberangan utama, yaitu Merak - Bakauheni (Jawa-
Sumatera), Ketapang - Gilimanuk (Jawa - Bali),
Padangbai - Lernbar (Bali - Lombok), Kayangan -
Pototano (Lombok - Sumbawa/Nusa Tenggara Barat),
Kariangau - Penajam (Balikpapan- Kabupaten Penajam
Paser Utara, Kalimantan Timur), Bajoe - Kolaka (Sulawesi
Selatan - Sulawesi Tenggara) dan Tanjung Api Api -
Tanjung Kelian (Sumatera Selatan - Bangka);
c. Angkutan Kereta Api, meliputi:
1. 9 (sembilan) Daerah Operasi (Daops) di Pulau Jawa,
yaitu Daop I DKI Jakarta, Daop II Bandung, Daop III
Cirebon, Daop IV Semarang, Daop V Purwokerto,
Daop VI Yogyakarta, Daop VII Madiun, Daop VIII
Surabaya dan Daop IX Jember; dan
- 4 -

2. 4 (empat) Divisi Regional (Divre) di Pulau Sumatera,


yaitu Divre I Sumatera Utara, Divre II Sumatera
Barat, Divre III Sumatera Selatan, dan Divre IV
Tanjung Karang.
d. Angkutan Laut meliputi 52 (lima puluh dua) pelabuhan,
yaitu Belawan, Tg. Balai Asahan, Sibolga, Pekanbaru,
Dumai, Sei Pakning, Selat Panjang, Tg. Balai Karimun,
Batam, Tg. Batu Kundur, Tg. Uban, Tg. Pinang, Sei Kolak
Kijang, Kuala Tungkal, Palembang, Teluk Bayur, Tg.
Pandan, Pkl. Balam/Muntok, Tanjung Priok, Tanjung
Ernas, Tanjung Perak, Gresik, Benoa, Lernbar, Kupang,
Pontianak, Kumai, Sampit, Banjarmasin, Balikpapan,
Samarinda, Tarakan, Nunukan, Makasar, Pare-Pare, Bau
- Bau, Siwa, Kendari, Pantoloan, Gorontalo, Bitung,
Manado, Ternate, Sanana, Ambon, Tual, Namlea, Sorong,
Manokwari, Biak, Jayapura, dan Merauke; dan
e. Angkutan Udara meliputi 35 (tiga puluh lima) bandar
udara, yaitu Soekarno Hatta (Jakarta), Halim Perdana
Kusuma (Jakarta), Juanda (Surabaya), Sultan
Hasannudin (Makasar), Kualanamu (Medan), Ngurah Rai
(Denpasar), Syamsuddin Noer (Banjarmasin), Sepinggan
(Balikpapan), Ahmad Yani (Semarang), Juwata (Tarakan),
El Tari (Kupang), Adi Soetjipto (Yogyakarta), Sultan
Syarief Kasim II (Pekanbaru), Sultan Mahmud
Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak), Hang
Nadim (Batam), Minangkabau (Padang), Depati Amir
(Pangkal Pinang), Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang),
Adi Soemarmo (Solo), Sam Ratulangi (Manado), Praya
(Lombok), Mutiara Sis Al Jufri (Palu), Sultan Baabullah
(Ternate), Sultan Thaha (Jambi), Sultan Iskandar Muda
(Banda Aceh), Tjilik Riwut (Palangkaraya), Sentani
(Jayapura), Fatmawati Soekarno (Bengkulu), Radin Inten
II (Lampung), Jalaluddin (Gorontalo), Husein
Sastranegara (Bandung), Pattimura (Ambon) , Haluoleo
(Kendari) dan Frans Kaisiepo (Biak).
- 5 -

KEDUA : Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2018


(1439 Hijriah) sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA dilaksanakan secara terpadu melalui kegiatan
persiapan, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian, dan
evaluasi oleh masing-masing instansi terkait sesuai dengan
tugas dan fungsi dengan tetap mengutamakan koordinasi
antar instansi guna keterpaduan pelaksanaan.

KETIGA : Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2018


(1439 Hijriah) sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KEDUA
dilakukan dengan berpedoman pada Rencana Operasi
Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2018
(1439 Hijriah) sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri
ini.

KEEMPAT : Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Direktur Jenderal


Perhubungan Laut, Direktur Jenderal Perhubungan Udara
dan Direktur Jenderal Perkeretaapian melaporkan
Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2018
(1439 Hijriah) kepada Menteri Perhubungan.
- 6 -

KELIMA Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 18 Mei 2018
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BUDI KARYA SUMADI

SALINAN Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:


1. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia;
2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia;
3. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik
Indonesia;
4. Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia;
5. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia;
6. Menteri Keuangan Republik Indonesia;
7. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia;
8. Menteri Perindustrian Republik Indonesia;
9. Menteri Perdagangan Republik Indonesia;
10. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia;
11. Menteri Pertanian Republik Indonesia;
12. Menteri Kesehatan Republik Indonesia;
13. Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia;
14. Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia;
15. Panglima Tentara Nasional Indonesia;
16. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
17. Para Gubernur Seluruh Indonesia;
18. Para Bupati/Walikota Seluruh Indonesia;
19. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Para Direktur Jenderal, Para
Kepala Badan, Para Kepala Biro, dan Para Kepala Pusat di lingkungan
Kementerian Perhubungan;
20. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geoflsika;
21. Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan;
22. Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi;
23. Para Kepala Dinas Perhubungan Provinsi dan Kabupaten/Kota Seluruh
Indonesia.

Salinan sesuai dengan aslinya

5IRO HUKUM,

I H., SH. DESS


Muda (IV/c)
1023 199203 1 003
LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KP 823 TAHUN 2018
TENTANG RENCANA OPERASI
PENYELEN GGARAAN ANGKUTAN
LEBARAN TERPADU TAHUN 2018 (1439
HIJRIAH)

RENCANA OPERASI PENYELENGGARAN


ANGKUTAN LEBARAN TERPADU TAHUN 2018 (1439 HIJRIAH)

I. TUGAS PO KOK

Tim Koordinasi Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2018


(1439 Hijriah) dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan
Nomor KP. 643 Tahun 2018 tentang Tim Koordinasi Penyelenggaraan
Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2018 (1439 Hijriah) mempunyai tugas
yaitu merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, mengawasi dan
mengevaluasi penyelenggaraan Angkutan Lebaran Terpadu agar dapat
berjalan dengan aman, selamat, tertib, lancar dan terpadu antarmoda
angkutan sebagaimana diatur dalam lampiran Keputusan Menteri
Perhubungan ini.

II. WILAYAH DAN WAKTU PENYELENGGARAAN

A. Wilayah Penyelenggaraan.

Mencakup seluruh wilayah Indonesia dengan titik berat pengendalian


terpadu pada:

1. Transportasi Darat.

a. Angkutan Jalan.

15 (lima belas) Provinsi, yaitu Sumatera Utara, Sumatera


Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa
Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur,
Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan.

b. Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan.

7 (tujuh) lintas utama penyeberangan, yaitu Merak -


Bakauheni (Jawa - Sumatera), Ketapang - Gilimanuk (Jawa -
Bali), Padangbai - Lernbar (Bali - Lombok), Kayangan - Pototano
(Lombok- Sumbawa/NTB), Kariangau - Penajam (Balikpapan -
Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur), Bajoe -
Kolaka (Sulawesi Selatan - Sulawesi Tenggara) dan Tanjung Api
Api - Tanjung Kelian (Sumatera Selatan-Bangka).
- 2 -

2. Transportasi Perkeretaapian.

9 (sembilan) Daerah Operasi yaitu Daop I DKI Jakarta, Daop II


Bandung, Daop III Cirebon, Daop IV Semarang, Daop V
Purwokerto, Daop VI Yogyakarta, Daop VII Madiun, Daop VIII
Surabaya dan Daop IX Jember dan 4 (empat) Divisi Regional
(Divre), yaitu Divre I Sumatera Utara, Divre II Sumatera Barat,
Divre III Sumatera Selatan dan Divre IV Tanjung Karang.

3. Transportasi Laut.

Mencakup seluruh wilayah Indonesia dengan titik berat


pengendalian terpadu meliputi 52 (lima puluh dua) pelabuhan
laut, yaitu Belawan, Tg. Balai Asahan, Sibolga, Pekanbaru, Dumai,
Sei Pakning, Selat Panjang, Tg. Balai Karimun, Batam, Tg. Batu
Kundur, Tg. Uban, Tg. Pinang, Sei Kolak Kijang, Kuala Tungkal,
Palembang, Teluk Bayur, Tg. Pandan, Pkl. Balam/Muntok,
Tanjung Priok, Tanjung Ernas, Tanjung Perak, Gresik, Benoa,
Lernbar, Kupang, Pontianak, Kumai, Sampit, Banjarmasin,
Balikpapan, Samarinda, Tarakan, Nunukan, Makasar, Pare-Pare,
Bau-Bau, Siwa, Kendari, Pantoloan, Gorontalo, Bitung, Manado,
Ternate, Sanana, Ambon, Tual, Namlea, Sorong, Manokwari, Biak,
Jayapura, dan Merauke.

4. Transportasi Udara.

Mencakup seluruh wilayah Indonesia dengan titik berat


pengendalian terpadu meliputi 35 (tiga puluh lima) bandar udara,
yaitu Soekarno Hatta (Jakarta), Halim Perdana Kusuma (Jakarta),
Juanda (Surabaya), Sultan Hasannudin (Makasar), Kualanamu
(Medan), Ngurah Rai (Denpasar), Syamsuddin Noer (Banjarmasin),
Sepinggan (Balikpapan), Ahmad Yani (Semarang), Juwata
(Tarakan), El Tari (Kupang), Adi Soetjipto (Yogyakarta), Sultan
Syarief Kasim II (Pekanbaru), Sultan Mahmud Badaruddin II
(Palembang), Supadio (Pontianak), Hang Nadim (Batam),
Minangkabau (Padang), Depati Amir (Pangkal Pinang), Raja Haji
Fisabilillah (Tanjung Pinang), Adi Soemarmo (Solo), Sam Ratulangi
(Manado), Praya (Lombok), Mutiara Sis Al Jufri (Palu), Sultan
Baabullah (Ternate), Sultan Thaha (Jambi), Sultan Iskandar Muda
(Banda Aceh), Tjilik Riwut (Palangkaraya), Sentani (Jayapura),
Fatmawati Soekarno (Bengkulu), Radin Inten II (Lampung),
Jalaluddin (Gorontalo), Husein Sastranegara (Bandung), Pattimura
(Ambon) , Haluoleo (Kendari) dan Frans Kaisiepo (Biak).

5. Kegiatan Penunjang.

a. Pelayanan Pencarian dan Pertolongan.

Pelayanan Pencarian dan Pertolongan mencakup seluruh


wilayah teritorial Republik Indonesia baik darat, laut maupun
udara dengan mengkoordinasikan kegiatan Pencarian dan
Pertolongan dalam rangka kesiapsiagaan dan pengendalian
unsur-unsur Pencarian dan Pertolongan di seluruh wilayah
tanggung jawab Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional,
- 3 -

dalam rangka mengantisipasi terjadinya musibah/kecelakaan


pelayaran, penerbangan, bencana, dan musibah lainnya.

b. Pelayanan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.

Pelayanan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (MKG)


mencakup seluruh wilayah Indonesia yang dipusatkan pada
kantor Pusat dan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) wilayah, yaitu: Kantor BMKG Pusat di
Jakarta, Wilayah I di Medan, Wilayah II di Jakarta, Wilayah III
di Denpasar, Wilayah IV di Makassar, Wilayah V di Jayapura
dan seluruh stasiun koordinator Provinsi.

B. Waktu Penyelenggaraan
Dengan asumsi Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriah ditetapkan pada hari
Jum’at, 15 Juni 2018 (Hl) dan Sabtu, 16 Juni 2018 (H2), maka waktu
penyelenggaraan Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2018 (1439
Hijriah) dilaksanakan pada :
1. Hari Kamis, 7 Juni 2018 (H-8) pukul 08.00 WIB sampai dengan
hari Senin, 24 Juni 2018 (H+8) pukul 24.00 WIB, untuk:
a. Angkutan Jalan;
b. Angkutan Penyeberangan;
c. Angkutan Udara;
d. Angkutan Kereta Api.

2. Pelaksanaan kegiatan penunjang meliputi pelayanan pos dan


telekomunikasi, pencarian dan pertolongan serta Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika disesuaikan dengan kebutuhan.

Untuk melakukan pemantauan dan pengendalian angkutan lebaran


dan sebagai sarana komunikasi dan informasi, dibentuk Pos
Koordinasi (POSKO) Angkutan Lebaran Terpadu baik di tingkat
Nasional, tingkat Provinsi maupun tingkat Kabupaten/Kota mulai hari
Kamis, 7 Juni 2018 (H-8) pukul 08.00 waktu setempat sampai dengan
hari Senin, 25 Juni 2018 (H+8) pukul 24.00 waktu setempat.

III. EVALUASI PENYELENGGARAAN ANGKUTAN LEBARAN TAHUN 2017


(1438 HIJRIAH)
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap penyelenggaraan Angkutan Lebaran
pada tahun sebelumnya yakni tahun 2016 (1437 Hijriah) dan tahun 2017
(1438 Hijriah), sebagai berikut:
a. jumlah penumpang angkutan umum naik 2,44% dari angka 18,1 juta
menjadi 18,6 juta;
b. jumlah kendaraan pribadi mengalami kenaikan sebesar 28,74 %
untuk mobil pribadi dari 2.481.334 kendaraan menjadi 3.194.548
kendaraan, serta naik 33,53 % untuk kendaraan sepeda motor dari
4.786.775 kendaraan menjadi 6.391.784 kendaraan;
c. jumlah kecelakaan pada moda angkutan jalan mengalami penurunan
sebesar 30,4 % dari angka 4.551 kejadian menjadi 3.168 kejadian.
Moda lainnya seperti moda angkutan penyeberangan, angkutan laut,
angkutan kereta api dan angkutan udara tidak mengalami kejadian
kecelakaan.
- 4 -

IV. ASUMSI

Operasi Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2018 (1439


Hijriah) disusun berdasarkan asumsi bahwa selama masa Angkutan
Lebaran:
a. tidak terjadi gejolak sosial dan/atau kerusuhan sosial yang berskala
nasional;
b. tidak terjadi bencana alam di luar kemampuan;
c. tidak terjadi pemogokan operator sarana angkutan umum;
d. tidak terjadi hambatan lalu lintas (pelanggaran, kecelakaan, dan
kemacetan) di luar perkiraan; dan
e. tidak terjadi gangguan keamanan akibat tindakan terorisme yang
berdampak luas.

Untuk memudahkan pengaturan dan pendataan dalam penyelenggaraan


angkutan lebaran dilakukan pemantauan dalam dua tahap, yaitu pada
saat arus mudik dan arus balik. Arus Mudik adalah seluruh perjalanan
mulai H-8 sampai dengan H2 (jumlah perjalanan hingga H2), sedangkan
Arus Balik merupakan perjalanan mulai H+l sampai dengan H+9 (jumlah
perjalanan mulai H+l hingga selesai masa lebaran).

V. KEADAAN DAN MASALAH

A. Keadaan Umum

1. Lebaran selain kegiatan keagamaan, juga merupakan salah satu


kegiatan sosial budaya bangsa Indonesia yang ditandai dengan
berkunjung ke orangtua, sanak saudara, kerabat atau handai
taulan yang dilakukan setahun sekali. Perjalanan ini sebagian
besar dilakukan ke kampung halaman dalam waktu bersamaaan
sehingga mengakibatkan permintaan jasa angkutan meningkat
dengan tajam. Selain itu angkutan barang untuk keperluan
lebaran juga meningkat dengan drastis seiring dengan kebutuhan
masyarakat pada hari lebaran.

2. Jalur Ganda Lintas Utara Jawa antara Jakarta-Surabaya sudah


beroperasi sejak penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2015 (1436
Hijriah) yang berdampak pada meningkatnya kapasitas angkut
kereta api serta waktu tempuh kereta api akan semakin singkat
dan ketepatan perjalanan kereta api lebih terjamin.

3. Dengan memperhatikan kecenderungan data angkutan lebaran


selama 5 (lima) tahun terakhir yang terus mengalami peningkatan
serta peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana, maka
diperkirakan jumlah pemudik dan kendaraan yang melakukan
perjalanan Mudik Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah) akan
cenderung meningkat dibanding dengan angkutan lebaran pada
tahun lalu.

4. Kecenderungan masih terdapatnya pemakai sepeda motor dan


penggunaan mobil barang untuk mengangkut orang yang kurang
memperhatikan keselamatan dan kelaikan jalan.
- 5 -

5. Secara umum kondisi meteorologi dan klimatologi selama masa


Angkutan Lebaran Tahun 2018 untuk jalur mudik (Sumut,
Lampung, Jawa, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan
Sulawesi Selatan) pada bulan Juni - Juli 2018, diperkirakan
sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki awal musim
kemarau, kecuali di sebagian wilayah Sulawesi dan Halmahera
bagian utara. Intensitas curah hujan pada bulan Juni-Juli dalam
kategori rendah, kecuali di beberapa wilayah Papua bagian Barat
Daya, Sulawesi Tenggara dan sebagian wilayah Gorontalo yang
intensitas hujannya menengah. Indikasi musim kemarau yang
cukup lazim ditandai dengan kenaikan temperatur (suhu)
signifikan, dan kekeringan, kondisi kering (aridity), hujan dengan
intensitas ringan hingga sedang yang berdurasi singkat, dan
potensi terjadinya kabut asap kebakaran hutan, perlu diantisipasi
terjadinya banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami dan lain -
lain yang dapat mengancam keselamatan dan kelancaran
transportasi darat, laut, dan udara.

B. Permasalahan

1. Gangguan Keamanan
Berbagai gangguan keamanan diperkirakan masih ada selama
penyelenggaraan angkutan lebaran seperti pembiusan, pemerasan,
penipuan, pencopetan, pemaksaan dan calo-calo angkutan di
terminal, stasiun kereta api, pelabuhan penyeberangan, pelabuhan
laut dan bandar udara serta gangguan keamanan lain di beberapa
ruas jalan yang rawan aksi kejahatan serta gangguan keamanan di
sepanjang perjalanan kereta api.
2. Kemacetan Lalu Lintas
Kemacetan lalu lintas khususnya angkutan jalan dimungkinkan
masih akan terjadi meskipun akan dieliminir agar kemacetan tidak
terjadi dalam kurun waktu yang lama. Beberapa faktor yang
menjadi penyebab kemacetan lalu lintas serta lokasi titik rawan
terjadinya kemacetan lalu lintas antara lain:
a. Pelabuhan Merak, Cikampek, Nagrek, Cirebon, Pejagan,
Brebes, Tegal (Jembatan Kalipah), Pekalongan (Jembatan
Cipait), Pekalongan, Akses Toi Semarang-Ungaran, Ambarawa,
Broncong-Tuban (Jembatan Broncong), Babat-Lamongan, dan
Porong-Sidoarjo, Persimpangan Cikopo, Jomin, Sadang,
Simpang Pejagan, Jembatan Kabuyutan, Akses Toi Semarang -
Ungaran, Ciregol, Pasar Malangbong, Gentong, dan
persimpangan Cileunyi;

b. Pasar tradisional/pasar tumpah di Provinsi Jawa barat di


Kabupaten Karawang di Pasar Cikampek dan Pasar Johar,
Kabupaten Subang di Pasar Sukamandi dan Ciasem,
Kabupaten Indramayu di pasar Pusaka, Sukra, Patrol, Eretan
Wetan, Kandanghaur, Tiga Karang Sinom, Tiga Jangga,
Bangkir, Karangampel, Celancang, Mundu, Gebang,
Jatibarang, Kertasemaya dan Losarang Kabupaten Cirebon di
pasar Kue, Minggu, Pasalaran (Plered), dan Tegalgubug;
- 6 -

c. Pasar tradisional/pasar tumpah di Provinsi Jawa Tengah di


Kabupaten Brebes di pasar Brebes Induk dan Bawang, Losari,
Kabupaten Tegal di Pasar Surodadi, Kabupaten Batang di
pasar Batang, Kabupaten Kendal di Pasar Cepiring, Kabupaten
Semarang di Pasar Jatingaleh dan Pasar Karangayu;

d. Perlintasan sebidang dengan jalur kereta api yang berpotensi


menimbulkan antrian panjang kendaraan antara lain: Pejagan-
Kabupaten Brebes, Cicalengka - Kabupaten Bandung,
Sumpiuh - Kabupaten Banyumas, Karanganyar - Kabupaten
Kebumen, Kutowinangun - Kabupaten Kebumen, Prupuk -
Kabupaten Tegal;

e. Tempat pengisian BBM (SPBU), rumah makan dan tempat


istirahat pengguna sepeda motor khususnya di Pantura dan
jalur Selatan Pulau Jawa;

f. Aktivitas pariwisata seperti Puncak (Bogor - Cianjur), Ciater di


Lembang, Pelabuhan Ratu di Sukabumi, Pangandaran di
Banjar, Anyer di Banten dan Pasir Putih di Lampung, serta di
Nagrek untuk wisata ke Garut dan sekitarnya.

3. Pelanggaran

Permintaan (demand) yang meningkat secara drastis,


menyebabkan terjadinya lonjakan penumpang yang sering kali
tidak diikuti oleh ketersediaan armada, sehingga mengakibatkan
terjadinya berbagai pelanggaran antara lain pelanggaran tarif,
penelantaran penumpang, perlakuan yang kurang baik terhadap
penumpang, pelanggaran toleransi kapasitas sarana, pelanggaran
perizinan angkutan, penggunaan kendaraan barang untuk
mengangkut orang, pelanggaran terhadap standar keselamatan,
serta pelanggaran persyaratan teknis dan laik jalan.

4. Keterpaduan Antar Moda

Pada simpul-simpul transportasi tertentu terutama antar moda


jalan dengan lintas penyeberangan, stasiun kereta api, pelabuhan
laut dan bandar udara berpotensi menjadi “bottle neck?’ akibat
keterbatasan angkutan pendukung (aksesibilitas) ke tujuan akhir,
antara lain berkurangnya angkutan bus kota dan angkutan pada
malam hari, disamping kekhawatiran untuk melanjutkan
perjalanan malam hari karena alasan keamanan.

5. Fanatisme Terhadap Jasa Pelayanan Operator Angkutan Tertentu

Adanya pelayanan operator angkutan yang prima dibandingkan


dengan Operator yang lain menyebabkan masyarakat cenderung
fanatik terhadap operator tertentu. Seiringdengan meningkatnya
permintaan (demand) terhadap pelayanan angkutan sedangkan
supply dari operator tersebut tetap, maka sering kali terjadi
penumpukan penumpang untuk menunggu pelayanan
selanjutnya, yang kadangkala tidak mau diarahkan untuk
menggunakan operator lain.
- 7 -

6. Rendahnya Disiplin Berlalu Lintas

Masih rendahnya disiplin masyarakat dalam berlalu lintas dan


kesadaran akan arti pentingnya keamanan dan keselamatan baik
penyedia maupun pengguna jasa transportasi menyebabkan
potensi terjadinya kecelakaan cukup besar serta dapat
memperburuk permasalahan kemacetan lalu lintas.

7. Kondisi Prasarana Jalan dan Jembatan

Terdapat beberapa permasalahan terkait dengan kondisi prasarana


jalan dan jembatan pada jalur Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah),
antara lain:
a. masih belum sempurnanya penyelesaian pembangunan dan
perbaikan jalan di beberapa ruas jalan; dan
b. beberapa kemacetan disebabkan oleh pasar tumpah dan
beberapa perlintasan sebidang.

8. Kondisi Musim/Cuaca dan Potensi Bencana

BMKG memprediksikan bulan Mei - Juni 2018 telah memasuki


musim kemarau. Diperkirakan kondisi cuaca dan iklim Angkutan
Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah) pada umumnya faktor cuaca -
iklim tidak terlalu memberikan gangguan atau hambatan secara
signifikan terhadap proses kelancaran - keselamatan arus mudik
moda transportasi Darat, Laut dan Udara. Akan tetapi tetap perlu
mewaspadai kemungkinan timbulnya keragaman bencana alam
lainnya selama musim kemarau berlangsung, antara lain:
kekeringan (Drought, kesenjangan antara air tersedia dengan air
yang diperlukan) dan kondisi kering (Aridity, jumlah curah hujan
sedikit), kabut asap kebakaran hutan, kenaikan temperatur atau
suhu udara yang signifikan, hujan dengan intensitas ringan -
sedang, potensi tanah longsor (dipengaruhi juga kondisi geologis di
suatu wilayah perihal jenis dan karakteristik tanah serta batuan
dan sebagainya), dan gelombang laut di yang signifikan di perairan
bagian utara Indonesia (laut Natuna, selat Karimata, pasifik bagian
utara Manado hingga Papua).

9. Sarana dan Prasarana Pencarian dan Pertolongan

Kemampuan sarana dan prasarana yang dimiliki BNPP perlu


ditingkatkan untuk mengatasi luas wilayah yang menjadi tanggung
jawabnya sehingga apabila terjadi kecelakaan atau bencana alam
pada daerah-daerah yang jauh dari jangkauan wilayahnya, BNPP
tidak akan mengalami kesulitan dalam memberikan pelayanan
Pencarian dan Pertolongan yang cepat.

VI. PREDIKSI

A. Pelayanan Angkutan Penumpang :

Jumlah permintaan angkutan pada periode angkutan lebaran Tahun


2018 (1439 Hijriah) secara total diperkirakan akan mencapai angka
sekitar 19.544.508 orang atau naik sebesar 5,06% dari jumlah
penumpang pada periode angkutan lebaran tahun 2017 (1438 H) yang
- 8 -

mencapai angka 18.603.081 orang. Adapun rincian perbandingan dan


jumlah prediksi permintaan penumpang untuk masing-masing moda
angkutan pada periode lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah) adalah
sebagai berikut:
JUMLAH PENUMPANG
PROSENTASE
No MODA 2017 2018
(1438 H) (1439 H)*> (%)
1 ANGKUTAN JALAN 4.245.702 4.287.213 0,98
2 ANGKUTAN SDP 3.708.184 3.810.527 2,76
3 ANGKUTAN KERETA
4.402.416 4.725.756 7,34
API
4 ANGKUTAN LAUT 947.266 972.772 2,69
5 ANGKUTAN UDARA 5.299.513 5.748.240 8,47
JUMLAH 18.603.081 19.544.508 5,06
Keterangan : Data moda (H-7 s.d H+7)

Perkiraan puncak arus mudik dan arus balik masing - masing moda
angkutan berdasarkan data empiris pada pelaksanaan angkutan
lebaran sebelumnya adalah :

MODA PUNC AK M UDIK PU N C A K BALIK

JALAN 12 Juni 2018 (H-3) 22 Juni 2018 (H+6)


ASDP 12 Juni 2018 (H-3) 21 Juni 2018 (H+5)

KERETA API 12 Juni 2018 (H-3) 21 Juni 2018 (H+5)

LAUT 13 Juni 2018 (H-2) 18 Juni 2018 (H+4)

UDARA 13 Juni 2018 (H-2) 19 Juni 2018 (H+3)

B. Kegiatan Penunjang

1. Pelayanan Pencarian dan Pertolongan

a. penanggulangan musibah pelayaran, penerbangan, bencana


alam dan bencana lainnya;
b. kepentingan kelancaran arus lalu lintas untuk kegiatan
pengendalian dan inspeksi oleh pimpinan dalam rangka
pengendalian lalu lintas darat di 15 (lima belas) wilayah
pengendalian terpadu.

2. Pelayanan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Informasi yang tersedia di BMKG dalam rangka mendukung


Angkutan Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah) khususnya terkait
dengan pelayanan jasa meteorologi, klimatologi, dan geofisika
untuk Publik (Darat), Pelayaran (Laut), dan Penerbangan (Udara),
antara lain :
Informasi meteorologi:
a. prakiraan cuaca harian 4 x sehari (setiap 6 jam) pada jalur
darat, laut, dan udara;
- 9 -

b. prakiraan cuaca mingguan;


c. prakiraan tinggi gelombang laut 1 minggu ke depan;
d. informasi potensi cuaca signifikan;
e. peringatan dini cuaca signifikan;
f. peta potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan;
g. prakiraan curah hujan bulanan; dan

3. Posko Pelayanan Kesehatan Lapangan

Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan instansi terkait


memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan bagi masyarakat
maupun operator di terminal, pelabuhan, bandara dan stasiun
kereta api termasuk di antaranya adalah tes terhadap kondisi
pengemudi.

VII. KESIAPAN SARANA DAN PRASARANA

A. SARANA ANGKUTAN
Kesiapan sarana angkutan dalam rangka penyelenggaraan Angkutan
Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah) untuk titik berat wilayah
pengendalian seluruh jenis moda angkutan. Kondisi ini diperkirakan
dapat mengangkut jumlah penumpang pada masa angkutan lebaran
yang diprediksikan berjumlah + 19.544.508 penumpang, dengan
rincian kapasitas angkut untuk masing-masing moda angkutan
sebagai berikut:

JUMLAH ARMADA JUMLAH ARMADA


No MODA
2017 2018
48.790 Bus (AKAP,
49.613 Bus (AKAP, Bus
1. ANGKUTAN JALAN Bus AKDP, Bus
AKDP, Bus Pariwisata)
Pariwisata)
2.
ANGKUTAN
200 Kapal Ro-Ro 207 Kapal Ro-Ro
PENYEBERANGAN
3. ANGKUTAN Lokomotif Siap Lokomotif
KERETA API Operasi (SO) = 453 Siap Operasi (SO) = 450
Stamformasi = 450
Stamformasi = 422 Cadangan = 0
Cadangan =31
Kereta Siap Operasi (SO)
Kereta Siap Operasi = 1.747
(SO) = 1.664 Stamformasi
Stamformasi 1.592
= 1.547 Cadangan = 155
Cadangan
= 117 Jumlah KA
Siap Operasi (SO) = 353
Jumlah KA Siap Stamformasi = 40
Operasi (SO) = 333 Cadangan = 393
Stamformasi = 46
Cadangan = 379
4. ANGKUTAN LAUT 26 Kapal PELNI 26 Kapal PELNI
28 Kapal Ro-Ro 26 Kapal Ro-Ro
Swasta Swasta
- 10
-

JUMLAH ARMADA JUMLAH ARMADA


No MODA
2017 2018
74 Kapal Swasta 74 Kapal Swasta
1.049 Kapal 1.049 Kapal Swasta
Swasta Jarak Jarak Dekat
Dekat 113 Kapal Perintis
101 Kapal Perintis (5 cadangan Perintis)
Jumlah Kapal : Jumlah Kapal : 1.293
1.278 kapal kapal

5. ANGKUTAN UDARA 532 Pesawat 537 Pesawat

B. SARANAPENUNJANG

1. Pelayanan Komunikasi dan Informasi.

a. Mengedepankan Teknologi Informasi yang “Real Time”;

b. Membantu penyediaan fasilitas komunikasi penunjang


angkutan lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah) berupa saluran
telepon (line dan seluler), media dan jejaring sosial sehingga
dapat diakses oleh masyarakat luas;

c. Penggunaan CCTV untuk memonitor kondisi angkutan lebaran


pada titik-titik lokasi tertentu yang dipandang perlu antara
lain: terminal, stasiun KA, pelabuhan penyeberangan dan
beberapa titik pada jalur Pantura dan jalur Selatan Pulau
Jawa. CCTV dioperasikan secara online di Pos Koordinasi
Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2018
(1439 Hijriah) di Kementerian Perhubungan, Jalan Merdeka
Barat No. 8 Jakarta Pusat;

d. Untuk sistem informasi dapat dimonitor melalui internet


dengan alamat website: http://www.hubdat.go.id atau
http://www.rttmc.dephub.go.id dan melalui SMS dengan
nomor 0813 8006 8000.

e. Pelayanan Komunikasi dan Informasi Angkutan Kereta Api


1) Penggunaan CCTV yang dapat diakses oleh masyarakat
melalui website untuk memantau situasi dan kondisi di 45
Stasiun Kereta Api di Jawa dan Sumatera (212 kamera);
2) GPS (KA Tracking) untuk Pemantauan posisi dan kecepatan
perjalanan kereta api di Jawa dan Sumatera;
3) SMS Pengaduan masyarakat untuk menampung dan
menanggapi keluhan dan masukan masyarakat kepada
Pemerintah terkait pelayanan kereta api pada masa
angkutan lebaran 2018 (1439 Hijriah);
4) Informasi Angkutan Lebaran berbasis Website berisi data
dan informasi tentang :
a) Rencana Operasi Angkutan Lebaran;
b) jadwal perjalanan kereta api;
c) angkutan sepeda motor gratis;
d) jumlah penumpang per stasiun; dan
e) jumlah penumpang per koridor (Utara dan Selatan).
- 11
-

5) Aplikasi komunikasi berbasis RoIP (Radio over Internet


Protocol) untuk komunikasi antara Posko Pusat Bidang
Perkeretaapian dengan Posko Daerah sebagai upaya untuk
menyajikan data dan informasi yang cepat dan akurat dari
9 (sembilan) Pusdalopka.

2. Pelayanan Pencarian dan Pertolongan

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) menyiagakan


dan mengoperasikan sarana dan prasarana semaksimal mungkin
yang meliputi: Pencarian dan Pertolongan darat, laut maupun
udara berikut personil dan fasilitas pendukung lainnya, baik di
Kantor Pusat maupun di Kantor Pencarian dan Pertolongan, baik
untuk keperluan Pencarian dan Pertolongan Nasional maupun
untuk kegiatan Menteri Perhubungan beserta jajaran pejabat yang
terkait.

3. Pelayanan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.

Untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya


pada masa Angkutan Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah), saat ini
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika telah menyediakan
informasi cuaca Kabupaten/Kota seluruh Indonesia baik melalui
website http://www. bmkq. qo. id (Umum), http://meteo. bmkg. go. id
(Khusus Cuaca), twitter: @infobmkg (twitter.com/infobmkg),
facebook (facebook.com/infobmkg) maupun SMS. Selain
membentuk posko di tingkat Nasional, Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika juga membentuk posko-posko di seluruh
provinsi untuk menunjang dan mendukung kegiatan Posko
Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2018 (1439 Hijriah).

C. PRASARANA

1. Moda Darat

a. Jalan dan Jembatan

Secara umum kondisi prasarana jalan dan jembatan pada jalur


Angkutan Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah) di Provinsi
Sumatera Utara, Lampung dan Pulau Jawa dalam kondisi baik
dan sedang, meski di beberapa ruas jalan masih dalam kondisi
rusak ringan. Adapun kondisi prasarana jalan dan jembatan di
wilayah Provinsi Sumatera Utara, Lampung dan Pulau Jawa
adalah sebagai berikut:
1) Provinsi Sumatera Utara
Jalur Utama
Jalur utama Angkutan Lebaran sebagai jalur distribusi
pergerakan barang dan penumpang pada masa angkutan
lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah) di Provinsi Sumatera
Utara terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu:
- 12
-

a) Jalur Lintas Timur


Batas Prov. Riau - Rantau Prapat - Kisaran - Tebing
Tinggi - Medan - Pelawan.

b) Jalur Lintas Tengah


Penyabungan - Padang Sidempuan - SP Pal XI -
Tarutung - Balige - Kabanjahe - Medan - Binjai - Stabat
- Perbatasan Aceh - Sidikalang.

c) Jalur Lintas Barat (Jalur Alternatif)


Manisak - Sp Gambir - Natal - Tabuyung -
Batumundom - Pandan - Sibolga - Tarutung - Dolok
Sanggul - Sidikalang - Kotabuluh - Lawe Pakam -
Kabanjahe.

d) Jalan Toi
(1) Medan (Helvetia - Semayang)-Binjai (Operasi);
(2) Medan (Tanjung Morowa-Parbarakan- Kualanamu
dan Lubuk Pakam-Perbaungan-Teluk Mengkudu
(Operasi).

Kondisi jalan pada jalan Nasional, Provinsi dan Kabupaten


di Provinsi Sumatera Utara umumnya dalam kondisi baik
hanya saja di beberapa daerah rawan terjadi bencana tanah
longsor diantaranya daerah Karo, Simalungun, Tapanuli
Tengah perbatasan Tapanuli Selatan, dan Mandaili.

2) Provinsi Lampung

a) Jalur Utama

Jalur utama Angkutan Lebaran sebagai jalur distribusi


pergerakan barang dan penumpang pada masa
angkutan lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah) di Provinsi
Lampung terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu:

(1) Jalur Lintas Barat (321 km):


Tanjung Karang - Gd. Tataan - Kota Agung -
Wonosobo -Bengkunat - Krui - Batas Bengkulu.

(2) Jalur Lintas Tengah (319 km):


Bakauheni - Bandar Lampung - Gunung Sugih -
Terbangi Besar - Kotabumi - Bukit Kemuning -Batas
Sumsel.

(3) Jalur Pantai Timur (289 km):


Pantai Timur (Bakauheni - Ketapang - Sukadana -
Menggala - Pematang Panggang).

(4) Ruas Jalan Toi


Bakauheni - Sidomulyo - Segmen Lematang -
Kotabaru - Metro - Terbanggi Besar (seluruhnya
masih fungsonal).
- 13
-

Kondisi perkerasan jalan yang rusak di ruas jalan Sp.


Kalianda-Bakauheni (jalur yang pernah terjadi longsor).
Disamping itu jembatan Way Lempuyang mengalami
kerusakan akibat kendaraan yang melintas melebihi
dari kekuatan jembatan, sehingga untuk penanganan
sementara dibuat jembatan darurat yang dapat
menahan berat dan diberlakukan sistem buka tutup.

Kondisi jalan di beberapa titik di jalan lintas pantai


timur Sumatera pada umumnya kondisi jaln baik dan
rusak ringan, serta minimnya prasarana jalan seperti
alat penerangan jalan dan rambu lalu lintas.

b) Jalur Alternatif

Disamping jalur utama Angkutan Lebaran Tahun 2018


(1439 Hijriah), telah dipersiapkan jalur alternatif yang
dapat digunakan oleh pelaku perjalanan untuk
mengalihkan arus lalu lintas dalam rangka membantu
kelancaran arus lalu lintas di wilayah Provinsi
Lampung, antara lain:

(1) Simpang Gayam - Simpang Ketapang (penghubung


J alinteng-J alintim);
(2) SP. PJR-SP. Sribawono (penghubung Jalinteng-
Jalintim);
(3) Tagineneng - Metro - Sukadana (penghubung
Jalinteng - Jalintim);
(4) Simpang Bukit Kemuning - Liwa - Krui
(penghubung Jalinteng - Jalinbar);
(5) Pringsewu - Padang Ratu - Gunung Sugih
(penghubung Jalinteng - Jalinbar).

3) Provinsi Banten

a) Jalur Utama
Jalur utama angkutan lebaran sebagai jalur distribusi
pergerakan barang dan penumpang pada masa
angkutan lebaran tahun 2018 (1439 Hijriah) di Provinsi
Banten terbagi menjadi 2 (dua), yaitu :
(1) Ruas jalan arteri Jakarta - Merak.
Kondisi ruas jalan arteri Jakarta - Merak sepanjang
107 Km rata-rata masih terdapat beberapa
kerusakan di beberapa titik lokasi. Terdapat
beberapa pasar tumpah (cikupa, gembong jayanti,
tambak, kragilan, ciruas, kalodran), pabrik (Phong
Won, Niko Mas, Indah Kiat), Persimpangan (Bitung,
Akses Toi Balaraja Barat, Cangkudu, Asem) yang
dapat mengakibatkan titik kemacetan.

(2) Ruas jalan toi Jakarta - Merak (99 Km).


Kondisi perkerasan dan marka jalan dalam kondisi
baik.
- 14
-

b) Jalur Alternatif

Disamping jalur utama Angkutan Lebaran Tahun 2018


(1439 Hijriah), telah disiapkan jalur alternatif untuk
mengalihkan arus lalu lintas dalam rangka membantu
kelancaran arus lalu lintas di wilayah Provinsi Banten,
antara lain:

(1) Ruas Tangerang - BSD - Akses Toi JORR (12,2 km),


ruas jalan dalam kondisi baik demikian juga dengan
fasilitas jalan PJU dan Marka hanya saja perlu
adanya antisipasi kemacetan pada jalan toll dalam
kota serta titik kemacetan/rawan kecelakaan di
WTC Matahari Serpong, Plaza ITC;
(2) Serdang - Bojonegara - Pulau Ampel - Merak (34.5
km), lebar jalan 7 meter, sedang dilakukan
perbaikan jalan/betonisasi. Fasilitas perlengkapan
jalan yaitu PJU dan Rambu dalam kondisi yang
kurang memadai. Perlu ada antisipasi kemacetan
pada ruas Cilegon, Merak dan menuju tempat
wisata;
(3) Palimanan - Ciomas - Padarincang -
Cinangka/Anyer (40.9 km). Perlu diperhatikan
bahwa kondisi jalan berlubang dan betonisasi jalan
di pasar Padarincang. Kondisi PJU dan Rambu
belum memadai dan perlu adanya antisipasi
kemacetan pada ruas Cilegon - Anyer (wisata/Hl -
H+2);
(4) Taktakan - Gn. Sari - Mancak - Anyer (35.5 km)
dimana kondisi PJU dan Rambu tidak memadai. Di
pasar Mancak, jalan sempit tidak dapat dilalui
untuk kendaraan besar dua arah, kondisi jalan
relatif bagus. Perlu adanya antisipasi kemacetan
pada ruas Cilegon - Anyer (wisata/Hl - H+2);
(5) Serang - Pandeglang - Labuan - Pasauran - Anyer
(106 km) dimana keadaan fasilitas perlengkapan
jalan PJU dan Marka kurang memadai. Perlu
adanya antisipasi kemacetan pada ruas Cilegon -
Anyer (wisata/Hl - H+2);
(6) Cilegon - Anyer Jalur Utama Wisata (17 km), kondisi
PJU dan Marka kurang memadai. Perlu adanya
antisipasi beberapa titik kemacetan/kecelakaan
yaitu pasar Anyer dan beberapa titik akses masuk
kawasan wisata;
(7) Mangger - Mandalawangi - Caringin (28.7 km),
kondisi PJU dan Marka kurang memadai. Terdapat
jalan sempit yang tidak dapat dilalui kendaraan
besar dua arah, tikungan tajam dan tanjakan
curam, kondisi jalan relative bagus.
(8) Pengerjaan/perbaikan jalan di jalur utama,
alternatif dan wisata baik ruas Jalan Nasional
maupun ruas jalan Provinsi pada H-12 diharapkan
sudah tidak ada pelaksanaan pekerjaan.
- 15
-

4) Provinsi Jawa Barat

a) Jalur Utama

Jalur utama angkutan lebaran sebagai jalur distribusi


pergerakan barang dan penumpang pada masa
angkutan lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah) di Provinsi
Jawa Barat, yaitu:

(1) Jalur Pantai Utara (Pantura) melalui Jakarta -


Cikampek - Pamanukan - Indramayu - Jatibarang -
Palimanan - Cirebon - Batas Jateng;
(2) Jalur Tengah melalui Sadang - Purwakarta -
Cikalong Wetan - Bandung - Sumedang - Kadipaten
- Palimanan;
(3) Jalur Selatan melalui Jakarta - Bogor - Cianjur -
Padalarang - Bandung - (melalui Ringroad Nagrek) -
Tasikmalaya - Ciamis - Banjar;
(4) Jalan Toi Jakarta - Cikampek;
(5) Jalan Toi Purwakarta - Bandung - Cileunyi
(Purbaleunyi);
(6) Jakarta - Toi Jagorawi - Puncak - Cianjur -
Bandung;
(7) Jakarta - Toi Jagorawi - Ciawi - Sukabumi -
Bandung; dan
(8) Jalan Toi Cirebon (Palimanan - Kanci- Pejagan).

Secara umum kondisi prasarana jalan dan jembatan


pada jalur Angkutan Lebaran Tahun 2018 (1439
Hijriah) di Provinsi Jawa Barat dalam kondisi baik, ada
beberapa titik lokasi rawan kemacetan yang harus
menjadi perhatian khusus.

b) Jalur Alternatif

Jalur alternatif yang dapat digunakan untuk


mengurangi beban lalu lintas pada jalur utama
angkutan lebaran di Provinsi Jawa Barat antara lain:
(1) Jakarta - Cibubur - Jonggol - Cianjur - Bandung;
(2) Karawang - Krasak - Cikalong - Cilamaya - Ciasem
(3) Purwakarta - Wanayasa - Jalan Cagak - Cimalaka
(Sumedang);
(4) Pamanukan - Subang - Jalan Cagak - Bandung;
(5) Malangbong - Wado - Sumedang;
(6) Sumedang - Kadipaten - Jatitujuh - Jatibarang; dan
(7) Ciamis - Kawali - Cikijing - Kuningan - Cilimus -
Cirebon.

5) Provinsi Jawa Tengah

a) Jalur Utama
Jalur utama angkutan lebaran sebagai jalur distribusi
pergerakan barang dan penumpang pada masa
angkutan lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah) di Provinsi
Jawa Tengah terbagi menjadi 4 (empat), yaitu:
- 16
-

(1) Jalur Pantura :


Ruas jalan Losari/Pejagan - Brebes - Tegal -
Pemalang - Pekalongan - Semarang - Kudus - Pati -
Rembang - Bulu/Batas Jatim.

(2) Jalur Tengah :


i. Bagian Barat : Tegal - Slawi - Prupuk -
Ajibarang-Wangon;
ii. Bagian Selatan : Buntu - Banyumas - Klampok -
Banjarnegara - Selokromo - Wonosobo -
Temanggung - Secang - Pringsurat - Bawen;
iii. Bagian Timur : Semarang - Bawen - Salatiga -
Boyolali -Kartosuro - Solo - Sragen-Mantingan;

(3) Jalur Selatan :


Ruas jalan batas Jawa Barat - Wanareja -Wangon -
Buntu - Gombong - Kebumen - Purworejo -
Karangnongko (batas DIY);

(4) Jalur Lintas Selatan-Selatan :


Batas Jawa Barat - Patimuan - Sidorejo - Jeruklegi
- Gumilir - Slarang - Adipala - Bodo - Karangbolong
- Puring - Petanahan - Ambai - Mirit - batas DIY,
dan batas DIY - Duwet - Giriwoyo - Glonggong.

(5) Jalan Toi


i. Pejagan - Brebes Barat - Brebes Timur - Tegal -
Pemalang (Operasi).
ii. Sewaka - Pemalang (Operasi) - Pekalongan (17,3
km fungsional) - Batang (15,9 km fungsional).
iii. Batang - Batang timur - Weleri - Kendal -
Kaliwungu - Ngaliyan (Semarang) (Seluruhnya
masih fungsional).
iv. Semarang - Ungaran - Bawen - Salatiga
(Operasi) - Boyolali (24,13 km fungsional) -
Kartosuro (8,41km fungsional).
v. JC Kertosuro - SS Karanganyar - Solo -
Mantingan - Ngawi (Operasi).

Secara umum kondisi prasarana jalan dan jembatan


pada jalur Angkutan Lebaran Tahun 2018 (1439
Hijriah) di Provinsi Jawa Tengah dalam kondisi baik,
namun ada beberapa titik lokasi rawan kemacetan yang
harus menjadi perhatian, di antaranya adalah exit toi
Pejagan, exit toi Bawen, exit toi Brebes simpang Pejagan,
exit toi Tegal, exit toi Pemalang, exit toi Batang, exit toi
Ngaliyan (Semarang) dan exit toi Solo.

Pekerjaan Lingkar Sumpiuh sudah selesai dikerjakan


dan sudah dapat dilalui pemudik Lebaran sehingga
permasalahan kemacetan perlintasan rel KA sebidang
sudah dapat teratasi.
- 17
-

Pembangunan 4 fly over yang sudah digunakan pada


masa Angkutan Lebaran 2018 (1439 Hijriah) sangat
membantu kemacetan yaitu fly over Dermoleng, fly over
Klonengan, fly over Kesambi, dan fly over Kretek.

b) Jalur Alternatif

Jalur alternatif yang dapat digunakan untuk


mengurangi beban lalu lintas pada jalur utama
angkutan lebaran di Provinsi Jawa Tengah antara lain :
1) Pejagan - Ketanggungan - Prupuk;
2) Weleri - Sukorejo - Parakan;
3) Bantarsari - Slawi - Bantarbolang - Sukorejo -
Ungaran;
4) Semarang - Godong - Purwodadi;
5) Purwodadi - Solo;
6) Salatiga - Tingkir - Karanggede - Gemolong -
Sragen;
7) Kendal - Kaliwungu - Boja - Gunungpati - Ungaran;
8) Jalur Lingkar Ambarawa; dan
9) Jalur Lingkar Semarang - Ungaran.

Pemecahan arus limpahan lalu lintas yang memadat di


Exit Toi Pejagan ke arah 4 Trase :
1) Exit Toi Pejagan - Simpang Pejagan - Brebes;
Pada Trase ini lalu lintas terhambat persimpangan
KA. Double Track di Simpang Pejagan.
2) Lewat Toi Pejagan - Pemalang yang direncanakan
pada saat mudik Lebaran dapat difungsikan sampai
dengan Exit Toi Brebes Timur sepanjang ± 20 Km;
3) Exit Toi Pejagan - Ketanggungan - Jatibarang -
Slawi. (Jalan Nasional);
4) Exit Toi Pejagan - Ketanggungan - Prupuk - Slawi -
Tegal. (Jalan Nasional);
5) Exit Toi Brebes Timur;
6) Exit Toi Tegal; dan
7) Exit Toi Pemalang.

b. Lalu Lintas Jalan


Distribusi lalu lintas arus mudik dan balik periode Angkutan
Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah) berdasarkan hasil
perhitungan lalu lintas pada masa pelayanan Angkutan
Lebaran Tahun 2017 (1438 H), dapat diketahui volume arus
lalu lintas sebagai berikut:

1) Arus Lalu Lintas Mobil Pribadi


Dari hasil perhitungan diperkirakan total volume lalu lintas
mobil pribadi (kendaraan roda 4 atau lebih) untuk masa
Angkutan Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah) akan
mengalami peningkatan sebesar 22 % dari masa angkutan
lebaran 2017 (1438 H) yaitu dari kendaraan 3.194.548
menjadi 3.896.954 kendaraan. Perkiraan total volume lalu
lintas dan trendline total volume lalu lintas untuk masa
- 18
-

Angkutan Lebaran 2018/1439 Hijriah dapat dilihat pada


tabel :

Masa Angkutan Total Volume


No.
Lebaran (Tahun) Kendaraan
1. 2013 (1434 H) 1.513.848
2. 2014 (1435 H) 2.277.705
3. 2015 (1436 H) 2.371.358
4. 2016 (1437 H) 2.481.334
5. 2017 (1438 H) 3.194.548
2018 (1439
6.
Hijriah)* 3.896.954

2) Arus Lalu Lintas Sepeda Motor

Volume arus lalu lintas sepeda motor pada masa Angkutan


Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah) berdasarkan hasil
perhitungan, diperkirakan mengalami peningkatan sebesar
33,33 % dari masa Angkutan Lebaran Tahun 2017 (1438 H)
yaitu dari 6.391.784 kendaraan menjadi 8.334.886
kendaraan. Perkiraan total volume lalu lintas sepeda motor
dan trendline total volume lalu lintas sepeda motor untuk
masa Angkutan Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah) dapat
dilihat pada tabel berikut :

NO. Masa Angkutan Total Volume


Lebaran (Tahun) Kendaraan
1. 2013 (1434 H) 2.043.094
2. 2014 (1435 H) 2.527.030
3. 2015 (1436 H) 3.759.122
4. 2016 (1437 H) 4.786.775
5. 2017 (1438 H) 6.391.784
6. 2018 (1439 Hiiriah)* 8.334.886

c. Terminal Bus

Terminal Bus dipersiapkan di 15 (lima belas) Provinsi dengan


pengendalian terpadu berjumlah 42 (empat puluh dua) terminal
bus utama dan 6 (enam) terminal bus bantuan.

No PROVINSI TERMINAL UTAMA TERMINAL


BANTUAN
1) Amplas (Medan);
Sumatera 2) Pinang Baris
1.
Utara (Medan).

1) Alang-alang Lebar;
Sumatera
2. 2) Karya Jaya.
Selatan
Rajabasa -
3. Lampung
(Bd. Lampung)
Banten 1) Merak -
4.
2) Pakupatan
- 19
-

No PROVINSI TERMINAL UTAMA TERMINAL


BANTUAN
(Serang)
3) Pondok Cabe
4) Poris Plawad
1) Kalideres 1) Tanjung
2) Pulo Gebang Priok
3) Kp. Rambutan 2) Muara
Angke
3) Pinang
5. DKI Jakarta Ranti
4) Rawamang
un
5) Kemayoran
6) Lebak
Bulus
1) Baranangsiang
(Bogor)
2) Bekasi
3) Leuwi Panjang
(Bandung)
4) Cicaheum
(Bandung)
5) Harjamukti
6. Jawa Barat
(Cirebon)
6) Banjar
7) Depok
8) Indihiang

9) Cilembang(Tasikm
alaya)
10) Guntur (Garut)
1) Tegal
2) Purwokerto
Jawa Tengah 3) Wonogiri
7.
4) Mangkang
(Semarang)
5) Tirtonadi (Solo)
1) Giwangan
(Yogyakarta)
8. DI Yogyakarta 2) Jombor
(Yogyakarta)
3) Wonosari
1) Tambak
Osowilangun
(Surabaya)
9 Jawa Timur 2) Bungurasih
(Surabaya)
3) Madiun
4) Malang
1) Übung (Denpasar) “
10. Bali
2) Mengwi
- 20 -

No PROVINSI TERMINAL UTAMA TERMINAL


BANTUAN
Terminal Mandalika
11. NTB
1) Batu Ampar (Kota
Kalimantan Balikpapan)
12.
Timur 2) Samarinda
Seberang
Kalimantan Terminal Pal 6 -
13.
Selatan (Kota Banjarmasin)
Kalimantan Terminal Sei "
14.
Barat Ambawang
Sulawesi Daya (Makasar)
15.
Selatan
JUMLAH 42 6

d. Perkeretaapian

Diharapkan kekuatan sarana PT. KA (Persero) dalam kondisi


maksimum dan siap operasi, sedangkan sarana yang
dijadwalkan untuk perawatan maupun perbaikan dapat
diselesaikan sebelum masa Angkutan Lebaran Tahun 2018
(1439 Hijriah).

Kondisi prasarana persinyalan, telekomunikasi dan pelistrikan


(sintelis) di beberapa tempat masih menggunakan sistem
persinyalan mekanik, namun demikian fungsi dari peralatan
tersebut kehandalannya tidak berbeda dengan peralatan
persinyalan elektrik.

Pengendalian pengoperasian moda kereta api akan


dikendalikan secara terpadu yang berada pada 9 (sembilan)
lokasi Pusat Kendali Operasi Kereta Api (Pusdalopka) dan 4
(Divisi Regional) serta penggunaan alat komunikasi TOKA.

Jaringan jalan dan jembatan kereta api serta kelengkapan


keselamatan seperti sinyal dan telekomunikasi sedang
dipersiapkan untuk menampung melonjaknya frekuensi
perjalanan kereta api melalui 9 (sembilan) Daop yang siap
untuk dilakukan pengendalian secara terpadu, yaitu: Daop I
Jakarta, Daop II Bandung, Daop III Cirebon, Daop IV
Semarang, Daop V Purwokerto, Daop VI Yogyakarta, Daop VII
Madiun, Daop VIII Surabaya dan Daop IX Jember dan 4 (empat)
Divisi Regional, yaitu : Divre I Sumatera Utara, Divre II
Sumatera Barat, Divre III Sumatera Selatan dan Divre IV
Tanjung Karang.

e. Penyeberangan

Lintasan Penyeberangan yang dilakukan pemantauan terkait


dengan Posko Terpadu dilakukan pada 7 (tujuh) lintasan
penyeberangan utama, yaitu Lintasan: Merak - Bakauheni
(Jawa-Sumatera), Ketapang - Gilimanuk (Jawa-Bali), Padangbai
- Lernbar (Bali-Lombok), Kayangan - Pototano (Lombok -
- 21 -

Sumbawa/NTB), Kariangau - Penajam (Balikpapan -


Kab.Penajam Paser Utara, Kaltim), Bajoe - Kolaka (Sulsel -
Sultra) dan Tj. Api Api - Tj. Kelian (Sumsel - Bangka).

Jumlah dermaga dan fasilitas penunjang yang tersedia pada


7 (tujuh) lintasan penyeberangan utama tersebut adalah
sebagai berikut :

Fasilitas
No. Rute Penyeberangan Jumlah Dermaga
Dermaga
Movable
Bridge,
12 Dermaga MB
1 . Merak -Bakauheni Gangway,
Elevated Side
Ramp, dll.
6 Dermaga MB Movable
6 Dermaga Bridge,
2. Ketapang - Gilimanuk Plengsengan Ponton,
(Beaching) Gangway,
2 Dermaga Ponton Terminal, dll.
4 Dermaga MB Movable
3. Padangbai - Lernbar 1 Dermaga Bridge,
Plengsengan Terminal, dll.
4 Dermaga MB Movable
4. Kariangau - Penajam 2 Dermaga Bridge,
Plengsengan Terminal, dll.
2 Dermaga MB Movable
5. Bajoe - Kolaka 2 Dermaga Bridge,
Plengsengan Terminal, dll.
Movable
6. Kayangan - Pototano 4 Dermaga MB Bridge,
Terminal, dll.
Tj. Api Api - Tj. Kelian Movable
7. 2 Dermaga MB Bridge,
Terminal, dll.

2. Moda Laut

Terdapat 52 (lima puluh dua) pelabuhan yang akan dilakukan


pemantauan/pengendalian terpadu di seluruh Indonesia,
yaitu: Belawan, Sibolga, Tg. Balai Asahan, Dumai, Pekanbaru,
Sei Pakning, Kendari, Selat Panjang, Batam, Tg. Batu, Tg.
Uban, Tg. Pinang, Sei Kolak Kijang, Tg. Pandan, Pkl.
Balam/Blinyu, Jambi/Kuala Tungkal, Palembang, Teluk
Bayur, Tg. Priok, Benoa, Tg. Mas, Gresik, Tg. Perak, Pontianak,
Kumai, Sampit, Banjarmasin, Tg. Balai Karimun, Balikpapan,
Samarinda, Tarakan, Nunukan, Makasar, Pare - Pare,
Pantoloan, Bitung, Gorontalo, Tual, Bau - Bau, Siwa, Lernbar,
Kupang, Ternate, Ambon, Jayapura, Biak, Sorong, Merauke,
Manado, Namlea, Sanana, Manokwari.

Peningkatan jaringan komunikasi (communication networking)


antara posko pusat angkutan lebaran dengan kantor Adpel dan
- 22 -

instansi terkait serta dengan armada/kapal melalui Stasiun


Radio Pantai (SROP).

Melakukan pemantauan jarak jauh dengan menggunakan


kamera CCTV di 30 (tiga puluh) pelabuhan:

a. Pemasangan dan integrasi CCTV di Pelabuhan Kendari,


Namlea, Kupang, Pangkal Balam dan Sorong
b. Integrasi CCTV di Belawan, Dumai, Tanjung Balai Karimun,
Batam, Tanjung Pinang, Palembang, Tanjung Priok,
Tanjung Ernas, Tanjung Perak, Banjarmasin, Kumai,
Balikpapan, Tarakan, Nunukan, Sampit, Samarinda,
Pontianak, Makasar, Bau Bau, Pare Pare, Manado, Bitung,
Ternate, Ambon dan Jayapura.

3. Moda Udara

Pengendalian akan dilaksanakan secara terpadu pada 35 (tiga


puluh lima) bandar udara di seluruh Indonesia, yaitu :
Soekarno Hatta (Jakarta), Halim Perdana Kusuma (Jakarta),
Juanda (Surabaya), Hasannudin (Makasar), Kualanamu
(Medan), Ngurah Rai (Denpasar), Samsuddin Noer
(Banjarmasin), Sepinggan (Balikpapan), Ahmad Yani
(Semarang), Juwata (Tarakan), El Tari (Kupang), Adi Soetjipto
(Yogyakarta), Sultan Iskandar Muda (Banda Aceh), Sultan
Syarief Kasim II (Pekanbaru), Sultan Mahmud Badaruddin II
(Palembang), Supadio (Pontianak), Hang Nadim (Batam),
Minangkabau (Padang), Depati Amir (Pangkal Pinang), Raja
Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), Adi Soemarmo (Solo), Sam
Ratulangi (Manado), Praya (Lombok), Sultan Thaha (Jambi),
Sultan Baabullah (Ternate), Mutiara (Palu), Tjilik Riwut
(Palangkaraya), Sentani (Jayapura), Frans Kaisiepo (biak),
Fatmawati Soekarno (Bengkulu), Radin Inten II (Lampung),
Jalaluddin (Gorontalo), Husein Sastranegara (Bandung),
Pattimura (Ambon) dan Haluoleo (Kendari).

Sementara untuk bandar udara yang dipantau dalam rangka


angkutan lebaran luar negeri sebanyak 7 (tujuh) bandar udara,
yaitu: Soekarno-Hatta (Jakarta), Juanda (Surabaya),
Kualanamu (Medan), Ngurah Rai (Denpasar), Hasanuddin
(Makasar), Husein Sastranegara (Bandung) dan Adi Soetjipto
(Yogyakarta).

VIII. KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN

Kebijakan Penyelenggaraan Angkutan Lebaran bertujuan untuk


meningkatkan kualitas keselamatan dan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka optimalisasi sarana dan prasaranauntukmenyelenggarakan
Angkutan Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah) secara tertib, cepat, lancar,
aman, nyaman dan selamat melalui berbagai upaya sebagai berikut:
- 23 -

A. UMUM.

1. Mengutamakan faktor keselamatan dan kelancaran lalu lintas


darat, laut, udara dan perkeretaapian serta keterpaduan intra dan
antar moda;

2. Melakukan sosialisasi dan publikasi seluruh kebijaksanaan dan


pengaturan Angkutan Lebaran tahun 2018 (1439 Hijriah) kepada
seluruh lapisan masyarakat, operator angkutan dan petugas
pelaksana berupa informasi dalam website resmi Kementerian
Perhubungan, penyebaran peta resmi jalur lebaran kepada para
pemudik, pemasangan spanduk sosialisasi dan publikasi di
sepanjang jalur lebaran;

3. Pemerintah maupun Pemerintah Daerah melakukan sosialisasi


dan publikasi melalui media cetak, elektronik maupun jaringan
informasi lainnya secara intensif yang mencakup kesiapan sarana
dan prasarana transportasi (darat, laut, udara dan perkeretaapian)
dan antisipasi permasalahan-permasalahan menonjol yang
mungkin terjadi (bencana alam dan kecelakaan);

4. Menyelenggarakan sistem informasi dan komunikasi angkutan


lebaran tahun 2018 (1439 Hijriah) yang lebih cepat dan akurat
dengan penggunaan CCTV, SMS dengan nomor 0813 8006 8000
serta website : www.hubdat.go.id. atau www.rttmc.dephub.go.id;

5. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar Sektor terkait;

6. Antisipasi terhadap penggunaan sarana yang tidak laik, sebelum


masa penyelenggaraan angkutan lebaran dilakukan pengawasan
dan penertiban oleh petugas yang berwenang terhadap sarana
angkutan darat, laut, udara dan perkeretaapian;

7. Meningkatkan pengaturan, pengamanan dan pengawasan secara


terkoordinasi dalam penyelenggaraan angkutan lebaran;

8. Besaran tarif angkutan darat, kereta api, laut dan udara


dicantumkan secara jelas di loket dan tiket sedangkan pada
angkutan darat khususnya bus umum tarif angkutan
dicantumkan dengan jelas di dalam bus.

B. TRANSPORTASI DARAT.
1. Dalam rangka peningkatan kelancaran arus lalu lintas di
sepanjang jalur angkutan lebaran di Pulau Jawa, maka perlu
dilakukan manajemen dan rekayasa lalu lintas dengan pengaturan
Mobil Barang dan Penutupan Jembatan Timbang Pada Masa
Angkutan Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah) yang mengatur:
a. pelarangan dioperasikannya kendaraan pengangkut bahan
bangunan dan kendaraan bersumbu lebih dari 3 (dua) atau
lebih, truk tempelan, truk gandengan serta kontainer mulai
hari Rabu, 12 Juni 2018 (H-3) pukul 00.00 WIB sampai dengan
hari Kamis, 14 Juni 2018 (H-2) pukul 24.00 WIB dan hari
Minggu, 22 Juni 2018 (H+6) s/d hari Senin, 24 Juni 2018 di
Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten,
- 24 -

DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa


Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan,
Kalimatan Timur dan Sulawesi Selatan kecuali untuk angkutan
BBM, BBG, ternak, hantaran pos, bahan pokok (beras, gula
pasir, terigu, minyak goreng, cabe merah, bawang merah,
kacang tanah, kedelai,daging sapi, daging ayam, ikan segar dan
telur), pupuk, susu murni dan sepeda motor untuk mudik
gratis lebaran;
b. menutup pengoperasian jembatan timbang dan
memanfaatkannya sebagai tempat peristirahatan (rest area)
mulai tanggal 8 Juni 2018 (H-7) pukul 00.00 waktu setempat
sampai dengan tanggal 23 Juni 2018 (H+7) pukul 24.00 waktu
setempat.

2. Untuk mengatasi lonjakan sepeda motor pada masa Angkutan


Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah) akan dilakukan Mudik gratis
khusus pengguna sepeda motor. Untuk penumpang diangkut
dengan bus, Kapal Ro-Ro dan Kapal laut dan untuk pengangkutan
sepeda motor dengan Truk, Kereta Api, Kapal Ro-Ro dan Kapal
laut. Penyebaran informasi Mudik Gratis melalui media elektronik,
cetak, leaßet, dan brosur.

3. Kesiapan Prasarana Jalan dan Angkutan Umum, Manajemen


Operasional Lalu Lintas dan Pengendalian Kecelakaan Lalu Lintas,
Serta Pemeriksaan Kendaraan Bermotor Dan Pengemudi.

4. Pengaturan Pola Operasi Kapal Penyeberangan dengan skenario


waktu normal, padat dan sangat padat untuk meningkatkan
frekuensi kapal.

5. Pelaksanaan Inspeksi Angkutan Umum (Rampcheck) termasuk


pengemudi pada masa mudik dan balik angkutan lebaran tahun
2018 (1439 Hijriah) di beberapa terminal.

6. Pengaturan mudik gratis oleh Pemerintah dan Non Pemerintah


menggunakan angkutan bus (penumpang) dan truk (sepeda motor)
untuk mengurangi pengguna sepeda motor.

7. Program Mudik Gratis dengan menyediakan kapasitas sebanyak


87.250 penumpang dan 39.446 sepeda motor yang akan diangkut
dengan 1.130 unit bus, 60 unit truk, 16 Unit kapal laut, 3 unit
kapal Ro-Ro dan rangkaian kereta api. Program Mudik Gratis ini
dilaksanakan oleh Kementerian Perhubungan, BUMN dan Mitra
Kerja/Swasta, termasuk pengoperasian Long Distance Ferry (LDF)
untuk membantu pendistribusian logistik dengan rute Jakarta -
Surabaya.

8. Sosialisasi keselamatan kepada seluruh pemudik khususnya


pengguna kendaraan sepeda motor via media elektronik, media
cetak, leaflet dan brosur.

9. Daftar penumpang dan kendaraan angkutan penyeberangan sesuai


peraturan yang berlaku, dilarang lebih muatan.
- 25 -

10. Koordinasi pengendalian pasar tumpah (Pemda setempat) dan


Rekayasa Arus Lalu Lintas (POLRI) dan Pelayanan Pengaturan
Pin tu Toi (Jasa Marga).

11. Koordinasi Penyediaan Alat Berat guna antisipasi longsor dan


bencana alam lainnya.

12. Penyelenggaraan Posko Kesehatan di Terminal Bus dan Pelabuhan


Penyeberangan serta Jalur Mudik dan Balik Angkutan Lebaran.

13. Pengaturan mudik Gratis/bersama untuk menghindari


penumpukan penumpang.

14. Operasional posko kesehatan di stasiun kereta api, terminal bus,


pelabuhan dan bandara serta jalur lebaran.

15. Peningkatan pengawasan kelaikan kendaraan dan kesehatan


pengemudi.

16. Pengaturan waktu sandar dan keberangkatan kapal penyebrangan


untuk meningkatkan frekuensi kapal.

17. Melakukan percepatan pembangunan, pemeliharaan perbaikan


sarana dan prasarana jalan dan apabila belum selesai, wajib
dihentikan sebelum H-10 serta penempatan alat berat di daerah
rawan longsor.

18. Para petugas terminal wajib memeriksa pemenuhan persyaratan


teknis dan laik jalan dan melakukan pemeriksaan kelengkapan
peralatan tanggap darurat untuk setiap bus yang hendak
berangkat sebagai salah satu upaya peningkatan keselamatan
penumpang.

19. Tarif penumpang bus Antarkota Antarprovinsi kelas ekonomi


didasarkan kepada Peraturan Menteri Perhubungan dengan
metode batas atas dan batas bawah sedangkan untuk tarif kelas
non ekonomi didasarkan atas mekanisme pasar.

C. Transportasi Kereta Api

1. Subsidi Angkutan Motor Dengan Kereta Api


Dalam rangka penyelenggaraan angkutan Lebaran yang aman,
nyaman dan tetap menjamin keselamatan, Pemerintah perlu
mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menyediakan jasa
layanan transportasi dengan kereta api melalui SUBSIDI
ANGKUTAN MOTOR DENGAN KERETA API. Pengangkutan sepeda
motor dengan kereta api pada masa angkutan Lebaran Tahun
2018 (1439 Hijriah) dilaksanakan selama Arus Mudik (H-7 s/d H-
2) dan Arus Balik (H+3 s/d H+9). Motor dikirimkan ke lokasi
pengepakan 1 hari sebelum keberangkatan dan diambil di lokasi
tujuan 1 hari setelah pengiriman. Pengguna angkutan motor
dengan KA akan mendapatkan jaminan tempat duduk pada KA
Ekonomi PSO dengan 2 Dewasa dan 1 Anak-anak sesuai tujuan:
a. Lintas Utara : St. Jakarta Gudang - St. Surabaya Pasar Turi
(PP);
- 26 -

b. Lintas Selatan 1 : St. Jakarta Gudang - Kutoarjo (PP); dan


c. Lintas Selatan 2 : St. Jakarta Gudang - St. Kediri (PP).

2. Memenuhi Stamformasi Rangkaian KA Reguler Sesuai Buku


Dukungan Sarana Gapeka 2017.

3. Memenuhi Stamformasi Rangkaian Perjalanan Luar Biasa (PLB)/


Kereta Api Lebaran Sesuai Dengan Rencana Pengoperasian PLB
/KA Tambahan Lebaran.

4. Maksimalisasi Ketersediaan Slot Perjalan Luar Biasa (Plb) Lebaran


Serta Optimalisasi Penggunaan Slot Tersedia.

5. Mengatasi Lonjakan Penumpang.


a. dengan peningkatan kapasitas angkutan KA dengan penetapan
jadwal perjalanan sementara (Maklumat KA), disamping jadwal
reguler;
b. menambah jumlah kereta penumpang sesuai kemampuan
maksimal lokomotif;
c. menjalankan KA lebaran tertentu (tambahan) sesuai
kebutuhan;
d. memberlakukan sistem “Boarding Pass” bagi penumpang yang
akan masuk emplasemen stasiun;
e. pelayanan kompensasi angkutan terusan bisa diberikan
berupa bis atau jenis kendaraan lain untuk moda pengganti
apabila Kereta Api tidak dapat meneruskan perjalanan;
f. penyiapan bus di stasiun yang dikoordinir oleh Organda.

6. Perjalanan Luar Biasa (PLB).


a. Kereta Api tambahan lebaran sudah siap untuk dijalankan dan
tiket sudah mulai dijual pada H-10;
b. Pengalokasian 3 Rangkaian Wesel Stel yaitu Rangkaian KA
yang disiapkan sebagai KA pengganti jika KA mengalami
gangguan dengan stamformasi yang sama;dan
c. Kereta aling-aling dimanfaatkan untuk angkutan barang
hantaran (contoh : motor, parcel,dll).

7. Call Center
Pengoptimalisasian fasilitas Call Center PT KA (Persero) dengan
nomor hotline 121.

D. Transportasi Laut.

1. Subsidi Angkutan Motor Dengan Kapal Laut


Dalam rangka menunjang kelancaran dan mengurangi kecelakaan
lalu lintas terutama kecelakaan sepeda motor bagi pemudik dan
meningkatkan layanan serta fasilitas kepada masyarakat,
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan
bermaskud mengadakan acara Mudik Gratis untuk sepeda motor
dengan kapal laut yang melibatkan PT. Pelayaran Nasional
Indonesia (PT. Pelni). Pengangkutan sepeda motor dengan kapal
laut pada masa angkutan Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah)
dilaksanakan selama Arus Mudik (H-6 s/d H-2) dan Arus Balik
(H+2 s/d H+6). Rute Penyelenggaraan Mudik Gratis dengan Kapal
Laut adalah :
- 27 -

a. Tanjung Priok (Jakarta) menuju Tanjung Mas (Semarang) Arus


Mudik; dan
b. Tanjung Mas (Semarang) menuju Tanjung Priok (Jakarta) Arus
Balik.

2. Dukungan pengoperasian kapal negara (HUBLA) dalam rangka


mengatasi kekurangan kapasitas kapal berdasarkan kebutuhan
yang nyata.

3. Mengoptimalkan pengoperasian kapal perintis untuk mendukung


angkutan lebaran.

4. Meningkatkan pelayanan kepada penumpang di pelabuhan dengan


penyedian fasilitas umum.

5. Pengawasan intensif terhadap jumlah tiket yang dijual oleh


operator agar tidak melebihi kapasitas angkut.

6. Meningkatkan kewaspadaan, kelancaran, ketertiban, keamanan &


keselamatan prasarana dan sarana transportasi laut.

7. Meningkatkan koordinasi untuk penyebarluasan informasi jadwal


kedatangan dan keberangkatan kapal kepada masyarakat melalui
media cetak dan elektronik serta melakukan pemasangan spanduk
ditempat - tempat tertentu dan dilakukan jauh hari sebelum masa
penyelenggaraan Angkutan Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah).

8. Memberikan prioritas pelayanan sandar kapal penumpang dan


hewan, kapal perintis, kapal Ro-Ro serta kapal pengangkut bahan
pokok (beras dan gula).

9. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, yakni Kementerian


Pertanian dan Kementerian Perdagangan.

10. Pengaturan untuk tidak melakukan docking pada saat peak


season bagi kapal - kapal penumpang dan Ro-Ro;

11. Kapasitas angkut penumpang berdasarkan aspek teknis kapal dan


aspek keselamatan sesuai peraturan yang berlaku.

12. Telah disiapkan aplikasi sistem informasi angkutan laut lebaran


untuk kebutuhan pemantauan dan pelaporan secara actual;

13. Melakukan monitoring ke beberapa pelabuhan yang diperkirakan


mengalami lonjakan penumpang;

14. Uji petik dalam rangka audit manajemen keselamatan pada kapal
penumpang, kapal penyeberangan serta kapal ro-ro penumpang;

15. Informasi penjualan tiket lebih awal dan pengawasan intensif


terhadap jumlah tiket agar tidak melebihi kapasitas.
- 28 -

E. Transportasi Udara.

1. Mengawasi kesiapan bandara udara di tiap wilayah secara


keseluruhan termasuk peralatan dan personil.

2. Mengawasi pelaksanaan optimalisasi slot time bandar udara.

3. Melakukan publikasi melalui Notam apabila terjadi perpanjangan


/perubahan sementara jam operasi bandar udara terkait dengan
jadwal penerbangan.

4. Peningkatan pengawasan aspek keamanan 8s keselamatan


penerbangan.

5. Menyiapkan secara maksimal prasarana dan sarana angkutan


udara sesuai dengan potensial demand serta mengoptimalisasi jam
operasi bandara.

6. Mengantisipasi lonjakan penumpang dengan layanan angkutan


udara tidak berjadwal, meningkatkan kapasitas dengan penerapan
“extra filghf.

7. Pengaturan pelaksanaan angkutan lebaran supaya aman, selamat,


lancar, tertib, tepat waktu dan nyaman.

8. Meningkatkan pelayanan kepada penumpang dibandara dengan


penyediaan fasiltas umum serta keselamatan dan keamanan
penerbangan.

9. Memonitor pemberlakuan tarif penumpang angkutan udara sesuai


PM 14 Tahun 2017 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan
Dan Penetapan Tarif Batas Atas Dan Batas Bawah Penumpang
Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam
Negeri.

10. Menginstruksikan kepada petugas bandara agar lebih proaktif


sesuai PM 185 Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan
Penumpang Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal
Dalam Negeri.

F. KESELAMATAN TRANSPORTASI

1. Keselamatan transportasi menjadi prioritas Penyelenggaraan


Angkutan Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah) dengan prinsip
selamat di asal, selamat di perjalanan dan selamat di tujuan.

2. Kepada jajaran regulator dan operator transportasi untuk


mempersiapkan dan mengoptimalkan manajemen tanggap darurat
(Manajemen Krisis Transportasi).

3. Peningkatan Sistem Manajemen Keselamatan (SMK) pada regulator


dan operator transportasi selama Angkutan Lebaran Tahun 2018
(1439 Hijriah).
- 29 -

4. Peningkatan pengawasan terhadap waktu kerja dan waktu


istirahat awak (crew) yang berdampak terhadap optimalisasi fisik
awak (crew) sarana dan prasarana transportasi selama Angkutan
Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah).

5. Menyediakan fasilitas istirahat yang memadai bagi awak sarana


dan prasarana transportasi selama Angkutan Lebaran Tahun 2018
(KNKT).

IX. PENGATURAN DAN PENGENDALIAN

A. Umum

1. Menyediakan, menyelenggarakan, mengamankan dan mengatur


arus lalu lintas dan angkutan darat, laut, kereta api dan udara
serta mengupayakan keselamatan selama perjalanan dari Jakarta
dan kota - kota lainnya ke tempat tujuan dengan tertib, cepat,
lancar, aman, nyaman dan selamat dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan kepada masyarakat.

2. Penyelenggaraan angkutan lebaran dilaksanakan berlandaskan


prinsip keterpaduan antar angkutan darat, kereta api, laut dan
udara, didukung oleh seluruh kegiatan penunjang terkait.

3. Mempersiapkan dan menyelenggarakan pelayanan pos dan


telekomunikasi bagi masyarakat dalam rangka mendukung
penyelenggaraan angkutan lebaran.

4. Di setiap Provinsi, Gubernur membentuk Tim Koordinasi


Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Terpadu Tingkat Provinsi yang
terdiri dari berbagai unsur terkait serta mengikutsertakan potensi
masyarakat.

5. Di setiap Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota membentuk Tim


Koordinasi Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Terpadu Tingkat
Kabupaten/Kota yang terdiri dari berbagai unsur terkait serta
mengikutsertakan potensi masyarakat.

6. Dengan mempertimbangkan keselamatan dan kelancaran lalu


lintas, Pemerintah Daerah dapat mengatur dan mengendalikan
tempat - tempat istirahat untuk pengendara sepeda motor.

7. Melakukan koordinasi dengan aparat keamanan secara intensif


sebagai upaya untuk pengendalian/pencegahan terjadinya praktek
percaloan di tempat pelayanan angkutan (terminal bus, stasiun
KA, pelabuhan penyeberangan, pelabuhan laut dan bandar udara).

B. Transportasi Darat.

1. Melihat posisi Provinsi DKI Jakarta sebagai pusat penyebaran


pemudik menggunakan moda jalan, maka arus lalu lintas
kendaraan penumpang dari Jakarta bergerak menuju tiga jurusan
utama dengan menggunakan angkutan jalan baik jalan toi
maupun jalan arteri dan lintas penyeberangan sebagai berikut :
- 30 -

a. Arah Timur melalui jalur Pantura, dengan ruas jalan (Jalan Toi
Jakarta - Cikampek) - Pamanukan - Lohbener -(Jalan Toi
Palimanan - Kanci) - Brebes - Tegal - Semarang - Kudus -
Rembang - Tuba - Babat - Lamongan - Gresik - Surabaya -
Sidoarjo - Pasuruan - Probolinggo - Situbond - Ketapang;
b. Arah Timur melalui jalur Selatan, dengan ruas jalan (Jalan Toi
Jakarta - Cikampek) - Jalan Toi Purbaleunyi - Nagre -
Tasikmalaya - Ciamis - Banjar - Majenang - Wangon -
Kebumen - Purworejo Yogyakarta - Wonosari - Pacitan - Jetis
- Tenggalek - Tulungagung - Blitar - Kepanjen -Pronojiwo -
Lumajang - Jatiroto - Rambipuji -Jember - Banyuwangi -
Ketapang;
c. Arah Timur melalui Jalur Pantura ke Jalur Selatan dapat
melalui ruas jalan (Jalan Toi Jakarta - Cikampek) -
Pamanukan - Lohbener - (Jalan Toi Palimanan - Kanci) -
(Kanci - Pejagan) - Bumiayu - Rawalo/Purwokerto - Buntu -
(Jalur Selatan Pulau Jawa);
d. Arah Barat menuju Merak - Bakauheni (Sumatera) melalui
ruas jalan toi Jakarta - Merak.

2. Pada setiap Ibukota Provinsi agar dilakukan pemantauan dan


pengaturan pergerakan pemudik yang keluar/masuk selama
Periode Angkutan Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah) baik di ruas
jalan maupun di terminal-terminal utama maupun bantuan.

3. Dalam pelaksanaan pemantauan kondisi lalu lintas melalui


Operasi Penanganan Lebaran yang dilaksanakan oleh Kepolisian
Negara Republik Indonesia dikendalikan oleh Mabes Polri, maupun
sistem alat komunikasi yang ada di Kementerian Perhubungan dan
Daerah untuk diinformasikan melalui media, posko-posko yang
ada, VMS serta penanganan di lapangan oleh Kepolisian Negara
Republik Indonesia.

4. Penyelenggaraan angkutan lebaran dilaksanakan dalam 3 (tiga)


kegiatan pokok, yaitu Kegiatan Pemberangkatan (Arus Mudik),
Kegiatan Pengamanan dan Pengaturan Lalu Lintas dan Angkutan
Sepanjang Jalur Lebaran serta Kegiatan Kembali (Arus Balik) yang
dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Kegiatan Pemberangkatan

1) Penyelenggaraan dan pengaturan pemberangkatan


diarahkan untuk mendorong masyarakat melaksanakan
mudik lebaran secara tidak bersamaan.

2) Mendorong perusahaan swasta agar dapat menyediakan


angkutan mudik gratis (sistem charter), yang sangat
membantu pemudik serta dapat mengurangi kepadatan
karena diberangkatkan sebelum periode puncak.

3) Mendorong perusahaan swasta untuk mengecek kesehatan


para pengemudinya untuk menjamin pengemudi yang akan
berangkat dalam kondisi yang laik mengemudi.
- 31 -

4) Mendorong manajemen perusahaan swasta untuk


memberikan THR secara dini kepada para pekerja dan
pegawai sehingga dapat memanfaatkan kebijakan mudik
secara tidak bersamaan.

5) Meningkatkan pengaturan kelancaran lalu lintas


kendaraan di tempat-tempat rawan kemacetan, rawan
kecelakaan, rawan bencana alam di sepanjang jalur
lebaran.

6) Untuk kesiapan sarana dan peningkatan keselamatan,


dilakukan pemeriksaan persyaratan teknis dan laik jalan
terhadap armada yang akan diberangkatkan baik di
terminal-terminal maupun di pool armada.

7) Melakukan manajemen dan rekayasa lalu lintas pada saat


arus puncak mudik lebaran yang biasanya terjadi antara H-
3 s/d H-l, sehingga dapat mengurangi dampak negatif yang
timbul sejalan dengan kebijaksanaan meningkatkan
kualitas pelayanan kepada masyarakat.

b. Kegiatan Pengaturan dan Pengamanan Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan Sepanjang Jalur Lebaran.

Penyelenggaraan dan pengaturan lalu lintas dan angkutan


jalan di sepanjang jalur angkutan lebaran, di simpul-simpul
lalu lintas dan angkutan jalan baik di Jakarta maupun kota-
kota lainnya perlu mendapat perhatian untuk terwujudnya
kondisi lalu lintas dan angkutan yang tertib, cepat, lancar,
aman, nyaman dan selamat.

Simpul - simpul lalu lintas dan angkutan jalan yang perlu


mendapat perhatian antara lain:

1) Terminal Penyeberangan Merak - Bakauheni.

a) Peningkatan pengaturan kelancaran serta ketertiban


arus lalu lintas penumpang dan kendaraan, mulai dari
masuk terminal, masuk dan keluar pelabuhan
penyeberangan maupun kapal penyeberangan (dengan
peningkatan fasilitas rambu/informasi lainnya), guna
menjamin kelancaran dan keselamatan penyeberangan
dan pelayaran sesuai ketentuan yang berlaku.

b) Pengaturan kendaraan umum dan pribadi serta truk


yang mengangkut bahan-bahan tertentu yang harus
mendapat prioritas penyeberangan.

c) Pengaturan jumlah trip untuk kapal feriy maupun


kapal cepat disesuaikan dengan kebutuhan dan bila
diperlukan bantuan angkutan penyeberangan berupa
kapal TNI-AL dan atau kapal bantuan lainnya dengan
tarif yang disesuaikan dengan kemampuan daya beli
masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan oleh seluruh
- 32 -

aparat terkait secara terpadu di bawah koordinasi


Kepala Cabang PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero)
dan/atau pejabat yang ditunjuk.

d) Membuat Kantong parkir sebelum pintu masuk


dermaga dan memanfaatkan rest area di jalan toi jika
terjadi antrian yang panjang di pelabuhan Merak

2) Gerbang Toi Cikopo/Cikampek.

Pengaturan kelancaran, ketertiban dan keselamatan arus


lalu lintas kendaraan pada ruasjalan Jomin- Cikopo, guna
mencegah kemungkinan terjadinya konflik lalu lintas di
pertigaan Cikopo antara kendaraan yang bergerak dari arah
yang berlawanan. Untuk monitoring toi Cikopo ini
dilengkapi dengan peralatan CCTV pada pintu gerbang
Cikopo, dan Simpang Jomin.

Pengaturan arus lalu lintas dikoordinasikan secara


kewilayahan (Karawang dan Purwakarta) dan apabila
diperlukan dapat dilakukan pengalihan arus lalu lintas
secara buka/tutup melalui Gerbang toi Kahuripan,
Gerbang toi Karawang Timur dan/atau Gerbang toi Sadang
sesuai kebutuhan.

Pengalihan arus lalu lintas sepeda motor yang


dikoordinasikan secara kewilayahan (Karawang) melalui
jalur Karawang - Krasak - Cikalong - Cilamaya - Ciasem.

3) Jalan Toi Purbaleunyi (Purwakarta - Bandung - Cileunyi).

Untuk menangani permasalahan di persimpangan Cileunyi


dilakukan dengan cara mengurangi antrian kendaraan
pada putaran kendaraan di Jl. Surya Sumantri.

4) Jalan Toi Pejagan - Kanci.

a) Perpotongan dengan jalan akses yang ada.

Perlu diantisipasi faktor kerawanan sosial dengan lalu


lintas lokal yang berpotongan dengan lalu lintas
pemudik.

b) Persimpangan yang berpotongan dengan perlintasan


sebidang KA di Pejagan.

Antisipasi antrian kendaraan yang berbelok pada


persimpangan yang berpotongan langsung dengan rel
KA.

5) Akses Toi Semarang - Ungaran.

Perlu diantisipasi faktor kerawanan sosial dengan lalu


lintas lokal yang berpotongan dengan lalu lintas pemudik,
- 33 -

diusulkan untuk dilakukan sistem buka tutup toi sesuai


priori tas.

6) Pasar Limbangan dan Pasar Malangbong.

Dampak lancarnya jalur nagrek potensi kemacetan dari


pasar limbangan sampai Pasar Malongbong.

7) Cipait.

Pekerjaan pembongkaran Jembatan Cipait sampai sekarang


masih berlangsung dan arus lalu lintas arah ke Semarang
dialihkan ke Jembatan Darurat dan diprediksi akan
menjadi titik kemacetan di jalur Pantura.

8) Perlintasan sebidang Sumpiuh dan Karanganyar

Telah dibangun jalan lingkar Sumpiuh sepanjang 5 km dan


tidak emoting jalur perlintasan kereta api.

9) Lintas Penyeberangan

Pelabuhan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk, Padang


Bai-Lembar dan Kayangan-Pototano mengacu kepada
pengaturan di Pelabuhan penyeberangan Merak -
Bakauheni dengan berbagai penyesuaian yang diperlukan.

10) Pengaturan kelancaran, ketertiban dan keselamatan arus


lalu lintas kendaraan di sepanjang perjalanan sesuai
dengan tanggung jawab masing-masing wilayah/instansi
yang terkoordinasi, serta memprioritaskan kelancaran
kembalinya bus antar kota ke kota pemberangkatan
pemudik di Jabodetabek, Bandung dan sekitarnya secepat
mungkin, guna menghindari penumpukan penumpang,
mengurangi gejolak, rasa tidak puas dan panik bagi para
pemudik yang sudah lama menunggu angkutan di berbagai
terminal pemberangkatan bus yang sudah disediakan.

c. Kegiatan Angkutan Arus Balik

1) Puncak arus balik diperkirakan terjadi 6 (enam) hari


setelah lebaran kedua (H+6).

2) Mengantisipasi kegiatan massal masyarakat di sepanjang


jalur balik lebaran, khususnya perayaan Syawalan pada
daerah tertentu, agar tidak terjadi kemacetan yang parah.

C. Transportasi Kereta Api

1. Pemantauan dilakukan untuk memeriksa kesiapan operasional


kereta api antara lain:
a. grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka);
b. kesiapan stasiun-stasiun pemberangkatan;
c. pemantauan kesiapan operasional kereta api, meliputi:
1) Kereta api reguler;
- 34 -

2) Kereta api tambahan;


d. informasi mengenai lokasi-lokasi rawan longsor dan rawan
kecelakaan; dan
e. mengidentifikasi dan mengantisipasi daerah-daerah yang
sering mendapat gangguan pelemparan.

2. Lokasi kegiatan pemantauan operasional Kereta api, meliputi:


a. Lintas Jakarta - Bandung - Kroya di DAOP I dan II;
b. Lintas Jakarta - Cirebon - Semarang di DAOP I, III dan IV;
c. Lintas Cirebon - Kroya - Solo - Yogyakarta di DAOP III, V dan
VI;
d. Lintas Semarang - Surabaya di DAOP IV dan VII;
e. Lintas Solo - Madiun - Surabaya di DAOP VI, VII dan VIII; dan
f. Lintas Surabaya - Banyuwangi - Kroya di DAOP VIII dan IX;

3. Khusus arus balik dengan angkutan kereta api pada umumnya


berlangsung lebih panjang sehingga perlu diwaspadai hal - hal
sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan pengaturan arus lalu lintas angkutan


penumpang dan kendaraan harus terus ditingkatkan, terutama
dalam rangka menjamin kelancaran, ketertiban dan
keselamatan masyarakat yang umumnya sudah lelah dengan
bekal yang sudah sangat terbatas;

b. Kebanyakan penumpang arus balik tiba kembali di kota pada


malam hari dan sering menghadapi kesulitan memperoleh
pelayanan angkutan kota, terlebih pada saat ini armada
angkutan kota yang dapat disediakan untuk angkutan malam
hari jumlahnya sangat terbatas;

c. Menyediakan secara maksimal segala fasilitas yang dapat


membantu pelayanan bagi para penumpang yang sengaja
bermalam di terminal bus menunggu siang hari karena alasan
keamanan.

D. Transportasi Laut.

1. Angkutan lebaran melalui transportasi laut meliputi angkutan


penumpang kapal laut, angkutan bahan pokok seperti beras, gula
pasir, minyak goreng, cabe merah, bawang merah, kacang tanah,
daging sapi, daging ayam, dan telur serta angkutan ternak potong
untuk memenuhi kebutuhan di wilayah JABOTABEK dan
kebutuhan di wilayah lainnya sesuai dengan program instansi
terkait seperti Bulog, Kementerian Perdagangan dan Kementerian
Pertanian.

2. Pengaturan dan perencanaan operasional meliputi sistem


pelayanan, keselamatan pelayaran dan pengangkutan bahan
pokok dan ternak potong.

3. Untuk pengendalian dan pemantauan perlu memperhatikan


lonjakan penumpang dan/atau situasi persediaan dan harga
bahan pokok dengan cara berkoordinasi dengan instansi terkait.
- 35 -

4. Guna menjamin kelancaran pelaksanaan angkutan lebaran


melalui transportasi laut di seluruh Indonesia, ditetapkan Rencana
Operasi Moda Laut.

5. Pemasangan dan Pengintegrasian CCTV di Pelabuhan Kendari,


Namlea, Kupang, Pangkal Balam, Sorong serta mengintegrasikan
CCTV di pelabuhan Belawan, Dumai, Tanjung Balai Karimun,
Batam, Tanjung Pinang, Palembang, Tanjung Priok, Tanjung
Ernas, Tanjung Perak, Banjarmasin, Kumai, Balikpapan, Tarakan,
Nunukan, Sampit, Samarinda, Pontianak, Makassar, Bau-Bau,
Pare-Pare, Manado, Bitung, Ambon, Ternate, dan Jayapura.

6. Telah disiapkan perangkat Tracking System dalam rangka


mengoptimalkan pelaksanaan pemantauan kegiatan Angkutan
Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah) khususnya untuk angkutan
laut PT. Pelni, pelayaran perintis dan beberapa perusahaan
lainnya.

E. Transportasi Udara.

1. Dengan arus penumpang melalui udara yang diperkirakan


mengalami kenaikan 8,47 % untuk penerbangan dalam negeri dan
penerbangan luar negeri, perlu dipersiapkan tindakan untuk
memaksimalkan utilitas pesawat udara berjadwal maupun tidak
berjadwal (charter) dan penambahan jam operasi bandara;

2. Penyediaan jaringan komunikasi dan informasi yang lengkap, jelas


dan tersebar antara lain rute penerbangan, kapasitas yang
tersedia, jadwal penerbangan, counter transit dan ruang transit di
35 (tiga puluh lima) bandara;

3. Pengaturan kelancaran, ketertiban, keselamatan dan keamanan


penerbangan pada semua bandara, terutama pada bandara-
bandara yang cukup padat antara lain Soekarno Hatta - Jakarta,
Kualanamu - Medan, Juanda - Surabaya, Ngurah Rai - Denpasar,
Hasanuddin - Makasar;

4. Berkoordinasi dengan penyelenggara Bandar Udara seperti :


a. mengoptimalkan sistem keamanan di bandara;
b. mengoptimalkan sistem keselamatan penerbangan;
c. meningkatkan kelancaran arus penumpang dan barang;
d. penambahan jam operasional bandar udara sesuai dengan
kebutuhan dan fasilitasnya serta memenuhi syarat
keselamatan penerbangan;
e. Menambah "counter check in” di bandar udara untuk
menjamin kelancaran dan ketertiban keberangkatan
penumpang pada bandara yang cukup padat;
f. memperjelas dan menambah rambu - rambu informasi;
g. kesiapan fasilitas musholla, rumah makan, telepon, kamar
mandi, parkir, trolley, dsb;
h. menyiapkan kotak saran di terminal;
i. menindak dan meniadakan calo di bandara;
j. memonitor tarif yang berlaku agar sesuai dengan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM. 14 Tahun 2017 tentang
Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas
- 36 -

Atas dan Batas Bawah Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi


Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri;
k. menyiapkan posko di bandar udara dan meningkatkan
koordinasi dengna posko pusat.

5. Berkoordinasi dengan perusahaan angkutan udara niaga


berjadwal seperti:
a. penambahan frekuensi penerbangan pada rute padat, dalam
dan luar negeri;
b. menggunakan tarif yang berlaku sesuai dengan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM. 14 Tahun 2017 tentang
Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas
Atas dan Batas Bawah Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi
Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri;
c. penerapan sistem reservasi terpadu yang efektif dan efisien;
d. tidak memberikan overbooking kepada penumpang dengan
memberikan distribusi kapasitas tempat duduk kepada agen
secara jelas;
e. tidak menyarankan penumpang datang kebandara dengan
Status tiket waiting list;
f. berkoordinasi dengan bandar udara apabila terjadi lonjakan
pada saat keberangkatan dan kedatangan penumpang;
g. kerjasama antar perusahaan penerbangan lain, apabila
kapasitas yang disediakan tidak mencukupi;
h. memeriksa identitas penumpang pada saat check in;
i. memberikan informasi yang jelas kepada calon penumpang
tentang jadwal penerbangan, harga tiket yang ditetapkan, dan
nomor penerbangan.
j. memberikan kompensasi kepada calon penumpang apabila
terjadi keterlambatan karena kesalahan operator sesuai
dengan PM No. 49 Tahun 2012.

6. Berkoodinasi dengan perusahaan angkutan udara tidak berjadwal


untuk menyiapkan pesawatnya dalam hal :
a. terjadi peningkatan penumpang yang mendadak tinggi diluar
perkiraaan;
b. kapasitas angkutan lebaran yang disediakan perusahaan
angkutan udara berjadwal tidak mencukupi;
c. menggunakan tarif yang berlaku sesuai dengan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM. 14 Tahun 2017 tentang
Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas
Atas dan Batas Bawah Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi
Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri;
d. menyesuaikan Status angkutan sesuai angkutan udara
berjadwal;
e. mengikuti peraturan yang berlaku untuk angkutan udara
berjadwal baik penumpang, barang dan pos.

F. Lokasi Pos Koordinasi, Jaringan Komunikasi / Sistem Informasi

1. Lokasi Pos Koordinasi

Pendirian Posko bertujuan untuk mengambil keputusan di


lapangan pada kondisi dan situasi tertentu seperti:
- 37 -

a. permintaaan armada pada saat penumpang meningkat di


terminal dan stasiun terutama pada waktu puncak;

b. pengalihan arus lalu lintas angkutan barang dan kendaraan


tidak umum pada saat mendekati hari puncak;

c. perubahan arus lalu lintas secara insidentil untuk daerah


rawan macet, rawan kecelakaan dan bencana alam.

Pos koordinasi dibentuk di terminal seperti Terminal Kampung


Rambutan, Terminal Pulogebang, Terminal Merak, Terminal
Kalideres, Terminal Damri Kemayoran, Terminal Tirtonadi,
Terminal Tegal, Terminal Harjamukti, Terminal Cicaheum,
Terminal Purwokerto maupun stasiun KA utama seperti Stasiun
Gambir, Stasiun Senen, Stasiun Tawang, Stasiun Poncol, Stasiun
Solo Balapan, Stasiun Tegal, Stasiun Kutoarjo.

Pengaturan dan pengendalian lapangan pada lokasi-lokasi kritis,


rawan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas, dibentuk adanya Pos
Pengamanan oleh Kepolisian RI terkait dengan Operasi KETUPAT-
2018 yang dilaksanakan selama masa penyelenggaraan angkutan
lebaran yang pelaksanaannya terkoordinasi dengan instansi lain di
kewilayahan.

Untuk moda kereta api, Posko Pusat digabungkan dengan Posko


Nasional, sedangkan di daerah diadakan posko penanganan
rintang jalan di 7 (tujuh) lokasi, yaitu: Jakarta, Cirebon, Bandung,
Surabaya, Purwokerto, Yogyakarta, Semarang dan berkoordinasi
dengan posko yang dilakukan oleh PT. KA (Persero) pada setiap
DAOP dan Divre.

2. Jaringan Komunikasi /Sistem Informasi.

Untuk membantu memudahkan koordinasi dan komunikasi


antara posko yang satu dengan yang lain, pada tiap-tiap posko
dilengkapi dengan alat komunikasi baik menggunakan handy-
talky, handphone, telepon//aximiZe, maupun dengan media
internet/E-Mail. Pos Koordinasi Harian Angkutan Lebaran
Terpadu Kementerian Perhubungan dilaksanakan di Ruang
Nanggala Lantai 7 Gedung Cipta Kementerian Perhubungan, Jl.
Medan Merdeka Barat No. 8 Jakarta.

Di samping peralatan komunikasi tersebut, dalam sistem


informasi Posko Angkutan Lebaran Terpadu Kementerian
Perhubungan menggunakan website : http: //
www.hubdat.dephub.go.id atau http://www.rttmc.dephub.go.id
dan untuk informasi lalu lintas dan angkutan jalan dapat melalui
SMS dengan nomor : 0813 8006 8000, serta jejaring sosial seperti
Facebook: Infomudik, Fans Group FB: RTTMC Hubdat, Twitter:
Info Mudik LLAJ, Yahoo Messenger: Info Mudik.

Pada masa angkutan lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah),


monitoring kondisi lalu lintas dan angkutan akan dilakukan
dengan menggunakan fasilitas CCTV yang ditempatkan pada :
- 38 -

a. moda angkutan jalan di 39 (tiga puluh sembilan) lokasi di


Jalan Nasional dan Jalan Provinsi serta 6 (enam) Lokasi di
Jalan Toi serta 5 (lima) Lokasi Terminal yaitu :
1) Di ruas Jalan Nasional, Jalan Provinsi dan Jalan Toi
meliputi :
1. Padalarang;
2. Patrol;
3. Nagrek;
4. Keluar Pintu Toi Cileunyi;
5. Pos Perlintasan KA Sumpiuh;
6. Losari;
7. Comal;
8. Karanganyar;
9. Ciamis;
10. Pintu Toi Keluar Merak;
11. Jembatan Timbang Gentong;
12. Pintu Toi Cikampek;
13. Simpang Jomin;
14. Jembatan Timbang Balonggandu;
15. Jembatan Timbang Losarang;
16. Pasar Tumpah Tegal Gubug Cirebon;
17. Jembatan Timbang Tanjung Brebes;
18. Pintu Toi Sadang
19. Jembatan Timbang Gentong;
20. Jembatan Timbang Kulwaru;
21. Pelabuhan ASDP Merak
22. Pejagan;
23. Pintu Toi Keluar Kanci;
24. Cicalengka;
25. Ciasem (pertigaan Pantura);
26. Pasar Eretan (kBa Indramayu);
27. Keluar Toi Pejagan (arah Bumiayu);
28. Wangon (perempatan);
29. Pasar Limbangan (Garut);
30. Perempatan Naregong (Sumedang);
31. Kadipaten (Perempatan);
32. Subang (Jl. Otto Iskandar Dinata/perempatan);
33. Karangpucung (depan terminal/Cilacap);
34. Ketanggungan (bumiayu);
35. Simpang Mutiara (flyover);
36. Pamanukan (flyover);
37. Tanjakan tarahan Lampung;
38. Bakauheni;
39. Tanjungpura (karawang);
40. Flyover Karawang;
41. Pertigaan Cimalaya-Ciasem Pantura;
42. Gadog;
43. Ciawi, Jalan baru Nagrek;
44. Jalan Baru Nagrek Jagak;
45. Pasar Malangbong.
2) Terminal
1. Terminal Bekasi;
2. Terminal Cirebon;
3. Terminal Yogyakarta;
- 39 -

4. Terminal Tasikmalaya;
5. Terminal Semarang.

b. Moda angkutan penyeberangan di 6 (enam) lokasi, yaitu:


Pelabuhan Merak (Banten), Pelabuhan Bakauheuni (Lampung),
Pelabuhan Ujung (Surabaya), Pelabuhan Kamal (Pulau
Madura), Pelabuhan Ketapang (Jatim) dan Pelabuhan
Gilimanuk (Bali).

c. Moda laut di 30 (tiga puluh) lokasi, yaitu: Pelabuhan Tanjung


Perak, Pelabuhan Tanjung Ernas, Pelabuhan Banjarmasin,
Pelabuhan Tanjung Priok, Belawan, Tanjung Pinang, Makasar,
Sampit, Ambon, Ternate, Tarakan, Pare-pare, Jayapura,
Kumai, Batam, Balikpapan, Dumai, Tanjung Balai Karimun,
Palembang, Nunukan, Samarinda, Pontianak, Bau-Bau,
Manado, Bitung, Kendari, Namlea, Kupang, Pangkal Balam dan
Sorong.

d. Moda udara di 17 (tujuh belas) lokasi, yaitu : Bandara


Soekarno Hatta (Jakarta), Bandara Kualanamu (Medan),
Bandara Minangkabau (Padang), Bandara Sultan Mahmud
Badaruddin II (Palembang), Bandara Sultan Syarief Kasim II
(Pekanbaru), Bandara Juanda (Surabaya), Bandara Ngurah Rai
(Denpasar), Bandara Hasanuddin (Makassar), Bandara
Sepinggan (Balikpapan), Bandara Adi Sucipto (Jogjakarta),
Bandara Juwata (Tarakan), Bandara Hang Nadim (Batam),
Bandara Mutiara (Palu), Bandara Jalaludin (Gorontalo),
Bandara Haluoleo (Kendari), Bandara Sultan Baabullah
(Ternate), Bandara Sentani (Jayapura).

e. Moda kereta api di 8 (delapan) lokasi, yaitu : Stasiun Poncol


(Semarang), Stasiun Pasar Turi (Surabaya), Stasiun Tugu,
Stasiun Kutoarjo, Stasiun Tanah Abang, Stasiun Senen,
Stasiun Gambir, Stasiun Jatinegara.

yang terhubung secara online dengan Pos Koordinasi Harian


Angkutan Lebaran Terpadu dan akan mulai dilaksanakan pada
tanggal 7 Juni 2018 (H-8) pukul 08.00 waktu setempat s.d 25 Juni
2018 (H+9) pukul 08.00 waktu setempat.

Dalam rangka pemberian informasi kepada pengguna jalan telah


dipasang Variable Message Sign (VMS) pada:

a. Jalur Pantura (Pintu Toi Cikopo, Jembatan Timbang


Balonggandu, Jembatan Timbang Losarang, dan Jembatan
Timbang Tanjung);

b. Jalur Selatan (Pintu toi Cileunyi, Nagrek, Rancaecek, Pertigaan


Ciamis, Jembatan Timbang Gentong dan Jembatan Timbang
Kulwaru).
- 40 -

X. PENGORGANISASIAN
A. KOORDINASI
1. Koordinasi Dengan Instansi Lainnya

Dalam rangka untuk terwujudnya penyelenggaraan Angkutan


Lebaran Terpadu Tahun 2018 (1439 Hijriah) yang efektif, maka
perlu dilakukan koordinasi dengan berbagai instansi, yakni
sebagai berikut:
a. Koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
1) Melakukan kunjungan bersama kelapangan untuk
memperoleh data kondisi prasarana jalan dan jembatan
sebagai acuan untuk melakukan perbaikan, peningkatan
atau pembangunan sarana dan prasarana jalan dan
jembatan untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas
dan angkutan lebaran.
2) Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
meningkatkan keselamatan di jalan toi dan meningkatkan
segala fasilitas untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas
disemua jalan toi.
3) Mempersiapkan sarana dan fasilitas untuk mengantisipasi
terjadinya kecelakaan, bencana alam atau kejadian lain
yang mengganggu kelancaran angkutan lebaran.

a) Koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri.


Koordinasi dengan Menteri Dalam Negeri dilakukan dalam
rangka penanganan terhadap hambatan samping dari jalur
angkutan lebaran terutama pasar tumpah yang akan
melibatkan Bupati/Walikota. Menteri Dalam Negeri diharapkan
dapat memberikan bimbingan dan arahan kepada para
Gubernur, Bupati/Walikota, agar penyelenggaraan angkutan
lebaran di wilayah masing-masing dapat berjalan dengan
aman, lancar dan tertib.

b. Koordinasi dengan Kementerian Perdagangan.


Koordinasi dilakukan dalam rangka pengaturan kelancaran
distribusi bahan pokok selama masa angkutan lebaran Tahun
2018 (1439 Hijriah).

c. Koordinasi dengan Kementerian Kesehatan.


Koordinasi dengan Kementerian Kesehatan dilakukan untuk
deteksi dini faktor resiko KLL dan meningkatkan pelayanan
kesehatan. Kegiatan ini dilakukan terutama di lokasi jalur
mudik lebaran, terminal, stasiun, pelabuhan dan bandara.

d. Koordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika.


Melakukan penyebaran informasi Angkutan Lebaran Tahun
2018 (1439 Hijriah) kepada seluruh masyarakat dalam rangka
- 41 -

mendukung kelancaran pelaksanaan angkutan lebaran Tahun


2018 (1439 Hijriah) serta penyediaan peralatan komunikasi.

e. Koordinasi dengan Kementerian Agama.


Untuk menghilangkan pos-pos pundi amal yang dibangun oleh
masyarakat sepanjang jalur utama dan jalur alternatif lebaran.

f. Koordinasi dengan TNI.


1) Melakukan koordinasi untuk memperoleh bantuan alat
transportasi, baik angkutan laut, angkutan darat maupun
angkutan udara milik TNI sesuai kemampuan yang tersedia
apabila sewaktu-waktu diperlukan dalam kondisi darurat.
2) Melakukan koordinasi untuk memperoleh bantuan
pengamanan, khususnya bagi daerah atau lintasan yang
dipandang perlu.

g. Koordinasi dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia.


1) Menyiapkan dan melaksanakan langkah /tindakan
penegakan hukum untuk meningkatkan keamanan,
ketertiban dan kelancaran lalu lintas dan angkutanjalan
yang sesuai dengan Rencana Operasi Penyelenggaraan
Angkutan Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah) dan Rencana
Operasi Ketupat Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah).
2) Melakukan monitoring, pendataan dan pelaporan
kecelakaan lalu lintas secara periodik selama masa
angkutan lebaran.
3) Mengkoordinasikan pelaksanaan investigasi kecelakaan
lalu lintas.
4) Mengkoordinasikan pelaksanaan pengendalian lalu lintas di
lapangan.
5) Melakukan operasi pengamanan lebaran berupa operasi
Kepolisian terpusat yang dilaksanakan bersama oleh Satgas
Mabes Polri dan Satgas Polda dibantu instansi terkait serta
mitra Kamtibmas lainnya dengan mengutamakan
upayapreventif dan penegakan hukum (represif) didukung
deteksi dini/penyelidikan serta fungsi operasional lainnya,
guna menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat yang
kondusif.

h. Koordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya


Mineral, Dilaksanakan dalam rangka pengaturan/penyediaan
BBM.
i. Koordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi. Dalam rangka dukungan terhadap percepatan
pemberian Tunjangan Hari Raya bagi Karyawan sehingga
pelaksanaan mudik tidak terkonsentrasi pada hari tertentu.
j. Koordinasi dengan Kementerian Pertanian.
Dilaksanakan dalam rangka ketersedian produksi bahan
pangan untuk mengantisipasi periode Angkutan Lebaran.
- 42 -

k. Koordinasi dengan PT. (Pesero) Jasa Raharja.


Dilaksanakan dalam rangkapercepatan pelayanan asuransi
apabila terjadi kecelakaan pada masa Angkutan Lebaran.
l. Koordinasi dengan Para Gubernur selaku Koordinator
Pelaksana Tingkat Provinsi Angkutan Lebaran Terpadu Tahun
2018 (1439 Hijriah) di masing-masing Provinsi.
Gubernur diharapkan melakukan langkah-langkah untuk
menciptakan angkutan lebaran yang aman, tertib dan lancar
di wilayahnya dengan kegiatan sebagai berikut:
1) menyusun rencana operasi penyelenggaraan angkutan
lebaran sesuai situasi dan kondisi daerah masing-masing
dengan mengacu kepada Rencana Operasi Penyelenggaraan
Angkutan Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah) Tingkat
Nasional;
2) mengkoordinasikan Bupati/Walikota di wilayahnya untuk
menyusun rencana dan program kerja dalam rangka
meningkatkan kelancaran, ketertiban, keamanan dan
keselamatan lalu lintas serta mempersiapkan kebutuhan
angkutan yang diperlukan dalam penyelenggaraan
angkutan di wilayah masing-masing baik darat, laut
maupun udara;
3) melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat dalam rangka kelancaran penyelenggaraan Angkutan
Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah);
4) mempersiapkan fasilitas umum dan memberikan
kemudahan yang diperlukan oleh masyarakat dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan;
5) membentuk Tim Pos Koordinasi Terpadu di Tingkat Provinsi
sebagai sarana komunikasi dengan Pos Koordinasi Tingkat
Nasional dan Pos Koordinasi Tingkat Kabupaten/Kota;
6) menyampaikan laporan harian penyelenggaraan angkutan
lebaran kepada Menteri Perhubungan melalui Pos
Koordinasi Tingkat Nasional;
7) melakukan optimalisasi dan perbaikan prasarana
transportasi di wilayahnya sesuai kewenangannya;
8) dalam pelaksanaan tugas berkoordinasi kepada Koordinator
Pelaksana Tingkat Nasional.

m. Koordinasi dengan Para Bupati/Walikota selaku Koordinator


Pelaksana Tingkat Kabupaten/Kota Angkutan Lebaran Terpadu
Tahun 2018 (1439 Hijriah) di masing - masing Kabupaten
/Kota.

Bupati/Walikota diharapkan melakukan langkah-langkah


untuk menciptakan angkutan lebaran yang aman, tertib dan
lancar di wilayahnya dengan kegiatan sebagai berikut :
1) menyusun rencana operasi penyelenggaraan angkutan
lebaran sesuai situasi dan kondisi daerah masing-masing
- 43 -

dengan mengacu kepada Rencana Operasi Penyelenggaraan


Angkutan Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah) Tingkat
Nasional dan Provinsi;

2) menyusun rencana dan program kerja dalam rangka


meningkatkan kelancaran, ketertiban, keamanan dan
keselamatan lalu lintas serta mempersiapkan kebutuhan
angkutan yang diperlukan dalam penyelenggaraan
angkutan di wilayah masing-masing baik darat, laut
maupun udara;
3) melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat maupun Pemerintah Provinsi dalam rangka
penyelenggaraan angkutan lebaran;

4) melakukan optimalisasi dan perbaikan prasarana


transportasi di wilayahnya sesuai kewenangannya;
5) memastikan sarana yang digunakan untuk Angkutan
Lebaran memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan (di
Unit Pengujian Kendaraan Bermotor maupun di Terminal);
6) mengambil langkah - langkah yang diperlukan untuk
mengurangi terjadinya kemacetan dan kecelakaan serta
mengantisipasi daerah rawan bencana alam (banjir, tanah
longsor, kabut) di wilayahnya;
7) mengawasi pelaksanaan tarif angkutan, kelaikan kendaraan
dan tanggap darurat serta mengambil tindakan tegas sesuai
ketentuan berlaku apabila dijumpai pelanggaran;
8) dalam pelaksanaan tugas berkoordinasi kepada Koordinator
Pelaksana Tingkat Nasional melalui Koordinator Pelaksana
Tingkat Provinsi.

2. Koordinasi di Lingkungan Kementerian Perhubungan

a. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat


1) Menjabarkan kegiatan Penyelenggaraan Angkutan Lebaran
Terpadu Tahun 2018 (1439 Hijriah) dalam Rencana Operasi
Angkutan Lebaran 2018 (1439 Hijriah).
2) Berkoordinasi dengan instansi terkait dalam
mengendalikan penyelenggaraan angkutan pada masa
Angkutan Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah).
3) Menyiapkan petugas dan peralatan untuk pelaksanaan
penyelenggaraan angkutan lebaran secara terencana
khususnya kemampuan analisis dan cara bertindak yang
tepat.
4) Merencanakan dan melaksanakan latihan /gladi
kemampuan penyelenggaraan sebelum pelaksanaan
angkutan lebaran.
5) Mengatur personil dan peralatan komunikasi baik yang
bersifat stationer, mobile maupun khusus, untuk
- 44 -

kepentingan komunikasi penyelenggaraan angkutan


lebaran.
6) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait.
7) Menyiapkan Posko Angkutan Lebaran Terpadu.

b. Direktorat Jenderal Perkeretaapian


1) Mengkoordinasikan seluruh penyelenggaraan angkutan
kereta api pada masa Angkutan Lebaran Tahun 2018 (1439
Hijriah).
2) Memanfaatkan secara maksimal sarana dan prasarana
angkutan kereta api yang dapat dioperasikan untuk
mendukung angkutan lebaran.
3) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait.

4) Menyiapkan Posko Angkutan Lebaran.

c. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.


1) Mengkoordinasikan seluruh penyelenggaraan angkutan
laut pada masa Angkutan Lebaran Tahun 2018 (1439
Hijriah).
2) Memanfaatkan secara maksimal sarana dan prasarana
angkutan laut yang dapat dioperasikan untuk mendukung
angkutan lebaran.
3) Melakukan koordinasi dengan intansi terkait.
4) Menyiapkan Posko Angkutan Lebaran

d. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.


1) Mengkoordinasikan seluruh unit kerja angkutan udara dan
instansi terkait dalam penyelenggaraan Angkutan Lebaran
Tahun 2018 (1439 Hijriah).
2) Menyiapkan secara maksimal sarana dan prasarana yang
dapat dioperasikan untuk mendukung angkutan lebaran.
3) Melakukan koordinasi dengan penyelenggara bandar udara
agar meningkatkan kesiapan fasilitas di bandar udara,
menyiapkan posko di bandar udara, menyiapkan kotak
saran di check in area, memberantas calo di bandara,
meningkatkan sistem keamanan (security) di bandara, dan
menyampaikan laporan dan informasi penting mengenai
penyelenggaraan angkutan kepada Posko Tingkat Nasional.
4) Melakukan koordinasi dengan perusahaan angkutan udara
tidak berjadwal untuk menyiapkan pesawatnya dalam hal
terjadi kapasitas angkutan lebaran tidak mencukupi atau
terjadi peningkatan penumpang yang mendadak tinggi.
5) Melakukan koordinasi dengan TNI Angkutan Udara dalam
hal permohonan pesawat TNI-AU dapat dipakai untuk
mengangkut penumpang di bandar udara sipil apabila
- 45 -

terjadi permintaan penumpang yang cukup tinggi dan


sangat mendesak.
6) Menyiapkan Posko Angkutan Lebaran.

e. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian


Perhubungan.

Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Kementerian


Perhubungan selaku koordinator pelaksanaan bidang analisa
dan evaluasi, mempunyai tugas :

1) Memberikan saran kepada Menteri Perhubungan untuk


peningkatan pelayanan masyarakat pada masa Angkutan
Lebaran Tahun 2018 (1439 Hijriah), atas dasar analisa dan
evaluasi penyelenggaraan angkutan lebaran tahun
sebelumnya;

2) Melakukan analisa dan evaluasi penyelenggaraan Angkutan


Lebaran Terpadu Tahun 2018 (1439 Hijriah) untuk
penyempurnaan penyelenggaraan angkutan lebaran
terpadu yang akan datang;

3) Menyusun laporan akhir penyelenggaraan Angkutan


Lebaran Terpadu Tahun 2018 (1439 Hijriah), sebagai
laporan Menteri Perhubungan kepada Presiden;

4) Dalam melaksanakan tugas, bertanggung jawab kepada


Menteri Perhubungan

f. Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP).

1) Mengkoordinasikan kesiapan, kesiagaan dan pengendalian


unsur-unsur pencarian dan pertolongan di seluruh wilayah
tanggung jawab BNPP, dalam rangka mengantisipasi
terjadinya musibah pelayaran, penerbangan dan bencana
lainnya.

2) Mempersiapkan serta mengendalikan unsur pencarian dan


pertolongan di Pusat dan Daerah dalam rangka
penanggulangan musibah maupun untuk kepentingan
pemantauan arus lalu lintas.

3) Mempersiapkan sarana helikopter untuk pemantauan


melalui udara.

4) Melakukan koordinasi dengan Organisasi Radio Amatir


Indonesia (ORARI) dan Wirabhakti Indonesia SAR
Information Club dalam hal penyelenggaraan komunikasi
untuk mendukung Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2018
(1439 Hijriah).

g. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.


Memberikan informasi Cuaca - Iklim - Kegempaan dan Info
Dini Tsunami secara realtime dan up to date sesuai dengan
- 46 -

bidang tugasnya kepada seluruh instansi yang terlibat dalam


penyelenggaraan Angkutan Lebaran Tahun 2018 (1439
Hijriah).

3. Koordinasi dengan Pihak Lainnya


Melakukan koordinasi dengan asosiasi/organisasi masyarakat
seperti ORGANDA, PT. KAI (Persero), PT. ASDP (Persero), INACA,
INSA, GAPASDAP, GAIKINDO, IMI, MTI, MASKA, TVRI, RRI, RCTI,
SCTV, ANTV, TPI, Indosiar, Metro TV, Global TV, Trans TV, Radio
Sonora, ORARI, RAPI, PRSSNI, YLKI, operator seluler serta
organisasi pemuda dan pramuka untuk membantu pelaksanaan
kelancaran dalam rangka mendukung keberhasilan angkutan
lebaran.

XI. SISTEM INFORMASI DAN KOMUNIKASI

1. Mengedepankan Teknologi Informasi yang "Real Time".


2. Dapat diakses oleh Masyarakat luas dan operator melalui berbagai
media dan jejaring sosial.
3. Sosialisasi melalui penyebaran peta jalur mudik, leaflet, spanduk,
media elektronik, dll.
4. Pendaftaran Mudik Gratis Berbasis Online dan Offline.
5. Untuk sistem informasi dapat dimonitor melalui internet dengan
alamat website dan sosial media sebagai berikut:
a. Call Center : 151
b. Website : http://www.dephub.go.id
c. Facebook : kemenhubl51
d. Twitter : @kemenhubl51
e. Email : infol51@dephub.go.id

XII. ADMINISTRASI, LOGISTIK DAN PENGAWASAN SERTA PENGENDALIAN

1. Administrasi dan Logistik

a. Sesuai Inpres Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Koordinasi


Penyelenggaraan Terpadu: Menteri Perhubungan Merupakan
Koordinator Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Cq. Direktur
Jenderal Perhubungan Darat Sebagai Koordinator Pelaksana
Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu Menghimbau Kepada
Seluruh Pemangku Kepentingan (Stakeholder) Melaksanakan
Tugas Pokok, Fungsi Dan Peran Masing - Masing Secara
Profesional dan Proporsional;

b. Dukungan logistik untuk Penyelenggaraan Angkutan Lebaran


Tahun 2018 (1439 Hijriah) menggunakan sarana dan prasarana
yang tersedia.

c. Kebutuhan biaya untuk pelaksanaan angkutan lebaran


disesuaikan dengan anggaran yang tersedia pada unit kerja
masing-masing.
- 47 -

2. Pengawasan dan Pengendalian Penyelenggaraan

a. Untuk pengawasan langsung di lapangan dibentuk juga Posko-


Posko di Terminal Bus, Pelabuhan, Stasiun Kereta Api, Bandar
Udara dan di Titik - Titik Rawan Kemacetan serta Kecelakaan; dan

b. Semua kegiatan dipantau melalui pusat pengendalian dan


monitoring di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan sebagai
Posko Angkutan Lebaran Terpadu Tingkat Nasional, di tingkat
Pusat oleh Menteri Perhubungan yang dilaksanakan oleh Direktur
Jenderal Perhubungan Darat selaku Koordinator Tingkat Pusat.

c. Di tingkat Provinsi dilaksanakan oleh Gubernur melalui Kepala


Dinas Perhubungan/LLAJ Provinsi setempat.

d. Di tingkat Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Kepala Dinas


Perhubungan/LLAJ Kota/Kabupaten setempat.

e. Koordinator Tingkat Pusat melaporkan kepada Menteri


Perhubungan setiap hari dan/atau setiap saat dibutuhkan.

3. Instruksi

a. Koordinasi perencanaan antar Kementerian, antar Sektor dan


antar instansi baik di Tingkat Nasional maupun daerah agar
diselenggarakan dengan sebaik-baiknya dengan unsur
Perhubungan sebagai pihak yang mengambil inisiatif.

b. Hambatan dan kerawanan yang terjadi di lapangan agar diatasi


secara terkoordinasi dan disesuaikan dengan kondisi dan situasi
spesifik daerah oleh instansi terkait sesuai dengan tugas dan
wilayah tanggung jawab masing-masing.

c. Tingkatkan dan mantapkan koordinasi serta kerjasama lintas


sektoral antar instansi terkait dengan melibatkan masyarakat di
wilayah masing-masing.

d. Cegah dan hindari kegiatan dan atau tindakan over acting dan
perbuatan negatif lain yang dapat menghambat kelancaran
penyelenggaraan angkutan lebaran.

e. Kesiapan dan perkuatan personil maupun sarana dilakukan dan


dikoordinasikan oleh masing-masing instansi yang bersangkutan
sesuai dengan kebutuhan baik oleh pusat maupun daerah.

f. Gelar apel kesiapsiagaan petugas dilaksanakan secara serentak


sesuai dengan waktu yang ditetapkan kemudian.

g. Hari Raya Idul Fitri 2018 (1439 Hijriah) disesuaikan berdasarkan


penetapan Pemerintah oleh Menteri Agama.
- 48 -

XIII. KESIAPAN PENANGANAN KESELAMATAN

1. BMKG mempublikasikan informasi cuaca setiap hari melalui website


dan jejaring sosial;

2. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Menyiapkan Tim


Siaga Investigasi Kecelakaan Transportasi;

3. BNPP menyiagakan Sarana dan Prasarana Sar Unit (SRU) Darat,


laut, maupun udara, berikut dengan personil dan fasilitas
pendukung lainnya, baik di kantor pusat maupun di Kantor SAR
Wilayah;

4. Kementerian Kesehatan membentuk pos pelayanan kesehatan pada


jalur mudik di jalan raya, pelabuhan laut, bandar udara dan tempat-
tempat berkumpulnya pemudik seperti terminal bus, stasiun kereta
api, rest area dan tempat wisata dengan kontak posko sebagai
berikut :

a. Posko Lebaran Sehat Kementerian Kesehatan melalui


Pemantauan Data Penyakit dan Kecelakaan;
b. Posko Tanggap Respon Cepat (PTRC) melalui akses Halo
Kemenkes dengan nomor telepon (Kode Lokal) - 500567 dan email
kontak@kemkes.go.id.
5. Masing-masing sub sektor menyelenggarakan posko dan pos
pelayanan di simpul transportasi serta melakukan inspeksi
keselamatan (ramp check).

6. Pertamina berkoordinasi dengan instansi terkait guna memenuhi


ketersediaan jumlah dan stok BBM pra, saat, dan pasca Idul Fitri
2018 (1439 Hijriah) serta mencegah terjadinya penimbunan BBM.

7. Menghimbau para pertugas di lapangan baik dari unsur


perhubungan maupun unsur kepolisian agar melaksanakan pagar
betis di sepanjang jalur angkutan lebaran.

8. Penugasan Pejabat/personel Kementerian Perhubungan untuk


melaksanakan monitoring langsung di lapangan dalam
penyelenggaraan Angkutan Lebaran untuk memastikan
penyelenggaraan di setiap daerah berjalan dengan tertib, aman,
terkendali dan lancar.

9. Masing-Masing Sub Sektor Kementerian Perhubungan


Menyelenggarakan Posko Dan Pos Pelayanan Di Simpul Transportasi
Serta Melakukan Inspeksi Keselamatan (Ramp Check).
- 49 -

XIV. ISU STRATEGIS

1. Bahaya Terorisme di Simpul Transportasi;


2. Bencana alam dan cuaca ekstrem;
3. Penyalahgunaan narkoba dan sejenisnya;
4. Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dan Libur Pekerja/Buruh serta
libur sekolah; dan
5. Ketersediaan sarana angkutan umum cadangan pada moda darat,
laut, udara dan kereta api dalam rangka antisipasi lonjakan
penumpang.

XV. SARAN

1. Memulai penerapan transaksi dengan menggunakan sistem teknologi


informasi dalam proses transaksi di gerbang pintu toi;
2. Pengintegrasian Transaksi Di Sepanjang Jalan Toi;
3. Optimalisasi Penggunaan Jalur Alternatif Dengan Peningkatan
Keamanan, Keselamatan Dan Ketersediaan Sarana Penunjang;
4. Rest Area Di Km 19 Arah Cikampek dan Km 62 Arah Jakarta
Diberlakukan Sistem Bergantian Dengan Cara Pemberian Penalti
Sesuai Waktu Istirahat (1,5 Jam);
5. Mengusulkan Pembebasan Tarif Toi (Gratis) Pada Saat Puncak Arus
Lalu Lintas Pada Tanggal Dan Jam Tertentu Baik Arus Mudik Maupun
Arus Balik.

MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.
BUDI KARYA SUMADI

Salinan sesuai dengan aslinya

5IRO HUKUM,

I H., SH. DESS


Muda (IV/c)
1023 199203 1 003

Anda mungkin juga menyukai