Anda di halaman 1dari 4

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa remaja adalah masa yang penting karena merupakan suatu peralihan
menuju masa dewasa. Masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang dinamis
terutama untuk wanita, dimana terjadi perubahan fisik yang berhubungan dengan
pubertas. Pubertas pada wanita ditandai dengan munculnya menarche atau
menstruasi pertama. Pubertas merupakan suatu proses perubahan
ketidakmatangan fisik dan seksual menuju proses pematangan fisik dan seksual
yang membuat organ reproduksi remaja berfungsi untuk bereproduksi (Verawati
dan Liswidyawati, 2012).
Sejalan dengan berkembangnya zaman yang semakin maju, usia menarche
turut mengalami penurunan yang cukup signifikan, dari rata-rata 14 tahun menjadi
12,8 tahun. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2010
menunjukkan bahwa 5,2 % anak perempuan di Indonesia sudah mengalami
menarche di usia yang lebih muda dibawah 12 tahun, dengan kejadian lebih awal
pada usia kurang dari 9 tahun atau lebih lambat sampai usia 17 tahun. Indonesia
menempati urutan ke-15 dari 67 negara yang mengalami kejadian penurunan usia
menarche dengan rata-rata usia menarche 13 – 14 tahun (Riskesdas, 2010).
Modernisasi gaya hidup pada zaman yang semakin maju dan membaiknya
standar kehidupan diyakini menjadi faktor yang berkaitan dengan penurunan usia
menarche ke usia yang lebih muda. Hal ini menyebabkan timbulnya perubahan-
perubahan pada manusia mulai dari perubahan pola makan sampai perubahan
gaya hidup (Fajria dkk., 2012).
Menarche merupakan suatu permulaan menstruasi yang terjadi pada
remaja putri, dimana menarche merupakan suatu fase lanjut dari masa pubertas.
Usia terjadinya menarche bervariasi pada masing-maing individu, ada yang
mendapatkannya pada usia 12 tahun, tapi ada pula yang mendapakannya lebih
awal saat usia 8 tahun dan lebih tua saat usia 16 tahun (Proverawati dan Misaroh,
2009). Menurut Sofya (2015) saat ini rata-rata usia menarche datang lebih awal
yakni pada usia 12,5 tahun. Datangnya menarche pada seorang wanita,
menandakan bahwa telah terjadi tahap kematangan pada organ seksual di dalam
tubuhnya.
Usia menarche yang terjadi lebih awal/dini dapat meningkatkan risiko
terjadinya gangguan kesehatan yang akan berdampak pada kesehatan reproduksi
wanita. Percepatan usia menarche dapat memperbesar peluang terjadinya
hiperplasia endometrium, kanker uterus dan kanker payudara (Swart, 2011).
Usia terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu gizi, suku,
genetik, sosial ekonomi, keterpaparan terhadap media massa, dan lain-lain. Hasil
penelitian World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa menarche yang
semakin dini dapat menyebabkan remaja putri lebih cepat bersentuhan dengan
kehidupan seksual sehingga kemungkinan remaja untuk hamil dan menjadi
seorang ibu semakin besar (Amaliah dkk., 2012).
Keanekaragaman konsumsi makanan di kalangan remaja khususnya
remaja putri saat ini menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usia
menarche. Diera zaman yang semakin maju tidak sedikit remaja yang menyukai
makanan cepat saji (Fast Food). Fast food merupakan makanan yang dapat diolah
dan disajikan secara instan dalam waktu beberapa menit dan memiliki kandungan
gizi yang tidak seimbang yaitu mengandung tinggi kalori, lemak, karbohidrat dan
rendah serat (Nirwana, 2012). Kebiasaann mengkonsumsi makanan siap saji (fast
food) yang mengandung tinggi gula, garam, zat adiktif dan juga terdapat sedikit
vitamin dan serat dapat menyebabkan terjadinya menarche dini (Susanti dan
Sunarto, 2012).
Aktivitas fisik juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
usia menarche pada seorang remaja putri. Aktivitas fisik yang dilakukan secara
rutin dalam jangka waktu yang lama dapat menunda usia pubertas seorang remaja
putri. Latihan fisik yang teratur pada masa pra pubertas dapat menunda usia
menarche. Hal ini dibuktikan dalam penelitian Sofya (2015) yang mengatakan
bahwa terdapat hubungan yang nyata antara aktivitas fisik dengan usia menarche
pada remaja putri atlet dan non atlet.

2
Penelitian ini akan dilakukan di salah satu Sekolah Dasar di Jember, yakni
di SDN Kepatihan 06 Jember, peneliti memilih tempat tersebut dikarenakan rata-
rata usia menarche pada SDN Kepatihan 06 Jember < 12 tahun, yang artinya lebih
awal dari usia menarche pada normalnya dimana banyak anak telah mengalami
menarche saat mereka duduk di bangku kelas 4 dan 5. Hal ini didapatkan dari
hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan di SDN Kepatihan 06 Jember.
Pemilihan tempat juga dilakukan berdasarkan pada penelitian terdahulu, yaitu
penelitian Wulandari (2012), yang mengatakan bahwa terdapat perbedaan usia
terjadinya menarche antara siswi sekolah di perkotaan dan pedesaan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata usia menarche pada siswi sekolah di
perkotaan adalah 10 tahun, dimana usia tersebut lebih rendah dibandingkan usia
menarche siswi sekolah di pedesaan yaitu 11 tahun. Peneliti memilih sekolah di
SDN Kepatihan 06 Jember, karena sekolah tersebut berada di daerah perkotaan
dengan jumlah siswi yang banyak sehingga diharapkan bisa mendapatkan sampel
penelitian dalam jumlah yang cukup banyak.
Dari uraian latar belakang diatas, peneliti menjadi tertarik dan ingin
meneliti lebih jauh tentang “Hubungan Tingkat Aktifitas Fisik dan Frekuensi Fast
Food dengan Usia Menstruasi Pertama (Menarche) Pada Siswi SDN Kepatihan 06
Jember”.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah ada hubungan tingkat aktifitas fisik dan frekuensi fast food dengan
usia menstruasi pertama (menarche) pada siswi SDN Kepatihan 06 Jember ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui hubungan antara tingkat aktifitas fisik dan frekuensi
fast food dengan usia menstruasi pertama (menarche) pada siswi
SDN Kepatihan 06 Jember.

3
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui tingkat aktivitas pada siswi SDN Kepatihan 06
Jember
2. Mengetahui frekuensi konsumsi fast food pada siswi SDN
Kepatihan 06 Jember
3. Mengetahui usia menstruasi pertama (menarche) pada siswi SDN
Kepatihan 06 Jember
4. Menganalisis hubungan tingkat aktivitas fisik dengan usia
menstruasi pertama (menarche) pada siswi SDN Kepatihan 06
Jember
5. Menganalisis hubungan frekuensi konsumsi fast food dengan usia
menstruasi pertama (menarche) pada siswi siswi SDN Kepatihan
06 Jember
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi peneliti
Menambah ilmu pengetahuan atau wawasan peneliti
mengenai tingkat aktifitas fisik, frekuensi konsumsi fast food, dan
usia menstruasi pertama (menarche) serta sebagai pengalaman
dalam melakukan penelitian kesehatan.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
lembaga pendidikan khususnya sekolah dasar untuk memberikan
edukasi mengenai kesehatan reproduksi remaja serta dapat
dijadikan bahan refrensi sebagai bahan bacaan.
1.4.3 Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau
peningkatan pengetahuan gizi bagi remaja khususnya pengetahuan
mengenai kesehatan reproduksi.

Anda mungkin juga menyukai