Anda di halaman 1dari 8

Laporan Pemeriksaan

Surveilans Polio Lingkungan

1. Pelaksanaan Surveilans Polio Lingkungan


Polio atau poliomielitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan
menyerang sistem saraf, khususnya pada balita yang belum melakukan vaksinasi polio. Pada
kasus yang parah, penyakit ini bisa menyebabkan kesulitan bernapas, kelumpuhan, atau dan
kematian. Penyakit ini tersebar di seluruh dunia. Manusia merupakan satu-satunya reservoir
penyakit Poliomielitis. Di negara yang mempunyai 4 musim, penyakit ini lebih sering terjadi di
musim panas, sedangkan di negara tropis musim tidak berpengaruh. Penyebaran penyakit ini
terutama melalui cara fecal-oral walaupun penyebaran melalui saluran nafas dapat juga
terjadi.
Sehubungan dengan adanya Press Release 19 September 2019 dan Oktober 2019
yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Filipina (DOH) terkait kejadian Vaccine
Derived Polio Virus (VDPV) tipe 2 di Filipina yaitu dengan telah ditemukannya dua kasus polio
cVDPV (circulating Vaccine Derived Polio Virus) tipe 2 telah dikonfirmasi. Selain itu, virus
polio juga telah terdeteksi pada sampel yang diambil saluran air limbah di Manila dan saluran
air di Davao saat dilakukan surveilans polio lingkungan. Wabah polio terjadi di Negara
tetangga, ada hubungan wilayah yang sangat erat antara Filipina bagian selatan dan warga
Indonesia di sekitar perbatasan.
Surveilans Polio Lingkungan telah dilaksanakan rutin tahun 2018 oleh BTKLPP Kelas I
Manado. Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan
RI dan WHO Headquarters pada bulan Oktober 2019, terdapat beberapa rekomendasi yang
harus dijalankan oleh BTKLPP Kelas I Manado dalam hal pengambilan dan pengiriman
spesimen sampel limbah rumah tangga yaitu:
a. Pemilihan site polio lingkungan terbaik merupakan waste water treatment plant dan
sewage treatment plant (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yaitu IPLT Bitung yang diambil
secara rutin setiap bulan
b. Selain itu perlu dipertimbangkan untuk pengambilan spesimen dari site yang berlokasi di
Kota Manado yaitu RS Siloam dan RSUP Prof DR. R. D. Kandouw diambil dengan selang
satu bulan secara bergantian
c. Transportasi sampel harus cepat (< 72 jam) sampai ke laboratorium rujukan dengan suhu
cold chain (2-8 oC) khususnya yang hasilnya negatif
2. Pemeriksaan Polio Lingkungan
Surveilans polio lingkungan merupakan suatu upaya menemukan virus polio baik virus
polio liar ataupun virus polio yang berasal dari vaksin dan tinja yang diambil melalui limbah
rumah tangga maupun pengolahan air limbah terpusat guna mencegah penyebaran polio di
lingkungan.
Pemantauan sirkulasi virus Polio di lingkungan diperlukan untuk menunjang surveilans
Acute Flaccid Paralysis (AFP) atau lumpuh layuh dalam mendeteksi dini adanya sirkulasi
virus polio dan memonitor kemajuan penghentian sirkulasi virus. Pemantauan virus polio di
lingkungan juga diperlukan dalam memantau musnahnya virus polio tipe 2 baik sabin dan
Vaccine Derived Poliovirus (VDPV) setelah peralihan kebijakan penggunaan vaksin triOPV ke
biOPV dengan mengeliminasi vaksin virus polio tipe 2 dan juga diperlukan untuk melengkapi
dokumen sertifikasi “Bebas Polio”.
Ketepatan pemantauan sirkulasi polio lingkungan dapat dipengaruhi oleh ketepatan
lokasi, waktu, frekuensi dan cara pengambilan sampel, transportasi sampel serta
pemeriksaan laboratorium.
Pemenuhan kriteria telah ditetapkan WHO dan berhubungan dengan persyaratan
spesimen sampel air limbah untuk diuji di laboratorium. Adapun persyaratan dalam
menentukan titik lokasi sampling untuk pemantauan sirkulasi polio lingkungan sebagai
berikut :
- Lokasi pengambilan sampel harus mewakili 100.000 – 300.000 penduduk
- Pengambilan sampel bisa dilakukan pada tiga lokasi yaitu aliran air terbuka (open canal)
yang mengandung tinja manusia, inlet pada sistem pengolahan limpah (sewage
treatment plant) atau dibagian hilir aliran limbah mengandung kumpulan tinja manusia
(Downstream Major Collector). Lokasi pengambilan terbaik adalah pada inlet sistem
pengolahan limbah.
- Pengambilan sampel harus memperhatikan kemungkinan tercampur dengan limbah
industri. Limbah industri dapat menyebabkan virus polio mati.
Faktor resiko yang perlu diperhatikan pada wilayah pengambilan sampel, yaitu memiliki
riwayat sirkulasi virus polio dalam 2 tahun terakhir, adanya penolakan imunisasi, cakupan
imunisasi rendah (<80%), sistem surveilans yang buruk, mobilisasi penduduk cukup tinggi,
dan berbatasan dengan daerah/negara yang memiliki resiko tinggi terjadi sirkulasi virus polio.
Sampel polio yang diambil pada rentan waktu jam 7 – 9 pagi saat aktifitas MCK
berkurang, di ambil sebanyak 1 Liter dengan menggunakan metode grab sampling pada
sewage pump, di kemas sesuai prosedur pengiriman sampel, dan pada hari yang sama
sampel dikirim ke laboratorium rujukan PT. Biofarma Bandung. Dalam proses pengiriman,
suhu sampel harus di jaga pada suhu 2 – 8 OC dan harus sampai kurang lebih 48 jam dari
pengambilan agar kualitas sampel yang akan di periksa terjaga. Periode pengambilan sampel
dilakukan sebulan sekali mulai dari bulan Januari – Desember tahun 2020.

3. Hasil Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pengambilan dan pengiriman spesimen sampel surveilans
lingkungan dalam mendukung Eradikasi Polio (ERAPO) dilakukan oleh BTKLPP Kelas I
Manado secara periodik setiap bulan selama Tahun 2020. Pengambilan sampel dilakukan di
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Aertembaga di Kota Bitung setiap bulannya,
sedangkan di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou dan
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di RS. Siloam Manado dilakukan secara bergantian
setiap bulannya.
BTKLPP Kelas I Manado melakukan pengambilan sampel pada pagi hari dengan
pertimbangan waktu puncak aktivitas pembuangan limbah domestik, dan sampel diambil pada
saluran Inlet penampungan air limbah domestik. Setiap instalasi pembuangan diambil
sebanyak 1 liter, dan di packing bersamaan dalam satu coolbox kemudian di kirim ke PT.
Biofarma Bandung pada hari yang sama saat pengambilan.
Berikut hasil pemeriksaan spesimen sampel air limbah pada bulan Januari s/d
Desember tahun 2020 yang telah kami terima oleh PT. Biofarma Bandung :

Kirim Ke Lab Penguji Hasil Pemeriksaan


Kondisi
Nomor Suhu Tanggal
Lokasi Tanggal Lama Sampel Non Polio
ID Saat Selesai
Sampling Sampling Pengiriman di Virus Entero
Sampel Dikirim Dikirim Diterima Pemeriksaan
Periksa Polio Virus
(NPEV)

IPLT
MD/20/0
Aertembaga, 1/14/2020 2oC 1/14/2020 1/15/2020 1 (satu) Hari Baik 1/22/2020 Negatif Negatif
01/L
Kota Bitung

IPAL RS
MD/20/0
Siloam 2/10/2020 1 oC 2/10/2020 2/11/2020 1 (satu) Hari Baik 2/17/2020 Negatif Negatif
02/L
Manado
IPLT
MD/20/0
Aertembaga, 3/9/2020 -2 oC 3/9/2020 3/11/2020 2 (Dua) Hari Baik 3/17/2020 Negatif Negatif
03/L
Kota Bitung
IPLT
MD/20/0
Aertembaga, 4/13/2020 2 oC 4/13/2020 4/15/2020 2 (Dua) Hari Baik 4/22/2020 Negatif Negatif
04/L
Kota Bitung
IPLT
MD/20/0
Aertembaga, 5/12/2020 5 oC 5/12/2020 4/15/2020 2 (Dua) Hari Baik 5/25/2020 Negatif Negatif
05/L
Kota Bitung
IPLT
MD/20/0 16 (Enam
Aertembaga, 6/8/2020 5 oC 6/8/2020 6/24/2020 Baik 7/1/2020 Negatif Negatif
06/L Belas) Hari
Kota Bitung
IPLT
MD/20/0
Aertembaga, 7/13/2020 2oC 7/13/2020 7/16/2020 3 (Tiga) Hari Baik 7/27/2020 Negatif Negatif
07/L
Kota Bitung
IPLT
MD/20/0 4 (Empat)
Aertembaga, 8/10/2020 5 oC 8/10/2020 8/14/2020 Baik 8/24/2020 Negatif Negatif
08/L Hari
Kota Bitung
IPLT
MD/20/0 4 (Empat)
Aertembaga, 9/7/2020 5 oC 9/7/2020 9/11/2020 Baik 9/21/2020 Negatif Negatif
09/L Hari
Kota Bitung
IPLT
MD/20/0
Aertembaga, 10/12/2020 5 oC 10/12/2020 8/13/2020 1 (Satu) Hari Baik 10/21/2020 Negatif Negatif
10/L
Kota Bitung
IPLT
MD/20/0
Aertembaga, 11/9/2020 2 oC 11/9/2020 11/11/2020 2 (Dua) Hari Baik 11/18/2020 Negatif Negatif
11/L
Kota Bitung
IPLT
MD/20/0 Hari yang
Aertembaga, 12/8/2020 2 oC 12/8/2020 12/8/2020 Baik 12/16/2020 Negatif Negatif
12/L sama
Kota Bitung
4. Kesimpulan
Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh PT. Biofarma Bandung, dari 2 sampel air
limbah yang dikirim setiap bulan mulai bulan januari s/d agustus pada 2 (dua) titik
pengambilan yang diterima hanya satu sampel dan merupakan sampel yang sesuai kriteria.
Dari 12 sampel yang hasilnya telah dikeluarkan, tidak ditemukan virus polio maupun NPEV
(Non Polio Entero Virus). Dari hasil uji NPEV (Non Polio Entero Virus) adalah negatif, hal ini
sebagai indikator bahwa proses pengambilan sampel belum sesuai prosedur dikarenakan
sampel limbah domestik yang diambil belum mengandung sisa kotoran manusia yang
merupakan eskresi enterovirus.

5. Hasil Pertemuan dengan Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes RI


Kegiatan ini dilaksanakan pada Hari Rabu s/d Sabtu, Tanggal 09 s/d 12 Desember 2020
a. Melakukan Reviu Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel
Polio Lingkungan yang dilaksanakan BTKLPP Kelas I Manado selama rentan waktu
Januari s/d November 2020
b. Penyerahan Laporan Kegiatan Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Polio Lingkungan
kepada Pengelola Program Polio Lingkugnan di Direktorat Surveilans dan Karantina
Kesehatan
c. Melakukan Konsultasi Tindak Lanjut Pelaksanaan Program Polio Lingkungan terkait
Laboratorium Rujukan Pemeriksaan Sampel Polio Lingkungan terkait Laboratorium PT
Bioframa hanya memeriksa 1 site sampel padahal Rekomendasi WHO untuk wilayah
Sulawesi Utara sebanyak 2 site.
d. Melakukan Konsultasi Kriteria penentuan Lokasi berdasarkan kondisi Lingkungan yang
ada di Wilayah Layanan di Direktorat Kesehatan Lingkungan.
DOKUMENTASI KEGIATAN
Pengambilan sampel air limbah di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Aertembaga di Kota
Bitung
Pengambilan Sampel Air Limbah di Inlet RSUP DR. R. D Kandouw Malalayang bersama perwakilan
WHO dan Petugas Pendamping Rumah Sakit

Pengambilan
Sampel Air Limbah di
Inlet RS Siloam
Manado

Pertemuan dengan
Direktorat Surveilans
dan Karantina
Kesehatan Kemenkes
RI

Anda mungkin juga menyukai