Askep Neonatus Revisi
Askep Neonatus Revisi
A
DENGAN RESPIRATORY DISTRESS SYNDROM (RDS)
OLEH :
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : By. A
Tempat/tgl lahir : Bangli
Umur : 0 hari
No register : 12345
Diagnose medis : RDS
Tanggal MRS : 20 Januari 2021
Nama ayah/ibu : Ny. B
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Pendidikan Ayah : SMA
Agama : Hindu
B. Natal
Awal persalinan :
Lama persalinan : 1 jam
Saat persalinan : premature
Komplikasi persalinan : tidak ada
Terapi yang diberikan : terapi oksitosin
Cara melahirkan :
(+) pervaginam normal (-) SC
(-) vakum ekstasion (-) Lainnya : ………
Tempat melahirkan :
(+) Rumah Sakit (-) Rumah bersalin
(-) Rumah (-) Lainnya : ………
Penolong persalinan : dokter
C. Post Natal
Usaha nafas
(+) dengan bantuan (-) tanpa bantuan
Kebutuhan resusitasi
Jenis dan lamanya : terapi oksigen
APGAR Skor :5
Bayi langsung menangis : ya
Tangisan bayi : lemah
Obat-obatan yang diberikan pada neonatus :
Interaksi orangtua dan bayi
Trauma lahir : (-) ada (+) tidak
Narcosis : (-) ada (+) tidak
Keluarnya urine/BAB : (+) ada (-) tidak
Keterangan Gambar:
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Tinggal serumah
: Hubungan dekat
D. Lingkungan rumah
Tidak masalah pada lingkungan rumah pasien
E. Problem sosial yang penting
(-) Kurangnya system pendukung social
(-) Perbedaan bahasa
(-) Riwayat penyalahgunaan zat adiftif (obat-obatan)
(-) Lingkungan rumah yang memadai
(-) Keuangan, penghasilan/bulan: Rp. 5.000.000
lain-lain, sebutkan……
E. Aktivitas
Sebelum sakit: tidak ada masalah
Selama sakit: tidak ada masalah
F. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan
G. Hasil laboratorium
Jenis
Indicator Nilai Nilai normal
pemeriksaan
Darah HB 18.gr/dl 14-27 gr/dl
lengkap HT 51,2 % 40-68 %
Leukosit 11500 sel/mm3 9000-300000 sel/mm3
AGD Ph 7.38 7.35 -7.45
PO2 45 mmHg 75-100 mmHg
PCO2 57 mmHg 38-42 mmHg
SaO2 91 % 95-100 %
12. Abdomen
a. (+) Lunak ( ) Tegas ( ) Datar ( ) Kembung
b. Liver: ( ) kurang dari 2 cm ( ) lebih dari 2 cm
c. Umbilicus
(+) Normal ( ) Abnormal ( ) Inflamasi ( ) Drainase
13. Ekstremitas
a.(+) semua ekstremitas gerak ( ) ROM terbatas ( ) tidak dapat dikaji
b. Ekstremitas atas dan bawah : (+) Simetris ( ) Asimetris
14. Genital
( ) Perempuan normal (+) laki-laki normal ( ) Ambivalen
15. Anus
(+) Paten ( ) Imperforata
16. Spina
(+) Normal ( ) Abnormal
17. Kulit
a. Warna: (+) Pink ( ) Pucat ( ) Jaundice
b. (+) Rash/kemerahan
c. ( ) Tanda lahir
18. Suhu
a. Lingkungan
( ) Penghangat radian ( ) Pengaturan suhu
(+) Inkubator ( ) Suhu ruang ( ) Boks terbuka
b. Suhu kulit: 35oC
Pembentukan membrane
hialin
Mengendap di alveoli
Takipnea
Risiko hipotermia
Pemantauan repirasi
Observasi:
Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya
nafas
Monitor pola nafas (bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes, biot,
ataksik)
Monitor saturasi oksigen
Monitor nilai analisa gas darah (AGD)
Terapeutik
Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Risiko hipotermia berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan perawatan Manajemen hipotermia
selama 3 x 24 jam diharapkan Obeservasi
faktor risiko prematuritas
termolegulasi neonatus membaik, Monitor suhu
dengan kriteria hasil: Identifikasi penyebab hipotermia (misalnya:
a. K terpapar suhu lingkungan rendah, pakaian tipis,
ulit merah menurun kerusakan hipotalamus, penurunan laju
b. A metabolisme, kekurangan lemak subkutan)
krosianosis menurun
Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia
c. D (hipotermia ringan : takipnea, disartria,
asar kuku sianotik menurun menggigil, hipertensi, diuresis; hipotermia
d. S sedang : aritmia, hipotensi, apatis, koagulopati,
uhu tubuh membaik (36,5 - 37,5 refleks menurun; hipotermia berat : oliguria,
o
C) refleks menghilang, edema paru, asam basa
abnormal )
Terapeutik
Sediakan lingkungan yang hangat (atur suhu
ruangan, inkubator)
Ganti pakaian dan/ atau linen yang basah
Lakukan penghangatan pasif (selimut, menutup
kepala, pakaian tebal)
Lakukan penghangatan aktif eksternal (kompres
hangat, botol hangat, selimut hangat, perawatan
metode kangguru)
Lakukan penghangatan aktif internal (infus
cairan hangat, oksigen hangat)
Regulasi temperature
Observasi
Monitor suhu bayi sampai stabil (36,5- 37,5 oC)
Monitor warna dan suhu kulit
Terapeutik
Bedong bayi segera setelah lahir untuk
mencegah kehilangan panas
Masukkan bayi BBLR ke dalam plastik segera
setelah lahir
Gunakan topi bayi untuk mencegah kehilangan
panas pada bayi baru lahir
Pertahankan kelembaban inkubator 50% atau
lebih untuk mengurangi kehilangan panas
karena posisi evaporasi
Atur suhu inkubator sesuai kebutuhan
Hindari meletakkan bayi di dekat jendela
terbuka atau di aliran pendingin ruangan atau
kipas angin
XIII. CATATAN PERKEMBANGAN/IMPLEMENTASI
No Tanggal/Jam No. Dx Implementasi Evaluasi Nama/TTD
1 21 Januari 2021 1, 2, 3 1. Memonitor frekuensi, irama, kedalaman DS: -
08.00 dan upaya nafas, bunyi napas tambahan DO: pasien sesak, TTV: N: 89x/menit, RR:
dan sputum 60x/menit, suhu: 35oC, irama nafas teratur, Partha
2. Memonitor pola nafas bunyi nafas tambahan (-), sputum (-), nilai
3. Memonitor nilai analisa gas darah (AGD) AGD: PO2 45mmHg (75-100 mmHg), PCO2
4. Memonitor suhu bayi sampai stabil (36,5- 57mmHg (38-42 mmHg), SaO2 91% (95-
37,5 oC) 100%), penyebab hipotermia: lahir prematur
5. Mengidentifikasi penyebab hipotermia
6. Memonitor tanda dan gejala akibat
hipotermia
08.30 1, 2 1. Menjelaskan tujuan dan prosedur DS: keluarga pasien mengatakan paham
pemantauan dengan apa yang dijlaskan perawat Partha
DO: keluarga pasien tampak mengerti
dengan kondisi bayinya
08.30 1, 2 1. Menjelaskan tujuan dan prosedur DS: keluarga pasien mengatakan paham
pemantauan dengan apa yang dijlaskan perawat Partha
DO: keluarga pasien tampak mengerti
dengan kondisi bayinya
08.30 1, 2 1. Menjelaskan tujuan dan prosedur DS: keluarga pasien mengatakan paham
pemantauan dengan apa yang dijlaskan perawat Partha
DO: keluarga pasien tampak mengerti
dengan kondisi bayinya
XIV. EVALUASI
No Tanggal/Jam Diagnosa Evaluasi Nama/Paraf
1 23 Januari 2021 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan S: -
perubahan membrane alveolus-kapiler ditandai O: pasien tampak tenang, sesak (-), TTV: N:
dengan pasien tampak sesak, mengalami sianosis, 86x/menit, RR: 58x/menit, suhu: 36,9oC, nilai
terdapat pernafasan cuping hidung, AGD: PO2 AGD: PO2 60mmHg (75-100 mmHg), PCO2 Partha
45mmHg, PCO2 57mmHg, SaO2 91% 45mmHg (38-42 mmHg), SaO2 95% (95-100%),
pernafasan cuping hidung (-)
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi:
Pemantauan respirasi
Observasi:
Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan
upaya nafas
Monitor pola nafas (bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes,
biot, ataksik)
Monitor saturasi oksigen
Monitor nilai analisa gas darah (AGD)
Terapeutik
Atur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Manajemen jalan napas
Observasi
Monitor bunyi napas tambahan
Terapeutik
Berikan posisi semi fowler atau fowler
Berikan oksigen, jika perlu
Kolaborasi
Pemberian bronkodilator, jika perlu
2 23 Januari 2021 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan S: -
imaturitas neorologis ditandai dengan pasien O: pasien tampak tenang, pernapasan cuping
tampak sesak, takipnea, tedapat pernafasan cuping hidung (-), sesak (-). Partha
hidung, terdapat penggunaan otot bantu pernafasan A: masalah teratasi
P : pertahankan kondisi pasien
3 23 Januari 2021 Risiko hipotermia berhubungan dengan faktor S: -
risiko prematuritas ditandai dengan suhu O: pasien tampak tenang, suhu tubuh 36,9oC
tubuh 35oC pada tanggal 20 Januari 2020 A: masalah teratasi Partha
P : pertahankan kondisi pasien