Anda di halaman 1dari 23

MODUL 9

ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR


A. Pengantar
Asuransi kendaraan bermotor adalah pertanggungan kerugian atau kerusakan terhadap
kendaraan bermotor. Jenis asuransi ini sebetulnya sama dengan asuransi kebakaran, yang
obyeknya adalah kerugian atau kerusakan atas harta benda, hanya disini harta bendanya
berupa kendaraam bermotor. Sehubungan dengan hal tersebut maka aturan yang berlaku
pada asuransi kebakaran umunya juga berlaku untuk asuransi kendaraan bermotor.

B. Risiko yang Dijamin


1. Kerugian atau Kerusakan Kendaraan Bermotor
Dalam asuransi kendaraan bermotor ini risiko yang dipertanggungkan adalah :
1. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, yang
disebabka oleh :
a. Tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir dari jalan, dan sebagainya,
b. Perbuatan jahat orang lain,
c. Pencurian,
d. Kebakaran,
e. Sambaran petir.
2. Kerusakan roda bila kerusakan tersebut mengakibatkan pula kerusakan
kendaraan bermotor tersebut yang disebabkan oleh kecelakaan.
3. Biaya yang wajar yang dikeluarkan oleh Tertanggung untuk penjagaan atau
pengangkutan ke bengkel atau ke tempat lain guna menghindari atau
mengurangi kerugian atau kerusakan yang dijamin dalam polis, setinggitingginya
sebebsar setengah persen (0,5%) dari jumlah pertanggungan, tanpa
diperhitungkan dengan risiko sendiri.
2. Tanggung Gugat
Dalam hal ini Penanggung akan memberikan penggantian kepada tertanggung
atas ;
1. Tanggung gugat Tertanggung terhadap suatu keinginan yang diderita pihak
ketiga yang secara langsung disebabkan melalui musyawarah maupun melalui
pengadilan, yang kedua-duanya harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu
dari Penanggung, setinggi-tingginya sejumlah yang tercantum dalam ikhtisar
pertanggungan, yang meliputi:
a. Kerusakan atas harta
b. Cedera badan atau kematian

2. Biaya perkara atau biaya bantuan para ahli yan berkaitan dengan tanggung gugat
Tertanggung, yang telah terlebih dahulu disetujui oleh Penanggung secara
tertulis.
C. Risiko yang Tidak Dijamin
Dalam asuransi kendaraan bermotor Penanggung tidak memberikan ganti rugi
terhadap:
1. Kehilangan keuntungan, kehilangan upah, berkurangnya nilai atau kerugia keuangan
lainnya yang diderita Tertanggung sebagai akibat tidak dapat dipergunakannya
kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, karena suatu kecelakaan atau sebab
lain.
2. Kerusakan atau kehilangan peralatan tambahan yang tidak disebutkan dalam ikhtisar
Pertanggungan, sebagai akibat suatu kecelakaan atau sebab lain.
3. Kerusakan atau kehilangan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan baik
sebagian maupun seluruhnya sebagai aikbat penggelapan.
4. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan sebagai akibat
perbauatn jahat yang dilakukan oleh Tertanggung, suami isteri atau anak
Tertanggung, orang yang disuruh Tertanggung, bekerja pada Tetanggung, orang
yang sepengetahuan atau seizing Tetanggung, orang yang tinggal bersama
Tetanggung.
5. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, yang
disebabkan oleh:
a. Kendaraan bermotor tersebut dipergunakan untuk menarik atau mendorong
kendaraan lain, untuk turut serta dalam perlombaan kecakapan atau perlombaan
kecepatan, untuk memberi pelajaran mengemudi, menarik suatu trailer, untuk
karnaval atau pawai, atau untuk melakukan tindakan kejahatan, atau untuk suatu
maksud laindari yang ditetapkan dalam polis pertanggungan.
b. Kelebihan muatan atau dijalankan secara paksa c. Kendaraan bermotortersebut dengan
sepengetahuan Tetanggung dijalankan
dalam keadaan rudak, dalam keadaan tidak dapat dipertanggungjawabkan secara
teknik atau dalam perbaikan.
d. Kendaraan bermotor tersebut dikemudikan oleh seseorang yang pada saat
erjadinya kecelakaan tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) yang sah atau
oleh seseorang yang berada dibawah pengaruh minuman keras atau sesuatu
bahan lain yang memabukkan.
e. Memasuki atau melewati jalan tertutup , terlarang atau tidak diperuntukkan
untuk kendraan bermotor yang dipertanggungkan,
f. Barang-barang yang sedang dimuat, ditumpuk, dibongkar, atau diangkut dengan
kendaraan bermotor yang dipertanggungkan.
g. Reaksi atau radiasi nuklir , pencemaran radio aktif , rekasi inti atom
bagaimanapun juga terjadinya, apakahterjadi di dalam maupun diluar kendaraan
bermotor yang dipertanggungkan.

D. Syarat-syarat Pertanggungan
1. Pembayaran Premi
Premi harus dibayar lunas pada saat persetujuan pertanggungan ditutup, kecuali
bial atas persetujuan kedua belah pihak ditentukan lain.
4
Jika premi tidak dibayar dalam waktu 10 hari kerja terhitung mulai tanggal
permulaan perpanjangan pertanggungan, maka berlakunya pertanggungan ini dapat
ditunda oleh Penanggung tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Jika seaktu-waktu
terjadi sesuatu kerugiab atau kerusakan atas kendraan bermotor yang
dipertaggungkan (masih dalam masa penundaan), Tertanggung tidak berhak atas
sesuatu penggantian kerugian.
Penundaan tersebut akan berakhir 24 jam sesudah premi oleh Penanggung atau
pertanggungan menjadi batal demi jukum apabila premi tidak dibaya setelah lewat 90
hari kalender terhitung mulai tanggal berlakunya pertanggungan.
Atas pembatalan tersebut Penanggung berhak atas premi untuk jangka waktu
yang sudah berjalan sebesar 20% dari premi setahun.

2. Pemberitahuan Kecelakaan
Bila terjadi kecelakaan, kerusakan atau kerugian atas kendaraamn bermotor yang
dipertanggungkan, maka: Tertanggung diwajibkan memberitahukan kecelakaan atau
pencurian atas kendaraann bermotor yang dipertanggungkan kepada Penanggung
selambat-lambatnya 3 hari kerja sejak terjadinya kecelakaan atas pencurian tersebut.
Pemberitahuan tersebut dapat dilakukan secara tertulis atau secaa lisan kepada
penanggung, yang selanjtnya diikuti dengan laporan tertulis kepada Penanggung.
Dalam hal pencurian atau kerusakan kendaraan bermotor yang
dipertanggungkan, yang dilakukan oleh pihak ketiga, yang dapa dijadikan dasar
untuk penuntuta penggatian dari kerugian atau adanya tuntutan dari pihak ketiga
yang harus dipikul oleh Penanggung, maka Tertanggung wajib melaporkan kepada
dan membuat surat keterangan dari serendah-rendahnya pos polisi (pospol) setempat.
Khusus untuk kerugian total (total cost) akibat pencurian, maka Tertanggung
diwajibkan melaporkan kepada dan mendapatkan surat keternagan dari polisi (Polda)
setempat.

3. Tuntutan Pihak Ketiga


Apabila tertanggung dituntu oleh pihak ketiga sehungan dengan kerugian atas
kerusakan yang disebabkan oleh kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, maka:
1. Tertanggung wajib memberitahukan kepada Penanggung tentang adanya tuntutan
dari pihak ketiga tersebut selambat-lambatnya 3 hari sejak tuntutan itu diterima
2. Tertanggung harus segerra menyerahkan dokumen-dokumen yang ada
hubungannya dengan tuntutan pihak ketiga tersebut.
3. Tertanggung tidak boleh memberikan janji keterangan atau melakukan tindakan
yang menimbukan kesan bahwa ia mengakui tanggung gugatnya
4. Tertanggung menguasakan kepada Penanggung untuk mengurus tuntutan ganti
rugi pihak ketiga dan apabila diperlukan Tertanggung diwajibkan memberikan
surat kuasa untuk itu kepada Penanggung.

4. Tuntutan Pidana terhadap Tertanggung


Apabila tuntutan pihak ketiga yang dirugikan karena kendaraan bermotor yang
dipertanggungkan adalah berupa tututan pidana terhadap Tertanggung, maka
Tertanggung diwajibkan memberitahukan tuntutan tersebut kepada Penanggung
paling lambat dalam 3 hari sejak tuntutan tersebut diterima oleh Tertanggung.
Sehubungan dengan hal tersebut Penanggung berhak untuk menunjuk penasehat
hukum untuk itu dan dalam hal demikian Tertanggung wajib menggunakan
penasehat hukum tersebut untuk menangani perkaranya. Biaya bantuan hukum yang
timbul untuk itu menjadi tanggungan Penanggung.
5. Ganti Rugi
Penanggung aka memberikan ganti rugi kepada Tertanggung atas kerusakan atau
kehilangan kendraan bermotor yang dipertanggungkan berdasarkan harga sebenarnya
sesaat sebelum terjadinya kerusakan atau kehilangan tersebut, sedang bila atas
tuntutan pihak ketiga setinggi-tingginya sebesar jumlah yang setelah disetujui
dikurangi besarnya resiko sendiri (retensi sendiri/co-inusrance) yang tercantum
dalam ikhtisar pertanggungan.
Bila pertanggungan dilakukan dibawah harga, maka jumlah ganti rugi yang
dibayar Penanggung kepada Tertanggung masih diperhitungkan lagi, sesuai dengam
ketentuan bila pertanggungan dibawah harga yang sebenarnya.
Dalam melaksanakan ganti rugi Penanggung akan memperhitungkan dengan
premi yang masih terhutang untuk masa pertanggungan yang masih berjalan atas
kendaraan bermotor termaksud.
6. Kerugian Total
Kerugian total adalah kerusakan atau kergian yang biaya perbaikannya
diperkirakan sama dengan atau lebih dari 75% dari harga sebelumnya kendaraan
bermotor termaksud bila diperbaiki atau hilang karena dicuri dan tidak ditemukan
dalam waktu 60 hari sejak terjadinya pencurian atas kendaraan bermotor yang
dipertanggungkan tersebut.

7. Ganti Rugi Pertanggungan Rangkap


Bila suatu kendaraan bemotor dipertanggungkan kepada lebih dari satu
Penanggung (pertanggungan rangkap) berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Menyimpang dari ketentuan Pasal 277 ayat KUHD, maka bila terjadi kerugian
atas kendaraan bermotor yang di pertanggungkan kepada lebih dari satu
penanggung, dimana jumlah pertanggungan lebih fari harga kendaraam bermotor
yang bersangkutan, maka jumlah yang dipertanggungkan untuk masing-masing
Penanggung seimbang dengan nilai pertanggungan terhadap harga yang
sebenarnya, demikian pula ganti rugi yang menjadi kewajiban dari masing-masing
Penanggung.
2. Ketentuan tersebut diatas tetap dijalankan, walaupun segala pertanggungan yang
dimaksud dibuat dengan beberapa polis dan pada hari yang berlainan, yang
tanggalnya lebih dahulu dan tidak berisi ketentuan sebagaimana tersebut diatas.
8. Pertanggungan di Bawah Harga
Jika harga kendaraan bermotor yang di pertanggungkan pada saat terjadinya
kerugian atau kerusakannya ternyata lebih besar dari harga pertanggungan, maka
penanggung akan menggantinya menurut hitungan dari bgaian yang dianggap
dipertanggungkan saja.
9. Tindakan Pencegahan
Tertanggung wajib melakukan segala usaha yang patut guna menjaga dan
memelihara kendaraan bermotor yang dipertanggungkan.Juga bila terjadi suatu
kecelakaan atau kerusakan pada kendaraan bermotor tersebut, maka kendaraan
tersebut tidak boleh ditinggalkan tanpa pengamanan yang layak guna mengindari
kerusakan/kerugian lebih lanjut.
10. Subrogasi
Sesuai dengan ketentuan Pasal 284 KUHD, maka setelah pembayaran ganti rugi
kendaraan bermotor yang dipertanggungkan Penanggung menggantikan posisi
Tertanggung dalam segala hak yang diperolehnya terhadap pihak ketiga sehubungan
dengan kerugian tersebut dan hak subrograsi ini berlaku dengan sendirinya tanpa
memerlukan suatu surat kuasa khusus dari Tertanggung.
Disamping itu, Tertanggung juga bertanggung jawab atas perbuatan yang
mungkin dapat merugikan hak Penanggung terhadap pihak ketiga termaksud.
Kelalaian tertanggung dalam melaksanakan kewajiban tersebut diatas (mencegah
perbuatan yang dapat merugikan hak Penanggung terhadap pihak ketiga) dapat
mengurangi hak Tertanggung untuk mendapatkan ganti rugi dari Penanggung.
11. Laporan Tidak Benar
1. Memperbesar jumlah kerugian yang diderita
2. Menyembunyikan barang-barang yang terselamatkan atau barang-barang
sisanya dan menyatakan sebagai barang-barang yang musnah
3. Mempergunakan surat atau alat bukti palsu , dusta atau tipuan.

4. Melakukan atau menyuruh melakukan tindakan-tindakan yang menimbulkan


kerugian atau kerusakan terhadap kendaraan bermotor yang
dipertanggungkan,
5. Melakukan kesalahan atau kelalaian yang sangat melampaui batas, sehingga
menimbulkan kerugian atau kerusakan terhadap kendaraan bermotor yang
dipertanggungkan.
12. Hilangnya Hak Mendapatkan Ganti Rugi
Hak Tertanggung untuk mendapatkan gantu rugi berdasarkan pertanggungan
kendaraan hak bermotor hilang dengan sendirinya apabila :
1. Ia tidak memenuhi kewajiban berdasarkan polis pertanggungan kendaraan
bermotor
2. Ia tidak mengajukan tuntutan ganti rugi dalam waktu 12 bulan sejak terjadinya
kerugian atau kerusakan.

3. Tidak mengajukan keberatan atau menempuh penyelesaian melalui upaya hukum


dalam waktu 6 bulan ejak Penanggung memberiahukan secara tertulis bahwa
Tertanggung tidak berhak untuk mendapatkan ganti rugi.
13. Harga Sebenarnya
Harga sebenarnya dari kendaraan bermotor yang dipertanggungkan adalah hasil
penjualan yang dapat diperoleh Tertanggung secara penjualan bebas atas kendaraan
bermotor tersebut atau kendaraan bermotor yang sama sesaat sebelum terjadinya
kehilangan atau kerusakan.
Sedang harga perlengkapan atau peralatan kendaraan bermotor sudah tidak
diperjual belikan di pasar bebas, maka dasar penggantiannya adalah harga yang
tercatat di pabriknya (untuk pasarnya di Indonesia)
14. Pemeriksaan
Penanggung berhak setiap saat melakukan pemeriksaan terhadap kendaraan
bermotor yang dipertanggungkan kepadanya.
15. Berakhirnya Pertanggungan
1. Pembatalan Polis
Penanggung dan tertanggung masing-masing berhak setiap waktu utuk
menghentikan kontrak pertanggungan tanpa diwajibkan memberitahukan
alasannya. Pemberitahuan penghentian tersebut harus dilakukan secara tertulis
yang dikirim melalui pos tercatat oleh pihak yang menghendaki penghentian
pertanggungan kepada pihak lainnya ke alamat terakhir yang diketahuinya.
Penanggung menjadi bebas dari segala kewajiban berdasarkan pertanggungan
termaksud sejak 3 hari kerja diitung mulai tanggal pengiriman surat
pemberitahuan, yaitu pukul 12.00 siang waktu setempat , dimana obyek
pertanggungan berada.
2. Peralihan Hak Milik
Bila kendaraan bermotor yang dipertanggungkan pindah tangan baik
berdasarkan suatu persetujuan ataupun karena Tertanggung meninggal dunia,
maka menyimpang dari Pasal 263 KUHD perjanjian pertanggungan batal dengan
sendirinya sejak 10 hari kalender mulai terjadinya pemindah tanganan tersebut,
kecuali apabila Penanggung menyetujui melanjutkan pertanggungan tersebut.
3. Terjadinya Total Loss
Pertanggungan juga akan berakhir dengan sendirinya sesudah dilakukan
penggantian kerugian atas dasar kehilangan/kerusakan seluruhnya (total coss)
atau yang dapat dipersamakan dengan itu, tanpa pengembalian premi, walaupun
jangka waktu pertanggungannya belum habis (jangka panjang).

4. Berakhirnya Jangka Waktu Pertanggungan


8
Pertanggungan juga akan berakhir dengan sendirinya sesudah berakhirnya
jangka waktu pertanggungan yang telah ditentukan.
16. Arbitrasi
Apabila timbul persengketaan atau perselisihan antara Penanggung dan
Tertanggung sebagai akibat perlaksanaan atau penafsiran perjanjian pertanggungan
yang telah dibuat dan pesengketaan serta perselisihan tersebut tidak dapat
diselesaikan secara musyawarah dalam tempo 30 hari kerja sejak terjadinya kerugian
yang menjadi pokok perselisihan dan persengketaan, maka pihak-pihak yang
berkepentingan berhak mengajukan persengketaan atau perselisihan tersebut kepada
Dewan Asuransi Indonesia cq Ketua Bidang Asuransi Kerugian, yang akan
membentuk badan arbitrase ad-hoc dalam tempo paling lambat 30 hari kerja sejak
permohonan arbitrase diterima Sekretariat Jenderal Dewan Asuransi Indonesia.
17. Lain-lain
Apabila terdapat perbedaan pada naskah yang tertera pada polis asuransi yang
dibuat oleh Penanggung/Perusahaan Asuransi dengan naskah yang diedarkan melalui Surat
Keputusan Pengurus Dewan Asuransi Indonesia kepada segenpa anggota
Dewan Asuransi Indonesia Sektor Kerugian yang aslinya disimpan di Kantor
Sekretariat Jenderal Dewan Asuransi Indonesia, maka yang berlaku adalah aslinya
yang tersimpan di Kantor Sekretariat Jenderal Dewan Asuransi Indonesia.
Untuk hal-hal yang bersangkutan dengan pertanggungan yang belum cuku diatur
dalam naskah perjanjian penutupan pertanggungan, maka berlakulah keteuan dari
KUHD dan pertaturan perundang-undangan lainnya.
E. Endorsemen
1. Endorsemen Kerusuhan
Kerusuhan yang dimaksud disini adalah peristiwa-peristiwa yang dalam bahasa
inggrisnya disebut : riot, strike and malicious damage (RSMD).
Endorsemen Kerusuhan adalah perluasan terhadap risiko yang dapat dijamin,
yaitu risik yang timbul sebagai akibat terjadinya kerusuhan , yang dikenal selama ini
dikatagorikan sebagai risiko yang dikecualikan.
Apabila tertanggung menghendaki/menyetujui endorsemen ini, maka
endorsemen menjadi melekat dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari polis
(pertanggungan) standar yang dibuat.
1. Perluasaan Jaminan
Dengan disetujuinya endorsemen ini maka pertanggungan diperluas
terhadap kerusakan harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan ,
yang secara langsung disebabkan oleh salah satu atau lebih dari risiko-risiko
berikut:
1. Kerusakan adalah tindakan suatu kelompok orang (minimal sebanyak 12
orang), yang dalam melaksanakan suatu tujuan bersama menimbulkan
suasana gangguan ketertiban umum dengan kegaduhan dan penggunaan kekerasan serta
pengrusakan harta benda orang lain, yang belum dianggap
sebagai huru-hara.
2. Pemogokan adalah tindakan pengrusakan yang disengaja oleh sekelompok
pekerja (minimal sebanyak 12 orang) pekerja atau separuh dari jumlah
pekerja (dalam hal jumlah seluruh pekerjanya kurang dari 24 orang), yang
menolak bekerja sebagaimana biasanya, dalam usaha untuk memaksa
memenuhi tuntutan dari pekerja atau dalam melakukan protes terhadap
peraturan atau persyaratan kerja yang diberlakukan oleh majikan.
3. Penghalang Bekerja adalah tindakan pengrusakan yang sengaja dilakukan
oleh sekelompok pekerja (minimal 12 orang) atau separuh dari jumlah
pekerja (dalam hal jumlah pekerja kurang dari 24 orang), akibat dari adanya
pekerja yang diberhentikan atau dihalangi bekerja oleh majikan.
4. Perbuatan jahat adalah tindakan seseorang yang dengan sengaja merusak
harta benda orang lain karena dendam, dengkin, amarah atau vandalistis,
kecuali tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang berada dibawah
pengawasan atau atas perintah orang yang menguasai harta benda tersebut
atau oleh pencuri/ perampok/ penjarah.
5. Pencegahan adalah tindakan pihak yang berwenang dalam usaha
menghalangi, menghentikan atau mengurangi dampak/ akibat dari risiko yang
terjadi karena kerusuhan, pemogokan, penghalang bekerja dan pencegahan.
6. Penjarahan yang terjadi selama Kerusuhan.

II. ASURANSI TRANSPOTASI


A. Pengertian
Asuransi transportasi atau marine insurance adalah asuransi yang berkenaan
dengan barang-barang dalam transit atau barang-barang yang sedang ditangani
perusahaan pengangkutan. Biasanya yang diasuransikan bukan hanya barang-barang
yang diangkut saja, tetapi termasuk juga alat-alat pengangkutannya.
Jenis asuransi ini dapat dibedakan ke dalam tiga macam klasifikasi pokok, yaitu:
1. “Ocean Marine Insurance”, yaitu asuransi yang berkenaan dengan risiko yang
timbul pada transportasi melalui laut.
2. “Inland Marine Insurance”, yaitu asuransi yang berkenaan dengan risiko yang
timbul dalam tranportasi melalui darat.
3. “Aviation Insurance”, yaitu asuransi yang berkenaan dengna risiko yang timbul
dalam transportasi melalui udara.
Tetapi disamping itu ada “Asuransi Pengangkutan Terpadu”, yaitu asuransi yang
memadukan antara asuransi pengangkutan barang melalui laut, melalui darat dan
melalui udara dengan menggunakan satu polis.

B. Ocean Marine Insurance


1. Perkembangan Ocean Marine Insurance
Mengenai perkembangan dari apa yang tercakup dalam ocean marine insurance
dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Asuransi atas risiko terhadap kerugian total (total loss) atas alat pengangkutan
di laut (vessel), kemudian:
2. Asuransi atas risiko kerugian terhadap sebagian kerugian (partial loss) yang
ditimbulkan oleh bahaya di laut atas barang-barang yang diasuransikan,
sementara barang berada di atas kapal, meskipun akhirnya kapalnya bisa sampai
di pelabuhan tujuan, kemudian:
3. Asuransi atas risiko kegiatan terhadap barang-barang yang akan dikirim mulai
barang berada di tengah pelabuhan pengiriman sampai dengan di dermaga
pelabuhan tujuan, kemudian:
4. Asuransi atas risiko terhadap barang-barang yang akan dikirim mulai dari
gudang pengirim sampai dengan gudang penerima (“warehouse to warehouse
clause”)
2. Obyek Ocean Marine Insurance
1. Alat-alat pengangkutan di laut, yaitu kapal, perahu dan sebagainnya,
dimana asuransinya disebut “Hull Insurance”.
2. Barang-barang (Cargo) atau barang-barang bergerak lainnya yang dapat
terkena marine perils, dimana asuransinya disebut “Cargo Insurance”.
3. Pendapat, yang meliputi: freight (ongkos angkut), passage money (ongkos
angkut untuk penumpang), commission, profit dan segala sesuatu yang
berkenaan dengan uang, yang bisa terkena marine perils, dimana asuransinya
disebut “Feight Insurance”.
4. Liability atau kewajiban yang ditanggung oleh pemilik atau pihak-pihak lain yang
bertanggung jawab, yang berkaitan dengan ocean marine, dimana
asuransinya disebut “Liability Coverge”.
3. Bentuk-bentuk Penutupan Ocean Marine Insurance
1. Kebakaran yang terjadi pada pengangkutan melalui laut.
2. Kecelakaan di laut, yang terjadi berkaitan dengan pengangkutan melalui laut.
3. Kecelakaan-kecelakaan lain, yang diinginkan oleh tertanggung, yang
berkaitan dengan kegiatan pengangkutan melalui laut.
4. Implied Warranties
Dalam ocean marine terdapat beberapa prasyarat yang ada sebelum ketentuanketentuan
dalam polis ocean marine insurance dapat berlaku. Kondisi prasyarat
tersebut disebut “implied warranties”.
Ada beberapa macam implied warranties yang penting, antara lain:
seaworthiness, deviation dan legality.

1. Seaworthiness
Seaworthiness adalah persyaratan bahwa kapal yang diasuransikan harus
layak atau sudah memenuhi persyaratan untuk melakukan pelayaran
(Seaworthy) atau kapalnya harus “laik layar”.
2. Deviation
Deviation artinya kapal yang diasuransikan tidak mengubah/ beralih (deviate)
dari kondii-kondisi pelayaran yang biasa ditempuh, yang meliputi antara lain:
jenis dan jumlah muatan, jalur yang ditempuh dan sebagainya.
3. Legality
Legality artinya bahwa semua kegiatan yang berkaitan dengan pengangkutan
yang diasuransikan itu harus syah menurut hukum. Hal itu berarti bahwa
kegiatan-kegiatan yang dilakukan harus sesuai dengan hukum/ tidak
melanggar hukum. Sebab dalam segala hal baik tertanggung maupun
penanggung harus menaati semua peraturan/ hukum yang berlaku.
5. Average
Average adalah kerugian (loss) atau kerusakan (damage) yang dapat dialami
dalam pengangkutan melalui laut. Ada beberapa ketentuan dalam ocean marine
insurance yang menyangkut mengenai average, yaitu:
1. General Average Loss: segala macam kerugian yang terjadi dalam pelayaran
tertentu.
2. Particular Average: kerugian tertentu yang mungkin terjadi dalam pelayaran
tertentu, jadi merupakan sebagai dari semua kemungkinan kerugian yang dapat
terjadi. Jenis average ini di sebut jugar “Partial Loss”.
3. Deductible Average: artinya hanya sejumlah prosentase tertentu dari setiap
kerugian yang diderita yang ditanggung oleh penanggung, sesuai dengan syaratsyarat
yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.

6. Klasifikasi Polis Ocean Marine Insurance


1. Hull Policy
Hull policy adalah polis asuransi pengangkutan laut yang mengasuransi
kerugian yang menimpa alat-alat pengangkutan di laut. Karena alat-alat
pengangkutan di laut juga bermacam-macam, maka polisnya juga bermacammacam,
yang pada dasarnya dikaitkan dengan bentuk risiko tertentu, antara lain:
 Ocean steamer policy (polis untuk kapal api) adalah polis asuransi yangberkaitan dengan
kerugian yang menimpa kapal api
 Sailing vessel policy (polis untuk perahu layar) adalah polis yang berkaitan dengan
kerugian yang menimpa perahu layar,
 Builder risk policy, yaitu polis asuransi sehubungan dengan risiko yang dihadapi tempat
pembuatan kapal/ perahu,
 Port risk policy, yaitu polis asuransi atas risiko-risiko yang dapat terjadi di pelabuhan,
 Fleet policy,

7. The Memorandum Clause


Untuk mengatasi/ menghindari gangguan yang berupa klaim kerugiankerugian kecil maka
dalam polis umumnya ditambahkan catatan/ memorandum yang menunjukkan bahwa:
 Penanggung dibebaskan dari kewajiban ganti rugi atas barang-barang tertentu bila terjadi
“partial loss”.
 Terhadap barang-barang yang tidak terlalu mudah rusak penanggung tidak memberikan
ganti rugi bila kerugian tersebut tidak mencapai prosentase tertentudari nilai barang
yang diasuransikan. Clausule ini disebut “average limitation”. Tetapi bila kerugiannya
melebihi titik minimum, maka kerugian diganti sepenuhnya.

8. Free of Particular Average (FPA)


Ada dua macam free of particular average, yaitu:
1. “Free or Particular Average American Condition”
Dalam FPA model ini pihak asuransi tidak bertanggung jawab atas kerugian yang
disebabkan oleh “jettison and washing overboard”, yaitu kerugian yang disebabkan
oleh pembuangan sebagian muatan untuk meringankan dan menyelamatkan kapal,
serta kerugian-kerugian lain yang sejenis, kecuali jika kerugian tersebut karena
tenggelam, terdampar, terbakar atau tabrakan. Selanjutnya untuk barang-barang yang
dimuat di atas dek kapal, maka pihak asuransi tidak bertanggung jawab atas parial
loss, kecuali bila kerugian tersebut disebabkan oleh peril yang disebutkan dalam
polis.
2. “Free of Particular Average English Condition”
Dalam FPA model ini bila pihak asuransi tidak bertanggung jawab atas kerugian yang
besarnya kurang dari 3% dari nilai barang, tetapi bila barang terdiri dari paket-paket
dan masing-masing paket kerugiannya
9. Janson Clause
Janson clause adalah clausule dimana sebagian kerugian ditanggung sendiri
oleh pihak tertanggung dan hanya kerugian di atas jumlah yang disetujui yang
ditutup oleh penanggung.
10. Concellation and Premi Credit Clause
Dalam perjanjian asuransi pada prinsipnya pihak tertanggung tidak dapat
menarik kembali premi asuransi yang sudah dibayar, meskipun dia telah membatalkan
kontrak asuransi yang sudah ditanda tangani.
 Pemilik kapal yang dipertanggungkan menjual kapalnya kepada pihak lain.
 Untuk kasus yang demikian ini dapat ditambahkan suatu clausule tentang jumlah premi
yang harus dikembalikan oleh penanggung, dengan cara, jumlah dan waktu yang
disetujui oleh kedua belah pihak.
 Apabila kapal tidak dapat dioperasikan karena harus diperbaiki atau karena alas an-
alasan lain.
 Dalam kasus yang demikian ini dapat diberikan penggantian premi untuk selama kapal
berada di pelabuhan/ dok untuk diperbaiki.
11. Assigment Clause
Pada prinsipnya polis marine insurance dapat dipindah-tangankan (assignable),
kecuali apabila dalam persyaratan kontraknya hal tersebut secara tegas tidak diperbolehkan.
Pemindah-tanganan biasanya dapat dilakukan dengan menulis dalam polis: “on account of
whom it may concern”. Prinsip ini tidak berlaku pada hull policy, dimana pihak
penanggung dapat melihat besarnya peranan moral hazard. Untuk itu penanggung dapat
membuat clausule: bahwa asuransi menjadi batal apabila dipindah-tangankan tanpa ada
persetujuan dari penanggung terlebih dahulu.
12. Express Warranties
Express warranties adalah warranties yang dimasukkan dalam polis, dengan maksud
untuk menangani situasi khusus. Hal ini biasa dijumpai dalam hull policy. Warranty ini
banyak dijumpai dalam polis yang berkenaan dengan tanggal pelayaran, posisi kapal, jumlah
awak kapal. Ada beberapa jenis express warranty, antara lain:
1. “Trading Warranty”: warranty yang menyangkut daerah pelayaran tertentu atau musim-
musim tertentu.
2. “Loading Warranty”: warranty yang menyangkut jenis muatan tertentu.

13. Pleasure Craft Insurance


Pleasure Craft Insurance adalah asuransi untuk kapal-kapal milik pribadi, yang
dipakai untuk bersenang-senang. Biasanya berbentuk “time policy” (satu tahun), yang dapat
meliputi: hull, tiang kapal, layar, boat, perabot,
perlengkapan, mesin dan ketel uap.

C. Inland Marine Insurance


1. Obyek Pertanggungan
1. Asuransi atas keselamatan penumpang.
2. Asuransi atas barang yang diangkut.
3. Asuransi atas kendaraan pengangkut.
2. Bahaya dalam Pengangkutan Darat
1. Angin topan, angin ribut, gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir
2. Tabrakan atau senggolan dengan sesame kendaraan pengangkut, menabrak
benda keras, tergelincir (keluar dari jalan/ rel), jatuh ke sungai atau jurang.
21
3. Penahanan atau penyitaan oleh yang berwajib atau penahanan oleh penduduk
4. Peperangan, sabotase, pembajakan dan perampasan.
5. Kerusakan, kekacauan, pemogokan, demonstrasi, kebakaran, pencurian,
kehilangan dan sebagainya.
3. Asuransi Keselamatan Penumpang
Bila penumpang atau seseorang yang terkena musibah karena angkutan darat
meninggal, menderita luka-luka atau cacat permanen (seumur hidup), maka
penanggung memberikan jaminan:

1. Biaya perawatan dan pengobatan bagi yang luka-luka, hingga sembuh.


2. Santunan berupa sejumlah uang kepada ahli waris dari penumpang yang
meninggal dunia.
3. Biaya perawatan, pengobatan serta sejumlah uang diberikan sebagai
santunan bila penumpang menjadi cacad permanen.
4. Asuransi Pengangkutan Barang
1. Nama dan alamat tertanggung dan pialang (bila ditutup lewat pialang).
2. Bahaya atau risiko yang ditanggung dan kondisi pertanggungan.
3. Saat dimulai dan berakhirnya pertanggungan (bisa dari gudang ke gudang).
4. Data-data mengenai barang yang ditanggung, sepanjang yang diketahui
tertanggung (broker).
5. Perjanjian yang telah diadakan oleh tertanggung dengan pihak ketiga (bila
ada) mengenai barang yang ditanggungkan.
6. Tanggal perjanjian diadakan (provisional cover note).
7. Lamanya perjalanan darat, bila di dalam muatan disebutkan.
8. Sifat perjalanan darat, bila di dalam muatan disebutkan.
9. Nama dan alamat pengangkut/ ekspeditur yang menerima pengangkutan.
10. Jumlah nilai pertanggungan dan procedure penentuan (real value, insured
value, agree value).
11. Nama tempat tujuan barang.
12. Tarip premi (dalam %) dan jumlah preminya.
5. Pengangkutan Berganti-ganti Melalui Darat dan Air
Barang-barang yang diangkut berganti-ganti melalui darat dan air, jaminan dari
penanggung tetap berlaku, meskipun barnag dipindahkan ke alat pengangkut lain,
sepanjang penangkutan yang demikian melalui rute yang lazim.
Tetapi bila hal itu merupakan penyimpangan, maka pertanggungan hanya berlaku
sampai terjadi penyimpangan (kecuali bila karena terpaksa) atau kalau dalam
polis disebutkan “diperkenankan adanya penyimpangan perjalanan”.
Untuk menghindari masalah yang berkaitan dengan kondisi pengangkutan

6. Asuransi Kendaraan Pengangkutan Darat


1. Asuransi Kendaraan Bermotor
1. Risiko yang Ditanggung
a. Risiko Gabungan
1. Kebakaran yang dapat ditimbulkan oleh petir, api, perbuatan jahat
orang lain (kecuali keluarga atau pekerjaan tertanggung).
2. Kerusakan karena kecelakaan, yang terjadi di darat, termasuk
perbuatan orang lain (kecuali keluarga atau pekerja tertanggung).
3. Pencurian atau kehilangan atas peralatan standard atau secara
keseluruhan kendaraan bermotor termasuk yang didahului maupun
diseertai kekerasan. Untuk kendaraan bermotor roda dua dan tiga
hanya bila kehilangan secara keseluruhan.
4. Kerusakan selama di atas kapal fery atau alat penyebaran resmi
yang disediakan untuk lalu lintas jalan.
5. Biaya-biaya untuk menjaga dan menarik kendaraan bermotor yang
rusak ke bengkel terdekat atau yang ditunjuk penanggung dengan ganti rugi maksimal 0,5%
dari nilai pertanggungan.
b. Tanggung Jawab Hukum:
Yaitu taanggung jawab kepada pihak-pihak lain yang menderita
kerugian yang disebabkan oleh kendaraan bermotor yang
diasuransikan dalam suatu kecelakaan.
Kerugian pihak ketiga yang ditanggung maksimal sebesar harga
pertanggungan tanggung jawab hukum yang tercantum dalam polis.
c. Risiko Tambahan:
Risiko tambahan terdiri dari:
1. risiko huru-hara dengan tambahan premi 2,5% dari nilai/ harga
pertanggungan.
2. Tanggunga jawab hukum terhadap penumpang (di Indonesia
kerugian ini ditanggung Perum Jasa Raharja).
Maka dari itu dalam premi pertanggungan juga mengandung tiga unsure
risiko tersebut, yaitu:
 Premi dasar: adalah premi untuk risiko gabungan.
 Premi TJH: adalah premi untuk risiko tanggung jawab hukum.
 Premi tambahan: adalah premi untuk risiko tambahan.

D. Aviation Insurance
1. Asuransi Muatan Udara
1. Jaminan/ Asuransi Keselamatan Penumpang: undang-undang menentukan
bahwa pengangkut dalam pengangkutan udara diwajibkan untuk menutup
asuransi atas tanggung jawabnya terhadap penumpang (legal liability to
passiengers), yang mencakup:
a. Tanggung jawab atas keselamatan penumpang ketika menaiki pesawat
udara, selama berada
2. Asuransi Cargo Utama:
Yaitu asuransi atas barang-barang (bukan bagasi penumpang) yang diangkut
pesawat udara, yang melindungsi pemilik barang terhadap kemungkinan
bahaya yang menimbulkan kerugian/ kerusakan. Termasuk kerugian/
kerusakan karena pesawat pengangkutnya tertimpa bahaya.
2. Asuransi Pesawat Udara
Obyek pertanggunngan dalam asuransi pesawat udara (aircraft insurance) adalah
pesawat udara itu sendiri, yang meliputi kereangka pesawat, mesin pesawat,
baling-baling, motor dan semua peralatan yang merupakan bagian dari pesawat
udara, termasuk perlengkapan yang dapat dilepas, seperti: kompas, radio,
perlengkapan kabin dan sebagainya.
3. Polis dan Risiko yang Dijamin
1. Tanggung jawab kepada pihak ketiga (legal liability to third parties) yang
menderita kerugian akibat aktivitas pesawat udara (bukan penumpang),
seperti tertebrak, kejatuhan barang dari pesawat, ditimpa pesawat dan
sebagainya.
2. Tanggung jawab terhadap keselamatan penumpang (legal liability to
passengers) ketika menaiki, berada dan turun dari pesawat udara.
3. Kehilangan/ kerusakan pesawat udara ketika berada di udara (fight), bergerak
di landasan (taxying), di darat (on the ground) dan dipermukaan air (moored),
yang disebabkan oleh: topan, badai, pesawat jatuh, tabrakan di udara,
menabrak benda permanen di bandara, kebakaran dan sebagainya.
4. Kerugian/ kerusakan bagasi penumpang, kecuali yang dibawa penumpang
sendiri (“bagasi kabin”).
5. Kehilangan penghasilan (consequential loss) disebabkan gangguang terhadap
penerbangan, misalnya karena : kerusakan mesin, kebakaran partial dan
sebagainya. Jadi bukan total loss atau constructive total loss.

4. Risiko yang Dikecualikan


1. Kerugian karena kehausan, karatan (structure defect), sifat pembawaan intern,
perbuatan tidak pantas tertanggung dan keambrukan elektris/ mekanis,
peledakan dan lain-lain kerusakan sejenis.
2. Tanggung jawab hukum bagi orang-orang yang bekerja pada tertanggung atau
bertindak atas nama tertanggung, pilot dan crew pesawat (kecuali bila
diasuransikan) dan harta benda milik tertanggung.
3. Kerugian/ kerusakan akibat penggunaan landasan yang belum berlisensi
(kecuali bila terpaksa), akibat langsung atau tidak langsung penggunaan
untuk perlombaan, akrobatik, demonstrasi dan lain-lain, akibat langsung
maupun tidak langsung dari peperangan, pemogokan, huru-hara, kegaduhan
sipil dan kejadian-kejadian lain yang sejenis (kecuali diasuransikan), pesawat
udara terbang tanpa laik terbang, tanpa ijin dari instansi yang berwenang,
digunakan untuk kegiatan yang dilarang (melawan hukum).
5. Premi Asuransi
Dalam menghitung besarnya premi asuransinya harus diperhitungkan faktorfaktor:
1. Frekuensi kecelakaan/ klaim pesawat udara yang bersangkutan.
2. Tipe/ jenis dan umur pesawat udara yang bersangkutan.
3. Manajemen dan penggunaan pesawat udara yang bersangkutan.
4. Luasnya risiko yang dijamin dal lamanya pertanggungan.
6. Asuransi Peluncuran Satelit Antariksa
Yaitu asuransi yang mengandung kerugian akibat peluncuran satelit antariksa.
Asuransi ini ada tiga macam, yaitu:
1. Asuransi persiapan peluncuran (Pre-ignition All Risk Insurance), yang
menjamin risiko di darat (ground risks) selama persiapan peluncuran.
2. Asuransi peluncuran satelit (Satelit Launch Insurance), yang menjamin risiko
peluncuran satelit (launch risks).
3. Tanggung jawab hukum (Launch Liablity Insurance), yang menjamin
tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga (third party legal liability).
E. Asuransi Pengangkutan Terpadu
1. Risiko yang Ditanggung
1. Risiko I:
Yang dijamin adalah semua risiko yang menimbulkan kerugian/ kerusakan
pada barang yang ditanggung, kecuali disebabkan oleh risiko-risiko yang
tidak ditanggung.
2. Risiko II:
Yang menjamin kerugian/ kerusakan. Biaya atas barang yang ditanggung
yang timbul dari risiko-risiko: alat pengangkutan kebakaran, terbalik,
tenggelam, tergelincir, tabrakan, pendaratan darurat, pembongkaran di
pelabuhan darurat, bencana alam, pengorbanan kerugian umum (general average scarifice),
pembuangan barang ke laut (jettison), terlemparnya
barang ke laut, air masuk ke dalam alat pengangkut, akibat bongkar muat,
kecuali risiko-risiko yang tidak ditanggung.
3. Risiko III:
Yang menjamin kerugian/ kerusakan keseluruhan atas barang-barang yang
ditanggung, yang timbul dari risiko-risiko: akibat alat pengangkut mengalami
kebakaran/ peledakan, terdampar, terkandas, terbalik, tenggelam, tergelincir
keluar rel/ jalur, tabrakan, terjatuh, tersungkur pendaratan darurat,
pembongkaran di pelabuhan darurat, pengobanan kerugian umum,
pembuangan barang ke laut, bongkar muat dan terlemparnya barang ke laut
karena cuaca buruk, kecuali risiko-risiko yang selain itu.
2. Risiko yang Dikecualikan
1. Kesalahan/ kelalaian tertanggung, yang meliputi: kerugian akibat
tertanggung atau orang-orang yang bekerja pada tertanggung termasuk agen
tertanggung tidak melakukan persyaratan asuransi, pembungkusan,
penimbunan yang kurang baik (yang dilakukan pegawai tertanggung) dank
arena disengaja oleh tertanggung/ karyawannya.
2. Sifat pebawaan barang, yang meliputi: kebocoran atau susut atau keausan
yang wajar dari barang yang diangkut, karena sifat barang yang diangkut
(pembusukan sendiri dari sayur, buah-buahan).
3. Keterlambatan pengiriman dan penyerahan barang yang diangkut, tidak
termasuk keterlambatan karena deiasi (perubahan arah karena terpaksa).
4. Keadaan keuangan yang buruk dari pemilik/ pengusaha/ pencarter alat
pengangkutan yang mengakibatkan tertanggungnya jadwal operasi
pengangkutan.
5. Kena senjata perang dan perang seperti: revolusi, pemberontakan,
penyitaan, penangkapan, kena tornado, ranjau.
6. Pemogokan, pemecatan buruh, kerusuhan, huru-hara.

3. Pelimpahan Hak (Abandonmen)


Ada beberapa ketentuan untuk bisa mendapatkan constructive total loss dimana
si tertanggung harus melimpahkan (abandonmen) barnag-barang yang
dipertanggungkan kepada penanggung, yaitu:
1. a. Kerusakan barang sedemikian rupa, sehingga perkiraan biaya untuk
memperbaiki kerusakan dan meneruskan ke tempat tujuan semula telah
melebihi harga barang di tempat tujuan, atau:
b. alat pengangkut dinyatakan hilang (bersama barang) oleh yang
berwenang.
2. Maksud mengabandom harus dilakukan dengan cara memberitahukan kepada
penanggung dalam waktu 5 hari sejak biaya-biaya (constructive total loss)
tersebut diketahui atau sejak alat pengangku dinyatakan hilang oleh yang
berwenang.

3. Tindakan tertanggung maupun penanggung untuk mencegah atau mengurangi


kerugian atau menemukan kembali barang yang ditanggung tidak dapat
dianggap sebagai penolakan atau penerimaan abandon.
F. Endorsemen
1. Endorsemen Kerusuhan
Kerusukan yang dimaksud disini adalah peristiwa-peristiwa yang dalam bahasa
Inggrisnya disebut: riot, strike and malicious damage (RSMD).
Endorsemen Kerusuhan (kode: 4.1A-01/12/1998) adalah perluasan terhadap risiko
yang dapat dijamin, yaitu risiko yang timbul sebagai akibat terjadinya kerusuhan, yang
selama ini dikategorikan sebagai risiko yang dikecualikn, yang kemudian lebih dikenal
dengan istilah “Klausula 4.1A”.
Apabila Tertanggung menghendaki/ menyetujui endorsemen ini, maka endorsemen
menjadi melekat dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari polis (pertanggungan)
standar yang dibuat.
1. Perluasan jaminan
Dengan disetujuinya endorsemen ini maka pertanggungan diperluas terhadap
kerusakan harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan, yang
secara langsung disebabkan oleh salah satu atau lebih dari risiko-risiko
berikut:
1. Kerusuhanadalah tindakan suatu kelompok orang (minimal sebanyak 12
orang), yang dalam melaksanakan suatu tujuan bersama menimbulkan
suasana gangguan ketertiban umum dengan kegaduhan dan penggunaan
kekerasan serta pengrusakan harta benda orang lain, yang belum
dianggap sebagai huru-hara.
2. Pemogokan adalah tindakan pengrusakan yang disengaja oleh
sekelompok pekerja (minimal sebanyak 12 orang) pekerja atau separuh
dari jumlah pekerja (dalam hal jumlah seluruh pekerjanya kurang dari 24 orang), yang
menolak bekerja sebagaimana biasanya, dalam usaha untuk
memaksa majikan memenuhi tuntutan dari pekerja atau dalam
melakukan protes terhadap peraturan atau persyaratan kerja yang
diberlakukan oleh majikan.
3. Penghalang Bekerja adalah tindakan pengrusakan yang sengaja
dilakukan oleh sekelompok pekerja (minimal 12 orang) atau separuh dari
jumlah pekerja (dalam hal jumlah pekerja kurang dari 24 orang), akibat
dari adanya pekerja yang diberhentkan atau dihalangi bekerja oleh
majikan.
4. Perbuatan jahat adalah tindakan seseorang yang dengan sengaja
merusak harta benda orang lain karena dendamm, dengki, amarah atau
vandalistis, kecuali tindakan yang dilakukan oleh seorang yang berada
dibawah pengawasan atau atas perintah orang menguasai harta benda
tersebut atau oleh pencuri/ perampok/ penjarah.
27
5. Pencegahan adalah tindakan pihak yang berwenang dalam usaha
menghalangi, menghentikan atau mengurangi dampak/ akibat dari risiko pencegahan
6. Penjarahan yang terjadi semala Kerusuhan.
Dengan syarat bahwa risiko-risiko tersebut tidak berkembang dalam
rangkaian kejadian yang tidak terputus menjadi satu atau lebih dari risikorisiko
yang dikecualikan.
2. Risiko yang Dikecualikan
1. Salah satu atau lebih dari risiko karena: Huru-hara, Pembangkitan
rakyat, Pengambilan Kekuasaan, Revolusi, Pemberontakan, Kekuatan
Militer, Invasi, Perang Saudara, Perang dan Permusuhan, Makar,
Terorisme, Sabotaseatau Penjarahan (kecuali Penjarahan yang terjadi
selama Kerusuhan).
Dalam suatu tuntutan, gugatan atau perkara lainnya, dimana Penanggung
menyatakan bahwa suatu kerugian atau kerusakan secara langsung atau
tidak langsung disebabkan oleh satu atau lebih risiko yang dikecualikan
tersebut atas, maka merupakan kewajiban Tertanggung untuk
membuktikan sebaiknya bila ia tidak sependapat.
2. Penghentian seluruh atas sebagian dari pekerjaan atau perlambatan atau
gangguang atau penghentian suatu proses atau kegiatan.
3. Kehilangan hak secara tetap atau sementara karena penyitaan, pinjam
paksa atau pengambilalihak oleh pejabat yang berwenang atau ditempati
secara tidak syah atau melawan hukum oleh seseorang.
4. Gangguan usaha atau segala macam kerugian dalam wujud atau bentuk
apapun yang sifatnya konsekuensial.
3. Potongan Klaim atau Risiko Sendiri
Dalam hal terjadi klaim atas risiko yang dijamin menurut ketentuan
endorsemen ini, tidak semua jumlah nilai ganti rugi yang disetujui dibayar
oleh Penanggung.

4. Pembatalan Endorsemen
Endorsemen dapat dibatalkan setiap saat oleh Penanggung dengan
pemberitahuan secara tertulis melalui Surat Tercatat, Facsimile, Telex, atau
Telegram kepada Tertanggung di alamat terakhir yang ia ketahui.
Penanggung bebas dari segala kewajiban berdasarkan endorsemen ini sejak 3
kali 24 jam terhitung mulai tanggal pengiriman surat emberitahuan tersebut
pukul 12.00 siang waktu setempat, yaitu tempat dimana obyek
pertannggungan berada.
28
Akibat dari pembatalan endorsemen oleh Penanggung, maka Penanggung
wajib mengembalikan premi tambahannya untuk jangka waktu yang belum
habis secara prorate.

Anda mungkin juga menyukai