MODUL 8
ASURANSI KEBAKARAN
NAMA-NAMA KELOMPOK :
A. Pengertian
Asuransi kerugian adalah asuransi yang menjamin atas kerugian atau kerusakan
pada harta beda atau kepentingan yang secara langsung disebabkan oleh : kebakaran ,petir,
ledakan, kejatuhan pesawat.
Dengan demikian obyek pertanggungan dari asuransi kebakaran pada prinsipnya
adalah harta benda atau kepentingan yang tertimpa kerugian atau kerusakan sebagai
akibat langsung dari suatu kebakaran, tersambar petir, ledakan, kejatuhan pesawat
terbang dan asap , yang kesemuanya itu terjadi karena kecelakaan (tidak disengaja).
1. Kerugian karena Kebakaran
Kerugian yang ditanggung adalah kerugian/kerusakan akibat dari kebakaran yang terjadi
karena kekurang hati-hatian, kesalahan pelayanan atau karyawan tertanggung, tetangga,
perampok, atau sejenisnya ataupun karena kebakaran lain sepanjang yang tidak
dikecualikan, termasuk di dalamnya akibat dari :
1. Menjalarnya api yang timbul sendiri (self combustion), hubungan arus pendek (short
circuit) atau karena sifat barang itu sendiri (inherent vice)
2. Kebakaran yang terjadi karena kebakaran benda lain yang berdekatan.
2. Kerusakan karena Petir
Kerugian yang ditanggung adalah kerugian/kerusakan yang secara lagsung disebabka oleh
petir. Termasuk didalamnya kerugian karena kebakaran yang terjadi akibat petir yang
menimpa mesin-mesin, peralatan listrik atau elektronik dan instalasi listrik yang
diasuransikan.
3. Kerugian karena Ledakan
Yang diartikan dengan ledakan adalah setiap pelepasan tenaga secara tiba-tiba yang
disebabkan oleh mengembangnya gas atau uap. Meledaknya satu bejana (ketel uap, pipa
dan sebagainya) dapat dianggap sebagai ledakan jika dinding bejana itu robek dan
terbuka sedemikian rupa , sehingga terjadi keseimbangan tekanan secara tiba-tiba di
dalam maupun di luar bejana.
4. Kerugian karena Kejatuhan Pesawat Terbang
Adalah kerugian/kerusakan yang timbul akibat Adalah kerugian/kerusakan yang timbul
akibat benturan fisik antara pesawat terbang atau segala sesuatu dari pesawat terbang
dengan harta benda atau kepentingan yang dipertanggungjawabkan atau dengan
bangunan yang berisikan harta benda dan atau kepentingan yang ditanggungkan.
5. Kerugian karena Kejatuhan Pesawat Terbang
Adalah kerugian/kerusakan yang timbul akibat benturan fisik antara pesawat terbang atau
segala sesuatu dari pesawat terbang dengan harta benda atau kepentingan yang
dipertanggungjawabkan atau dengan bangunan yang berisikan harta benda dan atau
kepentingan yang ditanggungkan.
B. Pengecualian
1. Risiko yang Dikecualikan
1. Secara langsung disebabkan oleh :
a. Kebakaran atau ledakan dari api yang timbul sendiri (self combustion) atau
hubungan arus pendek (short circuit) atau sifat dari barang itu sendiri
(inherentvice).
b. Pencurian dan atau kehilangan ada saat dan setelah terjadinya peristiwa yang
diasuransikan.
2. Secara langsung aatau tidak langsung disebabkan oleh atau akibat dari :
a. Kesengajaan tertanggung, kesengajaan pelayanan atau karyawan tertanggun atau
perbuatan yang disengaja oleh orang lain atas perintah tertanggung.
b. Kebakaran hutan, semak, alang-alang dan gambut.
c. Perang, penyerbuan aksi musuh asing, permusuhan atau kegiatan yang
menyerupai suasana perang dan sebagainya.
d. Reaksi nuklir termasuk tetapi tidak terbatas pada radiasi nukir, inonisasi, fusi, fisi
atau pencemaran radioaktif, tanpa memandang apakah itu terjadi di dalam atau di
luar bangunan utama dimana disimpan harta benda dan atau kepentingan yang
dipertanggungkan
e. Kerusuhan, pemogokan, tertabrak kendaraan, tanah longsor, genangan air, angin,
topan, badai, biaya pembersihan, kecuali bila ada penutupan perluasan jaminan
khusu untuk risiko-risiko tersebut.
C. Syarat Umum
1. Pembayaran Premi
Mengenai kewajiban tertanggung untuk menyelesaikan pembayaran premi
asuransi kepada penanggung berlaku ketentuan sebagai berikut :
Menyimpang dari pasal 257 KUHD (“Perjanjian pertanggung ada seketika setelah hal
itu ditiadakan, hak dan kewajiban kedua belah pihak dari penanggung dan dari
tertanggung berjalan mulai saat itu, malahan sebelum polis ditanda tangani”) tanpa
mengurangi ketentuan yang diatur dalam titik 2 dibawah, maka adalah merupakan
prasyarat dari tanggung jawab Penanggung atas risiko yang diasuransikan, yaitu
bahwa premi yang terhutang harus dibayar lunas dan secara nyata telah diterima
seluruhnya oleh pihak penanggung.
Apabila jumlah premi yang sudah dtentukan tidak dibayar sesuai dengan cara dan
jangka waktu yang ditentukan pada titik 1 diatas, maka polis menjadi batal dengan
sendirinya.
2. Pertanggungan Lain
Bila harta benda dan atau kepentingan yang diasuransikan sudah atau akan
disuransikan pada jenis atau lembaga asuransi yang lain, maka berlaku ketentuan
sebagai berikut: Pada waktu perjanjian pertanggungan dibuat Tertanggung harus
memberitahukan kepada penanggung segala pertanggungan lain atas harta benda dan
atau kepentingan yang sama. Sebaliknya jika kemudian Tertanggung juga menutup
pertanggungan lain atas harta benda dan atau kepentingan yang sama, hal itupun
wajib diberitahukan kepada Penanggung.
4. Perubahan Risiko
- Ada perubahan atau perombakan fisik atas harta benda yang dipertanggungkan
- Ada perubahan tempat dimana harta benda yang dipertanggungkan disimpan
- Sebagian atau seluruhnya harta benda yang dipertanggungkan dipergunakan untuk
keperluan lain
- Jika ada barang lain juga disimpan ditempat yang sama dengan tempat
penyimpanan harta benda yang dipertanggungkan.
5. Pindah Tempat dan Pindah Tangan
Apabila yang dipertanggungkan adalah perabot rumah tangga atau barangbarang lain,
maka jika barang-barang tersbut dipindahkan keruangan lain atau kelantai lain atau ke
tempat atau bangunan lain, selain yang disebutkan dalam polis pertanggungan ini menjadi
tidak berlaku, kecuali bila penanggung sebelumnya sudah menyetujui hal tersebut dan
mencantumkan persetujuan tersebut dalam lampiran polis.
6. Kewajiban Tertanggung dalam Hal terjadi Kerugian atau Kerusakan
Tertanggung sesudah mengetahui atau pada waktu ia dianggap seharusnya sudah
mengetahui adanya kerugian atau kerusakan atas harta benda dan kepentingan yang
dipertanggungkan , maka ia harus :
Segera memberitahukan hal itu kepada Penanggung
Selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender memberikan keterangan
tertulis yang memuat hal-hal ikhwal yang diktahuinya tentang kerugian atau
kerusakan itu dan jika keadaan memungkinkan hendaknya surat keterangan tersebut
disertai dengan pemberitahuan tentang segala sesuatu yang terbakar, musnah, hilang
atau rusak dan terselamatkan serta sebab-sebab kerugian atau kerusakan sepanjang
yang diketahuinya atau menurut dugaannya.
Disamping itu pada waktu terjadi kerugian atau kerusakan (peril) tertanggung
wajib:
a. Berusaha sedapat mungkin menyelamatkan diri dan menjaga harta benda dan atau
kepentingan yang dipertanggungkan serta mengijinkan orang lain menyelamatkan dan
menjaga harta benda dan atau kepentingan yang bersangkutan.
b. Memberikan bantuan sepenuhnya kepada Penanggung atau wakilnya atau pihak lain
yang ditujuknya untuk melakukan penelitian atas kerugian atau kerusakan yang terjadi.
c. Menjaga keselamatan harta benda atau kepentingan yang dipertanggungkan yang masih
bernilai. Apabila ketentuan-ketentuan tersebut diatas tidak dipenuhi oleh tertanggung,
maka segala hak atas ganti rugi menjadi hilang.
6. Laporan Kerugian
Dalam menuntut ganti rugi berdasarkan pertanggungan ini, maka Tertanggung
harus melakukan pada hal-hal sebagai berikut :
a. Mengisi formulir laporan klaim yang disediakan oleh Penanggung dan setelah diisi
lengkap diserahkan kembali kepada Penanggung.
b. Menyerahkan Polis beserta berita acara laporan kerugian atau surat keterangan
mengenai peristiwa tersebut dari Kepala Desa atau Kepala Kelurahan atau Kepala
Kepolisian Sektor Setempat
c. Menyerahkan laporan rinci dan selengkap mungkin tentang hal ihwal yang menurut
pengetahuannya menyebabkan kerugian atau kerusakan tersebut.
d. Memberikan segala keterangan dan bukti lain yang wajar dan patut , yang diminta
oleh Penanggung.
Setelah terjadi kerugian atau kerusakan pada harta benda dan atau kepentingan yang
dupertanggungkan, maka jumlah ertanggungan menjadi berurang sebesar kerugian tersebut.
Tetapi, setetlah pemulihan kerugian atau kerusakan tersebut, Tertanggung dapat meminta
pemulihan jumla pertanggungan dengan membayar premi tambahan, yang dihitung secara
prorate untuk sisa jangka waktu pertanggunga, Namun demikian Penanggung berhak
menolak pemintaan tersebut.
18. Hilangnya Hak Mendapatkan ganti Rugi
Tertanggung bisa kehilangan hak untuk mendapatkan ganti rugi dengan sendirinya apabila
:
a. Tidak dapat memenuhi kewajiban yang ditentukan dalam polis
b. Tidak mengajukan tuntutan untk mendapatkan ganti rugi dalam waktu 12 bulan
c. Tidak mengajuka keberatan atau menempuh upaya penyelesaiab memalui arbitrase atau
upaya hukum lainnya dalam waktu 6 (bulan) sejak Penanggung memberitahukan secara
tertulis bahwa Tertanggung tidak berhak mendapatkan ganti rugi.
22. Lain-lain
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkn berkaitan dengan pertanggungan
mengenai kebakran maka Dewan Asuransi Indonesia menetapkan :
1. Apabila terdapat perbedaan pada naskah yang tertea pada polis masing-masing
perusahaan asurasi (Penanggung) dengan yang telah diedarkkan melalui Surat Keputusan
Pengurus Dewan Asuransi Indonesia kepada segenap anggota Dewan Asuransi Indonesia
Sektor Kerugianm yang aslinya disimpan di kantor Sekretariat Jenderal Dewan Asuransi
Indonesia
2. Untuk hal-hal yang belum cukup diatur dalam persetujuan pertanggungan kebakaran,
berlaku ketentuan dari Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.
E. Endorsemen
1. Endorsemen Kerusuhan
Endorsemen kerusuhan adalah perluasan terhadap risiko yang dapat dijamin,
yaitu risiko yang timbul sebagai akibat terjadinya kerusuhan, yang selama ini
dikatagorikan sebagai risiko yang dikecualikan, yang kemudian lebih dikenal dengan
istilah “Kalusula 4.1A” Apabila Tertanggung menghendaki/menyetujui endorsemen ini,
makaendorsemen menjadi melekat dan meruakan bagian yang tak terpisahkan dari
polis(pertanggungan) standar yang dibuat.
1. Perluasan Jaminan
Kerusuhan adalah tindakan suatu kelompok orang (minimal) sebanayk 12 orang yang
dalam melaksanaka seuatu tujuan bersama menimbulkan suasana gangguna ketertiban
umum dengan jegaduhan dan penggunaan kekerasan serta pengrusakan harta benda oang
lain, yang belum dianggap sebagai huru-hara.
Pemogokan adalah tindakan pengrusakan yang disengaja oleh sekelompk pekerja
(minimal) sebnayk 12 orang pekerja atau separuh dari jumah kekerja (dalam hal jumlah
seluruh pekerja kurang dari 24 orang) , yang menilak bekerja sebagaimana biasanya,
dalam usaha untuk memaksa majikan memenuhi tuntutan dari pekerja atau dalam
melakukan protes terhadap peraturan atau persyaratan kerja yang diberlakukan majikan.
Penghalangan Bekerja adalah tindakan pengrusakan yang sengaja dilakukan oleh
sekelompok pekerja (minimal) 12 orang atau searah dari jumlah pekerja (dalam hal ini
jumlah pekerja kurang dari 24 orang) akibat dari adanya oekerja yang diberhentikan atau
dihalangi bekerja oleh majikan
. Perbuatan jahat adalah tindakan seseorang yang dengan sengaja merusak harta benda
orang lain karena demam, dengki, amarah atau vandalisitis, kecuali tindakan yang
dilakukan oleh seseorang yang brada dibawah pengawasan atau atas perintah orang yang
menguasai harta benda tersebut atau oleh pencuri/perampok/penjarah.
Pencegahan adalah tindakan pihak yang berwenang dalam usaha menghalangi ,
menghentikan atau mengurangi dampak/akibat dari risiko yang erjadi karena kerusuhan,
pemogokan, penghalangan bekerja dan pencegahan.
Penjarahan yang terjadi selama kerusuhan.
2. Endorsemen Huru-hara
Huru-hara yang dimaksud disini adalah peristiwa-peristiwa yang dalam bahasa inggris
disebu t: riot, strike and civil commotions (RSCC). Endorsemen huru-hara adalah
perluasan jaminan yang mencakup risiko yang itmbu karena terjadi huru-hara, yang
dalam pertanggungan yang standart termasuk dalam risiko yang dikecualikan (tidak
dijamin).
2. Risiko yang Dikecualikan
1. Penghentian seluruh atau sebagian dari pekerjaan atau perlambatan atau gangguan atau
penghentian suatu proses atau kegiatan.
2. Kehilangan hak secara tetap atau sementara karena penyitaan , pinjam paksa atau
pengambilalihan oleh pejabat yang berwenang atau ditempati secara tidak sah atau
melawan hukum oleh seseorang.
3. Gangguan usaha atau segala macam kerugian dalam wujud atau bentuk apapun yang
sifatnya konsekuensial.