Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 3

MODUL 8
ASURANSI KEBAKARAN

NAMA-NAMA KELOMPOK :

1. ADIBIN ABRAHAM MAU


2. DEWI OEMATAN
3. FETRIANA A. KAUSE
4. MARIA ELFINA UJUS
5. MARSELINA LAWA
6. MARIA Y. SINTIA KASA
7. YOSEPHINA LORO DJU

A. Pengertian
Asuransi kerugian adalah asuransi yang menjamin atas kerugian atau kerusakan
pada harta beda atau kepentingan yang secara langsung disebabkan oleh : kebakaran ,petir,
ledakan, kejatuhan pesawat.
Dengan demikian obyek pertanggungan dari asuransi kebakaran pada prinsipnya
adalah harta benda atau kepentingan yang tertimpa kerugian atau kerusakan sebagai
akibat langsung dari suatu kebakaran, tersambar petir, ledakan, kejatuhan pesawat
terbang dan asap , yang kesemuanya itu terjadi karena kecelakaan (tidak disengaja).
1. Kerugian karena Kebakaran
Kerugian yang ditanggung adalah kerugian/kerusakan akibat dari kebakaran yang terjadi
karena kekurang hati-hatian, kesalahan pelayanan atau karyawan tertanggung, tetangga,
perampok, atau sejenisnya ataupun karena kebakaran lain sepanjang yang tidak
dikecualikan, termasuk di dalamnya akibat dari :
1. Menjalarnya api yang timbul sendiri (self combustion), hubungan arus pendek (short
circuit) atau karena sifat barang itu sendiri (inherent vice)
2. Kebakaran yang terjadi karena kebakaran benda lain yang berdekatan.
2. Kerusakan karena Petir
Kerugian yang ditanggung adalah kerugian/kerusakan yang secara lagsung disebabka oleh
petir. Termasuk didalamnya kerugian karena kebakaran yang terjadi akibat petir yang
menimpa mesin-mesin, peralatan listrik atau elektronik dan instalasi listrik yang
diasuransikan.
3. Kerugian karena Ledakan
Yang diartikan dengan ledakan adalah setiap pelepasan tenaga secara tiba-tiba yang
disebabkan oleh mengembangnya gas atau uap. Meledaknya satu bejana (ketel uap, pipa
dan sebagainya) dapat dianggap sebagai ledakan jika dinding bejana itu robek dan
terbuka sedemikian rupa , sehingga terjadi keseimbangan tekanan secara tiba-tiba di
dalam maupun di luar bejana.
4. Kerugian karena Kejatuhan Pesawat Terbang
Adalah kerugian/kerusakan yang timbul akibat Adalah kerugian/kerusakan yang timbul
akibat benturan fisik antara pesawat terbang atau segala sesuatu dari pesawat terbang
dengan harta benda atau kepentingan yang dipertanggungjawabkan atau dengan
bangunan yang berisikan harta benda dan atau kepentingan yang ditanggungkan.
5. Kerugian karena Kejatuhan Pesawat Terbang
Adalah kerugian/kerusakan yang timbul akibat benturan fisik antara pesawat terbang atau
segala sesuatu dari pesawat terbang dengan harta benda atau kepentingan yang
dipertanggungjawabkan atau dengan bangunan yang berisikan harta benda dan atau
kepentingan yang ditanggungkan.

B. Pengecualian
1. Risiko yang Dikecualikan
1. Secara langsung disebabkan oleh :
a. Kebakaran atau ledakan dari api yang timbul sendiri (self combustion) atau
hubungan arus pendek (short circuit) atau sifat dari barang itu sendiri
(inherentvice).
b. Pencurian dan atau kehilangan ada saat dan setelah terjadinya peristiwa yang
diasuransikan.

2. Secara langsung aatau tidak langsung disebabkan oleh atau akibat dari :
a. Kesengajaan tertanggung, kesengajaan pelayanan atau karyawan tertanggun atau
perbuatan yang disengaja oleh orang lain atas perintah tertanggung.
b. Kebakaran hutan, semak, alang-alang dan gambut.
c. Perang, penyerbuan aksi musuh asing, permusuhan atau kegiatan yang
menyerupai suasana perang dan sebagainya.
d. Reaksi nuklir termasuk tetapi tidak terbatas pada radiasi nukir, inonisasi, fusi, fisi
atau pencemaran radioaktif, tanpa memandang apakah itu terjadi di dalam atau di
luar bangunan utama dimana disimpan harta benda dan atau kepentingan yang
dipertanggungkan
e. Kerusuhan, pemogokan, tertabrak kendaraan, tanah longsor, genangan air, angin,
topan, badai, biaya pembersihan, kecuali bila ada penutupan perluasan jaminan
khusu untuk risiko-risiko tersebut.

2. Harta Benda dan Kepentingan yang Dikecualikan


a. Barang-barang orang lain yang disimpan dan atau dititipkan atas dasar kepercayaan
atau atas dasar komisi.
b. Logam mulia, perhiasan, batu permata atau batu mulia,
c. Barang antic atau barang seni,
d. Segala macam naskah, rencana, gambar atau disain, pola, model atau tuangan dan
cetakan
e. Efek, obligasi, saham atau segala macam surat berharga dan dokumen, perangko,
materai dan pita cukai, yang kertas dan uang logam,buku-buku usaha dan catatan
catatan system computer.

C. Syarat Umum
1. Pembayaran Premi
Mengenai kewajiban tertanggung untuk menyelesaikan pembayaran premi
asuransi kepada penanggung berlaku ketentuan sebagai berikut :
 Menyimpang dari pasal 257 KUHD (“Perjanjian pertanggung ada seketika setelah hal
itu ditiadakan, hak dan kewajiban kedua belah pihak dari penanggung dan dari
tertanggung berjalan mulai saat itu, malahan sebelum polis ditanda tangani”) tanpa
mengurangi ketentuan yang diatur dalam titik 2 dibawah, maka adalah merupakan
prasyarat dari tanggung jawab Penanggung atas risiko yang diasuransikan, yaitu
bahwa premi yang terhutang harus dibayar lunas dan secara nyata telah diterima
seluruhnya oleh pihak penanggung.
 Apabila jumlah premi yang sudah dtentukan tidak dibayar sesuai dengan cara dan
jangka waktu yang ditentukan pada titik 1 diatas, maka polis menjadi batal dengan
sendirinya.

2. Pertanggungan Lain
Bila harta benda dan atau kepentingan yang diasuransikan sudah atau akan
disuransikan pada jenis atau lembaga asuransi yang lain, maka berlaku ketentuan
sebagai berikut: Pada waktu perjanjian pertanggungan dibuat Tertanggung harus
memberitahukan kepada penanggung segala pertanggungan lain atas harta benda dan
atau kepentingan yang sama. Sebaliknya jika kemudian Tertanggung juga menutup
pertanggungan lain atas harta benda dan atau kepentingan yang sama, hal itupun
wajib diberitahukan kepada Penanggung.
4. Perubahan Risiko
- Ada perubahan atau perombakan fisik atas harta benda yang dipertanggungkan
- Ada perubahan tempat dimana harta benda yang dipertanggungkan disimpan
- Sebagian atau seluruhnya harta benda yang dipertanggungkan dipergunakan untuk
keperluan lain
- Jika ada barang lain juga disimpan ditempat yang sama dengan tempat
penyimpanan harta benda yang dipertanggungkan.
5. Pindah Tempat dan Pindah Tangan
Apabila yang dipertanggungkan adalah perabot rumah tangga atau barangbarang lain,
maka jika barang-barang tersbut dipindahkan keruangan lain atau kelantai lain atau ke
tempat atau bangunan lain, selain yang disebutkan dalam polis pertanggungan ini menjadi
tidak berlaku, kecuali bila penanggung sebelumnya sudah menyetujui hal tersebut dan
mencantumkan persetujuan tersebut dalam lampiran polis.
6. Kewajiban Tertanggung dalam Hal terjadi Kerugian atau Kerusakan
Tertanggung sesudah mengetahui atau pada waktu ia dianggap seharusnya sudah
mengetahui adanya kerugian atau kerusakan atas harta benda dan kepentingan yang
dipertanggungkan , maka ia harus :
 Segera memberitahukan hal itu kepada Penanggung
 Selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender memberikan keterangan
tertulis yang memuat hal-hal ikhwal yang diktahuinya tentang kerugian atau
kerusakan itu dan jika keadaan memungkinkan hendaknya surat keterangan tersebut
disertai dengan pemberitahuan tentang segala sesuatu yang terbakar, musnah, hilang
atau rusak dan terselamatkan serta sebab-sebab kerugian atau kerusakan sepanjang
yang diketahuinya atau menurut dugaannya.
Disamping itu pada waktu terjadi kerugian atau kerusakan (peril) tertanggung
wajib:
a. Berusaha sedapat mungkin menyelamatkan diri dan menjaga harta benda dan atau
kepentingan yang dipertanggungkan serta mengijinkan orang lain menyelamatkan dan
menjaga harta benda dan atau kepentingan yang bersangkutan.
b. Memberikan bantuan sepenuhnya kepada Penanggung atau wakilnya atau pihak lain
yang ditujuknya untuk melakukan penelitian atas kerugian atau kerusakan yang terjadi.
c. Menjaga keselamatan harta benda atau kepentingan yang dipertanggungkan yang masih
bernilai. Apabila ketentuan-ketentuan tersebut diatas tidak dipenuhi oleh tertanggung,
maka segala hak atas ganti rugi menjadi hilang.

6. Laporan Kerugian
Dalam menuntut ganti rugi berdasarkan pertanggungan ini, maka Tertanggung
harus melakukan pada hal-hal sebagai berikut :
a. Mengisi formulir laporan klaim yang disediakan oleh Penanggung dan setelah diisi
lengkap diserahkan kembali kepada Penanggung.
b. Menyerahkan Polis beserta berita acara laporan kerugian atau surat keterangan
mengenai peristiwa tersebut dari Kepala Desa atau Kepala Kelurahan atau Kepala
Kepolisian Sektor Setempat
c. Menyerahkan laporan rinci dan selengkap mungkin tentang hal ihwal yang menurut
pengetahuannya menyebabkan kerugian atau kerusakan tersebut.
d. Memberikan segala keterangan dan bukti lain yang wajar dan patut , yang diminta
oleh Penanggung.

7. Perhitungan ganti Rugi


Cara menghitung besarnya kerugian dilakukan dengan jalan membandingkan harga
sesaat sebelum dengan sesaat setelah terjadinya kerugian atau kerusakan, yang kemudian
diambil rata-ratanya. Jika dari barang harta benda/barang yang rusak masih ada sisa,
maka harga barang sisa (tidak ikut rusak) diperhitungkan pada jumlah ganti rugi.Dengan
demikian besarnya nilai ganti yang dapat diterima oleh Tertanggung hanya sebesa jumlah
nilai kerugian yang sebenarnya (prinsip indemnitas).

8. Kerugian atas Barang


Apabila yang terkena kerugian atau kerusakan tersebut adalah barang bergerak, Tertanggung
wajib dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender sejak terjadinya kerugian atau kerusakan
tersebut memberikan :
 Dalam hal yang menderita kerugian/kerusakan perabot rumah tangga; daftar
pemberitahuan nama barang dan taksiran harga barang yang diuraikan secara rinci satu
demi satu, sesuai dengan harganya pada saat sebelum terjadinya kerugian atau kerusakan
dan daftar pemberitahuan khusus tentang sisa barang tersebut
(yang tidak ikut rusak).
 Dalam hal yang menderita kerugian / kerusakan bahan-bahan dan barang-barang
dagangan; daftar khusus yang berisi penilaian tentang segala sesuatu yang ada pada saat
sebelum terjadinya peristiwa terjadinya kerugian atau kerusakan dan daftar khusus
tentang sisanya.
 Buku-buku, catatan administrasi dan surat terkait jika dikehendaki oleh Penanggung;
kalau semuanya itu tidak ada dapat diganti dengan faktur-faktur , catatan atau daftar yang
dapat membuktikan adanya harta benda yang terkena kerugian tersebut.

9. Ganti Rugi Pertanggungan Rangkap


Menyimpang dari ketentuan Pasal 277 ayat 1 KUHD (Bila berbagai pertanggungan
diadakan dengan itikad baik terhadap satu orang saja, dan dengan yang pertama ditanggung
nilai yang penuh, hanya inilah yang berlaku dan penanggung berikut dibebaskan) dalam hal
terjadi kerugian atau kerusakan atas harta benda dan atau keentingan yang sudah dijaminkan
pula oleh satu atau lebih pertanggungan yang lain dan julah itu lebih dari harga harta benda
atau kepntingan yang dimaksud, maka jumlah nilai yang telah dipertanggungkan dengan
polis yang dimaksud dianggap berkurang menurut perbandingan antara jumlah segala
pertanggungan dengan harga yang dipertanggungkan, tetapi premi tidak dikurangi atau
dikembalikan
10. Pertanggungan di Bawah Harga
Jika pada saat terjadinya kerugian atau kerusakan oleh bahaya yang dijamin dengan
pertanggungan ini, ternyata harga keseluruhan harta benda yang dipertanggungkan lebih
besar dari jumlah nilai pertanggungan , maka tertanggung dianggap sebagai penanggungny
sendiri (Co-Insuler) atas selisihnya dan menanggung kerugian secara proporsional.

11. Laporan Tidak Benar


Apabila tidak terbukti bahwa Tertanggung dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan dari trsansaksi pertanggungan ini, yaitu bahwa dalam membuat laporan kerugian
dengan sengaja :
a. Memperbesar jumlah kerugian yang diderita
b. Memberitahukan barang-barang yang sebetulnya tidak ada sebagai barang yang
ada pada saat terjadinya peril dan menyatakan bahwa barang-barang tersebut musnah
c. Menyembunyikan barang-barang yang terselamatkan atau barang-barang sisanya
dan menyatakan sebagai barang-barang yang ikut musnah.
d. Mempergunakan surat atau bukti palsu , dusta atau tipuan
e. Melakukan atau menyuruh melakukan tindakan-tindakan yang meimbulkan kerugian atau
kerusakan terhadap harta benda yang dipertanggungkan
f. Melakukan kesalahan atau kelalaian yang sangat melampaui batas, sehingga
menimbulkan kerugian dan atau kerusakan terhadap harta benda dan atau kepentingan
yang dipertanggungkan. Maka tertanggung tidak berhak memperoleh ganti rugi.
12. Taksiran Harga dalam Hal Kerugian
Pada prinsipnya taksiran harga terhadap harta benda dan atau kepentingan yang
menderita kerugian atau kerusakan didasarkan atas harga yang sebenarnya dari harta benda
yang dipertanggungkan pada saat terjadinya kerugian atau kerusakan, tanpa ditambah unsur
laba sedikitpun.
13. Biaya yang Mendapatkan Penggantian
Tertanggung disamping mendapatkan ganti rugi atas kerugian dan atau kerusakan hatta
benda dan atau kepentingan ang dipertanggungkan, juga bias mendapatkan penggantian atas
biaya-biaya yang telah dikeluarkan berkaitan dengan terjadinya peril atas harta benda dan
atau kepentingan tersebut, yaitu mencakup :
 Dalam hal terjadi kerugian uang jasa, biaya para juru taksir dan ahli yang ditunjuk
oleh Penanggung , dibayar oleh penanggung. Jadi apabila Tertanggung sudah
mengeluarkan biaya untuk itu, ia akan mendapatkan penggantian dari Penanggung.
 Biaya yang wajar yang dikeluarkan oleh Tertanggung guna mencegah atau mengurangi
kerugian atau kerusakan.

14. Sisa Barang


Bila terjadi peril tetapi tidak seluruh harta benda dan atau kepentingan itu rusak atau
musnah , maka:
a. Bila terjadi kerugian atau kerusakan sisa barang, jika ada, tetap menjadi tanggung jawab
Tertanggung
b. Penanggung berhak meminta agar Tertanggung menyimpan seluruhnya atau sebagian sisa
barang yang tidak rusak.
c. Tindakan dari Penanggung dan permintaan menyimpan sisa barang sebagaimana tersebut
diatas sejali-kali tidak dianggap sebagai pengakuan tanggung jawab atas barang sisa
tersebut
.
15. Pembayaran Klaim
Bila telah terjadi kesepakatan antara Penanggung dan Tertanggung atau menyelesaikan
pembayaran klaim tersebut paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak kesepakatan
atau kepastian tersebut.

16. Prinsip Subrogasi


Hak Penanggung untuk mengganti kedudukan Tertanggung berkaitan dengan
haknya terhadap pihak ketiga disebut “Hak Sugrogasi” . Hak Sugrogasi tersebut
berlaku secara otomatis, tanpa memerlukan suatu surat kuasa khusus dari
Tertanggung. Selanjutnya Tertanggung tetap bertanggung jawab atas setiap perbuatannya
yang mungkin dapat merugikan hak Penanggung terhadap pihak ketiga tersebut. Kelalaian
Tertangung dalam melaksanakan kewajiban ini dapat menghilangkan atau
mengurangi Tertanggung untuk mendapatkan ganti rugi.

17. Pemulihan Jumlah Pertanggungan

Setelah terjadi kerugian atau kerusakan pada harta benda dan atau kepentingan yang
dupertanggungkan, maka jumlah ertanggungan menjadi berurang sebesar kerugian tersebut.
Tetapi, setetlah pemulihan kerugian atau kerusakan tersebut, Tertanggung dapat meminta
pemulihan jumla pertanggungan dengan membayar premi tambahan, yang dihitung secara
prorate untuk sisa jangka waktu pertanggunga, Namun demikian Penanggung berhak
menolak pemintaan tersebut.
18. Hilangnya Hak Mendapatkan ganti Rugi
Tertanggung bisa kehilangan hak untuk mendapatkan ganti rugi dengan sendirinya apabila
:
a. Tidak dapat memenuhi kewajiban yang ditentukan dalam polis
b. Tidak mengajukan tuntutan untk mendapatkan ganti rugi dalam waktu 12 bulan
c. Tidak mengajuka keberatan atau menempuh upaya penyelesaiab memalui arbitrase atau
upaya hukum lainnya dalam waktu 6 (bulan) sejak Penanggung memberitahukan secara
tertulis bahwa Tertanggung tidak berhak mendapatkan ganti rugi.

19. Perhentian Pertanggungan


Pemberitahuan penghentian harus dilakukan secara tertulis, yang dikirimkan
melalui pos tercatat oleh pihak yang menghendaki pengehntian pertanggungan
terhadap pihak lainnya dialamat terakhir yang diketahui. Dan Penanggung terbebas
dari segala kewajiban berdasarkan polis yang telah dibuat 3 (tiga) kali 24 (dua puluh
empat) jam terhitung sejak tanggal pengiriman surat pemberitahuan tersebut , pada pukul
12.00 siang waktu setempat.

20. Pengembalian Premi


Tertanggung tidak berhak untuk mendapatkan premi yang telah dibayarkan
kepada Penanggung, kecuali :
a. Bila terjadi perubahan atau perombakan atas harta benda, sehingga resikonya menjadi
berubah dan penanggung menolak meneruskan pertanggungan, maka premi yang sudah
dibayar untuk jangka waktu yang belum habis harus dikembalikan kepada Tertanggung
secara prorate.
b. Bila harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan pindah tangan, baik karena
perseutujuan maupun karena tertanggung meninggal meninggal dunia dan Penanggung
menolak meneruskan pertanggungan, maka premi yang sudah dibayar untuk jangka
waktu yang belum habis harus dikembalikan kepada Tertanggung secara prorate.
c. Bila Penanggung membatalkan pertanggungan, maka ia wajib mengembalikan premi
ntuk jangka waktu yang belum habis secara prorate.

21. Penyelesaian Perselisihan


Bila terjadi perselisihan antara Penanggung dan Tertanggung mengenai polis yang telah
dibuat, kedua belah pihak bebas memilih upaya hukum untuk mnyelesaikan perselisihan
tersebut. Sedang perselisihan mengenai besarnya nilai kergian atau kerugian atau
kerusakan harus diselesaikan melalui arbitrase, yang pelaksanaannya diatur sebagai
berikut:
1. Kedua belah pihak secara musyawarah menunjuk seorang arbitrer, dan maksud itu
disampaikan secara tertulis oleh yang bersangkutan kepada pihak lainnya.
2. Apabila penujukan seorang arbitrer tidak terlaksana, maka dalam tempo 15 (lima belas)
hari) kalender, masing-masing pihak menujuk seorang arbitrer dan kedua Arbitrer
tersebut menunjuk seorang Arbitrer Ketiga.
3. Apabila penujunkan sebagaimana cara no 2 tidak terlaksana dalam 60 (enam puluh) hari
kalender sejak diterimanya permintaan tersebut, maka pihak yang lebih siap dapat
mengajukan permohonan kepada Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia untuk
menunjuk dan mengangkat 3 (tiga) orang Arbitrer , yang salah seorang diantaranya
bertindak sebagai Ketua Majelis Arbitrase
4. Kematian salah satu pihak yang bersengketa tidak mempengaruhi wewenang atau kuasa
yang diberikan kepada Arbitrer. Dalam hal yang meninggal seorang Arbitrer, maka
penggantinya ditunjuk oleh pihak yang menunjukan Arbitrer yang meninggal dunia
tersebut.
5. Hak, kewajiban dan tanggung jawab serta tata cara persidangan arbitrase ditetapkan oleh
para arbitrer dan didasarkan kepada peraturan perundangundangan yang berlaku.

22. Lain-lain
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkn berkaitan dengan pertanggungan
mengenai kebakran maka Dewan Asuransi Indonesia menetapkan :
1. Apabila terdapat perbedaan pada naskah yang tertea pada polis masing-masing
perusahaan asurasi (Penanggung) dengan yang telah diedarkkan melalui Surat Keputusan
Pengurus Dewan Asuransi Indonesia kepada segenap anggota Dewan Asuransi Indonesia
Sektor Kerugianm yang aslinya disimpan di kantor Sekretariat Jenderal Dewan Asuransi
Indonesia
2. Untuk hal-hal yang belum cukup diatur dalam persetujuan pertanggungan kebakaran,
berlaku ketentuan dari Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.

D. Klausula Kewajiban Tertanggung


1. Kewajiban yang Berkaitan dengan Kepemilikan dan Pengelolaan Gudang
1. Mengenai Kepemilikan Bangunan/Gudang:
Bangunan/Gudang yang disebutkan dalam polis adalah milik Tertangung atau
disewa langsungoleh Tertanggung dari pemilim gudang/bangunan tersbut dan tidak
akan dipindahkan kepemilikannya atau diseawakan ulang, baik sebagian maupun
seluruhnya kepada pihak lain / pihak ketiga sebelum diberitahukan secara tertulis dan
disetujui secara tertuli pula oleh Penanggung.
2. Mengenal Kepemilikan Barang-barang yang Disimpan didalamnya:
Barang-barang yang disimpan didalam bangunan/gudang yag disebutkan
dalam polis sepenuhnya adalah milik Tetanggung sediri dan tidak terdapat barang-
barang titipan (untuk disimpan dalam bangunan/gudag termaksud) milik orang lain,
siapapun mereka, sebelum diberitahukan kepada dan disetujui secara tertulis oleh
Penanggung. Barang-barang yang telah dijual yang karena kelazimannya atau
dibenarkan daam kontrak jula beli masih berada dalam bangunan/gudang karena
belum.
3. Mengenai Pengelolaan Gudang
Pengelolaan bangunan/gudang dan barang-barang yang ditimbun didalamnya
dilakukan oleh dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari Tetanggung dan dilarang
adanya penyertaan pihak lain siapapun mereka dalam pengelolaan bangunan/gedung
tersebut sebelum diberitahukan secara tertulis kepasa dan disetujui secara tertulis oleh
penanggung.

2. Mengenai Penyimpanan Barang-barang Berbahaya terhadap Api


1. Cat : 600 liter
2. Minyak mineral atau cairan-cairan lainnya yang dapat menguap dan dapat
menyala dengan percikan api pada titik nyala (flashpoint) 93 Celcius (200 Fahrenheit)
atau lebih : 400 liter
3. Minyak tanah (kerosene) atau cairan-cairan lainnya yang dapat menguap dan dapat
menyala dengan percikan api pada titik nyala (flashpoint) 38 Celcius (100 Fahrenheit)
atau lebih : 200 Liter
4. Bensin (petrol) atau cairan-cairan lainnya yang dapat menguap dan dapat menyala dengan
percikan api pada titik nyala (flashpoint) dibwah 38 celcius (100 Fahrenheit) : 30 liter
5. Korek api : 30 Kg atau 4 peti karton,yang mana yang lebih banyak.
6. Petasan : 30 Kg atau 4 peti karton, yang mana yang lebih banyak. Apabila tertanggung
melakukan penyimpangan atas ketentuan-ketentuan dan atau persyaratan tersebut
diatas, maka serta merta polis/persetujuan pertanggungan menjadi batal tanpa
adanya pemebritahuan dahulu oleh Penanggung dan tanpa pengembalian premi.

E. Endorsemen
1. Endorsemen Kerusuhan
Endorsemen kerusuhan adalah perluasan terhadap risiko yang dapat dijamin,
yaitu risiko yang timbul sebagai akibat terjadinya kerusuhan, yang selama ini
dikatagorikan sebagai risiko yang dikecualikan, yang kemudian lebih dikenal dengan
istilah “Kalusula 4.1A” Apabila Tertanggung menghendaki/menyetujui endorsemen ini,
makaendorsemen menjadi melekat dan meruakan bagian yang tak terpisahkan dari
polis(pertanggungan) standar yang dibuat.
1. Perluasan Jaminan
 Kerusuhan adalah tindakan suatu kelompok orang (minimal) sebanayk 12 orang yang
dalam melaksanaka seuatu tujuan bersama menimbulkan suasana gangguna ketertiban
umum dengan jegaduhan dan penggunaan kekerasan serta pengrusakan harta benda oang
lain, yang belum dianggap sebagai huru-hara.
 Pemogokan adalah tindakan pengrusakan yang disengaja oleh sekelompk pekerja
(minimal) sebnayk 12 orang pekerja atau separuh dari jumah kekerja (dalam hal jumlah
seluruh pekerja kurang dari 24 orang) , yang menilak bekerja sebagaimana biasanya,
dalam usaha untuk memaksa majikan memenuhi tuntutan dari pekerja atau dalam
melakukan protes terhadap peraturan atau persyaratan kerja yang diberlakukan majikan.
 Penghalangan Bekerja adalah tindakan pengrusakan yang sengaja dilakukan oleh
sekelompok pekerja (minimal) 12 orang atau searah dari jumlah pekerja (dalam hal ini
jumlah pekerja kurang dari 24 orang) akibat dari adanya oekerja yang diberhentikan atau
dihalangi bekerja oleh majikan
 . Perbuatan jahat adalah tindakan seseorang yang dengan sengaja merusak harta benda
orang lain karena demam, dengki, amarah atau vandalisitis, kecuali tindakan yang
dilakukan oleh seseorang yang brada dibawah pengawasan atau atas perintah orang yang
menguasai harta benda tersebut atau oleh pencuri/perampok/penjarah.
 Pencegahan adalah tindakan pihak yang berwenang dalam usaha menghalangi ,
menghentikan atau mengurangi dampak/akibat dari risiko yang erjadi karena kerusuhan,
pemogokan, penghalangan bekerja dan pencegahan.
 Penjarahan yang terjadi selama kerusuhan.

2. Risiko yang Dikecualikan


1. Salah satu atau lebih risiko karena : Huru-hara, Pembangkitan Rakyat, Pengambilalihan
Kekuasaaan, Pemberontakan, Kekuatan Militer, Invasi, Perang Saudara, Perang dan
Permusuhan, Makar, Terorisme, Sabotase atau penjarahan ( Kecuali Penjarahan yang
Terjadi selama Kerusuhan) Dalam suatu tuntutan, gugatan atau perkara lainnya,
dimana Penanggung menyatakan bahwa suatu kerugian atau kerusakan secara
langsung atau tidak langsung disebabkan oleh datuatau lebih risiko yang dikecualikan
tersebut atas, maka merupakan kewajiban Tertanggung untuk membuktikan sebaliknya
bila ia tidak sependapat.
2. Penghentian selurub atau sebagian dari pekerjaan atau perlambatan atau gangguan atau
penghentian suatu proses atau kegiatan.
3. Kehilangan hak secara tetap atau sementara karena penyitaan, pinjam paksa atau
pengambilalihan oleh pejabat yang berwenang atau ditempati secara tidak syah atau
melawan hukum oleh seseorang,
4. Gangguan usaha ata segala macam kerugian dalam wujud atau bentuk
apapun yang sifatnya konsekuensial.

3. Potongan Klaim atau Risiko Sendiri


Dalam hal ini terjadi kalim atas rsiko yang menurut ketentuan endosemen
ini, tidak semua jumlah nilai ganti rugi yang distujui dibayar oleh Penaggung. Dalam
endorsemen ini, Tetanggung harus ikut menanggung sendiri (coinsurance) sebagian dari
kerugian yang terjadi, ia akan ikut memikul kerugian sebesar 15% dari jumlah nilai ganti
rugi yang disetujui, dengan jumlah minimum Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) atau
sesuai dengan hasil kesepakatan antara Tertanggung dan Penanggung.
1. Pembatalan Endorsemen
Endosemen dapat dibatalkan setiap saat oleh penanggung dengan pemberitahuan secara
tertulis melalui surat tercatat, Facsimile, Telex atau
Telegram kepada Tertanggung di alamat terkahir yang ia ketahui. Penanggung bebas dari
segala kewajiban berdasarkan endosemen ini sejak 3 kali 24 jam terhitung mulai tanggal
pengiriman surat pemberitahuan tersebut pukul 12.00 siang waktu setempat , yaitu tempat
dimana obyek pertanggungan berada. Akibat dari pembatalan endosemen oleh Penanggung ,
maka Penanggung wajib mengembalikan premi tambahanannya untuk jangka waktu yang
belum habis secara prorata.

2. Endorsemen Huru-hara
Huru-hara yang dimaksud disini adalah peristiwa-peristiwa yang dalam bahasa inggris
disebu t: riot, strike and civil commotions (RSCC). Endorsemen huru-hara adalah
perluasan jaminan yang mencakup risiko yang itmbu karena terjadi huru-hara, yang
dalam pertanggungan yang standart termasuk dalam risiko yang dikecualikan (tidak
dijamin).
2. Risiko yang Dikecualikan
1. Penghentian seluruh atau sebagian dari pekerjaan atau perlambatan atau gangguan atau
penghentian suatu proses atau kegiatan.
2. Kehilangan hak secara tetap atau sementara karena penyitaan , pinjam paksa atau
pengambilalihan oleh pejabat yang berwenang atau ditempati secara tidak sah atau
melawan hukum oleh seseorang.
3. Gangguan usaha atau segala macam kerugian dalam wujud atau bentuk apapun yang
sifatnya konsekuensial.

3. Potongan Klaim atau Risiko Sendiri


 Untuk risiko-risiko karena kerusuhan, pemogokan, penghalangan bekerja dan penjarahan
yang terjadi selama kerusuhan, termasuk risiko pencegahan yang terkait dengannya atas
setiap klaim yang dijamin menurut ketentuan endorsemen ini, Tertanggung akan meikul
sebesar 15% dari jumlah ganti rugi yang disetujui, degan jumlah minimum Rp
10.000.000 (sepuluh juta rupiah) atau sesuai dengan persetujuan antara tertanggung dan
Penanggung ada saat penutupan endorsemen kontrak pertanggungan.
 Untuk risiko-risiko karena terorisme, sabotase, huru-hara, pe,bangkitan rakyat tanpa
penggunaan senjata api, maker dan penjarahan yang terjadi selama huru-hara, termasuk
risiko pencegahan yang yang terkait dengan risiko-risiko tersebut, atas setiap klaim yang
dijamin menurut ketentuan endorsemen ini, Tetanggung akan ikut memikul sebesar 25%
dari jumlah ganti rugi yang disetujui, dengan jumlah minimum Rp. 100.000.000
(seratus juta rupiah) atau sesuai dengan persetujuan antara Tertanggung dan Penanggung
pada ssat penutupan endorsemen kontrak pertanggungan
.
4. Pembatalan Endorsemen
Penanggung setiap saat dapat membatalkan endorsemen ini, dengan cara mengirimkan
pemberitahuan secara tertulis melalui surat tercatat, facsimile, telex atau telegram kepada
yang tertanggung ke alamat yang terakhir diketahuinya. Selanjutnya Penanggung bebas
bebas dari segala kewajiban berdasarkan endorsemen ini setelah 3 kali 24 jam terhitung
sejak tanggal pengiriman pemberitahuan terulis tersebut, pukul 12.00 siang, waktu setempat,
dimana obyek pertanggungan berada.

Anda mungkin juga menyukai