PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I
“UJI SENSITIVITAS BAKTERI TERHADAP ANTIBIOTIKA”
Disusun oleh:
Kelas E
Kelompok 2
Aristia Dian Pertiwi M. (2016210027)
Bagas Setyonugroho (2016210037)
Chitra Artha Wati (2016210045)
Daniel Immanuel (2016210054)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
METODOLOGI PENELITIAN
Alat :
1. Pipet steril
2. Tabung reaksi steril
3. Cawan petri steril
4. Ohp pen
5. Kertas cakram
6. Pinset
7. Jarum Ose
8. Lampu spiritus
Bahan:
No. Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Dosis 100 50 25 12,5 6,25 3,125 1,56 0,78 0,39 0,195
Antibiotika 25 125 0625 3125
Pertumbuhan - - - - - - - - + +
Bakteri
Keterangan:
Nama Antibiotika: Oksitetrasiklin
Bakteri Uji : Staphylococcus aureus
Keterangan:
Berdasarkan hasil percobaan tersebut diatas, maka bakteri uji Klebsiella pneumoniae
bersifat Peka terhadap antibiotika Streptomycin.
Keterangan :
Nama Antibiotik : Streptomycin
Bakteri Uji : Klebsiella pneumonia
4.2 PEMBAHASAN
ARISTIA DIAN N P.M. (2016210027)
a. Setiap jenis antibiotik memiliki tingkat kepekaan atau sensitivitas yang berbeda-
beda terhadap setiap bakteri uji. Contohnya antibiotik Streptomycin ketika diuji
pada bakteri Klebsiella pneumonia, bakteri ini memiliki kemampuan menjadi
peka, hal ini karena suatu faktor yang memang sudah ada pada mikroorganisme
tersebut sebelumnya.
b. Sesuai hasil pengamatan, dengan menggunakan cara dilusi (pengenceran kaldu
pepton), terlihat bahwa bakteri Klebsiella pneumonia bersifat sedikit peka
terhadap antibiotika Streptomycin. Hal ini disebabkan dari hasil konsentrasi
hambat minimum (KHM) bakteri tersebut adalah 12,5 µg/mL.
5.1 KESIMPULAN
Dari percobaan difusi agar yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa
bakteri Klebsiella pneumoniae peka terhadap antibiotika Streptomycin, namun sedikit
peka ketika diuji dengan metode penipisan seri agar lempeng. Dan dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi dosis antibiotik yang diberikan, maka diameter daerah hambat
yang diperoleh semakin besar.
5.2 SARAN
Adapun saran yang dapat saya disampaikan adalah :
1. Hendaknya berhati-hati dalam memilih jenis antibiotika, terutama jika dipakai
untuk pengobatan. Hal itu disebabkan tidak semua antibiotika baik sebagai zat
kemoterapeutik. Suatu antibiotik dapat digunakan untuk kemoterapeutik bila
toksisitasnya selektif, artinya dapat menghambat mikroorganisme tetapi tidak
beracun bagi inangnya.
2. Perlu dikembangkan antibiotik yang baru dan berbeda unruk menggantikan
antibiotika yang sudah tidak efektif lagi karena adanya resistensi pada
mikroorganisme terhadap antibiotika tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Alke Rumimpunu. 2012. Pola Bakteri Aerob Dan Uji Kepekaan Terhadap Antibiotika Pada
Penderita Otitis Media Di Poliklinik Tht-Kl Blu Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Periode Desember 2012 – Januari 2013. Universitas Sam Ratulangi. Manado.
(http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/
ebiomedik/article/download/3860/3375).