Anda di halaman 1dari 7

Nama : Agustina Nikmatus Solichah (SELI)

Kelas : 11 ipa 1

Absen : 07
A. PENGERTIAN MUAMALAH

Secara bahasa, muamalah diartikan saling bertindak, saling berbuat dan saling
mengamalkan. Secara istilah, muamalah mempunyai arti aturan-aturan (hukum-hukum) Allah
swt. Untuk mengatur manusia dalam urusan duniawi tentang pergaulan sosial. Sedangkan dalam
istilah fiqih, muamalah diartikan sebagai tukar menukar barang atau sesuatu yang memberi
manfaat dengan cara yang ditentukan. Contoh hal muamalah adalah jual beli, sewa menyewa,
upah mengupah, pinjam meminjam, urusan bercocok tanam, berserikat, dan lain-lain.

Hal-hal yang dilarang dalam melakukan muamalah :

• Mempergunakan cara-cara yang batil


• Melakukan kegiatan riba
• Dengan cara-cara zalim (aniaya)
• Memepermainkan takaran, timbangan, kualitas, dan kehalalan
• Dengan cara-cara spekulasi/berjudi
• Melakukan transaksi jual-beli barang haram

B. MACAM-MACAM MUAMALAH

1. Jual beli
Yaitu menukar suatu barang dengan barangang lain dengan cara yag tertentu (akad).
Islam melarang praktik riba. Sesuai dengan firman Allah swt (QA Al-Baqarah/2 : 275).
A. Syarat jual beli
➢ Syarat bagi penjual dan pembeli
a. Sudah balig
b. Berakal sehat
c. Atas kehendak sendiri dan bukan dipaksa orang lain.
➢ Syarat objek jual beli
a. Objek jual beli harus halal, suci, bermanfaat, bisa diserahterimakan, dan
merupakan milik penuh salah satu pihak.
b. Mengetahui objek yang diperjualbelikan dan juga pembayarannya.
➢ Syarat ijab qabul
a. Ada pernyatan ijab atau penawaran dari penjual.
b. Ada pernyataan qabul atau penerimaan dari pembeli.
c. Dilakukan suka sama suka
B. Khiyar
Khiyar adalah boleh memilih untuk meneruskan kesepakatan (akad) jual beli atau
membatalkannya. Jika sudah menyimpang dari kesepakatan awal.
Macam-macam khiyar :
a. Khiyar majelis, berlangsung selama penjual dan pembeli masih tetap di
tempat jual beli.
b. Khiyar syarat, setelah mempertimbangkan satu atau dua hari. Setelah hari
yang ditentukan tiba maka jual beli harus ditegaskan untuk melanjutkan
atau dibatalkan. Masa khiyar syarat selambat-lambatnya tiga haris tiga
malam.
c. Khiyar aib (cacat), si pembeli boleh mengembalikan barang yang
dibelinya, apabila barang tersebut diketahui ada cacatnya sehingga dapat
mengurangi kualitas atau nilai barang tersebut, namun hendaknya
dilakukan sesegera mungkin.
C. Riba
Riba adalah menetapkan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman saat
pengembalian berdasarkan presetase tertentu dari jumlah pinjaman pokok, yang
dibebankan kepada peminjam atau nilai lebih atas oenukaran barang.
Cara menghindari riba :
a. Timbangannya harus sama
b. Dilakukan serah terima pada saat jual beli
c. Dilakukan secara tunai

Macam-macam riba :

a. Riba fadl, tukar menukar dua barang tang sama jenisnya dengan kualitas
berbeda yang disyaratkan oleh orang yang menukarkan atau berat
timbangannya tidak sama.
b. Riba yad, berpisah dari tempat sebelum ditimbang dan diterima,
maksudnya, orang yang membeli suatu barang, kemudian sebelum ia
menerima barang tersebut dari si penjual, pembeli menjualnya kepada
orang lain.
c. Riba nasi’ah, riba yang dikenakan kepada orang yang berhutang
disebabkan memperhitungkan waktu yang ditangguhkan.
d. Riba qard, meminjamkan sesuatu dengan syarat ada keuntungan atau
tambahan bagi orang yang meminjami/mempiutangi.
2. Utang-piutang (Ariyah)
Utang piutang adalah menyerahkan harta (uang) sebagai bentuk kasih sayang kepada
siapa saja yang akan memanfaatkannya dan akan dikembalikan berdasarkan kesepakatan
yang terlah disepakati.
Rukun utang piutang :
a. Muqrid (yang memberikan pinjaman
b. Mutarid (peminjam)
c. Qard (harta atau barang yang dipinjamkan)
d. Sigat (ijab qabul), syaratnya adalah:
• Orang yang melakukan akad harus balig dan berakal
• Ward harus berupa harta yang menurut syara’ boleh
digunakan/dikonsumsi
• Ijab qabul harus dilakukan dengan jelas
3. Sewa menyewa
Sewa menyewa adalah suatu perjanjian atau kesepakatan dimana penywa harus
membayarkan atau memberikan imbalan atau manfaat dari benda atau barang yang
dimiliki oleh pemilik barang yang dipinjamkan.
Rukun sewa menyewa adalah :
a. Aqid (orang yang akad)
b. Sigat akad
c. Ujrah (upah)
d. Manfaat

Syarat sah sewa menyewa adalah :

a. Kerelaan diri dua belah pihak yang melakukan akah ijarah


b. Mengetahui manfaat dengan sempurna barang yang akan diakadkan
c. Mengetahui kegunaan dari barang tersebut
d. Kemafaatan benda dibolehkan menurut syara’
e. Objek transaksi akad itu (barangnya) dapat dimanfaatkan kegunannya

C. SYIRKAH (PERSERIKATAN)

Syirkah adalah suatu akad yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam bentuk
kerjasam, baik dalam bidang modal maupun jasa antara pemilik modal dan pemilik jasa tertentu,
untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan.

Rukun syirkah adalah :

• Sigat, kemauan para pihat untuk kerjasama dalam menjalankan suatu kegiata usaha
• Orang (pihak yang mengadakan serikat) sudah dewasa (balig), sehat akalnya, dan atas
kehendaknya sendiri.
• Pokok pekerjaan (bidang usaha yang dijalankan), harus memiliki tujuan dan kerangka
kerja yang jelas serta dibenarkan menurut syara’

Syarat syirkah adalah :

• Mengumpulkan kata yang menunjukkan izin anggota yang berserikat kepada pihak yang
akan mengendalikan harta itu
• Anggota serikat saling mempercayai. Sebab masing-masing mereka adalah wakil dari
yang lainnya.
• Mencampurkan harta sehingga tidak dapat dibedakan hak masing-masing, baik berbentuk
mata uang atau yang ;ainnya
• Masing-masing pihak yang berserikat memiliki kewenangan melakukan tindakan hukum
atas nama persekutuan dengan pihak lain.
• Segala akibat dari tindakan tersebut, baik keuntungan maupun kerungian akan
ditanggung secara bersama-sama
• Sistem pembagian keuntungan harus ditetapkan secara jelas
• Sebelum dilakukan pembagian, seluruh keuntungan yg didapat menjadi milik bersama
Macam-macam syirkah :
1. Syirkah amlak/milk (hak milik) :
a. Syirkah milk jabr
b. Syirkah milk al-ikhtiyar
2. Syirkah uqud (transaksional/kontrak) :
a. Syirkah al-‘inan
b. Syirkah al-abdan
c. Syirkah al-mudarabah
d. Syirkah al-wujuh
e. Syirkah al-mufawadah
f. Musaqoh
g. Muzara’ah h. Mukhabarah

D. PERBANKAN

Yaitu menurut UU RI No. 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 adalah usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
gtaraf hidup rakyat banyak.

Macam-macam perbankan :

1. Bank konvensional

2. Bank syariah, berikut pelaksanaan bank syariah :

a. Mudarabah

b. Musyarakah

c. Wadi’ah

d. Qardul hasan

e. Murabahah

E. ASURANSI SYARIAH

Yaitu disebut pula takaful yang artinya saling memiliki resiko prinsip saling memikul
resiko sama halnya dengan saling tolong menolong dalam kebaikan sesuai dalam surah al-
Ma’idah/5 ayat 2 dimana dijelaskan tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa dan dilarang
tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Adapun perbedaan asuransi syariah dengan
asuransi konvensional :

Asuransi syariah Asuransi konvensional


Menggunakan prinsip transfer Tidak menggunakan prinsip
resiko yg tidak mampu dia transfer resiko
pikul kepada perusahaan
asuransi
Adanya jual beli atas resiko Mensyaratkan adanya sesuatu
kerugian yang belum pasti yang bersifat pasti
terjadi
Adanya dana hangus jika Tidak mengenal dana hangus
pesertas tidak melanjutkan
pembayaran permi ketika
ingin mengundurkan diri
sebelum jatuh tempo.

Anda mungkin juga menyukai