Anda di halaman 1dari 5

Soal 1 (Bobot 20%):

a) Menurut saudara/i apa yang diharapkan dari mahasiswa manajemen sehingga diwajibkan

mempelajari filsafat.

Jawab : karena dengan mempelajari filsafat mahasiswa semakin kritis dalam sikap

ilmiahnya dan dalam mengambil keputusan serta setelah mahasiswa lulus dan bekerja

mereka pasti berhadapan dengan berbagai masalah dalam pekerjaannya.

untuk memecahkan masalah tersebut diperlukan kemampuan berpikir kritis dalam

menganalisis berbagai hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi dan dapat berpikir secara
logis dan objektif.

b) Dalam definisi filsafat terdapat makna kebijaksanaan. Menurut saudara apakah

“bijaksana” identik atau sama dengan “pintar”. Jawaban disertai dengan penjelasan yang

logis dan rasional.

Jawab :

Menurut saya tidak identik. Mengapa? karena wilayah serta dimensi berfikirnya sudah

berbeda.bila kepintaran identik dengan keterampilan otak dalam berfikir maka

kecerdasan adalah kemampuan berfikir yang mulai melibatkan hati.itu sebab untuk

menjadi bijaksana seseorang perlu melibatkan hati dalam berfikir karena hati memiliki

scope-dimensi-cara pandang yang jauh lebih luas ketimbang otak,dan karena bijak itu

dilandasi kemampuan seseorang dalam berfikir cerdas.

Soal 2 (Bobot 20%) :

a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi.

Jawab : Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat sesuatu yang ada

sehingga sesuatu tersebut bisa dipercaya masyarakat. Aspek Ilmu pengetahuan

dalam hal ini ditentukan oleh metodis, sistematis (saling berkaitan), dan

rasional (berdasarkan fakta).

 Epistemologi adalah cabang ilmu filsafat yang membahas tentang ilmu


pengetahuan dari Sesuatu yang ada di dalam pendidikan. Epistemologi ini

mengarah pada pengetahuan atau teori ilmu pengetahuan.

 Aksiologi adalah Ilmu pengetahuan yang membahas hakikat nilai yang

ditinjau dari kefilsafatan. Inti aksiologi ada dua yaitu Etika (bersumber dari al

Qur'an dan Hadis) dan Estetika (doktrinnya dari agama). Contohnya, Apa

nilai yang terkandung dalam pendidikan tersebut.

b. Berikan penjelasan perbedaan ketiga unsur tersebut.

Jawab :

Ontologi membahas apa yang ingin diketahui mengenai teori tentang “ ada

dengan perkataan lain bagaimana hakikat obyek yang ditelaah sehingga

membuahkan pengetahuan. Epistemologi membahas tentang bagaimana proses

memperoleh pengetahuan. Dan aksiologi membahas tentang nilai yang berkaitan

dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Dengan membahas ketiga unsur

ini manusia akan mengerti apa hakikat ilmu itu. Tanpa hakikat ilmu yang sebenarnya,

maka manusia tidak akan dapat menghargai ilmu sebagaimana mestinya.

Soal 3 (Bobot 20%) :

Di dalam epistemology falsifikasi Karl Popper dikenal istilah metode induksi dan

metode deduksi yang diperkenalkan oleh Aristoteles.

a. Jelaskan perbedaan kedua metode tersebut.

Jawab :

1. Deduktif adalah bentuk penalaran logis yang berawal dari kasus yang

umum (universal) untuk menarik kesimpulan yang khusus (spesifik). Contoh: Alam ini

tidak abadi, bumi adalah alam. Jadi bumi tidak abadi. Kesimpulan bahwa bumi tidak abadi merupakan
hal yang khusus yang diambil dari pernyataan yang umum yaitu

“Alam ini tidak abadi” karena bumi merupakan bagian dari alam. Penalaran ini telah
membentuk silogisme karena adanya pertauatan dua buah pernyataan yang mendukung

untuk mencapai kesimpulan. Dua buah pernyataan itu disebut premis; yang pertama

disebut premis mayor dan yang ke dua disebut premis minor. Dan konklusi dari kedua

premis ini adalah “bumi tidak abadi” bersifat khusus.

2. Induktif adalah bentuk penalaran logis yang berawal dari kasus-kasus

yang khusus untuk menarik kesimpulan yang umum. Contoh: kita punya fakta bahwa

manusia punya mata, kucing punya mata, kerbau punya mata. Dari fakta itu kita

menarik kesimpulan bahwa “binatang mempunyai mata”.

b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan rasionalisme kritis

Jawab : Rasionalisme kritik adalah menghadapkan teori-teori pada fakta-fakta yang

dapat menunjukkan ketidakbenarannya satu-satunya cara yang tepat untuk

mengujinya dan juga satu-satunya cara yang menungkinkan ilmu pengetahuan bisa

berkembang terus menerus. Dan dengan adanya kemungkinan untuk menguji teori

tentang ketidakbenarannya berarti teori itu terbuka untuk di kritik.

Soal 4 (Bobot 20%) :

a. Apa yang dimaksud dengan teori kebenaran performatif dan berikan contoh.

Jawab :

Teori ini menyatakan bahwa kebenaran diputuskan atau dikemukakan oleh pemegang

otoritas tertentu.

Contoh: mengenai penetapan 1 Syawal. Sebagian muslim di Indonesia mengikuti

fatwa atau keputusan MUI atau pemerintah, sedangkan sebagian yang lain mengikuti

fatwa ulama tertentu atau organisasi tertentu.

b. Berikan penjelasan apa yang dimaksud dengan teori kebenaran konsensus dan berikan

contoh.

Jawab : Teori yang mengajarkan bahwa suatu teori ilmiah dianggap benar kalau
dapat disetujui oleh komunitas ilmuwan bidang yang bersangkutan sebagai benar.

Konsesus para ahli bidang yang bersangkutan de facto dalam praktik menjadi penentu

benar tidaknya suatu teori.

Contoh : Dalam ilmu astronomi, keunggulan kuantitatif tabel-tabel Rudolphine dan

Keppler dibandingkan dengan hitungan manual Ptolomeus merupakan faktor utama

dalam konversi para astronom kepada Copernicanisme.

Soal 5 (Bobot 20%) :

Berikan penjelasan secara singkat apa yang saudara pahami tentang

epistemologi revolusi scientifik Thomas Khun.

Jawab :

Pada fase normal science, paradigma yang mapan sudah tidak dilihat secara kritis.

Paradigma tersebut sudah dianggap benar begitu saja, taken for granted. Sampai

akhirnya, paradigma yang mapan ini digugat karena ada anomali dimana muncul masalah

atau pertanyaan-pertanyaan yang tidak sanggup lagi dijawab oleh paradigma lama.

Kamudian masuklah pada fase krisis.

Pada fase krisis, paradigma lama bertarung dengan paradigma baru. Jika paradigma baru

menang dan masyarakat ilmiah menyepakati kebenaran paradigma baru tersebut maka

lahirlah apa yang disebut sebagai revolusi saintifik dimana paradigma lama tergeser oleh

paradigma baru. Thomas Kuhn tidak melihat klaim objektivitas pengetahuan dari sisi

perkembangan pengetahuan itu sendiri. Kuhn melihat objektivitas pengetahuan dan keilmuan itu sendiri
di dalam perkembangan pengetahuan di dalam pertemuan

antarmanusia di dalam masyarakat. Sumber pertumbuhan dan pemekaran bukan saja dari

masalah-masalah internal pengetahuan, tetapi dari faktor-faktor sosial yang majemuk dan

dinamis. Akibatnya, tidak ada klaim objektivitas yang bersifat tunggal (kumulatif) di

dalam pengetahuan atau keilmuan.

Oleh karena itu, semestinya tidak ada ilmu normal yang bertahan terus apalagi menjadi
abadi karena pengetahuan atau ilmu selalu berada pada tuntutan dinamika sosial

kemanusiaan yang dinamis dan majemuk. Fase normal science cepat atau lambat, akan

mengalami anomali, krisis, dan akhirnya terjadilah revolusi dimana paradigma lama

digantikan oleh paradigma baru.

Anda mungkin juga menyukai