Anda di halaman 1dari 3

Nama : Padlian Nur

Nim : 1805115046
Kelas : PGSD B 2018
BAB 1 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI INTI
A. APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN STANDAR KOMPETENSI (SKL)?
Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan dan penguatan terhadap kurikulum sebelumnya, yaitu
kurikulum tingkat pendidikan (KTSP). Salah satu aspek yang disempurnakan dalam kurikulum
2013 adalah standar kompetensi lulusan (SKL).
SKL adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap,pengetahuan, dan keterampilan ( salinan Lampiran permendikbut No. 54 tahun 2013 ).
Selain itu SKL digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses,
standar sarana dan prasarana, standar penglolaan, dan standar pembiayaan.
SKL pada tiap jenjang, terdapat pula perbedaanya, yaitu terletak pada lingkup interaksnya, untuk
jenjang SD, lingkup interaksinya adalah interaksi secara efektif dengan lingkungan social dan
alam dilingkungan rumah,sekolah,dan tempat bermain. Perbedaan SKL ranah pengetahun
tampak pada jenis pengetahuan dan lingkup fenomena yang diamati atau dijadikan fokus kajian.
Jenis pengetahuan dipilih menjadi tiga, yaitu factual atau konseptual,prosedural dan metakogntif.
Pengetahun factual disebut juga dengan pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan yang
memuat informas-informasi yang bersifat factual ( Marzona 1988 ).
Pengetahuan prosedural memuat sejumlah informasi tentang bagian suatu aktivitas dilakukan
yang lazim dikenal dengan pertanyaan bagaimana. Bagaimana maringkas, bagaimana membuat
simpulan ( marzana 1988 ). Pengetahuan kondisional memuat informasi tentang mengapa
sesuatu terjadi, mengapa ia bersikap seperti itu, mengapa pendekatan itu lebih bagus daripada
yang lain.
SKL ranah keterampilan, arahnya adalah pemilikan kemampuan pikiran dan tindak yang
produktif. Prosuktivitas dan kretivitas dalam menghasilkan karya sebagai buat dari pemikiran
adalah target dari ranah keterampilan. Unuk jenjang SD, target keterampilan yang dimiliki
lulusan adalah produk dalam ranah konkret dan abstrak sesuai dengan yang ditugaskan
kepadanya. Ranah konkret, misalnya melakukan pencangkokan tumbuhan, membuat ayaman,
sedangkan ranah abstrak, seperti membuat puisi atau menulis laporan hasil abservasi, atau
membuat desain motif batik.
C. APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN KOMPETENSI INTI ( KI )
Kompetensi inti ( KI ) adalah opresionalisasi atau jabatan lebih lanjut dari SKL dalam bentuk
kulitas yang harus dimiliki peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada suatu
pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, yang dikelompokan ke dalam aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan ( efektif, kognitif, dan psikomotorik ) yang harus dipelajari
peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi inti harus
menggambangkan kulitas yang seimbang antara perencanan hard skills dan soft skills.

Kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasian kompetensi dasar. Sebagai unsur
pengorganisai, KI merupakan pengikut untuk organisasi horizontal kompetensi dasar.
Organisaisan vertical kompetensi dasar adalah keterkaitan antara konten kompetensi dasar satu
kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atas sehingga memenuhi perinsip belajar, yaitu
terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara yang dipelajari peserta didik.
D. BAGAIMANA KEDUDUKAN KI?
Apabila dicermati dengan saksama, rumusan kompetnsi inti ( KI ) untuk semua jenjang memuat
tiga ranah, yaitu KI 1 dan KI 2 untuk ranah sikap KI 1 untuk dimensi spiritual dan KI 2 dimensi
social), KI 3 Untuk ranah pengetahuan, Dan KI 4 untuk ranah keterampilan.
E. APAKAH YANG DIMAKSUD DENAN KD?
Kompetensi dasar adalah kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan
dari kompetensi inti. Kompetensi dasar adalah kompetensi yang harus dikuatkan peserta didik
dalam suatu mata pembelajaran di kelas tertentu. Kompetensi dasar setiap mata pembelajaran
dikelas tertentu ini merupakan jebaran lebih lanjut dari kompetensi inti, yang memuat tiga ranah,
yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Acuan yang digunakan untuk mengembangkan
kompetensi dasar setiap kelas adalah kompetensi inti.
F. BAGAIMANA KETERKAITAN ANTARA SKL, KI, DAN KD ?
Standar kompetensi lulusan ( SKL ) Adalah profil lulus yang diimpikan untuk dimiliki siswa
ketika ia lulus dari suatu dari suatu jenjang pendidikan tertentu ( misalnya SD,SMP, atau SMA ).
SKL dipilih menjadi tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Setelah SKL
dikembangkan, disusunlah kompetensi inti yang merupakan jabaran lebih dari SKL. SKL untuk
sikap dipilih menjadi dua KI, yaitu KI 1terkait dengan sikap spiritual ( KI 1 ) dan sikap social
( KI 2 ). SKL pengetahuan dijadikan menjadi KI pengetahuan ( KI 3 ) Dan SKL keterampilan
dijabarkan menjadi KI keterampilan ( KI 4 ).
BAB 3 PENYUSUNAN INDIKATOR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
A. APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN INDIKATOR?
Setelah kompetensi dasar ( KD ) dipahami dengan baik, setiap guru perlu memiliki pengetahuan
dan sekaligus terampilan mengembangankan KD menjadi indikator. Indikator adalah tingkah
laku operasional yang menjadi tanda tercapainya kompetensi dasar. Tingkah laku yang dapat
diukur atau diamati. Indikator menajdi acuan dalam penyusunan penilian. Indikator juga dapat
menajdi acuan dalam pengembangan prosedur pembelajaran agar target yang hendak dicapai
dalam pembelajaran tidak menyimpangan dari tujuan pembalajaran yang hendak dicapai.
B. ADA BERAPA JENIS INDIKATOR ?
Indikator dapat dipilih menjadi dua, yaitu indikator pembelajaran dan indikator pengiring
( dampak pengiring pembelajaran ). Indikator pembelajaran adalah indikator yang menandai
tercapainya kompetensi yang dibelajarkan. Indikator pengiringan adalah indikator yang
menandai tercapai kompetensi yang dibelajarkan indikator pengiringan adalah indikator yang
merupakan dampak pengiring dari kompetensi yang dibelajaran. Komptensi sikap dalam
pembelajaran bahasa Indonesia tidak diajarkan, tetapi ditumbuhkan atau diintegrasikan pada KD
pengetahaun dan KD Sikap.
Dengan kata lain, indikator digunakan tingkah laku operasional yang menjadi bukti/tanda
tercapainya kompetensi dasar.
Dalam perumusan indikator, perlu diperhatikan prinsip-prinsip berikut.
1. indikator dijabarkan sesuai dengan karakteristik kokpetensi dasar ( bisa dengan dijabarkan dari
kata kerja pada KD, lingkup materi pada KD, atau keduanya).
2. indikator disesuikan dengan karakteristik pada perserta didik, mata pembelajaran, dan sekolah.
3. indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja opersional.
Rumusan indikator minimal terjadi atas kerja pada KD dan lingkup materi.
4. indikator dapat diamati dan diukur ketercapainnya.
5. indikator dijadikan acuan dalam penyususnan penilaian.
Langkah – langkah dalam perumusan indikator sebagai berikut.
1. mengenalisis karakteristik kata kerja dan lingkup materi yang ada pada KD ( termasuk aspek,
pengetahuan, atau keterampilan ).
2. mempertahankan prilaku apa yang dapat diamati/diukur sebagai bukti pencapaian kompetensi.
3. menjabarkan tingkat kompetensi ( kata kerja pada KD ) dan materi yang menajdi media
pencapaian kompetensi.
4. menjabarkan materi pada KD.
5. merumuskan indikator yang sekurang-kurang mencakup dua hal, yakni kompetensi dan materi
untuk mencapai kompetensi.

Anda mungkin juga menyukai