Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP FAKTOR

PENYEBAB BANJIR DI DAERAH ALIRAN SUNGAI DELI


KELURAHAN SILALAS MEDA KECAMATAN MEDAN BARAT

Devi Lady M. Tampubolon; Mhd. Arun Fajar; Muhammad Rais; Ryan Pasbon
Pasaribu; Saurlin Febriana Sari Sihaloho; Susi Panjaitan.
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan
Email : devitampubolon3@gmail.com ; mhdarunfajar33@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini dilakukan diDAS Kelurahan Silalas, Kecamatan Medan Barat,
memiliki luas areal ± 92 Ha dan berada pada ketinggian 25 meter diatas permukaan
laut, Kelurahan Silalas secara Geografis merupakan dataran dengan kemiringan antara
0-50 . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sampah yang sangat
mengganggu bagi keberlangsungan sugai deli, baik Perilaku masyarakat merupakan
faktor yang paling dominan terhadap penyebab banjir di daerah ini. Metodologi nya
yaitu, Teknik pengambilan data yang digunakan adalah berupa Wawancara langsung
terhadap Ketua RT dan masyarakat setempat, Pengumpulan data yang digunakan
adalah berupa studi pustaka dan kuesioner. Analisis data Data yang diperoleh
dianalisis secara Kualitatif dan literatur serta menggunakan analisis tren untuk
mendeskripsikan kecenderungan Perilaku masyarakat terhadap factor penyebab banjir
didaerah aliran sungai Deli. Hasil penelitian menunjukkan dampak positif dan negatif
bagi masyarakat, dimana dampat positif nya yaitu Akan meminimalkan polusi udara
akibat sampah, udara menjadi bersih; Air sungai dapat dikonsumsi sebagaimana
peruntukkannya. Dampak negatifnya yaitu Lingkungan sekitar akan tercemar oleh
polusi udara, polusi air, polusi tanah dan menganggu kesehatan manusia; Akan
menganggu kesehatan manusia dan mengakibatkan berbagai macam penyakit
pernapasan.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara urutan ke tiga di dunia setelah India dan Cina
sebagai negara rawan banjir yang diakibatkan adanya luapan air sungai, di antaranya
ada sekitar 5000 sungai besar dan kecil dan 30% di antaranya melalui kawasan padat
penduduk. Menurut Munaf, 2007 Di tahun 2007 telah tercatat hampir sebanyak 71
kali terjadi banjir dengan jumlah korban jiwa sebanyak 3.168.
Sungai merupakan suatu tempat berkumpulnya air hujan yang jatuh ke bumi dan
kemudian mengalir dari hulu ke hilir. Aliran sungai menciptakan sbuah jaringan yang
saling menyebar dan menjadi satu kesatuan di suatu wilayah yang kemudian disebut
dengan Daerah Aliran Sungai. Setiap daerah aliran sungai memiliki Kualitas airnya
masing-masing, kualitas air sungai dipengaruhi oleh kualitas pasokan air yang berasal
dari daerah tangkapan sedangkan kualitas pasokan air dari daerah tangkapan berkaitan
dengan aktivitas manusia yang ada di dalamnya (Wiwoho, 2005).
Perubahan kondisi kualitas air sungai biasanya diakibatkan oleh adanya
aktivitas pembuangan yang dilakukan oleh masyarakat. Selain itu adanya Perubahan
pola penggunaan lahan menjadi lahan pertanian, tegalan dan permukiman serta
meningkatnya aktivitas industri akan memberikan dampak terhadap kondisi hidrologis
dalam suatu Daerah Aliran Sungai. Pencemaran air yang terus meningkat
menyebabkan menurunnya kualitas air yang ada di permukaan bumi. Membludaknya
jumlah penduduk bumi otomatis juga akan meningkatkan aktivitas manusia dalam
penggunaan air. Kegiatan yang dilakukan tidak dibarengi dengan adanya tindakan
konservatif sehingga air sisa yang dihasilkan dibuang begitu saja ke sungai tanpa
adanya pengolahan. Hal inilah yang terkadang menjadi salah satu faktor utama
pencemaran air sungai. Pencemaran yang terjadi tentu saja akan menimbulkan suatu
dampak negatif bagi keberlangsungan kehidupan manusia dan juga lingkungan
sekitar. Selain itu bencana banjir juga akan terjadi.
Sungai Deli merupakan salah satu dari delapan sungai yang ada di kota Medan.
Awalnya, pada masa kerajaan Deli, sungai ini merupakan nadi perdagangan ke daerah
lain. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fitri, R. 2019, luas hutan
di hulu Sungai Deli hanya tinggal 3.655 hektar, atau 7,59 % dari 48.162 hektar areal
DAS Deli. Selain itu, kini limbah mencemari sungai. Pencemaran Sungai Deli, 70 %
di antaranya disebabkan oleh keberadaan limbah padat dan cair. Limbah padat atau
sampah yang dihasilkan di Kota Medan perhari sebanyak 1.235 ton. Dengan adanya
kondisi seperti ini keberadaan sungai deli sekarang ibaratkan sebuah tong sampah
raksasa yang memanjang dari hulu ke hilir.
Kelurahan Silalas merupakan salah satu kelurahan yang berada di Medan Barat.
Kelurahan ini terdapat pertemuan antara sungai deli dengan sungai babura dan
biasanya disebut dengan sungai cabang tiga. Penelitian ini dilakukan disini karena
wilayah ini merupakan salah satu wilayah yang memiliki kondisi sampah yang sangat
mengganggu bagi keberlangsungan sugai deli. Perilaku masyarakat merupakan faktor
yang paling dominan terhadap penyebab banjir di daerah ini, maka Diperlukan
analisis khusus untuk mengetahui perilaku masyarakat terhadap faktor penyebab
banjir.
Berdasarkan uraian latar Belakang yang telah dikemukakan, maka yang menjadi
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah perilaku masyarakat yang sangat
berpengaruh besar bagi bencana banjir yang terjadi terutama di daerah aliras sungai
denai.
Manfaat dari adanya penelitian ini adalah untuk mengatahui perilaku apa sajakah
yang paling dominan menyebabkan bencana banjir di Daerah Aliran Sungai Deli dan
untuk mengetahui kaitan antara perilaku masyarakat sekitar Daerah Aliran Sungai
Deli terhadap faktor penyebab banjir di Daerah Aliran Sungai Deli. Selain itu dengan
adanya penelitian ini diharpkan dapat menjadi sumber informasi bagi pembaca untuk
bisa mengetahui faktor penyebab banjir jika ditinjau dari perilaku masyarakat.

METODOLOGI
Penelitian ini dilaksankan di Kelurahan Silalas, Kecamatan Medan Barat pada
tanggal 27 April 2021 mulai pukul 10.00-12.00 Wib. Di dalam penelitian ini yang
menjadi subject nya adalah Ketua RT dan masyarakat setempat terkait dengan
perilaku masyarakat terhadap faktor penyebab banjir di daerah aliran sungai deli.
Teknik pengambilan data yang digunakan adalah berupa Wawancara langsung
terhadap Ketua RT dan masyarakat setempat. Wawancara adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan
pertanyaan-pertanyaan pada narasumber atau orang yang diwawancarai. Dimana kami
langsung terjun kelapangan sambil memberikan beberapa pertanyaan kepada Ketua
RT dan masyarakat setempat mengenai perilaku masyarakat terhadap penyebab banjir
di daerah aliran sungai deli . Serta melakukan observasi yakni pengamatan yang
dilakukan secara sengaja dan sistematis mengenai penyebab banjir di daerah aliran
sungai deli.
Teknik pengambilan data yang digunakan adalah berupa studi pustaka dan
kuesioner, studi pustaka merupakan langkah awal dalam metode pengumpulan data,
dimana studi pustaka diarahkan kepada pencarian data dan informasi melalui
dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, foto-foto, gabar, maupun dokumen
elektronik yang dapat mendukung dalam proses penulisan. Studi pustaka yang kami
gunakan yaitu dokumen sekunder yang ditulis berdasarkan laporan,peristiwa, atau
cerita orag lain, sedangkan kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk di jawab. Dalam Aktivitas perilaku masyarakat terhadap
factor penyebab bencana banjir di DAS Deli Kota Medan. Data sekunder dalam
penelitian ini diperoleh dari Kota Medan tentang data wilayah, demografi, jumlah
penduduk dan data dari berbagai literatur berupa buku, internet.
Data yang diperoleh dianalisis secara Kualitatif dan literatur serta menggunakan
analisis tren untuk mendeskripsikan kecenderungan Perilaku masyarakat terhadap
factor penyebab banjir didaerah aliran sungai Deli. Teknik analisi data yang
digunakan berupa statistik deskripsi, dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagai mana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Kondisi Umum Wilayah
Kelurahan Silalas adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Medan
Barat. Kelurahan ini berbatasan langsung dengan Sungai Deli dan Jalan H. Adam
Malik. Wilayah ini memiliki luas sebesar 1,68 Km2 dan terdiri dari 12 lingkungan
(BPS Medan Barat, 2018). Kelurahan Silalas terdiri dari perkampungan padat
penduduk wilayah perkantoran dan perdagangan. . Lokasinya yang terletak di tengah
kota yang ideal untuk dijadikan pemukiman. Terletak di bantaran sungai deli
membuat aktivitas masyarakatnya erat berhubungan dengan sungai deli. Pada tahun
2018 penduduk kelurahan silalas adalah sebanyak 7288 jiwa (BPS Medan Barat
2018). Kegiatan rumah tangga merupakan kegiatan yang paling memberikan dampak
pada keluarahan ini. Setiap ruma yang ada menghasilkan sampah rumah tangga
perharinya. Sampah yang dihasilkan tiap harinya beragam, mulai dari sampah plastik
bekas detergen, botol minuman dan sampah-sampah rumah tangga lainnya. Sampah
yang dibuang sembarangan menghasilkan dampak yang beragam mulai dari hilangnya
estetika wilayah, banyaknya nyamuk, naiknya debit aliran sugai akibat aliran yang
terhambat sampah dampai dengan resiko penyakit.
b. Kondisi Masyarakat Kelurahan Silalas
Dengan jumlah masyarakat sebanyak 7288 jiwa membuat tempat ini menjadi
tempat yang padat untuk dihuni. Kepadatan penduduk per Km2 ialah sebanyak 4338
jiwa. Jumlah rumah tangga yang ada di kelurahan ini sebanyak 1705 rumah tangga
dengan rata-rata anggota rumah tangganya sebanyak 4 orang. Dilihat dari komposisi
jenis kelaminnya, berdasarkan data BPS Medan Barat pada tahun 2018 jumlah
penduduk perempuan sebanyak 3746 jiwa dan penduduk berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 3542 jiwa.
c. Analisis Data Hasil Penelitian
Tabel 1. Responden Masyarakat
N Kategori Masyarakat Jumlah
O
1 Orangtua 20 Orang
2 Orang Dewasa 15 Orang
Jumlah 35 Orang

Pada penelitian ini peneliti menemukan hasil dari kuesioner masyarakat di Kelurahan
Silalas, Kecamatan Medan Barat yaitu :
1. Masyarakat di kawasan Kelurahan Silalas, Kecamatan Medan Barat masih
membuang sampah ke sungai dengan alasan di lokasi tempat tinggal mereka sangat
sempit atau tidak ada lahan untuk membakar sampah dan juga tidak ada bak sampah
yang disediakan pemerintah setempat.
2. Pemerintah setempat tidak menyediakan fasilitas untuk masyarakat dalam
pengelolaan sampah. Masyarakat di Kelurahan Silalas, Kecamatan Medan Barat
sangat mengharapkan disediakannya lahan untuk membakar sampah dan juga bak
sampah besar sehingga masyarakat tidak membuang sampah ke sungai.
3. Kerjasama antara pemerintah setempat dengan masyarakat masih kurang
4. Penyebab utama dari banjir pada umumnya dikarenkan hujan deras di daerah hulu
dan juga pembuangan sampah ke daerah aliran sungai. Sehingga jika terjadi hujan
deras dengan kurun waktu cepat, dapat menyebabkan banjir karena sampah yang
menumpuk.
5. Masyarakat di Kelurahan Silalas, Kecamatan Medan Barat belum sepenuhnya
memahami arti penting melakukan pengelolaan DAS sehingga sungai itu juga masih
kurang pemanfaatan nya dalam kehidupan sehari-hari.
6. Pemerintah setempat belum mengeluarkan kebijakan yang dianggap dapat
melaksanakan pengelolaan Daerah aliran sungai yang benar.

d. Pembahasan
Membuang Sampah Dampak dari perilaku masyarakat membuang sampah
mencerminkan perilaku kelompok masyarakat yang bermukim disepanjang daerah
bantaran sungai Deli. Mulai dari aktifitas harian mereka, kelompok usaha/pedagang,
kelompok pendidikan sehingga menpengaruhi tingkat pemahaman masyarakat itu
sendiri terkait persampahan di lingkungannya.

Dengan demikian kita dapat melihat dampak- dampak apa yang idapat ditimbulkan
dari perilaku masyarakat dalam membuang sampah.Adapun dampak yang dari
perilaku masyarakat idalam membuang sampah antara lain:
Dampak Positif Jika masyarakat membuang sampah Di TPA maka :Akan
meminimalkan polusi udara akibat sampah, udara menjadi bersih; Air sungai dapat
dikonsumsi sebagaimana peruntukkannya; Kita turut menjadikan lingkungan bersih
indah dan sehat tanpa sampah; Daerah terbuka hijau (DTH) menjadi asri dan dapat
digunakan secara maksimal Dampak yang lebih penting adalah masyarakat dapat
mengerti dan memahami bagaimana cara mengelola dan menangani sampah-sampah
dengan baik dan benar.
Adapun dampak Negatif Jika masyarakat tidak sadar serta tidak peduli akan
kebersihan lingkungan bila membuaang langsung sampah ke sungai maka : Akan
menganggu kesehatan manusia dan mengakibatkan berbagai macam penyakit
pernapasan, penyakit pencernaan, penyakit kulit, dan lain sebagainya; Air sungai
tercemar oleh limbah pabrik dan sampah-sampah yang ada di dalam sungai sehingga
air sungai tidak dapat dikonsumsi lagi; Hilangnya ekosistem makluk hidup, yang
hidup di dalam air dan juga ekosistem sekitar lingkungan antara manusia dan alam;
Sampah akan berserakan disembarang tempat bahkan dijalanjalan, sehingga jalan
menjadi kotor dan tidak indah dipandang mata.
Solusi Mengatasi Perilaku Masyarakat terhadap factor penyebab Banjir di DAS
Deli Kelurahan Silalas
1. Pengambil keputusan pada Dinas Kebersihan dan instansi terkait untuk menerapkan
retribusi sampah kepada seluruh masyarakat dan menambah petugas kebersihan
dengan frekunsi mengangkut sampah 1 kali sehari, motor pengangkut sampah dan
jaring sungai sesuai kebutuhan sehingga masyarakat tidak membuang sampah di
pinggir sungai atau Sungai Deli yang berpotensi menyebabkan banjir.
2. Pemerintahan Kota Medan merencanakan peraturan tentang alokasi dana untuk
pengerukan dasar Sungai Deli dan menjadwalkan kegiatannya setiap dua tahun sekali
dan pengaturan keikutsertaan masyarakat dalam penanggulangan bencana banjir.
3. Pemerintah Kecamatan/Kelurahan agar menyediakan papan pengumuman/
pamflet/spanduk yang berisi larangan dan himbauan pada lokasi-lokasi yang tepat
yang mudah dilihat dan dibaca masyarakat.
4. Perlunya mengikutsertakan intansi kesehatan dan tokoh masyarakat/LSM sebagai
motivator untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam penanggulangan sampah
untuk meminimalisasi timbulnya bencana banjir.
5. Perlunya peningkatan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan
melakukan pelatihan tentang pengolahaan sampah menjadi sesuatu yang bernilai dan
dapat membantu perekonomian masyarakat,s penyuluhan tentang kebersihan, gotong
royong agar masyarakat merasakan manfaat terhadap dampak sampah yang dapat
menimbulkan penyakit khususnya diare dan bencana banjir.

KESIMPULAN DAN SARAN


a. Kesimpulan
Masyarakat di kawasan Kelurahan Silalas, Kecamatan Medan Barat masih membuang
sampah ke sungai dengan alasan di lokasi tempat tinggal mereka sangat sempit atau
tidak ada lahan untuk membakar sampah dan juga tidak ada bak sampah yang
disediakan pemerintah setempat. Hal ini menyebabkan adanya dampak yaitu
Lingkungan sekitar akan tercemar oleh polusi udara, polusi air, polusi tanah dan
menganggu kesehatan manusia; Akan menganggu kesehatan manusia dan
mengakibatkan berbagai macam penyakit pernapasan, penyakit pencernaan, penyakit
kulit, dan lain sebagainya; Air sungai tercemar oleh limbah pabrik dan sampah-
sampah yang ada di dalam sungai sehingga air sungai tidak dapat dikonsumsi lagi;
Hilangnya ekosistem makluk hidup, yang ihidup idi dalam air dan juga ekosistem
sekitar lingkungan antara manusia dan alam; Sampah akan berserakan disembarang
tempat bahkan dijalanjalan, sehingga jalan menjadi kotor idan tidak indah dipandang
imata.
Dampak positif, jika masyarakat sekitar lingkungan tersebut membuang sampah
pada tempatnya seperti pada bak-bak penampung sampah yang sudah disiapkan imaka
akan meminimalkan polusi udara akibat sampah, udara menjadi bersih Air sungai
dapat dikonsumsi sebagaimana peruntukkannya dan dapatimengerti dan memahami
bagaimanaicara mengelola dan menangani sampah-sampah dengan baikidanibenar.

b. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian peneliti memiliki saran yang mungkin
dapat yang dapat diberikan antara lain :
1. Pemerintah setempat menyediakan lahan khusus di Kelurahan Silalas, Kecamatan
Medan Barat agar masyarakat dapat menggunakan lahan tersebur untuk membakar
sampah dan menyediakan bak sampah agar masyarakat tidak lagi membuang sampah
ke daerah aliran sungai.
2. Perlu dilakukan kerjasama anatara masyarakat dengan pemerintah setempat dan
juga beberapa instansi terkait guna terlaksananya pengelolaan daerah aliran sungai
yang baik, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan sungai tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
Bakornas, PB. (2007). Pedoman Penanggulangan Banjir. .Tahun 2007-2008. Jakarta.
Fadli,Natsir. 2015.ANALISIS PERMASALAHAN BANJIR WILAYAH
KELURAHAN KARUNRUNG KECAMATAN RAPPOCINI KOTA MAKASSAR.
UIN : Makasar
Fairizi, Dimitri. "Analisis dan Evaluasi Saluran Drainase pada Kawasan Perumnas
Talang Kelapa di SubDAS Lambidaro Kota Palembang." Jurnal Teknik Sipil dan
Lingkungan 3.1 2015
Fitri, R., 2019. Pengelolaan Pencemaran Sungai Deli. Jurnal Abdi Ilmu, 11 (2), pp.
86-93.
https://media.neliti.com/media/publications/295264-pengaruh-pengetahuan-
tentan sampah-dan-4cbc195c.pdf Diakses pada 3 Maret 2021
Indawati, Lilik, Analisis Tingkat Kerawanan Banjir dan Persepsi Masyarakat
terhadap Upaya Pengurangan Dampak Banjir di Kecamatan Baureno Kabupaten
Bojonegoro, UI Depok, Tesis, 2015
Ma'mun (2007). Mengurangi Ancaman Banjir. Jakarta: Pustaka Cerdasindo.
Nadianata, F. (2018). Analisis Sosial Pemanfaatan Badan Sungai Deli untuk
Aktivitas Sehari-Hari Masyarakat Kampung Aur.
Silalahi, B. (2017). Pengaruh Pengetahuan Tentang Sampah Dan Ketersediaan
Sarana Prasarana Terhadap Perilaku Ibu Membuang Sampah Yang Berpotensi Bencana
Banjir Di Daerah Aliran Sungai Deli Kota Medan. Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda,
3(1), 208-217.
Suripin. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan, Jogyakarta: Penerbit Andi,
2004.
Wiwoho, 2005. Model Identifikasi daya tampung beban cemaran sungai dengam
QUAL2E. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai