NAMA : MIRNAWATI
NIM : 12201811
Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel :
osteoblas, osteosit, osteoklas.
Sendi adalah tempat pertemuan dua tulang atau lebih. Tulang-tulang ini
dipadukan dengan berbagai cara,misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa,
ligamen, tendon, fasia, atau otot. Ada 3 tipe sendi sebagai berikut :
Serat- serat yang terdapat pada substansi dasar adalah kolagen dan
elastin. Kolagen dapat dipecahkan oleh kerja kolagenase. Serat-serat
elastin memiliki sifat elastis, serat ini terdapat dalam ligamen, dinding
pembuluh darah besar, dan kulit. Elastin dipecahkan oleh enzim yang
disebut elastase.
B. Definisi
a. Dislokasi adalah cedera struktur ligameno di sekitar sendi, akibat
gerakan menjepit atau memutar / keadaan dimana tulang-tulang yang
membentuk sendi tidak lagi berhubungan, secara anatomis (tulang
lepas dari sendi). (Brunner & Suddarth. 2002).
b. Dislokasi adalah keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari
mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang
membutuhkan pertolongan segera. (Arif Mansyur, 2000).
c. Dislokasi merupakan keadaan ruptura total atau parsial pada ligamen
penyangga yang mengelilingi sebuah sendi. Biasanya kondisi ini
terjadi sesudah gerakan memuntuir yang tajam (Kowalak, 2011).
d. Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan
sendi. Dislokasi ini terdapat hanya kepada komponen tulangnya saja
yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat
yang seharusnya (dari mangkuk sendi).
C.Etiologi
1. Umur
Faktor umur sangat menentukan karena mempengaruhi kekuatan serta
kekenyalan jaringan. Misalnya pada umur 30- 40 tahun kekuatan otot
akan relative menurun. Elastisitas tendon dan ligamen menurun pada
usia 30 tahun.
pemanasan.
D. Patofisiologi
Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan
congenital yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi
penurunan stabilitas sendi. Dari adanya traumatic akibat dari gerakan yang
berlebih pada sendi dan dari patologik karena adanya penyakit yang akhirnya
terjadi perubahan struktur sendi. Dari 3 hal tersebut, menyebabkan dislokasi
sendi. Dislokasi mengakibatkan timbulnya trauma jaringan dan tulang,
penyempitan pembuluh darah, perubahan panjang ekstremitas sehingga
terjadi perubahan struktur. Dan yang terakhir terjadi kekakuan pada sendi.
Dari dislokasi sendi, perlu dilakukan adanya reposisi.
Adanya tekanan eksternal yang berlebih menyebabkan suatu masalah
yang disebut dengan dislokasi yang terutama terjadi pada ligamen. Ligamen
akan mengalami kerusakan serabut dari rusaknya serabut yang ringan maupun
total ligamen akan mengalami robek dan ligamen yang robek akan kehilangan
kemampuan stabilitasnya. Hal tersebut akan membuat pembuluh darah akan
terputus dan terjadilah edema. Sendi mengalami nyeri dan gerakan sendi
terasa sangat nyeri. Derajat disabilitas dan nyeri terus meningkat selama 2
sampai 3 jam setelah cedera akibat membengkak dan pendarahan yang terjadi
maka menimbulkan masalah yang disebut dengan dislokasi.
E. Manifestasi Klinik
F. Pemeriksaan Penunjang
1) Kompres dingin
Teknik : potongan es dimasukkan dalam kantong yang tidak
tembus air lalu kompreskan pada bagian yang cedera. Lamanya :
dua puluh – tiga puluh menit dengan interval kira-kira sepuluh
menit.
2) Massage es
Tekniknya dengan menggosok-gosokkan es yang telah dibungkus
dengan lama lima - tujuh menit, dapat diulang dengan tenggang
waktu sepuluh menit.
4) Semprot dingin
Tekniknya dengan menyemprotkan kloretil atau fluorimethane ke
bagian tubuh yang cedera.
c. Latihan ROM
Tidak dilakukan latihan pada saat terjadi nyeri hebat dan perdarahan,
latihan pelan-pelan dimulai setelah 7-10 hari tergantung jaringan yang
sakit.
Penatalaksanaan medis : Farmakologi
d. Analgetik
Analgetik biasanya digunakan untuk klien yang mengalami nyeri. Berikut
contoh obat analgetik :
1) Aspirin:
Kandungan : Asetosal 500mg ; Indikasi : nyeri otot ; Dosis dewasa
1tablet atau 3tablet perhari, anak > 5tahun setengah sampai 1tablet,
maksimum 1 ½ sampai 3tablet perhari.
2) Bimastan :
Kandungan : Asam Mefenamat 250mg perkapsul, 500mg perkaplet ;
Indikasi : nyeri persendian, nyeri otot ; Kontra indikasi : hipersensitif,
tungkak lambung, asma, dan ginjal ; efeksamping : mual muntah,
agranulositosis, aeukopenia ; Dosis: dewasa awal 500mg lalu 250mg
tiap 6jam.
3) Pemberian kodein atau obat analgetik lain (jika cedera berat).
H. Komplikasi
Komplikasi dislokasi meliputi :
a. Komplikasi dini
1. Cedera saraf : saraf aksila dapat cedera. Pasien tidak dapat
mengerutkan oto deltoid dan mungkin terdapat daerah kecil yang
mati rasa pada otot tersebut.
2. Cedera pembuluh darah : arteri aksilla dapat rusak
3. Fraktur dislokasi
4. Kerusakan arteri
Pecahnya arteri karena trauma dapat ditandai dengan tidak
adanya nadi,CRT(capillary refill time) menurun,sianosis pada bagian
distal,hematoma melebar,dan dingin pada ekstremitas yang
disebabkan oleh tindakan darurat spilinting,perubahan posisi pada
yang sakit,tindakan reduksi,dan pembedahan.
a. Sindrome kompartemen
Sindrom kompartemen merupakan komplikasi serius yang terjadi
karena terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam
jaringan parut. Hal ini disebabkan oleh edema atau perdarahan yang
menentukan otot, saraf dan pembuluh darah, atau karena tekanan dari
luar seperti gips dan pembebatan yang terlalu kuat.
b. Komplikasi lanjut
c. Kekakuan sendi bahu
Immobilisasi yang lama dapat mengakibatkan kekakuan sendi bahu.
Terjadinya kehilangan rotasi lateral, yang secara otomatis membatasi
abduksi.
d. Kelemahan otot.
e. Dislokasi yang berulang
Terjadi kalau labrum glenoid robek atau kapsul terlepas dari bagian depan
leher glenoid.
Pathway
Etiologi
dislokasi
A. Pengkajian
1.Anamnesis
Identitas klien meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa
golongan darah, nomor registrasi, tanggal dan jam masuk rumah sakit,
1. Keluhan utama
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien meminta
pertolongan kesehatan adalah nyeri, kelemahan dan kelumpuhan,
ekstermitas, nyeri tekan otot, dan deformitas pada daerah trauma,
untuk mendapatkan pengkajian yang lengkap mengenai nyeri klien
dapat menggunakan metode PQRS.
2. Riwayat penyakit sekarang
Kaji adanya riwayat trauma akibat kecelakaan pada lalu lintas,
kecelekaan industri, dan kecelakaan lain, seperti jatuh dari pohon atau
bangunan, pengkajian yang di dapat meliputi nyeri, paralisis
extermitras bawah, syok.
3. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang perlu ditanyakan meliputi adanya riwayat penyakit,
seperti osteoporosis, dan osteoaritis yang memungkinkan terjadinya
kelainan, penyakit alinnya seperti hypertensi, riwayat cedera, diabetes
milittus, penyakit jantung, anemia, obat-obat tertentu yang sering di
guanakan klien, perlu ditanyakan pada keluarga klien .
4. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
Kaji bagaimana pola interaksi klien terhadap orang – orang
disekitarnya seperti hubungannya dengan keluarga, teman dekat,
dokter, maupun dengan perawat.
B. DIAGNOSA KEPERWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik d/d cedera
traumatis
2. Resiko jatuh d/d penggunaan alat bantu berjalan
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan d/d gangguan
muskuloskeletal
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosis keperawatan Standar luaran Intervensi keperawatan
( SDKI) keperwatan ( SIKI)
(SLKI)
menurun
2.Terapeutik
a. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
tidur
c. Pertimbangkan jenis
pemilihan
strategi meredakan
nyeri
3.Edukasi
a. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
b. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
4.Kalaborasi
a .kalaborasi pemberian
analgetik,jika perlu.
3. Luaran utama
Intoleransi aktivitas Toleransi aktivitas
Manajemen energi
Luaran tambahan
berhubungan dengan
- Konsevasi energi Observasi
kelemahan d/d gangguan - Tingkat keletihan
- Identifikasi gangguan
muskuloskeletal
Setelah di lakukan fungsi tubuh yang
tindakan keperawatan mengakibatkan kelelahan
selama 3x24 jam maka - Monitor pola jam tidur
toleransi aktivitas
Terapeutik
Meningkat dengan
- Lakukan latihan rentang
kriteria hasil: gerak pasif dan/ aktif
- Berikan aktivitas distraksi
- Kemudahan
yang menenagkan
dalam melakukan
aktivitas sehari – Edukasi
hari meningkat
- Anjurkan tirah baring
- Kecepatan
- Anjurkan melakukan
berjalan
akitvitas secara bertahap
meningkat
- Kekuatan tubuh
bagian bawah
meningkat
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi merupakan pelaksanaan yang merupakan pengeluaran dan
perwujudan rencana tindakan yang meliputi beberapa kegiatan yaitu
validasi rencana keperawatan,mendokumentasikan rencana tindakan
keperawatan,memberikan asuhan keperawatan dan mengumpulkan data.
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Fase akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadapa perawatan
yang di berikan,hal-hal yang di evaluasikan adalah keakuratan,kelengkapan
Dan kualitas data,teratasi atau tidaknya pasien serta pencapaian tujuan dan
ketetapan intervensi keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Mansyur arif, dkk (2000). Kapita Selekta Kedokteran Edisi III jilid II. Penerbit
Buku
NAMA : MIRNAWATI
NIM : 12201811
A. BIODATA PASIEN
1. Nama : Ny. D
2.Usia :38 tahun
3.Jenis kelamin :Perempuan
4. Tempat / tanggal lahir : Watampone,01 juni 1985
5.Suku / bangsa : Indonesia
6.Agama / keyakinan : Islam
7. Status pernikahan : Menikah
8. Pekerjaan / sumber penghasilan : URT
9. Diagnosa medik :Dislokasi sendi
10. No.Medikal record : 33 17 99
11.Tgl. masuk RS : 15 Juni 2020
12. Tgl. Pengkajian / jam :16 Juni 2020 pukul 09.45
1. Nama : Tn. A
2.Usia : 40 tahun
GI
GII
Tn. A Ny A
GIII
Nn.J An.K
Keterangan: laki- laki :
Perempuan :
Meninggal :x
Garis keturuna n :
Pasien :
V. RIWAYAT SPIRITUAL
VI .PEMERIKSAAN FISIK
2. Antropometri:
BB : 59 TB :150
C. Sistem respirasi
1. Hidung
Inspeksi
- Kesimetrisan : hidung pasien simetris
- Pernapasan cuping hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung
- Adanya secret/polip/passae :tidak terdapat secret,polip,passae
- Udara /obstruksi : tidak ada obstruksi pada pernapasan
pasien
- Epitaksi : tidak ada epitaksi
Palpasi
- Nyeri tekan : tidak terdapat nyeri tekan pada
Hidung
- Massa :tidak ada massa pada hidung
2. Leher
Inspeksi
- Pembesaran kelenjar : tidak ada pembesaran kelenjar
- Tumor : tidak ada tumor
- Warna kulit leher : warna kulit leher normal
- Kaku pada leher : tidak terdapat kaku pada leher
3. Dada
Inspeksi
- Bentuk dada : bentuk dada pasien normal chest
- Gerakan dada : tidak terdapat retaksi dinding dada
- Keadaan proxsesus xipodeus : keadaan proxsesus xipodeus pada
keadaan normal.
Auskultasi
- Suara nafas : tidak terdapat suara tambahan
- Suara nafas tambahan : tidak ada suara nafas tambahan
Palpasi
- Nyeri tekan : tidak terdapat nyeri tekan
- Massa : tidak terdapat massa
Perkusi
- Tidak terdapat suara nafas yang abnormal
D. Sistem kardiovaskuler
Inspeksi
- Tanda –tanda sianosis : tidak ada tanda –tanda sianosis
- Edema : tidak ada edema
- Tekanan vena jugularis : tekana vena jugularis teraba
- Arteri carotis : arteri carotis teraba
- Palpitasi : tidak terdapat palpitasi
- CRT : capilary refil time (crt) > 3 detik
Auskultasi
- Suara : tidak terdapat suara jantung yang abnormal pada
Pasien.
Palpasi
- Edema : tidak terdapat edema pada pasien
E.Sistem Gastrointestinal
2. Abdomen
Inspeksi
- Kesimetrisan : abdomen pasien simetris kiri dan kanan
- Massa /pembesaran/ kembung : tidak ada massa, pembesaran,
maupun kembung
- Bentuk perut : simetris kanan dan kiri
- Luka striae : tidak ada luka
- Warna kulit : normal
- Inflamasi pada umbilik: tidak terdapat inflamasi pada umbilik
Auskultasi
- Bising usus :bising usus hiperektif
- Frekuensi : kurang lebih 35x/mnt
Palpasi
- Nyeri tekan : tidak terdapat nyeri tekan
- Massa /edema/pembengkakan/tumor/asites/ : tidak ada
massa,edema,pembengkakan,tumor, asites
Perkusi
- Suara : suara abdomen kanan dan kiri atas pekak
3. Anus
Inspeksi
- Kolik : tidak terdapat kolik
- Obstipasi : tidak terdapat obstipasi
- Konstipasi : tidak terdapat konstipasi
- Regurgitasi : tidak terdapat regurgutasi
- Hemoroid : tidak terdapat hemoroid
- Warna kulit anus dan sekitarnya : warna cilla
- Melena /perdarahan rectal : tidak ada melena/perdarahan
Rectal
F.System penginderaan
1. Mata
Inspeksi
- Edema palpebra : tidak terdapat edema palpebra
- Bulu mata : bulu mata pasien subur
- Alis : alis tipis
- Lipatan epikuntus dengan ujung telinga : lipatan epikuntus
dengan ujung telinga sejajar
- Kongjungtiva : anemis
- Sclera : baik
- Pupil : baik
- Gerakan bola mata : baik
- Hordeolum :tidak ada hordeolum
- Strabismus : tidak ada strabismus
- Katarak : tidak ada katarak
- Visus : pasien bisa melihat dengan jelas kurang
lebih 6 meter
- Lapang pandang : pasien bisa melihat perawat.gerakan atas
500 di bawah 600 serta samping kiri 900 dan
samping kanan 900
palpasi
- Nyeri tekan : tidak terdapat nyeri tekan
- Massa : tidak ada massa
2. Telinga
Inspeksi
- Bentuk :bentuk telinga simetris
- Keadaan kanalis : canalis bersih keadaan membran baik
- Tinnitus : tidak terdapat tinnitus
- Keadaan membrane : keadaan membrane baik
- Otitis media :tidak terdapat otitis media
- Fungsi pendengaran : pendengaran baik
G.System integumen
1. Inspeksi
- Distribusi di setiap bagian tubuh :distribusi rambut tumbuh
dengan baik
- Teksture : teksture halus
- Kelembapan : kelembapan kulit normal
- Kebersihan : rambut pasien baik
2. Kulit
Inspeksi
- Warna kulit :warna kulit pasien ikterus
- Adanya sianosis /icterus :tidak terdapat sianosis/icterus
- Kelembapan : kelembapan kulit baik
- Kebersihan : kebersihan kulit baik
Palpasi
- Turgor kulit : kulit pasien normal
- Elastisitas : elastisitas normal
3. Kuku
Inspeksi
- Bentuk kuku : bentuk kuku pasien normal
- Warna kuku :baik
- Kekuatan (mudah patah/tidak) :tidak mudah patah
- Kebersihan : baik
H.System Neurologis
1. Fungsi serebrai
a. Status mental
- Orintasi : pasien mengetahui orintasi
waktu,tempat,dan orang
- Daya ingat : daya ingat pasien baik
Pertanyaan
mengangkat dua jarinya
- Bahasa : bahasa pasien baik dengan bahasa bugis
b.Kesadaran
- Eyes : 4 = mata spontan
- Motorik : 6 = mengikuti perintah
- Verbal :5 =gerakan baik
-Nilai GCS : 15
c. Bicara
-Ekspresive : pasien mampu mengungkapkan apa yang di
Rasakan
- Resiptive : pasien mampu memahami instruksi yang di
Buat
2.Fungsi caranial
a. Nervus I (Olpactorius)
pasien mampu membedakan warna aroma teh dan kopi
l. Nervus II ( Optikus)
Pasien bisa melihat jari perawat ketika di gerakkan di depannya
Visus : pasien bisa melihat perawat yang berdiri
dengan kejauhan kurang lebih 6 meter
Lapang pandang : Kiri 900c,kanan 90oc, atas 500c,bawah 600c
m. Nervus III,IV,V
Gerakan bola mata pasien baik
Pupil ( isokor/anisokor) : baik
n. Nervus VI ( Tregeminus)
Sensorik : Pasien bisa membedakan sentuhan kapas alkohol
dan sentuhan tissu kering
Motorik : pasien mengatapkan mulutnya setelah
mendapatkan rangsangan
o. Nervus VII ( Facialis)
Sensorik : pasien mampu membedakan mana manis dan rasa
Asin
Motorik : pasien dapat menutup mata secara spontan
Otonom : pasien bisa berteriak sendiri
p. Nervus VIII ( Auditorius)
Pendengaran : pendengaran pasien baik
Keseimbangan : keseimbangan pendengaran pasien baik
q. Nervus IX (Glossofarigeus)
Kemampuan menelan pasien baik
r. Nervus X ( Vagus)
Gerakan ovula : Jika ovula di rangsan pasien ingin
muntah
Rangsangan muntah/ menelan : ada rangsangan muntah/ menelan
jika ovula di rangsang
s. Nervus XI ( Hipoglossus)
Sternocledomatoiddeus : pasien mampu memiringkan
Wajahnya melawan tangan secara
penuh
Trapexius : pasien tidak mampu mengangkat
mengangkat beban berat dan ringan
t. Nervus XII ( Hipoglossus)
Gerakan lidah : gerakan lidah pasien baik
3.Fungsi motorik
a. Massa otot : Massa otot tidak baik,tidak terjadi atropi
b. Tonus otot :Mampu di gerakkan, apabila di beri tekanan
yang kuat
c.Kekuatan otot :5 5 ekstermitas atas dapat digerakkan.
3 3 Ektrmitas bawah tidak dapat di
gerakkan secara baik
4. Fungsi sensorik
a. Suhu :pasien mampu merasakan panas dan dingin
b. Nyeri : pasien dapat merasakan nyeri pada kaki
kanan
c. Getaran posisi : pasien mampu merasakan nyeri
5. Fungsi cereberium
a. Koordinasi : pasien dapat mengikuti instruksi yang di
berikan pada saat menutup mata
b. Keseimbangan : pasien tidak mampu berjalan denga
Seimbang
6. Reflex
a. Ektermitas atas
R. Bisep : pasien dapat fleksi saat di beri rangsangan
R.Trisep : pasien dapat ekstensi pada saat di beri
Rangsangan
b. Ektermitas bawah
R. Patella : pasien tidak dapat fleksi
R.Babinski :pasien tidak dapat ekstensi
c. Superficial
R.Dinding perut : baik
R.Cremaster : baik
R.Gluteal : baik
7. Iritasi Meningan
a. Kaku kuduk : pasien dapat merasakan kaku kuduk
b. Lasaque sign : bangun tidur
c. Kernig sign : baik
d. Brudzinki : baik
I.Sistem Muskuloskeletal
a. Kepala
- Bentuk kepala : simetris
- Gerakan : dapat menggerakkan ke segalah arah
b. Vertebrae
- Bentuk : bentuk vertebrae pasin baik
- Gerakan : pasien mampu menggerakkan ektermitas
atas dengan baik tapi tidak mampu
menggerakkan ektermitas bawah dengan baik
- ROM : Pasif
- Fungsi gerak : pasien mampu menggerakkan badan ke
segalah arah
c. Pelvis
- Gaya jalan : gaya jalan pasien tidak baik karena adanya
dislokasi sendi pada bagian paha kanan
- Gerakan : pasien tidak mampu menggerakkan
ekstermitas bawah pasien hanya mampu
menggerakkan ektermitas atas
- ROM : Pasif
- Thomast test : tidak ada deformite fleksi yang menutup
- Trendelemberg test : tidak ada kelainan
- Ortoloni /Barlow test : ektermitas bawah tidak dapat di gerakkan
dengan baik
d. Lutut
- Bengkak : tidak terdapat bengkak pada lutut pasien
- Kaku : tidak terdapat kaku
- Gerakan : pasien tidak mampu menggerakkan
lututnya ke segalah arah karena terdapat
dislokasi sendi bagian paha kanan
- Kemampuan berjalan : pasien tidak mampu berjalan dengan baik
- Tanda tarikan : tidak ada tanda tarikan
J.Sistem Endokrin
- Kelenjar Tiroid : tidak ada kelenjar tiroid
- Percepatan dan pertumbuhan : tidak ada
- Gejala gigantisme : tidak ada gejala
- Gejala DM : tidak ada gejala DM
- Suhu tubuh : Pasien mampu membedakan suhu
panas dan dingin
K.Sistem Urinaria
1. Odema palpebral : tidak ada odema palpebra
Moon face : tidak ada tanda moon face
Odema anasarka : tidak ada odema anasarka
2.Ekskresi Urine : Normal
3.Keadaan kandung kemih : Normal
4.Gejala noktoria : tidak ada
Dysuria : tidak ada
Kencing batu : tidak mengalami kencing batu
5.Penyakit hubungan seksual : tidak ada
L.Sistem Reproduksi
1. Wanita
a. Payudara
- Kesimetrisan kiri dan kanan : payudara pasien simetris kiri
dan kanan
- Putting : baik
- Areola mammae : tidak ada
- Massa /tumor/ benjolan : tidak ada
massa/tumor/benjolan
b.Vagina
- Keadaan labiya mayora dan minora : normal
- Hymen : tidak ada selaput darah
-Secret : tidak ada secret
- Bau : khas
- Siklus haid : 1 kali sebulan
M.Sistem Imun
- Alergi (cuaca /debu/ bulu binatang/zat kimia)
Pasien tidak mengalami alergi cuaca/debu,bulu binatang
- Penyakit yang berhubungan dengan cuaca : tidak ada
- Riwayat transfuse darah dan reaksinya : tidak ada
VII. AKTIVITAS SEHARI- HARI
NO Aktivitas sehari - hari Sebelum sakit Saat sakit
1. Nutrisi
a. Selera makan Baik Baik
b. Menu makan dalam 24 Nasi Bubur
Jam
c. Frekuensi makan dalam 24 2x sehari 3x sehari
Jam
d. Makanan yang di sukai Nasi,ikan, sayur Tidak ada
dan makan pantangan
e. Pembatasan pola makan Tidak ada Tidak ada
f. Cara makan Pakai tangan Sendok
g. Ritual sebelum makan berdoa berdoa
2. Cairan
a. Jenis minuman yang di Air putih dan teh Air putih
konsumsi
b. Frekuensi minuman (cc) Kurang lebih 4 Kurang lebih 3
gelas / hari gelas/ hari
c. Kebutuhan cairan dalam kurang lebih 1.000 Kurang lebih
24 jam liter 2.500 liter
3. Eliminasi
a. BAB
- Tempat pembuangan Wc Pispot
- Frekuensi 5x seminggu 3x seminggu
- Konsistensi Padat Padat
- Warna Kuning Kuning
- Kesulitan dan cara Tidak ada Tidak bisa
Menanganinya berjalan ke wc
b. BAK
- Tempat pembuangan Wc pispot
- Frekuensi Kurang lebih 4x 3x sehari
Sehari
- Warna Kuning Kuning
- Bau Amoniak Amoniak
4. Istirahat dan tidur
a. Apakah cepat tidur Iya Tidak
b. Jam tidur siang 11.30 12.00
c. Jam tidur malam 21.00 22.00
d. Kesulitan tidur Tidak ada Gelisah
e. Kebiasaan sebelum tidur Berdoa Berdoa
f. Apakah tidur rutin Iya Tidak
5. Olahraga
a. Program olahraga tertentu Tidak ada Tidak ada
b. Jenis olahraga Tidak ada Tidak ada
c. Berapa lama olahraga Tidak ada Tidak ada
d. Perasaan setelah olahraga Tidak ada Tidak ada
e. Kesulitan saat berolahraga Tidak ada Tidak ada
6. Rokok /alcohol,obat- obatan
a. Apakah merokok Tidak Tidak
b. Berapa banyak perhari Tidak ada Tidak ada
c. Kapan mulai merokok Tidak ada Tidak ada
d. Apakah minum alkohol Tidak ada Tidak ada
e. Apakah kecanduan Tidak Tidak
teh,kopi,minuman ringan
f. Apakah mengkonsumsi Tidak ada Iya
obat dari dokter
7. Personal hygine
a. Frekuensi mandi 1x sehari Tidak ada
b. Cuci rambut 2x seminggu Tidak ada
c. Gosok gigi 2x sehari 1x sehari
d. Gunting kuku 1x seminggu 1x seminggu
e. kesulitan Tidak ada Tidak bisa
berjalan
8. Aktivitas /mobilitas
a. kegiatan sehari- hari Mengurus rumah Tidak ada
Tangga
b. pengaturan jadwal harian Tidak ada Tidak ada
c. penggunaan alat bantu Tidak ada Tongkat dan di
untuk akitvitas bantu oleh
keluarga
d. kesulitan pergerakan Tidak ada tidak bisa berjalan
tubuh
9. Rekreasi
a. bagaimana perasaan anda Senang Tidak ada
saat bekerja
b. berapa banyak waktu 1x sebulan Tidak ada
luang
c. jenis rekreasi Tempat wisata Tidak ada
d. perasaan saat rekreasi senang Tidak ada
VIII. TES DIAGNOSTIK
Laboratorium
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
- penggunaan analgetik
- Meringis
menurun 2.Terapeutik
- Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
hangat dingin,
suhu
ruangan,pencahayaan,
kebisingan)
tidur
pemilihan
strategi meredakan
nyeri
3.Edukasi
- Anjurkan memonitor
nyeri secaramandiri
- Anjurkan menggunakan
4.Kalaborasi
- .kalaborasi pemberian
analgetik,jika perlu.