Batasan cedera kepala Cedera kepala menurut istilah anatomis dikatakan
bahwa seluruh trauma yang terjadi diatas batas bawah dari mandibula (Reilly dan Bullock, 2005). Menurut Field, (1976) cedera kepala merupakan trauma dimana menyebabkan risiko terjadinya kerusakan pada otak. Menurut Jagger, et al (1984) trauma kepala yang terdokumentasi dengan disertai hilangnya kesadaran, amnesia pasca trauma, dan fraktur tengkorak. Sedangkan menurut Brookes, et al (1990) cedera kepala merupakan cedera pada scalp termasuk pembengkakan, abrasi, atau kontusio serta laserasi, atau adanya riwayat benturan yang jelas pada kepala, atau penderita dimana telah dilakukan rontgen tengkorak segera setelah trauma, dan penderita yang memiliki bukti klinis adanya fraktur dasar tengkorak (Reilly dan Bullock, 2005). Trauma merupakan penyebab kematian terbanyak diantara orang dengan usia dibawah 45 tahun, dimana sebagian besar disebabkan oleh cedera kepala (Andrade, et al.,2006). Kematian yang terjadi akibat cedera kepala sekitar 1-2 persen dari seluruh penyebab kematian dan 25-50% penyebab kematian yang disebabkan oleh trauma (Goldstein,1990). Kecelakaan kendaraan bermotor merupakan penyebab tersering cedera kepala ringan, terjatuh dari ketinggian, diikuti oleh penyerangan, dan kecelakaan dalam berolahraga. Angka kejadian 8 cedera kepala pada laki-laki 58% lebih banyak dibandingkan perempuan. Hal ini disebabkan karena mobilitas yang tinggi dikalangan usia produktif sedangkan kesadaran untuk menjaga keselamatan dijalan masih rendah disamping penanganan pertama yang belum benar dan rujukan yang terlambat. (Kraus dan Nourjah, 1988). 2.1.2. Klasifikasi cedera kepala Cedera kepala pada umumnya dikategorikan berdasarkan Glasgow coma scale (GCS). Glasgow coma scale (GCS) pertama kali diperkenalkan oleh Teasdale dan Jennet tahun 1974 untuk menyediakan suatu metode yang mudah dan dapat dipercaya untuk menilai tingkat kesadaran pasien dan mengawasi perubahan yang terjadi (Teasdale dan Jennet,1974). Glasgow coma scale (GCS) menilai tingkatan kesadaran berdasarkan tiga komponen klinis yaitu respon membuka mata, motorik dan verbal (Teasdale dan Jennet,1974). Nilai GCS adalah nilai total dari ketiga komponen yaitu antara 3- 15. Nilai 3 berarti penderita tidak memberikan respon terhadap rangsangan apapun sedangkan nilai 15 berarti penderita sadar penuh. Penilai GCS dilakukan pasca resusitasi setelah trauma. Klasifikasi cedera kepala dibagi menjadi 3 dimana cedera kepala berat dengan skor GCS dibawah 8, cedera kepala sedang dengan skor GCS 9 sampai 12, cedera kepala ringan dengan skor GCS 13 sampai 15 (ATLS, 1993).