PENDAHULUAN
Dedak padi merupakan bagian dari tanaman serta bahan organik didapatkan
dari hasil penggilingan padi. Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2015
produksi padi mencapai 75.397.841 ton. Hal ini menyebabkan ketersediaan dedak
sebagai limbah pengolahan padi di Indonesia sangat banyak. Limbah padi ini
banyak ditemui sehingga banyak peternak yang menjadikan dedak untuk bahan
pakan hewan–hewan ternak. Dedak padi dijadikan sebagai bahan tambahan pakan
ransum ayam boiler dan ayam buras oleh peternak unggas seperti ayam (Ananto et
Dedak padi memiliki kandungan protein yang cukup rendah berkisar antara
6–13%, lemak 2,30%, air 10,50% serta serat yang cukup tinggi mencapai 26,80%
berpotensi untuk dijadikan sebagai salah satu jenis pakan untuk cacing tanah.
Kandungan serat yang tinggi pada dedak padi perlu diolah terlebih dahulu dengan
fermentasi agar dapat lebih mudah dicerna oleh cacing tanah. Selain serat, asam
fitat pada dedak padi mampu mengikat beberapa mineral, serta mengikat protein
2015). Ananto et al., (2015) menyatakan dengan fermentasi kualitas dedak padi
dapat meningkat untuk pakan cacing tanah. Fermentasi dapat memecah serat dan
memudahkan cacing tanah dalam mencerna dedak padi. Makro molekul kompleks
1
2
dapat dipecah menjadi mikro molekul sederhana yang mudah dicerna tanpa
Fermentasi pada dedak padi cukup banyak diteliti sebagai campuran pakan
untuk ransum unggas dilakukan dengan menggunakan cairan rumen, ragi dan
EM–4 (Ananto et al., 2015). Mahardika dan Sudiastra (2015) pada penelitiannya
memferntasi dedak padi untuk pakan babi. Bidura et al., (2016) menggunaakan
fermentasi dedak padi untuk pakan ayam buras. Berdasarkan data tersebut, dedak
padi memilik potensi sebagai alternatif pakan fermentasi yang murah dan mudah.
Fermentasi pada umumnya tidak hanya diakukan untuk dedak padi saja. Nur et
al., (2015) melakukan fermentasi pada ampas tahu dan kulit pisang dengan EM–4
sebagai bahan tambahan ransum seperti bebek, babi, dan ayam sedangkan
manusia umumnya mengolahnya menjadi tempe gambus. Ampas tahu juga sering
kali digunakan sebagai pupuk yang diproses dengan teknik vermikompos yang
2015.). Pada penelitian Purkan et al., (2017) ampas tahu dapat menambah
pertumbuhan cacing tanah Lumbricus rubellus sebesar 14%. Pada dasarnya ampas
beberapa penelitian tersebut ampas tahu dan dedak padi dapat digunakan sebagai
pakan cacing tanah yang relatif mudah didapat dengan harga terjangkau.
3
dan cacing tanah yang telah diproses menjadi jus cacing mencapai 60 ton untuk
yang dibutuhkan adalah yang mengandung karbohidrat, lemak, mineral, air, serta
protein yang tidak lebih dari 15% karena dapat memberikan dampak keracunan
bagi cacing tanah. Febrita et al., (2015) menyebut, pakan utama cacing tanah
adalah bahan organik seperti serasah daun, kotoran ternak atau bagian tanaman
dan hewan yang sudah mati. Secara umum cacing tanah dapat diberi pakan berupa
limbah organik seperti limbah sayuran, serbuk gergaji, kotoran ternak, limbah
industri dan pertanian seperti serutan kayu, kompos dedak, jerami, rumput dan
cacing tanah diberi pakan kotoran ayam dan baglog jamur tiram putih. Hasil dari
pada pemberian pakan 25% baglog jamur tiram putih, yakni pertambahan panjang
cacing sebesar 7,25 cm/ekor dan berat sebesar 2,68 g/ekor. Febrita et al., (2015)
memberikan pakan buatan berupa ampas tahu, rumput kakawatan, kotoran ayam,
dan kotoran sapi pada cacing tanah. Nur et al., (2015) meneliti ampas tahu dan
kulit pisang sebagai pakan cacing tanah dan hasil dari peneilitan menunjukkan
adanya ampas tahu yang memiliki ukuran partikel protein kecil dapat
banyak manfaat diantaranya sebagai sumber protein tinggi untuk hewan ternak
seperti unggas, ikan, dan udang (Febrita et al., 2015). Hal ini disebabkan karena
cacing tanah sendiri memiliki kandungan gizi yang cukup baik yaitu protein 60–
70%, lemak kasar 7%, kalsium 0,55%, fosfor 1%, dan serat kasar 1,08%
(Pangestika et al., 2016). Ciptanto & Paramita (2011) menyebutkan bahwa cacing
tanah digunakan sebagai bahan industri kosmetik dan sediaan farmasi berupa obat
penurun demam, tekanan darah tinggi, serta mengobati infeksi saluran pencernaan
tujuan untuk memberi alternatif pakan yang mudah didapat dan dengan harga
Selain itu, cacing yang diberi limbah dedak padi akan membantu mengurangi
jumlah limbah yang kurang dimanfaatkan serta memperbaiki aerasi dan struktur
Lumbricus rubellus?
6. Bagaimana hasil penelitian ini dapat dikaji sebagai sumber belajar dalam
pembelajaran Biologi?
dedak padi dan dengan konsentrasi ampas tahu terhadap pertumbuhan berat
6. Mengetahui hasil penelitian ini dapat dikaji sebagai sumber belajar dalam
pebelajaran Biologi.
mengenai proses untuk mengolah dan memanfaatkan limbah dedak padi menjadi
limbah dedak padi dan ampas tahu agar dapat digunakan sebagai bahan pakan
limbah dedak padi yang telah difermentasi serta ampas tahu agar dapat
2. Bagi peneliti lain: (1) sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut
terkait pemanfaatan limbah organik, khususnya limbah dedak padi dan ampas
tahu.
7
1. Limbah adalah hasil buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga) yang kehadirannya pada suatu saat
dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai
2. Dedak padi (rice bran) merupakan sisa dari penggilingan padi yang
(Wahyuningsih, 2017).
5. Ampas tahu merupakan produk sisa dari produksi tahu yang masih memiliki
kandungan protein relatif tinggi, karena pada proses pembuatan tahu tidak