Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Keperawatan

Volume 13 Nomor 1, Maret 2021


e-ISSN 2549-8118; p-ISSN 2085-1049
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan

PERILAKU PROTOKOL KESEHATAN COVID-19 PADA PEDAGANG PASAR


TRADISIONAL
Supriyadi1*, Novi Istanti2, Yuni Dwika Erlita1
1
STIKES Surya Global, Jalan Ringroad Selatan Blado, Jl. Monumen Perjuangan, Balong Lor, Potorono,
Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, Indonesia 55194
2
STIKES Wira Husada Yogyakarta, JL Babarsari Glendongan Tambak Bayan
Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta, Indonesia 55281
*risyazka2010@gmail.com

ABSTRAK
Penyebaran virus corona masih terus terjadi di berbagai negara dengan jumlah kasus dan korban jiwa
meningkat. Kasus-kasus baru masih dilaporkan tiap hari bahkan muncul varian baru virus corona
yang ditemukan di Inggris. Virus corona pada awal bulan Desember 2020 telah menyebar diseluruh
dunia dengan total kasus 67.000.000 dan angka kemantian 1.540.000. Negara tertinggi di Amerika
Serikat dengan total kasus 14.800.00 dan angka kematian 282.000. Indonesia menempati urutan ke-20
dengan total kasus 576.000 dan angka kematian 17.740. Penyebaran virus corona dapat dihentikan
dengan menerapkan protokol kesehatan. Perilaku protokol kesehatan dipengaruhi oleh usia, jenis
kelamin dan pendidikan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan usia, jenis kelamin dan
pendidikan dengan prilaku protokol kesehatan pedagang pasar tradisional Kotagede Yogyakarta.
Desain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling purposive
sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi didapatakan sampel sebesar 60 responden dan kuesioner
diisi secara online dan analisis data menggunakan uji statistik kendall tau’ . Hasil penelitian
menunjukkan mayoritas usia rentang 26-35 tahun 34 (57%) responden, jenis kelamin perempuan 36
(60%) responden, pendidkan SMU sederajat 35 (58%) responden dan perilaku protokol kesehatan
cukup 28 (47%) responden. Nilai hubungan antara usia (p=0.021), jenis kelamin (p=1.000) dan
pendidikan (p=0.000) dengan perilaku protokol kesehatan Covid-19. Kesimpulan ada hubungan antara
usia dan pendidikan dengan perilaku protokol kesehatan Covid-19.

Kata kunci: covid-19; perilaku; protokol kesehatan

HEALTH PROTOCOL BEHAVIOR OF COVID-19 ON TRADERS IN TRADITIONAL


MARKET

ABSTRACT
The spread of the corona virus continues to occur in various countries with the number of cases and
casualties increasing. New cases are still being reported every day and a new variant of the corona
virus has appeared in the UK. The corona virus in early December 2020 has spread throughout the
world with a total of 67,000,000 cases and a death toll of 1,540,000. The highest country in the United
States with a total of 14,800,000 cases and a death toll of 282,000. Indonesia ranks 20th with a total
of 576,000 cases and a death toll of 17,740. The spread of the corona virus can be stopped by
implementing health protocols. Health protocol behavior is influenced by age, sex and education. The
research objective was to determine the relationship between age, gender and education with health
protocol behavior of Kotagede Yogyakarta traditional market traders. Descriptive correlation
research design with cross sectional approach. Sampling technique purposive sampling with inclusion
and exclusion criteria obtained a sample of 60 respondents and the questionnaire was filled in online
and data analysis using Kendall Tau 'statistical test. The results showed the majority of the age range
26-35 years 34 (57%) respondents, female gender 36 (60%) respondents, high school education equal
to 35 (58%) respondents and health protocol behavior is sufficient 28 (47%) respondents. The value of
the relationship between age (p = 0.021), gender (p = 1,000) and education (p = 0.000) with the

267
Jurnal Keperawatan Volume 13 No 1, Hal 267 - 274, Maret 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

behavior of the Covid-19 health protocol. In conclusion, there is a relationship between age and
education and the behavior of the Covid-19 health protocol.

Keywords: behavior; covid-19; health protocol

PENDAHULUAN
Covid-19 penyakit disebabkan oleh virus corona yang menyebar sangat cepat dan telah
menjadi pandemi di dunia. Virus corona telah menyebar diseluruh dunia dengan total kasus
67.210.778 dan angka kemantian 1.540.777. Negara tertinggi di Amerika Serikat dengan total
kasus 28.591.241 dan angka kematian 753.210. Indonesia menempati urutan ke-20 dengan
total kasus 581.550 dan angka kematian 17.867 (WHO, 2020). Kasus Covid-19 di Indonesia
memiliki angka kematian 3.1% dan angka kesembuhan 82,4% yang terkonfirmasi. Propinsi
dengan kasus terbesar berada di DKI Jakarta dengan jumlah 145.427 (24.8% dari kasus
nasional) dan angka kematian 2.825. Daerah Istimewa Yogyakarta dengan jumlah kasus 7.055
(1.2% dari kasus nasional) dan angka kematian 152 (Satgas Covid-19, 2020).

Dampak virus corona selain kesakitan dan kematian seperti diatas juga pada aspek kehidupan
lainnya seperti sosial dan ekonomi. Pazarbasioglu menyampaikan Covid-19 akan
mengganggu rantai perdagangan dan aliran keuangan internasional, produktivitas modal
dalam negeri karena pabrik tutup dan orang-orang tinggal dirumah, pendapatan pariwisata dan
transportasi karena faktor permintaan, dan pendapatan ekspor karena penurunan harga
komoditas (Budastra, 2020). Hasil penelitian menunjukkan dampak virus corona pada
masyarakat adalah jualan sepi pembeli, terkena PHK, pasar dan perkantoran tutup (Livana,
Suwoso, Febrianto, Kushindarto, & Aziz, 2020). Kondisi seperti ini tidak boleh berlarut-larut
perekonomian harus bangkit dan orang-orang segera beraktifitas kembali seperti sediakala.
Tentunya hal tersebut akan memunculkan resiko penularan Covid-19 yang lebih besar. Untuk
itu masyarakat harus merubah perilaku hidup sehat dengan menerapkan protokol kesehatan.

Perilaku dalam menerapkan protokol kesehatan merupakan suatu aktifitas yang dilakukan
untuk menjaga diri agar tidak tertular virus corona dengan menjaga kebersihan, mencuci
tangan, memakai masker dan menjaga jarak. Manusia dalam berperilaku dipengaruhi oleh
berbagai hal seperti pendidikan, jenis kelamin dan usia (Sunaryo, 2014) (Notoatmodjo, 2012).
Menerapkan protokol kesehatan merupakan bagian dari perilaku hidup bersih dan sehat. Hasil
penelitian tentang penerapan protokol kesehatan pada pelaku usaha mikro selama masa
pandemi covid -19 menunjukkan 23 (43.4%) responden menerapkan protokol kesehatan dan
30 (56.6%) responden tidak menerapkan protokol kesehatan (Nismawati & Marhtyni, 2020).
Pasar merupakan fasilitas umum yang memiliki potensi sangat besar terjadi penularan virus
corona. Beberapa pasar menjadi klaster penyebaran covid-19, Klaster pasar kranggan 6
pedagan dinyatakan positif, klaster pasar cebongan 2 orang positif dan telah dilakukan tracing
dan dilakukan swab kepada 100 orang (Kusuma, 2020) (Dinnata, 2020). Klaster di pasar
dapat dicegah dengan menerapkan protokol kesehatan pada pedagang dan pengunjung. Oleh
karena itu peneliti melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui hubungan usia,
jenis kelamin dan pendidikan dengan perilaku penerapan protokol kesehatan Covid-19.
Desain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional.

METODE
Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel
diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi : pendidikan
minimal SMP, pedagang tetap, memiliki whatsapps Kriteria eksklusi yaitu tidak bersedia
menjadi responden. Sampel didapatakan sebanyak 60 responden. Kuesioner ini dibuat oleh
peneliti berdasarkan protokol kesehatan di tempat dan fasilitas umum dari kementrian

268
Jurnal Keperawatan Volume 13 No 1, Hal 267 - 274, Maret 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

kesehatan. Kuesioner telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan hasil seluruh item
pertanyaan valid (0.560-0.845) dan reliabel (0.929). Data yang didapatkan kemudian
dianalisis menggunakan uji statistik kendall tau dengan taraf signifikan 5%. Penelitian ini
telah lolos uji etik di Komite Etik Penelitian Kesehatan STIKES Surya Global Yogyakarta
dengan No. 2.01/KEPK/SG/XII/2020.

HASIL
Tabel 1.
Karakteristik Responden (n=60)
Variabel Kriteria f %
Usia 17-25 tahun 4 7
26-35 tahun 34 57
36-45 tahun 19 31
≥ 46 tahun 3 5
Jenis kelamin Laki-laki 24 40
Perempuan 36 60
Pendidikan SMP 23 38
SMU Sederajat 35 58
PT 2 4
Perilaku Protokol Kurang 12 20
Kesehatan Cukup 28 47
Baik 20 33

Tabel 2.
Hubungan Usia dengan Perilaku Protokol Kesehatan (n=60)
Perilaku Protokol Kesehatan
Total
Variabel Kriteria Kurang Cukup Baik P
f % f % f % f %
Usia 17-25 1 25 2 50 1 25 4 100
tahun
26-35 6 18 15 44 13 38 34 100
tahun 0.021
36-45 5 26 9 48 5 26 19 100
tahun
≥ 46 tahun 0 0 2 67 1 33 3 100

Tabel 3.
Hubungan Jenis Kelamin dengan Perilaku Protokol Kesehatan
Perilaku Protokol Kesehatan
Total
Variabel Kriteria Kurang Cukup Baik P
f % f % f % f %
Jenis kelamin Laki-laki 6 26 9 37 9 37 24 100
1
Perempuan 6 17 19 53 11 30 36 100

269
Jurnal Keperawatan Volume 13 No 1, Hal 267 - 274, Maret 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Tabel 4.
Hubungan Pendidikan dengan Perilaku Protokol Kesehatan
Perilaku Protokol Kesehatan
Variabel Kriteria Total
Kurang Cukup Baik P
f % f % f % f %
Pendidikan SMP 10 43 12 53 1 4 23 100
SMU 2 7 16 45 17 48 35 100
0.000
Sederajat
PT 0 0 0 0 2 100 2 100

Hasil penelitian pada tabel 1, menunjukkan karakteristik responden mayoritas berusia dalam
rentang 26-35 tahun sebanyak 34 responden (57%). Jenis kelamin perempuan sebanyak 36
responden (60%). Tingkat pendidikan SMU Sederajat sebanyak 35 responden (58%).
Sedangkan untuk perilaku protokol kesehatan Covid-19 dalam kategori cukup 28 (47%).

Hasil penelitian pada tabel 2, menunjukkan terdapat 2 (50%) responden berusia 17-25 tahun
yang memiliki perilaku protokol kesehatan Covid-19 dalam kategori cukup, terdapat 15
(44%) responden berusia 26-35 tahun yang memiliki perilaku protokol kesehatan Covid-19
dalam kategori cukup. Pada rentang usia 36-45 tahun terdapat 9 (48%) responden memiliki
perilaku protokol kesehatan Covid-19 dalam kategori cukup dan pada rentang usia ≥ 46 tahun
terdapat 2 (67%) responden memiliki perilaku protokol kesehatan Covid-19 dalam kategori
cukup. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0.021 (≤ 0.05) yang artinya terdapat hubungan
antara usia dengan perilaku protokol kesehatan Covid-19.

Hasil penelitian pada tabel 3, menunjukkan terdapat 9 (37%) responden laki-laki yang
memiliki perilaku protokol kesehatan Covid-19 dalam kategori baik dan perempuan terdapat
19 (53%) responden yang memiliki perilaku protokol kesehatan Covid-19 dalam kategori
cukup. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=1 (≥ 0.05) yang artinya tidak terdapat
hubungan antara usia dengan perilaku protokol kesehatan Covid-19. Hasil penelitian pada
tabel 4, menunjukkan terdapat 12 (53%) responden dengan tingkat pendidikan SMP yang
memiliki perilaku protokol kesehatan Covid-19 dalam kategori cukup, terdapat 17 (48%)
responden dengan tingkat pendidikan SMU Sederajat yang memiliki perilaku protokol
kesehatan Covid-19 dalam kategori baik dan terdapat 2 (100%) responden dengan tingkat
pendidikan sarjana yang memiliki perilaku protokol kesehatan Covid-19 dalam kategori baik.
Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0.000 (≤ 0.05) yang artinya terdapat hubungan antara
pendidikan dengan perilaku protokol kesehatan Covid-19.

PEMBAHASAN
Virus corona yang dikenal sebagai penyakit corona virus deases (Covid-19) saat ini menjadi
penyebab kematian tertinggi di dunia. Guna memutus rantai penularan Covid-19 dapat
dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan. Hal tersebut wajib dilakukan oleh para
pedagang pasar karena pasar merupakan fasilitas umum yang memiliki kepadatan orang
sangat besar, sehingat resiko terjadi penularan Covid-19 sangat tinggi. Protokol kesehatan
yang dapat diterapkan oleh pedagang pasar adalah kondisi sehat saat pergi kepasar, saat
perjalanan dan selama berdagang selalu menggunakan maskes dan menjaga jarak serta cuci
tangan, membersihkan area dagang sebelum dan sesudah berdagang, meminimalkan kontak
dengan pelanggan dan setiba dirumah segera mandi ganti pakaian dan bersihkan seluruh
barang yang dibawa dari pasar (Kemenkes, 2020).

270
Jurnal Keperawatan Volume 13 No 1, Hal 267 - 274, Maret 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Pedagang pasar dapat menerapkan protokol kesehatan apabila memiliki perilaku protokol
kesehatan yang baik. Perilaku tersebut dipengaruhi oleh karakteristik individu itu sendiri yaitu
usia, jenis kelamin dan pendidikan (Sunaryo, 2014) (Notoatmodjo, 2012). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa usia merupakan salah satu faktor yang memiliki hubungan dengan
perilaku protokol kesehatan Covid-19. Hal tersebut ditunjukkan melalui hasil analisis statistik
didapatkan nilai p=0.021. (P < 0,05). Protokol kesehatan sama halnya dengan hidup bersih
dan sehat. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian prihanti yang menyatakan ada
hubungan antara usia dengan perilaku hidup bersih dan sehat (p=0.000) (Prihanti, 2018).

Mayoritas usia dalam penelitian ini dalam rentang 26-35 tahun. Dari 34 responden terdapat 6
(18%) respnden memiliki perilaku protokol kesehatan kurang, 15 (44%) responden memiliki
perilaku protokol kesehatan cukup dan 13 (38%) responden memiliki perilaku protokol
kesehatan baik. Hal ini sesuai teori dari Iskriyanti umur adalah salah satu faktor yang
menggambarkan kematangan fisik, psikis dan sosial serta setidaknya berpengaruh dalam
proses pembelajaran (Karuniawati & Putrianti, 2020). Meningkatnya umur membuat
seserorang semakin matang atau dewasa dan rasa tanggungjawab dan kepeduliannya
meningkat. Pedagang yang memiliki umur lebih dewasa rasa tanggungjawab dan kepedulian
terhadap diri sendiri dan lingkungan meningkat. Dia akan menggerakkan pedagang lain untuk
menjaga kebersihan dagangan dan lingkungan, serta menerapkan 3 M di pasar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang tidak
memiliki hubungan dengan perilaku protokol kesehatan Covid-19. Hal tersebut ditunjukkan
melalui hasil analisis statistik didapatkan nilai p=0.100 (P> 0,05). Hasil penelitian ini sama
dengan penelitian Prihati, dkk yang menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara jenis kelamin terhadap perilaku dalam pencegahan COVID-19 (p=0.25) (Prihati,
Wirawati, & Supriyanti, 2020). Tidak terdapatnya hubungan menunjukkan antara jenis
kelamin laki dan perempuan memiliki kesemapatan yang sama untuk menerapkan protokol
kesehatan di pasar. Namun uji crosstab menunjukkan responden berjenis kelamin perempuan
cenderung memiliki perilaku protokol kesehatan covid-19 lebih baik dari pada responden
berjenis kelamin laki-laki. Data menunjukkan dari 36 responden berjenis kelamin perempuan
terdapat 11 (30%) responden memiliki perilaku protokol kesehatan dalam kategori baik, 19
(53%) responden memiliki perilaku protokol kesehatan dalam kategori cukup, 6 (17%)
responden memiliki perilaku protokol kesehatan dalam kategori kurang. Sedangkan pada
responden laki-laki dari 24 responden terdapat 9 (37%) responden memiliki perilaku protokol
kesehatan dalam kategori baik, 9 (37%) responden memiliki perilaku protokol kesehatan
dalam kategori cukup dan 6 (26%) responden memiliki perilaku protokol kesehatan dalam
kategori kurang. Penelitian serupa yang dilakukan Zhong menunjukkan jenis kelamin laki-laki
memiliki resiko 1.37 kali lebih tinggi berperilaku yang tidak baik dalam protokol kesehatan
dibanding jenis kelamin perempuan (Pratiwi & Yani, 2020)

Menurut Prince pendidikan dan jenis kelamin adalah faktor sosial penentu yang pentung
untuk kesehatan sehingga berdampak pada perilaku kesehatan (Antari, 2020). Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor yang memiliki hubungan
dengan perilaku protokol kesehatan Covid-19. Hal tersebut ditunjukkan melalui hasil analisis
statistik didapatkan nilai p=0.000. (P < 0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang menyampaikan terdapat hubungan tingkat pendidikan dengan perilaku pencegahan
COVID-19 pada masyarakat Sulawesi Utara (Gannikaa & Sembiring, 2020). Tingkat
pendidikan berhubungan secara signifikan dengan perilaku pencegahan covid-19 (Prihati,
Wirawati, & Supriyanti, 2020).

271
Jurnal Keperawatan Volume 13 No 1, Hal 267 - 274, Maret 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Hasil penelitian ini menunjukkan responden dengan pendidikan SMU sederajat memiliki
perilaku protokol kesehatan yang lebih baik dari pada responden dengan pendidikan SMP.
Dari 35 responden yang berpendidikan SMU sederajat terdapat 2 (7%) responden memiliki
perilaku protokol kesehatan kurang, 16 (45%) responden memiliki perilaku protokol
kesehatan cukup dan 17 (48%) responden memiliki perilaku protokol kesehatan baik.
Sedangkan dari 23 responden yang berpendidikan SMP terdapat 10 (43%) responden
memiliki perilaku protokol kesehatan kurang, 12 (53%) responden memiliki perilaku
protokol kesehatan cukup dan 1 (4%) responden memiliki perilaku protokol kesehatan baik.
Seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mudah menerima dan
memahami informasi tentang protokol kesehatan yang didapatkannya guna mencegah
penularan covid-19 sehingga mampu merubah perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Hal
ini sejalan dengan teori pendidikan merupakan bagian dari suatu proses dalam rangkaian
mempengaruhi dan menimbulkan perubahan perilaku dalam dirinya. Tingkat pendidikan
seseorang semakin tinggi akan lebih mudah menerima informasi kesehatan. Sebaliknya jika
tingkat pendidikan rendah menghambat perkembangan seseorang penerimaan, informasi
kesehatan dan nilai-nilai baru yang diperkenalkan (Mubarak, 2015).

SIMPULAN
Perilaku protokol kesehatan Covid-19 pada pedagang pasar tradisional dipengaruhi oleh usia
dan pendidikan. Sedangkan jenis kelamin tidak mempengaruhi perilaku protokol kesehatan
Covid-19.

DAFTAR PUSTAKA
Antari, N. P. (2020). Perilaku hidup bersih dan sehat mahasiswa universitas Mahasaraswati
Denpasar selama pandemi covid-19. Jurnal Ilmiah Medicamento, Vol 6(2), Hal 94-99.
DOI: https://doi.org/10.36733/medicamento.v6i2.1056.
Budastra, I. K. (2020). Dampak sosial ekonomi covid-19 dan program potensial untuk
penanganannya: studi kasus di kabupaten Lombok Barat. Jurnal Agrimansion , Vol. 20
No. 1 Hal. 48-57 Diakses dari
http://agrimansion.unram.ac.id/index.php/Agri/article/view/321.
Dinnata, R. Y. (2020). Muncul klaster baru covid-19 di DIY. Yogyakarta. Diakses dari
https://ayoyogya.com/read/2020/06/08/39566/muncul-klaster-baru-covid-19-di-diy:
ayoyogya.com.
Gannikaa, L., & Sembiring, E. E. (2020). Tingkat pengetahuan dan perilaku pencegahan
coronavirus disease 2019 (covid-19) pada masyarakat Sulawesi Utara. NERS: Jurnal
Keperawatan, Vol. 16, No. 2, Hal. 83-89. Diakses dari
http://ners.fkep.unand.ac.id/index.php/ners/article/view/377.
Karuniawati, B., & Putrianti, B. (2020). Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Dalam Pencegahan Penularan Covid-19. Jurnal Kesehatan Karya Husada (JKKH), Vol.
8 (2), hal. 34-53. Diakses dari
http://jurnal.poltekkeskhjogja.ac.id/index.php/jkkh/article/view/411/257.
Kemenkes. (2020). Keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor
hk.01.07/menkes/382/2020 tentang protokol kesehatan bagi masyarakat di tempat dan
fasilitas umum dalam rangka pencegahan dan pengendalian corona virus disease 2019
(covid-19). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

272
Jurnal Keperawatan Volume 13 No 1, Hal 267 - 274, Maret 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Kusuma, W. (2020). Penularan covid-19 hingga generasi ke-3, pasar cebongan sleman jadi
klaster baru. Yogyakarta. Diakses dari
https://yogyakarta.kompas.com/read/2020/09/14/20464901/penularan-covid-19-hingga-
generasi-ke-3-pasar-cebongan-sleman-jadi-klaster: Kompas.
Livana, P. H., Suwoso, R. H., Febrianto, T., Kushindarto, D., & Aziz, F. (2020). Dampak
pandemi COVID-19 bagi perekonomian masyarakat desa. Indonesian Journal of
Nursing and Health Sciences, 1(1), 37-48.. Diakses dari
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/IJNHS/article/view/225.
Mubarak, W. I. (2015). Buku ajar ilmu keperawatan dasar. Jakarta: Salemba.
Nismawati, & Marhtyni. (2020). Faktor yang berhubungan dengan penerapan protokol
kesehatan pada pelaku usaha mikro selama masa pandemi covid -19. UEJ UNM
Environmental Journals, Volume 3, Nomor 3, Hal. 116 – 124. Diakses dari
https://ojs.unm.ac.id/UEJ/article/view/16210/9377. DOI
https://doi.org/10.26858/uej.v3i3.16210.
Notoatmodjo, S. (2012). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Pratiwi, M. S., & Yani, M. V. (2020). Hubungan karakteristik individu terhadap perilaku
mengenai pandemi covid-19 di desa Gulingan Mengwi Bali. Jurnal Kesehatan , Vol 13
No 2 Desember 2020. https://doi.org/10.24252/kesehatan.v1i1.16340.
Prihanti, G. S. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perilaku hidup bersih dan
sehat pada tatanan rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Poned X. ejournal UMM,
Vol 14 No 1. DOI https://doi.org/10.22219/sm.Vol14.SMUMM1.6644.
Prihati, D. R., Wirawati, M. K., & Supriyanti, E. (2020). Analisis pengetahuan dan perilaku
masyarakat di kelurahan baru Kotawaringin Barat tentang covid 19. MANUJU :
Malahayati Nursing Journa, Vol 2, No 4. Diakses dai
http://www.ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/manuju/article/view/3073.
Satgas Covid-19. (2020). Peta Sebaran COVID-19. Jakarta, diakses dari
https://covid19.go.id/peta-sebaran-covid19: Satuan Tugas Penanganan COVID-19.
Sunaryo. (2014). Psikologi untuk keperawatan. Jakarta : EGC.
WHO. (2020). WHO coronavirus disease (Covid-19) dashboard. Data last updated:
2020/12/8, 5:13pm CET. Diakses dari https://covid19.who.int/table: WHO Health
Emergency Dashboard.

273
Jurnal Keperawatan Volume 13 No 1, Hal 267 - 274, Maret 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

274

Anda mungkin juga menyukai