Anda di halaman 1dari 12

CATATAN:

Untuk Pengembangan Silabus Anda sudah


membuatnya dalam matakuliah SBM, untuk itu
silakan anda Kembangkan silabus tersebut ke
dalam RPP. RPP harus berbasis model kurikulum
2013. RPP tersebut yang akan kita simulasikan
dalam pertemuan berikutnya.
Silakan dibaca materi berikut, namun sesuaikan
dengan KI bukan SK. Silakan ditelaah Kompetensi
Inti (KI) dan KD kurikulum 2013.

Uraian Materi 13.3

PENGEMBANGAN SILABUS

A. Pengembangan Silabus
Pengertian Silabus
Desentralisasi pendidikan dalam bidang kurikulum menggunakan prinsip
‘kesatuan dalam kebijakan dan keragaman dalam pelaksanaan’. Kesatuan
dalam kebijakan terwujud dalam pedoman pelaksanaannya yang disusun
secara nasional. Keragaman dalam pelaksanaan terwujud dalam silabus yang
disusun daerah (Majid, 2006).

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran


dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan (Mulyasa, 2007).
Dalam pedoman umum pengembangan silabus, istilah silabus digunakan
untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran
lebih lanjut dari SK dan KD yang ingin dicapai, dan materi pokok serta
uraian materi yang perlu dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai
SK dan KD. Seperti diketahui, dalam pengembangan kurikulum dan
pembelajaran, terlebih dahulu perlu ditentukan SK yang berisikan kebulatan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang ingin dicapai, materi yang
harus dipelajari, pengalaman belajar yang harus dilakukan, dan sistem
evaluasi untuk mengetahui pencapaian SK.
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengem-bangan pembelajaran
lebih lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan
pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian. Silabus merupakan
sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran, baik rencana
pembelajaran untuk satu SK maupun satu KD. Silabus juga bermanfaat
sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran,
misalnya kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran
secara individual. Demikian pula, silabus sangat bermanfaat untuk
mengembangkan sistem penilaian. Dalam pelaksanaan pembelajaran
berbasis kompetensi sistem penilaian selalu mengacu pada SK, KD, dan
indikator yang terdapat di dalam silabus.
Pada hakikatnya pengembangan silabus harus mampu menjawab pertanyaan
sebagai berikut.
 Kompetensi apakah yang harus dimiliki oleh peserta didik (standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pembelajaran)?
 Bagaimana cara membentuk kompetensi tersebut (kegiatan belajar,
metode, dan media)?
 Bagaimana mengetahui bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi itu
(evaluasi atau sistem penilaian)?

Prinsip Pengembangan Silabus


Dalam mengembangkan silabus perlu diperhatikan prinsip-prinsip
pengembangannya. Menurut Panduan Umum Pengembangan Silabus
Depdiknas 2008, prinsip pengembangan silabus adalah sebagai berikut.
 Ilmiah. Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
 Relevan. Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian
materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik,
intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
 Sistematis. Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara
fungsional dalam mencapai kompetensi.
 Konsisten. Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara
kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian.
 Memadai. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar.
 Aktual dan kontekstual. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman
belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata,
dan peristiwa yang terjadi.
 Fleksibel. Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi
peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah
dan tuntutan masyarakat.
 Menyeluruh. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi
(kognitif, afektif, dan psikomotor).
 Memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.

Komponen Silabus
Secara garis besar komponen silabus dapat dikelompokkan menjadi 4
kelompok kepentingan berkaitan dengan tiga pertanyaan mendasar dalam
pembelajaran, yaitu: (1) kompetensi apa yang hendak dikuasai peserta didik,
(2) bagaimana memfasilitasi peserta didik untuk menguasai kompetensi itu,
dan (3) bagaimana mengetahui tingkat pencapaian kompetensi oleh peserta
didik. Dari sini jelas bahwa silabus memuat pokok-pokok kompetensi dan
materi, pokok-pokok strategi pembelajaran dan pokok-pokok penilaian.
 Komponen yang berkaitan dengan kompetensi yang hendak dikuasai,
meliputi: SK, KD, Indikator, dan materi pembelajaran.
 Komponen yang berkaitan dengan cara menguasai kompetensi,
memuat pokok pokok kegiatan dalam pembelajaran.
 Komponen yang berkaitan dengan cara mengetahui pencapaian
kompetensi, mencakup: (1) teknik penilaian yang berisi jenis penilaian
dan bentuk penilaian, dan (2) instrumen penilaian.
 Komponen Pendukung, terdiri dari: (1) alokasi waktu, dan (2) sumber
belajar.

Proses Pengembangan KTSP


Secara teknis, pengembangan KTSP dapat dikelompok menjadi tiga, analisis
konteks, mekanisme penyusunan, dan pemberlakuan (Muslich, 2007).
Analisis Konteks
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisis konteks adalah sebagai berikut:
 Menganalisis potensi dan kekuatan/kelemahan yang ada di sekolah:
peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya,
dan program-program yang ada di sekolah.
 Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan
lingkungan sekitar: komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan,
asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja, sumber daya alam, dan
social budaya.
 Mengidentifikasi Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan sebagai
acuan dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

Mekanisme Penyusunan
Pada mekanisme penyusunan, yang perlu diperhatikan adalah pembentukan tim
penyusun dan perencanaan kegiatan.
 Tim penyusun. Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan
sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan
dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas
pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk
pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidik menengah.
Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan SD, SMP, SMA, dan
SMK terdiri atas guru, konselor, kepala sekolah, komite sekolah, dan
narasumber, dengan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota,
dan disupervisi oleh dinas kabupaten/kota dan provinsi yang bertanggung
jawab di bidang pendidikan. Tim penyusun kurikulum tingkat satuan
pendidikan MI, MTs, MA, dan MAK terdiri atas guru, konselor, kepala
madrasah, komite madrasah, dan narasumber, dengan kepala madrasah
sebagai ketua merangkap anggota, dan disupervisi oleh departemen yang
menangani urusan pemerintahan di bidang agama.
 Perencanaan kegiatan. Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan
merupakan bagian dari kegiatan perencanaan sekolah/madrasah.
Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya sekolah/
madrasah dan/atau kelompok sekolah/madrasah yang diselenggarakan
dalam jangka waktu sebelum tahun pelajaran baru. Tahap kegiatan
penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan secara garis besar
meliputi penyiapan dan penyusunan draft, reviu dan revisi, serta finalisasi.
Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan
diselenggarakan oleh tim penyusun.

Pemberlakuan
Dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan SD, SMP, SMA, dan SMK
dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah serta diketahui oleh komite sekolah
dan dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.

Dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan MI, MTs, MA, dan MAK
dinyatakan berlaku oleh kepala madrasah serta diketahui oleh komite
madrasah dan oleh departemen yang menangani urusan pemerintahan di
bidang agama.

B. Langkah-langkah Pengembangan Silabus Pertama:


mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar Mengkaji
standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana
tercantum pada standar isi, sesuai dengan tuntutan kegiatan
pembelajaran, dengan memperhatikan hal-hal berikut (Muslich, 2007).
 Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan
materi.
 Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran.
 Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata
pelajaran.
Kedua: mengidentifikasi materi pokok
Mengidentifikasi materi pokok yang menunjang pencapaian standar
kompetensi dan kompetensi dasar dengan mempertimbangkan hal-hal
berikut.
 Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual
peserta didik
 Kebermanfaatan bagi peserta didik
 Struktur keilmuan
 Kedalaman dan keluasan materi
 Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntunan lingkungan;
 Alokasi waktu.

Ketiga: mengembangkan kegiatan belajar


Pengalaman belajar merupakan kegiatan mental dan fisik yang dilakukan
peserta didik dalam berinteraksi dengan sumber belajar, melalui pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan mengaktifkan peserta didik. Pengalaman
belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Rumusan
pengalaman belajar juga mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar
peserta didik baik laki-laki dan perempuan.

Keempat: merumuskan indikator keberhasilan belajar


Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan
tanda-tanda, perbuatan, dan/atau respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh
peserta didik. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik dan dirumuskan dalam kata
kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator
digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

Kelima: penentuan jenis penilaian


Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator-indikator yang memuat satu ranah atau lebih. Penilaian dilakukan
dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan,
pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau produk,
penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Hasil penilaian diolah secara terpilah
antara peserta didik laki-laki dan perempuan, sehingga peserta didik laki-laki
dan perempuan yang tertinggal segera diketahui dan dicarikan solusinya.

Keenam: menentukan alokasi waktu


Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang
dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk menguasai kompetensi dasar.

Ketujuh: menentukan sumber belajar


Sumber belajar adalah rujukan, objek, dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan
elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan
budaya.Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.

Berikut contoh silabus:


Paket 13 Pengembangan Silabus

FORMAT SILABUS KELAS ATAS


Nama Madrasah :
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV/I
Standar Kompetensi : 1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam memecahkan masalah

Perencanaan Pembelajaran
13 - 14
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran

Paket 13 Pengembangan Silabus 13 - 16


Perencanaan Pembelajaran

Rangkuman
1. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran
dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.
2. Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengem-bangan pembelajaran lebih
lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan
pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian.
3. Prinsip pengembangan silabus adalah ilmiah, relevan, sistematis,
konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel, dan menyeluruh.
4. Komponen silabus meliputi: SK, KD, Indikator, materi pembelajaran, pokok
pokok kegiatan dalam pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar.
5. Langkah-langkah penyusunan silabus:
1. Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar
2. Mengidentifikasi materi pokok
3. Mengembangkan pengalaman belajar
4. Merumuskan indikator keberhasilan belajar
5. Penentuan jenis penilaian
6. Menentukan alokasi waktu
7. Menentukan sumber belajjar
Perencanaan Pembelajaran

Daftar Pustaka

Madjid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar


Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2007. Kurikukulum Tingkat Satuan Pendidikan: Suatu Panduan


Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muslich, Masnur. 2007. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar


Pemahaman dan Pengembangan: Pedoman bagi Pengelola Lembaga
Pendidikan, Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, Komite Sekolah, Dewan
Sekolah, dan Guru. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasar. 2006. Merancang Pembelajaran Aktif dan Konstektual Berdasarkan SISKO


2006: Panduan Praktis Mengembangkan Indikator, Materi, Kegiatan, Penilaian,
Silabus, dan RPP. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan Kompetensi

Permendiknas No. 24 tahun 2006 tentang Penerapan Standar Isi dan


Kompetensi

Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai