Anda di halaman 1dari 28

BUKU MANUAL KETERAMPILAN KLINIK

TOPIK
advanced genitourinary examination

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2021

1
Abstrak

Modul keterampilan klinik ini merupakan panduan bagi instruktur dan mahasiswa
terkait keterampilan pemeriksaan fisik pada perianal dan genetalia eksterna, khususnya
genetalia maskulina. Tujuan pembelajaran dari keterampilan klinik ini adalah mahasiswa
mampu melakukan pemeriksaan penis, scrotum, inguinal, dancolok duburserta mampu
menginterpretasikan data yang didapat pada keadaan normal.Proses evaluasi mahasiswa
akan dilakukan dengan metode OSCE dengan penilaian sistem rubrik. Sehingga setelah
mahasiswa melalui keterampilan ini, mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik
perianal dan genetalia eksterna pada keadaan normal.

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat melakukan penyempurnaan dan
pembaharuan pada Buku Manual Keterampilan Klinik Topik ADVANCED
GENITOURINARY periode tahun 2021
Penyusun buku panduan ini ditujukan untuk memberikan pedoman bagi instruktur dan
mahasiswa untuk melatih keterampilan pemeriksaan fisik pada perianal dan genetalia
eksterna. Dengan adanya buku panduan ini diharapkan:
1. Instruktur mengetahui pembelajaran yang harus dicapai mahasiswa
2. Memberikan panduan pada mahasiswa tentang keterampilan klinik
3. Melakukan demonstrasi terkait keterampilan klinik tersebut.
Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dekan Fakultas
Kedokteran Undiksha, staf pengelola skills lab serta semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu-persatu yang telah membantu proses penyusunan buku manual ini.Semoga
kerjasama semua pihak dalam melaksanakan kegiatan keterampilan klinik ini akan lebih
ditingkatkan demi keberhasilan pendidikan dokter yang profesional dan berkualitas.
Penyusun juga mengharapkan sumbang saran dari semua pihak demi lebih
sempurnanya buku manual ini, sehingga dapat lebih bermanfaat bagi pelaksana kegiatan
skills lab secara keseluruhan.

Singaraja,April 2021
Tim Penyusun

3
DAFTAR ISI

Tim Penyusun ................................................................................................... 2

Abstrak ............................................................................................................ 3

Kata pengantar ................................................................................................. 4

Daftar isi .......................................................................................................... 5

Rencana Pembelajaran Semester........................................................................ 6

Topik Pemeriksaan Perianal dan Genetalia Eksterna ........................................... . 8

Ceklis penilaian ................................................................................................. 17

4
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)


Kode CPL Unsur CPL
CP 3 : Melakukan manajemen pasien mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, penegakan
diagnosis dan penatalaksanaan secara komprehensif
CP 7 : Mampu melakukan komunikasi efektif di bidang kedokteran dan kesehatan
CP Mata kuliah (CPMK) :
Mampu melakukan pemeriksaan inspeksi dan palpasi pada penis, scrotum.
1.
Mampu melakukan pemeriksaan rectal toucher (colok dubur)
2.
Menginterpretasikan hasil pemeriksaan genetalia pria pada kondisi normal
3.
Bahan Kajian Keilmuan : Anatomi, Fisiologi, Sistem Reproduksi, Sistem Ginjal dan Saluran Kemih

Deskripsi Mata Kuliah : Topik Advanced Genitourinary Examinationmempelajari tentang teknik pemeriksaan organ uropoetica dan
reproduksi pria yang mencakup Pemeriksaan luar Genitalia Pria dan Colok dubur, Inspekulo dan Bimanual
Dasarserta kateterisasi urinaria pada lakilaki dan wanita

Daftar Referensi : 1. Emil AT, Maxwell VM. In Smith and Tanaghi’s General Urology 18ed. Lange
Publising. 2013
2. Glands G, Charles B. In physical examination of the genitourinary tract in
Campbell-Walsh Urology 11 th Edition. Elsevier Health Sciences. 2015

5
PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN
Dalam upaya menegakkan diagnosis terutama untuk penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan traktus urogenital perlu dilakukan pemeriksaan genitalia eksterna
dan pemeriksaan perianal.
Pemeriksaan pada traktus urogenital laki-laki meliputi pemeriksaan ginjal, bulibuli
(kandung kemih), pemeriksaan penis, pemeriksaan skrotum, pemeriksaan inguinal, dan
pemeriksaan colok dubur. Hasil yang didapat dari pemeriksaan ini dapat mengarahkan
dokter dalam melakukan pemeriksaan lebih lanjut, guna menegakkan diagnosis pada
seorang penderita.
Dalam keterampilan klinik topik advanced genitourinary ini akan dipelajari
keterampilan pemeriksaan pemeriksaan penis, pemeriksaan skrotum, pemeriksaan
inguinal, dan pemeriksaan colok dubur pada orang normal. Melalui keterampilan ini,
diharapkan mahasiswa mampu mempraktekkan dasar pemeriksaan genitalia pria dan
pemeriksaan colok dubur dengan benar sehingga memberikan dasar terhadap
pemeriksaan dan tindakan lanjutan.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari keterampilan PEMERIKSAAN PERIANAL DAN GENITALIA LAKI-LAKI
ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Melakukan pemeriksaan penis dan scrotum.
2. Melakukan pemeriksaan inguinal.
3. Melakukan pemeriksaan colok dubur.
4. Mahasiswa mampu menginterpretasikan data yang didapat pada individu normal.

8
MATERI PEMBELAJARAN

Topografi Traktus Urinarius


PENIS

Inspeksi:
- Lihat adanya kelainan kulit preputium, tanda radang, perubahan warna.
- Bila belum dilakukan circumcisi pemeriksaan penis didahului dari lubang preputium, lubang
yang terlalu sempit dinamakan phymosis yang mengakibatkan preputium tidak bisa
diretraksi, penumpukan smegma, balanitis, Infeksi Saluran Kencing (ISK), keganasan.
- Glans penis dinilai mulai dari Ostium Urethrae Eksternum(OUE), lihat produk yg keluar dari
OUE (urin, sperma, nanah, darah, batu, udara, feces), ukuran OUE yang terlalu kecil bisa
karena meatal stenosis, letak OUE di ventral (hipospadia) tidak boleh dilakukan circumcisi,
letak OUE di dorsal (epispadia).
- Balanitis, kondiloma akuminata, karsinoma.
- Batang penis diperiksa sisi dorsal (corpos cavernosus & AV dorsalis), sisi ventral (corpus
spongiosus yang berisi urethra) dilihat tanda radang, perubahan warna kulit, fistel.

Preputium

Gland penis tampak setelah


dilakukan retraksi
preputium

Gambar 1. Inspeksi preputium & glans penis, gambar kiri sebelum retraksi, gambar kanan
setelah retraksi.

Palpasi penis
Palpasi gland penis: palpasi dengan ibu jari dan jari telunjuk pada gland penis (area fossa
naviculare) untuk melihat ada sekret atau darah yang keluar.
Palpasi bagian dorsal dari batang penis, berisi corpus cavernosus, bila teraba bagian yang
keras (plaque), dapat disebabkan :
- “Peyronie’s disease”
- Vena dorsalis yang mengalami trombosis

9
- Karsinoma
Palpasi bagian ventral dari batang penis:
- Striktura
- Karsinoma uretra
- Ekstravasasi urin dengan jaringan parut (cicatrix)

Gambar 2. Anatomi penis

10
KELENJAR INGUINAL

Gambar 3. Pembesaran kelenjar inguinal

Inspeksi Kelenjar inguinal


- Lihat adanya tanda radang, perubahan warna kulit, massa, ulkus.
Palpasi kelenjar-kelenjar inguinal
Penyebab pembesaran kelenjar inguinal.
▪ Penis : karsinoma, chancroid, sipilis, balanitis
▪ Tiap keradangan atau tumor yang berasal dari : skrotum, vulva, anus, tungkai.
▪ Pembesaran kelenjar-kelenjar limfe yang sistemik.
Pada orang normal, biasanya kelenjar limfe inguinal dapat diraba.

SCROTUM
Inspeksi dari skrotum

Testis kiri biasanya tergantung lebih rendah dari pada testis kanan.

11
Gambar 4. Anatomi skrotum

Palpasi Skrotum dan isinya


Pemeriksaan dilakukan dalam posisi penderita telentang dan berdiri untuk memperoleh
informasi tambahan.

Palpasi isi skrotum


Biasanya dilakukan dengan ibu jari pada satu bidang dan jari telunjuk serta jari tengah
kanan yang bersangkutan di bidang sebelahnya. “Mass” yang besar lebih mudah diraba
dengan menggunakan kedua tangan.

12
Gambar 5. Palpasi isi skrotum

Perabaan isi skrotum hendaknya sistematis dengan urutan sebagai berikut


1. Testis
2. Epididimis (kaput, korpus, kauda)
3. Funikulus
4. Meatus Inguinalis eksternus

3
4

2
1

Gambar 6. Urutan palpasi isi skrotum

13
PROSTAT & VESICULA SEMINALIS
Anatomi prostat dan vesikula seminalis

Gambar 7. Anatomi prostat dan vesikula seminalis

Pemijatan (”massage’) kelenjar prostat


Panah-panah menunjukkan arah pemijatan kelenjar prostat dan vesikula seminalis.
Tujuan pemijatan :
- Terapi prostatitis, kronis, bengkak
- Mengumpulkan getah prostat untuk pemeriksaan mikroskopik dan bakteriologik

Gambar 8. Masase prostat Colok


dubur :
Posisi pasien untuk pemeriksan colok dubur adalah berdiri, knee chest, tidur miring, yg
paling umum dilakukan adalah litotomi.

Interpretasi yang didapatkan pada saat melakukan colok dubur :


1. Tonus musculus sphinter ani : normal, meningkat atau menurun
2. Bulbocavernosus reflek : normal, meningkat, atau menurun
3. Lumen, ekstra lumen, dingding rectum : terdapat massa atau tidak

14
4. Dapat meraba kelenjar prostat
5. Nyeri tekan prostat (-) : normal
6. Konsistensi : kenyal
7. Simetri : simetris (normal)
8. Mobilitas : mobile
9. Sarung tangan lendir darah : (-)

PROSEDUR PELAKSANAAN KETERAMPILAN KLINIK A.Alat dan bahan


1. Sarung tangan steril
2. Water-base gel
3. Manikin pemeriksaan urogenital pria

B.Tahap Persiapan
1. Pemeriksa melakukan sambung rasa dan menjelaskan prosedur pemeriksaan yang
akan dilakukan beserta tujuannya. Pemeriksa menjelaskan bahwa prosedur ini
mungkin akan sedikit tidak nyaman karena membuka pakaian bagian bawah.
Keluarga pasien atau perawat dapat menemani pasien selama pemeriksaan.
2. Pasien dipersilakan mempersiapkan diri dengan menurunkan pakaian bagian bawah.
3. Pemeriksa melakukan cuci tangan lalu menggunakan sarung tangan.

C.Tahap Pelaksanaan
1. Pemeriksaan penis
a. Melakukan inspeksi daerah penis dan glans penis, dan melakukan retraksi
preputium pada pasien yang tidak sirkumsisi dan menilai letak OUE
b. Melakukan palpasi bagian dorsal penis
c. Melakukan palpasi daerah ventral penis untuk menilai uretra

2. Pemeriksaan skrotum
a. Melakukan inspeksi pada scrotum (pasien dalam posisi telentang dan berdiri)
b. Menilai letak dan ukuran testis
c. Melakukan palpasi isi scrotum (ibu jari pada satu bidang dan jari telunjuk serta
jari tengah kanan yang bersangkutan di bidang sebelahnya dan menggunakan
kedua tangan untuk meraba massa yang besar)
d. Melakukan auskultasi scrotum

3. Pemeriksaan kelenjar inguinal


a. Melakukan palpasi limphonodi inguinalis

4. Pemeriksaan colok dubur


a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
b. Meminta pasien tidur miring membelakangi pemeriksa (atau menghadap
pemeriksa), atau posisi litotomi, dan menjelaskan prosedur pemeriksaan yang
akan dilakukan pada pasien
c. Memberi pelicin pada anus dengan jari telunjuk yang bersarung tangan
d. Merelaksasikan sfingter ani dengan menekan dengan tekanan jari yang halus

15
e. Melakukan penilaian bulbocavernosus reflek dengan cara setelah jari telunjuk tangan
kanan masuk dalam rectum, tangan kiri menekan glans penis. Menilai kontraksi yang
dirasakan pada jari telunjuk kanan.
f. Memeriksa dan menilai sekeliling dinding rectum
g. Meraba kelenjar prostat
h. Memeriksa apakah ada lendir dan/atau darah pada telunjuk setelah keluar dari
rektum, melepas sarung tangan, dan melakukan cuci tangan.

D.Interpretasi Hasil
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan genitalia pria dan colok dubur adalah
kenyamanan pasien. Sebaiknya pasien didampingi oleh anggota keluarga atau perawat
laki-laki ketika pemeriksaan. Di samping itu, pemeriksaan hendaknya dilakukan
secara sistematis sehingga dapat dilakukan dengan efisien. Hal ini akan mengurangi
rasa ketidaknyamanan pasien.

16
CHECKLISTPENILAIAN KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN GENITALIA EKSTERNA& COLOK DUBUR

No Aspek Keterampilan yang Dinilai CEK

1 Menjelaskan kepada pasien tentang tujuan


pemeriksaan dan meminta pasien mempersiapkan
diri (membuka pakaian bagian bawah)
2 Cuci tangan & memakai handscoen
PEMERIKSAAN PENIS
3 Melakukan inspeksi daerah penis dan glans penis,
dan melakukan retraksi preputium pada pasien
yang tidak sirkumsisi dan menilai ada atau
tidaknya kelainan bawaan
4 Melakukan palpasi bagian dorsal penis
5 Melakukan palpasi daerah ventral penis untuk
menilai uretra
6 Melakukan palpasi limphonodi inguinalis
PEMERIKSAAN SCROTUM
7 Melakukan inspeksi pada scrotum (pasien dalam
posisi telentang dan berdiri)
8 Menilai letak dan ukuran testis
9 Melakukan palpasi isi scrotum (ibu jari pada satu
bidang dan jari telunjuk serta jari tengah kanan
yang bersangkutan di bidang sebelahnya dan
menggunakan kedua tangan untuk meraba massa
yang besar)
PEMERIKSAAN COLOK DUBUR
10 Meminta pasien tidur miring membelakangi
pemeriksa (atau menghadap pemeriksa), atau
posisi litotomi, dan menjelaskan prosedur
pemeriksaan yang akan dilakukan pada pasien
11 Memberi pelicin pada anus dengan jari telunjuk
yang bersarung tangan
12 Merelaksasikan sfingter ani dengan menekan
dengan tekanan jari yang halus
13 Memeriksa dan menilai sekeliling dinding rectum
14 Meraba kelenjar prostat
15 Melepas handscoen & cuci tangan

17
PEMERIKSAANGINEKOLOGIDASAR

ANATOMIORGANREPRODUKSIWANITA

Seluruh organ reproduksiwanitaterdapat di dalamrongga pelvis. Dindingrongga


pelvis terdiridaribagiankeras (bony pelvis) yaitutulang pelvis dan
bagianlunakyaitupersendian, ligamen dan otot. Secaraumum, organ
reproduksiwanitaterdiridariduabagian, yaitu organ dalam dan organ luar. Organ luaradalah
yang langsungterlihatseperti vulva dan organ lain di dalamnyaserta vagina. Sementara
organ dalamialah uterus, tuba dan ovarium.

PERINEUMDANVULVA
Perineum adalahgerbangbagirongga pelvis, yang biasanyadiinterpretasikansebagai
tendon darikorpus perinea atau bulbus perineum.Anteriorterhadap bulbus perineum
terdapatfisura yang dibatasi oleh mons pubis dan labium mayora yang dikenalsebagai mons
pubis.Vulvaadalahorificiumdari vagina.
Medial terhadap labium mayoraterdapatdua labium minora yang bergabungdengan
labium mayora pada komisuraposterior.Kedua labium minor bergabung pada komisura
anterior, yang melindungivagina.Antarakedua labium minora terdapatmembran tipis yang
dikenalsebagaihymen.

VAGINA
Adalahsaluran yang dikelilingi oleh jaringanotot yang kuat.Panjangdaribagian anterior dari
vagina adalah 7 cm, denganpanjangbagian posterior 2 cm lebihpanjang.Sumbudari vagina
paraleldenganorificiumdarirongga pelvis, yang pada posisiterlentangmembentuksudut 30-40
derajatdaribidanghorizontal.Apabilaseseoranginginmelakukanpemeriksaanginekologi,
sudutinipentinguntukdimengerti.

18
Terdapattepimukosa di dalan lumen vagina yang
dikenalsebagaicolumnarugaerumataucolumnavaginalis.Padaserviks uteri, vagina
melipatmengelilingiserviks, membentukforniks, yang terdiridariforniks anterior, posterior,
serta lateral, berdasarkanposisinyaterhadapserviks uteri. Bagian yang teraksentuasi pada
vagina disebutportio.

UTERUS
Uterus adalan organ muskular yang terdapat di tengahrongga pelvis. Ukuran normal
pada periodereproduksiadalah 7.5 x 5 x 2.5 cm. Dinding uterus terdiridari 3 lapisan
(daridalamkeluar) : endometrium, myometrium dan perimetrium.
Endometrumadalahjaringanmukosadenganbanyakkelenjardengantebalberagam, tergantung
pada siklusmenstruasi. Myometrium adalahbagian paling tebal yang terdiridarijaringanotot.
Perimetrium sesungguhnyaadalahperitoneum .

Gambar 2. Genitalia Interna

Terdapatberbagaiposisidari uterus. Posisi uterus terhadap vagina dapatanteversi, retroversi,


dextroposisiatausinistroposisi. Posisi uterus terhadapserviksdapatantefleksi,
laterofleksiatauretrofleksi. Kebanyakanwanita Indonesia
ialahretrofleksidengansudutantara45-90 derajat. Retrofleksiekstremdari uterus
disebuthiperretrofleksi. Serviks uteri, isthmus uteri dan korpus uteri adalahbagiandari
uterus. Isthmus uteri dariwanitatidakhamilsangatpendek,
sehinggaseringdianggapsebagaibagiandariserviks. Serviks uteri memilikiduastruktur yang
berbentuktanduk, yang merupakanorificiumdari tuba uteri yang disebutkornu.

19
Terdapatstrukturberbentukkubahdiantarakeduanya yang disebut fundus. Kavitas di dalam
uterus disebutkavum uteri, yang memanjangkearah vagina melaluikanalisservikalis.

TUBAFALOPII
Tuba falopiiadalah organ berbentukkanaldenganpanjang ± 10 cm. Seperti uterus,
dindingnyaterdiridari 3 bagianyaitulapisanmukosa, lapisanotot dan lapisan serosa. Setiap
tuba dibagimenjadibagian interstitial, isthmus, ampulla dan fimbria.

OVARIUM
Adalah organ yang memproduksi ovum, dan memilikiukuransangatberagam,
tetapibiasanya 3.5 x 2.5 x 1 cm. Posisinyaselaluberubah, bergantung pada postur,
perubahanposisiusus dan perubahanbentuk uterus pada kehamilan. Terdapat 4 kutubdari
ovarium yangmeliputi superior, inferior, anterior dan posterior. Terdapatdualapisandari
ovarium, yaitukorteks (bagianluar) dan medulla (bagiandalam).

LIGAMENTUM
Korpus uteri memilikiposisi yang bebas dan berubah-ubah, tergantung pada
pengisianvesikaurinaria, walaupunserviks uteri memilikiposisi yang tetap. Struktur yang
menyokongposisi uterus adalah ligamentum rotundum, ligamentum sakrouterina dan
ligamentum kardinale. Seluruh ligamentum adalahsepasang ligamentum yang simetris pada
sisikiri dan kananuterus. Sementaraterdapatsatubuah ligamentum lebar, yaitu ligamentum
latum, yang sesungguhnyamerupakanlipatandari peritoneum yang meliputi tuba, dan
memanjangkearah ligamentum kardinale. Ligamentum latum dan strukturantarabagian
peritoneum yang terlipatdikenalsebagaiparametrium.Seperti uterus, ovarium disokong pada
posisinya oleh mesovarium, ligamentum suspensoriumovarii (ligamentum infundibulo-
pelvikum) dan ligamentum ovarii proprium.

Keterangan Ga
1. Round ligament
2. Uterus
3. Kavum uteri

20
4. Uterus, permukaan intestinal 5. Uterus, permukaanversical (kearah
vesikaurinaria)
6. Fundus uteri
7. Korpus uteri
8. Palmate folds of cervical canal 9.Kanalisservikalis
10. Forniks posterior
11. Cervical os (external)
12. Isthmus uteri
13. Serviks, supravaginal portion
14. Serviks, vaginal portion
15. Forniks anterior
16. Serviks
Gambar 3. Genitalia Interna, irisan antero-posterior

PROSEDURPEMERIKSAAN

ANAMNESIS
Sepertihalnyapemeriksaanfisiklain, kitaharusmelakukan anamnesis sebelumpemeriksaan.
Hal inibertujuanuntukmemberikan data mengenai:
• Keluhanutamapasien dan lamanya.
• Hari pertamahaidterakhir.
• Data mengenaisiklusmenstruasi (panjangsiklus,regularitas, durasimenstruasi,
perkiraanjumlah dan tipeperdarahanmenstruasi).
• Riwayatdismenore.
• Menarche.
• Perdarahan di antaraduaperiode.
• Discharge: tipe, warna, jumlah, bau dan kapanpertamakeluar.
• Pruritus pada vulva.
• Keluhanabdominal :pembesaran, lokasi, discomfort (rasa takenak pada perut) dan
nyeri.
• Riwayatperkawinan.
• Keluhan yang berhubungandengankoitus, libido, dispareunia dan orgasme.
• Riwayatoperasi abdomen dan operasiginekologi.
• Riwayat yang berhubungandengan BAK dan BAB.
• Keluhansistemik dan keluhan pada sistemlain.
• Riwayatpenggunaankontrasepsi
• Riwayatpenyakitdahulu dan riwayatgenetikkeluarga.

21
PENGENALANALAT-ALATPEMERIKSAANSISTEMREPRODUKSI
- Mejaperiksa

- Lampuperiksa
- Sarungtangansteril
- Tensimeter
- Stetoskop
- Timbangan BB
- Pengukur TB
- Termometer
- Meteran
- Stetoskop Laennec / Doppler
- SpekulumGraeve

-
Spekulum Sims

-
- Klem oval

-
22
- Klem Kelly (tampon tang)

- Duksteril
- Alkohol 70%
- Povidone Iodine

- Kapassteril-KassaSterilPEMERIKSAANFISIKUMUM

Sepertihalnyapemeriksaanfisiklainnya,
inspeksiharusdilakukansejakpasienmasukkedalamkamarperiksa. Keadaanumumpasien,
postur dan kesadaranharusdiinspeksidenganakurat.
Pemeriksaanfisikumumharusdilakukanuntukmemperoleh data mengenaitanda vital,
kondisi organ vital (jantung dan paru), tandaanemiasertakelainan organ lain
darikepalahingga kaki. Berilahperhatiankhususterhadaptanda yang
berhubungandengankelainanginekologiserta organ yang
memilikihubunganterdekatdengankelainanginekologi.

PEMERIKSAANABDOMEN
Dilakukandenganpasien pada posisiterlentangdenganlengan di samping dan dinding
abdomen dalamkeadaanlemas. Lakukaninspeksidenganmemperhatikankontur abdomen
(apakahterdapatpembesaran/ aksentuasidaridinding abdomen, bilaada, tandai dan
deskripsikanukuran, bentuk dan letaknya). Pada wanitahamil,
perhatikanapakahterdapathiperpigmentasi dan tandaregang pada dinding abdomen yang
dikenalsebagaistriaegravidarum, garishitam di tengah yang dikenalsebagaigarisFuska,
sertahiperpigmentasi lain di daerah abdomen. Setelah melahirkan, striae gravidarum
akanberubahberwarnaputihkeperakan yang dikenalsebagaistriae albikans. Hemoperitoneum
pada wanitaputih dan kurus, dapatterlihatbayangankebiruan pada area umbilikus yang
dikenalsebagaitanda Cullen.
Sebelumdilakukanpalpasiletakkantangan pada dinding abdomen agar
pasientidakterkejut oleh perbedaansuhu.

23
Lakukanpalpasidenganmenggunakanseluruhtelapaktangan.
Palpasidimulaidenganmenilaitegangandinding abdomen denganmelakukanpenekanan dan
menilaitahanannya. Rasa nyeriakanmemaksapasienuntukmenegangkandindingabdomennya,
sehinggaterasasepertimenekanpapan. Bilaterdapatnyeritekan dan massa di dalam abdomen,
beriperhatiankhusus. Nyeri pada palpasidapatberupanyeritekanataunyerilepas.

Gambar 4. Pemeriksaan Abdomen

Bilaandamerabamassaatautumor, perhatikanbutir-butir di bawahini :


• Lokasi dan batastumor
• Ukurantumor
• Permukaantumor
• Konsistensi
• Apakantumormasukpanggul/ apakahtumormobilatauterfiksasi pada organ disekitarnya.

Untukmenentukansuatulokasi di abdomen, kitabiasanyamenggunakankuadran


(abdomen dibagimenjadi 4 kuadran). Penentuan juga
dapatdilakukandenganmenggunakanindikatorspesifiksepertijarakkepusat, lineaaxillaris dan
lain-lain. Palpasiterhadappembesaran organ dalam juga sebaiknyadilakukan.

PEMERIKSAANPELVIS
Pemeriksaaninibiasanyamembuatpasien was-was. Sebelummelakukannya,
pemeriksasebaiknyamendekatipasien,
sehinggapasienmaubekerjasamadalampemeriksaanini.Pemeriksaandilakukandenganpasiend
alamposisilitotomi, denganposisiberbaringlemas dan meletakkankakinya pada foot rest,

24
untukmelemaskanbagianpanggul. Perineum harusberadatepat pada
tepimejapemeriksaan, kemudianpemeriksamenggunakansarungtangansecaraaseptik.
Lakukan toilet vulva dan vagina denganmenggunakankapassteril yang
direndamdalamlarutandesinfektan non iritatif (mis :lysol), denganmenggerakkankapas di
dan sekitar vulva dan perineum dari medial ke lateral ataudarisentralkeperifer. Area
rektalharusdilakukanterakhir.

Gambar 5. PosisiPemeriksaanGinekologi

TEKNIKPEMERIKSAANPELVIS

INSPEKSI
Inspeksiharusmenyertakan organ genitalia eksterna, terutama vulva,
dimulaidenganmemperhatikan hygiene, keadaankeseluruhan dan
apakahterdapatabnormalitas. Secarasistematik, lakukanobservasiterhadaphal-hal di
bawahini:
▪ Distribusirambutkemaluan dan kelainandarifolikelnya.
▪ Kedaankulit di vulva.
▪ Keadaanklitoris.
▪ Keadaanorificium urethrae externum.
▪ Keadaan labia mayora dan minora.
▪ Keadaan perineum dan komisura posterior (utuh /tidak).
▪ Keadaan introitus vagina.

▪ Apakahterdapatdischarge yang mengalirkeluardari vagina (jumlah, tipe, warna, bau,


dll).

25
PRAKTEKPEMERIKSAAN

PERSIAPANINSTRUMEN
1. Pelajarisekalilagi, petunjuk dan prosedurdaripemeriksaanginekologi. Ulangibagian
yang kurangjelas, sampaiseluruhprosedurdipahamidenganjelas.
2. Periksaapakahseluruhinstrumentelahdipersiapkandenganlengkap dan
telahdisterilisasi.

3. Latihanakandilakukandenganmenggunakan model. Persiapkan model.


4. Persiapkanlampu. Cobanyalakanlampu, dan
periksaapakahlampudapatdinyalakansepertisemestinya dan
apakahlampucukupterang.

PERSIAPANPEMERIKSAAN
Letakkan model pelvis denganbaik, sesuaidenganposisilitotomi.
1. Nyalakanlampu dan atursehinggadapatmencapaidaerahpemeriksaan.
Cobalahuntukmeletakkanlampucukuptinggi, dan arahlampu 25˚ dari horizontal.
2. Cucitangandengandisinfektansampaisiku.
3. Ambilsarungtangan yang sesuai dan kenakansatu demi
satusesuaidenganproseduraseptik.
4. Ambilkapas yang telahdibasahidenganlarutandisinfektandenganklem oval atauklem
Kelly (Tampon tang). Lakukan toilet vulva dan vagina
secarasistematis,denganprinsipmemulaidarisentralkeperifer. Daerah anal
dilakukanterakhir. Buangkapas yang telahterpakai pada tempatsampah
5. Lakukan toilet vulva:
a. Menggunakan tampon tang (klem Kelly)
b. Menggunakanduakassasteril yang dicelupkan di larutanantiseptik (povidone
iodine/alkohol 70%)

c. Arahdarisentralkeperifer (satuarah dan satu kali gores pada satu area)


d.Urutan:
- vulva keperifer (kanan, kiri, atas dan bawah)

- area mons pubis (atas)


- anus

e.minimal dilakukandua kali

26
PEMERIKSAANINSPEKSI
1. Inspeksiharusdilakukansecarasistematisuntukmenghindariterlewatnyabagiandaripem
eriksaan, denganprinsipmemulaidarisentralkeperifer dan dari superior ke inferior.
2. Dalammelakukaninspeksi,janganmenyentuhdaerah yang diperiksa, terutamadaerah
yang belumdibersihkan.
3. Amati mons pubis, labia mayorakanan-kiri, perineum dan anal.
Perhatikanadanyakelainan.
4. Amati komisura anterior, orificium urethrae, klitoris, labia minora kanan-kiri dan
introitus vagina. Perhatikanadanyakelainan.

27
LEMBAR PENILAIAN MAHASISWA
KETERAMPILANPEMERIKSAAN GINEKOLOGI DASAR

CEK
No AspekKeterampilan yang Dinilai
1 Melakukan anamnesis ginekologi
2 Cek instrument dan material
3 Melakukanpemeriksaanfisikumum (tanda vital, conjungtivamata)
4 Melakukanpemeriksaaninspeksi abdomen
5 Melakukanpemeriksaanpalpasi abdomen pada organ reproduksi
6 Memintapasienuntuktenangdalamposisiginekologi
7 Mengoreksiposisipasien (perineum tepat di tepimeja)
8 Menghidupkanlampuperiksa
9 Memakaisarungtangansecaraaseptik (melepascincin, jam, dll)
10 Melakukansimulasi toilet vulva dan sekitarnya
11 Melakukaninspeksi area mons pubis
12 Melakukaninspeksi labia mayor
13 Melakukaninspeksi labia minor
14 Melakukaninspeksi perineum dan anal
15 Melakukansimulasimembukasarungtangan dan mencucitangan
16 Meletakkaninstrumenditempatnya
17 Melaporkanhasilpemeriksaan
18 PENILAIAN PROFESIONALISME
JUMLAH SKOR

28
CHECKLIST PENILAIAN
KETERAMPILAN TEKNIK KATETERISASI PADA LAKI-LAKI
Nama Mahasiswa : …………………………………
NIM : ………………………………….

SKOR
NO Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
1 Informed consent (menyampaikan tentang pemasangan kateter, menyampaikan
resiko & komplikasi Tindakan)
2 Mempersiapkan alat yang diperlukan
3 Melengkapi meja steril dengan alat yang diperlukan
4 Mencuci tangan
5 Memasang sarung tangan steril dan melakukan disinfeksi pada penis dan daerah di
sekitarnya, daerah genitalia dipersempit dengan kain steril
6 Memasukkan pelicin 5-10 cc xylocain jelly (perbandingan lidokain : jelly = 1 : 5)
7 Memasukkan kateter ke dalam orifisium uretra eksterna dengan teknik yang aseptik
8 Dengan pelan-pelan mendorong kateter masuk
9 Meminta pasien untuk menarik nafas (merilekskan sfingter) pada kira-kira pada
daerah bulbo-membranase (yaitu daerah sfingter uretra eksterna)
10 Kateter terus didorong masuk ke buli-buli yang ditandai dengan keluarnya urin dari
lubang kateter
11 Kateter terus didorong masuk ke buli-buli lagi hingga percabangan kateter
menyentuh meatus uretra eksterna
12 Mengembangkan balon kateter dengan memasukkan 5-10 ml air steril dan
meyakinkan bahwa kateter sudah terfiksasi di dalam kandung kencing
13 Menghubungkan kateter dengan pipa penampung (urin bag)
14 Meyakinkan bahwa kateter sudah terfiksasi di dalam kandung kencing dengan
sedikit menarik kateter
15 Melakukan fiksasi dengan plester di daerah ingunal atau paha bagian proksimal
16 Memastikan urin keluar lancar mengisi urine bag
17 Setelah vesica urinaria kosong urine bag dikosongkan, dinilai jumlah urin, warna
urin & kekeruhan urin
18 Mencuci tangan
19 Melepaskan kateter
JUMLAH SKOR
Penjelasan :
0 = Tidak dilakukan mahasiswa, atau dilakukan tetapi salah
1 = Dilakukan, tapi belum sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna

Nilai Mahasiswa : Jumlah Skor x 100%


38

29
CHECKLIST PENILAIAN
KETERAMPILAN TEKNIK KATETERISASI PADA WANITA
Nama Mahasiswa : …………………………………
NIM : ………………………………….
SKOR
NO Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
1 Informed consent (menyampaikan untung rugi pemasangan kateter, menyampaikan
resiko & komplikasi Tindakan)
2 Mempersiapkan alat –alat yang diperlukan
3 Melengkapi meja sterl dengan alat –alat yang diperlukan
4 Mencuci tangan
5 Memasang sarung tangan steril dan melakukan disinfeksi pada genitalia dan daerah
di sekitarnya, dan daerah genitalia dipersempit dengan kain steril
6 Mengolesi kateter dengan pelicin/jelly
7 Membuka labia dengan tangan yang tidak dominan, dan mempertahankan sampai
mengembangkan balon
8 Memasukkan kateter ke dalam orifisium uretra eksterna dengan teknik yang aseptis
9 Dengan pelan-pelan mendorong kateter masuk
10 Meminta pasien untuk menarik nafas (merilekskan sfingter)
11 Kateter terus didorong hingga masuk ke buli-buli yang ditandai dengan keluarnya
urine dari lubang kateter
12 Kateter terus didorong masuk ke buli-buli lagi hingga pertengahan kateter
menyentuh meatus uretra eksterna
13 Mengembangkan balon kateter dengan memasukkan 5-10 ml air steril
14 Menghubungkan kateter dengan pipa penampung (urin bag)
15 Meyakinkan bahwa kateter sudah terfiksasi di dalam kandung kencing dengan sedikit
menarik kateter
16 Melakukan fiksasi dengan plester di daerah inguinal atau paha bagian proksimal
17 Memastikan urin keluar lancar mengisi urine bag
18 Setelah vesica urinaria kosong urine bag dikosongkan, dinilai jumlah urin, warna
urin & kekeruhan urin
19 Mencuci tangan
20 Melepaskan kateter
JUMLAH SKOR
Penjelasan :
0 Tidak dilakukan mahasiswa
1 Dilakukan, tapi belum sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna

Nilai Mahasiswa = Jumlah Skor x 100%


40

30

Anda mungkin juga menyukai