Anda di halaman 1dari 15

Mutasi Gen Pada Polydaktili

Tanani Febrianty

102014007

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Korespondensi: Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510

Tanani.2014fk007@civitas.ukrida.ac.id

Abstract

Genetics is the study of inheritance in all living things in the world ini.Apabila damage to the
genes that an abnormality will arise whether in the form of disease or gene variations . Genetics alone
can not be separated from the teachings of the father of genetics , Gregor Mendel . Berisika genetics of
DNA , genes and chromosomes . Mendel's law suggests that became the foundation of genetics in the
development of the law of segregation and independent assortment.Salah a disease closely related to the
science of genetics is polydactyly . In addition, some diseases such as polydactyly ensued due to gene
mutations . Besides the importance of phenotype and genotype in order to determine whether or not a
gene mutation .

Keywords : Autosomal gene disorders , polydactyly , Mendel 's Law , genetic material , mutation

Abstrak

Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang pewarisan pada semua mahluk hidup di dunia
ini.Apabila terjadi kerusakan pada gen-gen tersebut maka sebuah kelainan akan timbul entah itu dalam
bentuk penyakit atau variasi gen. Ilmu genetika sendiri tidak lepas dari ajaran bapak genetika, Gregor
Mendel. Ilmu genetika berisika tentang DNA, gen dan kromosom. Mendel mengemukakan hukum yang
menjadi fondasi dalam perkembangan genetika yaitu hukum segregasi dan independent assortment.Salah
satu penyakit yang berhubungan erat dengan ilmu genetika adalah polidaktili. Selain itu beberapa
penyakit seperti polidaktili pun terjadi dikarenakan adanya mutasi gen. Selain itu pentingnya fenotip dan
genotip agar dapat mengetahui apakah terjadi mutasi gen atau tidak.

Kata kunci: Kelainan Gen Autosomal, Polidaktili, Hukum Mendel, materi genetic, mutasi
Pendahuluan

Genetika telah dikenalkan pada 7000-5000 tahun sebelum Masehi, ketika suka Maya
telah menanam jagung, China mengembangkan dengan menananm beras dan suku Assyrian
menemukan minyak sawit, orang-orang ini secara umum mengemukakan ide menyilangkan
jenis-jenis tanaman untuk menghasilkan tanaman hybrid (anakan) dengan karakter-karakter yang
lebih beragam.1 Ilmu genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang pewarisan pada semua
mahluk hidup di dunia. Ilmu genetika sendiri tidak lepas dari ajaran bapak genetika, Gregor
Mendel. Pada perkembangannya ilmu genetika hanya mempelajari mengenai gen, mutasi dan
fenotipe (karakter yang muncul) akan tetapi seiring perkembangannya ilmu genetika bisa
membantu manusia dalam mengungkap informasi dari penyakit-penyakit yang selama ini dinilai
semakin beragam.2 Kromosom merupakan rantai DNA yang berpilin dengan kuat dan
mengandung protein. Semua sel somatik tubuh normal kecuali sel kelamin memiliki 46
kromosom atau 23 pasang kromosom (sel kelamin hanya memiliki setengahnya). 3 Salah satu
penyakit yang berhubungan erat dengan ilmu genetika adalah polidaktili. Polidaktili merupakan
sebuah penyakit genetika dimana si penderita memiliki jumlah jari yang lebih dibanding jumlah
normal. Kelainan pada polidaktili menjadi semakin tidak terkendali dan menyebabkan kelebihan
jari yang banyak sekali. Pada kasus ini akan menjelaskan tentang autosom dominan, pewarisan
sifat, dimana dalam pewarisan sifat pada kasus ini terdapat mutasi yang menyebabkan kelainan
gen.

Rumusan Masalah

Ali mempunyai 12 jari tangan dan kaki sedangkan ibu, bapak, dan kakaknya memiliki 10 jari
Mind Map

1. Autosom
Dominan

Mutasi i. Pedigree
Polidaktili

ii. Hukum
iii. Fenotip
Mendel
2. Pewarisan Sifat
iv. Materi
v. Genotip Genetik

DNA
Kromosom Gen

Hipotesis
Kelainan jari pada Ali dikarenakan mutasi gen

Sasaran Pembelajaran

Membahas pewarisan sifat dan mengenai kelainan genetik

Autosom Dominan

Kelainan gen autosomal adalah kelainan yang terjadi pada kromosom selain kromosom X
dan Y. Pada kelainan ini sifat dan karakteristik dari gen tersebut diturunkan sama rata kepada
keturunan selanjutnya tanpa ada perbedaan rasio berdasarkan jenis kelamin. 4 Sifat autosom
adalah sifat keturunan yang ditentukan oleh gen pada autosom, gen ini ada yang dominan dan
ada yang resesif.5
Kriteria pewarisan autosom dominan, yaitu :

 Sifat tidak harus melewatkan generasi (kecuali sifat kekurangan penetrasi penuh)
 Ketika orang yang menderita menikah dengan orang yang tidak menderita, maka sekitar 50%
dari keturunannya akan menderita (menunjukan juga bahwa individu yang menderita adalah
heterozigot)
 Sifat tersebut akan muncul dalam jumlah yang hampir sama antara laki-laki dan perempuan.1

Gambar 1. Diagram silsilah pada penderita kelainan gen autosomal dominan

Hadirnya sebuah gen dominan didalam genotip seseorang sudah menyebabkan sifat tersebut
tampak pada dirinya. Kelainan yang terikat pada penurunan autosom dominan, yaitu :

 Polidaktili (Jari berlebih)

Polidaktili merupakan suatu kelainan yang diwariskan oleh gen autosom dominan P,
sehingga seseorang dapat mempunyai tambahan jari pada satu atau dua tangan dan pada
kakinya.5 Melihat dari silsilah di Gambar 1, beberapa poin menjadi jelas, dikarenakan pertama
polidaktili yang terjadi pada setiap generasi. Setiap anak yang menderita memiliki induk yang
menderita tanpa generasi adalah dilewati. Pola ini menunjukan pewarisan dominan. 1 Tempat jari
tambahan berbeda-beda, ada yang terdapat didekat ibu jari dan ada pula yang terdapat didekat
jari kelingking
Gambar 2. Polidaktili

P pp x Pp
Normal Polidakti
li

F1 Pp = polidaktili 50%

Pp = normal 50%

 Kemampuan mengecap Phenylthiocarbamida (PTC)

PTC merupakan suatu zat kimia NH2, dimana seseorang hanya dapat merasakan rasa pahit.
Phenylthiocarbamida mudah larut dalam air untuk penelitian biasanya disediakan beberapa
larutan dari berbagai konsentrasi. Beberapa penelitian menunjukan bahwa wanita lebih sensitive
terhadap PTC daripada pria. Blakeslee pada tahun 1932 berhasil membuktikan bahwa
kemampuan unt uk mengecap PTC itu herediter yang diturunkan oleh gen autosom dominan,
sehingga penderita PTC memiliki genotip TT atau Tt. Sedangkan seseorang yang normal
memiliki genotip tt.5
 Thalassemia

Thalassemia merupakan kelainan genetic yang ditandai dengan berkurangnya atau tidak ada
sama sekali sintesa rantai hemoglobin, sehingga sel darah hanya mempunyai sedikit kemampuan
untuk mengikat oksigen. Thalassemia dibedakan menjadi : Thallasemia α, dan thalassemia β dan
thalassemia δβ.

 Dentinogenesis

Dentinogenesis merupakan suatu kelainan pada gigi manusia, dimana dentin berwarna pitih
seperti air susu. Apabila dibuat foto rontgen gigi orang normal dan gigi penderita terdapat
beberapa perbedaan yang nyata. Gigi pada si penderita email normal, namun ruang-ruang pulpa
dan saluran-saluran akar pada kebanyakan gigi terhapus dengan dentin yang abnormal, terdapat
penambahan perbatasan pada hubungan antara mahkota dan akar gigi molar.5

Gambar 3. Dentinogenesis

Pewarisan Sifat

Genetika berkaitan dengan transmisi, ekspresi, dan evolutusi gen, molekul yang
mengontrol fungsi, pengembangan, dan penampilan akhir pada individu.1 Didalam pewarisan
sifat ini akan membahas tentang hukum mendel, pedigree, materi genetic, fenotip dan genotip.
Didalam materi genetic terdapat DNA, gen, dan kromosom.
Pedigree
Pedigree merupakan suatu diagram silsilah dari sebuah keluarga. Diagram silsilah ini
ditemukan di Iran dan diduga berasal dari tahun 3100 sebelum Masehi. Beberapa analisa
tentang diagram silsilah pada manusia telah dimulai pada akhir abad ke 19 oleh Francis
Galton.5 Manusia membutuhkan waktu lama untuk mencapai kematangan reproduksi, dan
jumlah keturunan yang dihasilkan dari dua orang tua yang tidak besar-jarang lebih dari satu
digit angka dalam masa hidup ibu.1 Untuk menentukan pola pewarisan beberapa sifat-sifat,
para ahli genetic seringkali memiliki sedikit lebih untuk mengamati sejarah keluarga yang
berkali-kali tidak termasuk kombinasi kawin kritis. Sejarah keluarga ini dapat digambarkan
sebagai sebuah silsilah (pedigree), yang mewakili semua individu dalam keluarga dan
fenotipnya, namun seringkali ketidak pastian dan kebingungan mempengaruhi analisis
genetic pada manusia.1
Data OMIM NIH berisikan informasi pada sejumlah besar gen manusia dan penyakit
genetic. Pada tahun 2002 OMIM berisi informasi tentang 11.823 gen manusia dan 6.195 sifat
manusia dan penyakit, termasuk autosom resesif dan autosom dominan, dan gen-gen yang
terangkai kelamin.1

Hukum Mendel

Hukum mendel merupakan hukum tentang pewarisan sifat. Didalam penelitiannya


menggunakan kacang ercis, Mendel berhasil menemukan beberapa hal penting dalam
perkembangan genetika. Pada saat itu, Mendel menyilang-nyilangkan kacang ercis dan
mengevaluasi hasil persilangannya berdasarkan tujuh karakter. Tujuh karakter itu adalah biji,
warna biji, buah, warna buah, tinggi, letak bunga, dan warna bunga dari kacang ercis. Sebagai
contoh, sifat bunga kacang ercis ada dua yaitu ungu dan putih. Dari hasil persilangan yang di
lakukan Mendel dengan karakter tersebut, didapati bahwa seluruh tanaman hasil dari persilangan
kedua sifat tersebut hanya menghasilkan bunga berwarna ungu. 2 Hukum mendel terdiri atas 2,
yaitu hukum mendel 1 dan hukum mendel 2.

Hukum Mendel 1

Hukum I Mendel dikenal dengan “Segregation of Alletic Genes”,yang artinya hukum


segregasi atau pemisahan secara bebas. Hukum I Mendel disebut juga hukum pembentukan
gamet dengan satu sifat beda (monohibrid).1 Hukum ini mengungkapkan bahwa dua alel yang
mengatur sifat tertentu akan terpisah pada dua gamet yang berbeda. Variasi gen dengan alel yang
berbeda bertanggung jawab terhadap variasi sifat yang diwariskan. Schagai contoh, gen yang
mengatur wama pada bunga memiliki dua variasi, yakni gen wama mcrah dan gen wama putih.
Variasi gen ini dinamakan alel. Kedua variasi gen menciptakan lokus yang sesuai pada pasangan
kromosom homolog.6 Pada hukum ini dapat dilihat bahwa hukum segregasi mendel menjelaskan
tentang beberapa hal, yaitu :

 Keturunan F1 heterozygot, yang dimana semuanya memiliki karakter yang dominan tinggi,
mendapatkan satu alel dari orangtuanya.
 Keturunan F1 adalah Heterozygot karena mereka memiliki dua alel yang berbeda.
 Keturunan F1 yang memiliki alel resesif jika dikawin silangkan dengan F1 yang normal,
maka dalam munculnya kembali fenotip kerdil pada generasi F2.
 Sifat anakan dari individu-individu F1 yang terhitung untuk rasio 3:1 tanaman tinggi hingga
fenotip kerdil pada keturunan F2.1

Gambar 4.

Persilangan Monohibrid

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa sifat resesif (a) tetap dibawa dan akan diturunkan
apabila bersatu dengan sifat yang resesif juga sehingga membentuk homozigot resesif. Melalui
hasil tersebut, terciptalah hukum Mendel yang pertama yaitu, setiap pasang alel akan berpisah
secara bebas pada saat pembentukan gamet.1-3Hukum Mendel yang pertama itu sering disebut
dengan hukum segregasi (pemisahan).Hukum segregasi cenderung lebih sering diterapkan pada
perhitungan dalam persilangan monohibrid atau satu karakter saja. Pada persilangan monohibrid
jumlah fenotipe (Sifat yang muncul) memiliki perbandingan 3:1.
Hukum Mendel 2

Hukum II Mendel merupakan hukum pengelompokkan gen secara bebas pada fertilisasi
dalam persilangan dengan dua sifat berbeda (dihibrid). Hukum II mendel mengungkapkan bahwa
setiap pasang alel terpisah secara bebas pada setiap gamet. 6 Pada hukum mendel 2 terjadi
persilangan antar makhluk hidup dengan memiliki 2 sifat beda misalnya 2 dari tujuh karakter
yang dipelajari mendel pada waktu itu adalah warna biji dan bentuk biji. Tiap-tiap biji bisa saja
berwarna kuning atau bisa juga hijau, dan mungkin juga berbentuk bulat saja atau keriput
saja.Contohnya dua varietas kacang ercis yang berbeda pada kedua karakter tersebut suatu
penyilangan parental antara tanaman dengan biji bulat warna kuning (YYRR) dan tanaman biji
keriput warna hijau (yyrr).2 Pada generasi F1 penyilangan dihibrid, genotipenya adalah YyRr, dan
tanaman tersebut menunjukkan kedua fenotipe dominan, yaitu biji kuning dengan bentuk
bulat.langkah penting dalam adalah melihat apa yang terjadi ketika tanaman F 1 melakukan
penyerbukan sendiri untuk menghasilkan keturunan F2. Jika hibrid F1 harus meneruskan alel-
alelnya dalam kombinasi yang sama dengan pewarisan alel-alel tersebut dari generasi P, maka
hanya aka nada dua kelas gamet : YR dan yr. hipotesis ini memprediksi bahwa rasio fenotipe
generasi F2 akan menjadi 3:1, seperti dalam penyilangan monohibrid tetapi hipotesis alternatif
menyatakan bahwa dua pasangan alel akan terpisah secara independen satu sama lain. Dengan
kata lain, gen akan dikemas ke dalam gamet dalam mempunyai satu alel untuk setiap gen. dalam
contoh kita empat kelas gamet akan dihasilkan dalam kuantitas yang sama yaitu YR,Yr,yR,dan
yr. jika sperma empat kelas bercampur dengan ovum empat kelas, akan terdapat 16 (4 x 4) cara
alel berkombinasi dalam generasi F2 dengan probabilitas yang sama, kombinasi ini menghasilkan
empat kategori fenotip dengan perbandingan 9:3:3:1.1
Gambar 5. Persilangan dihibrid

Materi Genetik

Ilmu genetika masih terus berkembang dari jaman Mendel melakukan percobaannya sampai
sekarang. Ilmu genetika mempelajari biologi tingkat molekular seperti DNA (Deoxyribonucleic
acid), kromosom beserta rangkaian gen yang terturunkan dan juga perubahan-perubahannya. 2
Rangkaian genetik pada suatu individu sangat menentukan sifat yang muncul dari individu
tersebut. Informasi-informasi mengenai karakteristik ini diturunkan secara turun menurun
melalui gen yang dikemas dalam DNA. Apabila terjadi kerusakan pada gen-gen tersebut maka
sebuah kelainan akan timbul entah itu dalam bentuk penyakit atau variasi gen.1

- DNA

Bahan genetic untuk semua organism selular yaitu DNA. DNA merupakan untaian ganda

(double heliks) yang berbentuk seperti tangga bengkok. Tulang punggung dari heliks unit gula
(deoksiribosa) yang diulang dengan gugus fosfat. Hanya terdapat empat basa yang biasanya
terjadi didalam DNA, yaitu adenine, guanine dan sitosin.1
- Kromosom

Kromosom merupakan rantai DNA yang berpilin dengan kuat dan mengandung protein.
Semua sel somatik tubuh normal kecuali sel kelamin memiliki 46 kromosom atau 23 pasang
kromosom (sel kelamin hanya memiliki setengahnya).3 Gen terletak pada suatu ruang yang
secara fisik ada pada kromosom, yang disebut dengan lokus. 2 Lokus pada kromosom
dianalogikan seperti manik-manik yang berjejer lurus pada seuntai benang.Simbol gen yang
menunjukkan karakter resesif biasanya ditulis dengan huruf kecil. Sementara itu, simbol gen
yang menunjukkan karakter dominan ditulis dengan huruf besar. Sebagai contohnya, karakter
dwarf (cebol) yang resesif disimbolkan dengan huruf “d”, sedangkan yang normal dominan
disimbolkan dengan huruf “D”.1

Konsep mengenai gen sendiri selalu berikatan dengan alel. Alel disebut juga sebagai versi
alternatif gen yang menjelaskan adanya variasi pada pewarisan suatu sifat. Misalnya, gen A
berperan dalam menimbulkan karakter pigmentasi kulit secara normal. Karena suatu hal, gen A
mengalami mutasi sehingga tidak mampu menimbulkan pigmentasi (gen A termutasi menjadi a).
Apabila dua gen (A dan a) berada pada lokus yang sama dari suatu kromosom dan kromosom
homolognya, maka letak pasangan alel tersebut dikatakan bersesuaian. Gen sealel tersebut harus
diberi simbol dengan huruf yang sama tetapi dibedakan (satu huruf besar, satu huruf kecil). Bila
pengaruh kedua alel untuk menimbulkan suatu karakter sama dominannya, maka ditulis dengan
huruf yang sama besar (misal:AA) dan disebut dengan alel identik yang berada dalam keadaan
homozigot. Sebaliknya, bila resesif, maka ditulis dengan huruf yang sama kecil (misal:aa).
Kemungkinan lain adalah munculnya heterozigot (misal:Aa).3

Fenotip dan Genotip

Genotipe adalah sifat makhluk hidup yang tidak tampak sehingga tidak bisa diamati dengan
indera. Sifat ini baru akan terlihat dari pedigree atau pemeriksaan gen. Sifat ini biasanya
disimbolkan dengan sepasang huruf, misalnya gen rambut lurus disimbolkan dengan LL, gen
warna merah disimbolkan dengan MM, gen buah bulat disimbolkan dengan BB, dan
sebagainya.7 Simbol genotipe tidak hanya menggunakan huruf besar tetapi juga huruf kecil.
Huruf besar berarti sifat dominan, sedangkan huruf kecil berarti sifat resesif. Misalnya TT berarti
sifat tinggi, dan tt berarti sifat rendah. Sifat tinggi akan mendominasi sifat rendah sehingga jika
dikawinkan menghasilkan keturunan yang bersifat tinggi (Tt). Contoh lain misalnya, sifat warna
merah pada bunga dominan terhadap sifat warna putih sehingga warna merah disimbolkan
dengan M dan warna putih disimbolkan dengan m. Genotipe yang tersusun dari sifat dominan
saja (AA) atau resesif saja (aa) disebut homozigot. Sedangkan genotipe yang tersusun dari sifat
dominan dan resesif (Aa) disebut heterozigot.3

Fenotipe adalah sifat makhluk hidup yang tampak sehingga bisa diamati oleh alat indra.
Misalnya rasa buah manis, rambut lurus, bentuk buah bulat, dan tinggi rendahnya badan.
Fenotipe ditentukan oleh faktor genotipe dan lingkungan. Kriteria berikutnya dapat dibuktikan
melalui persilangan berikut ini: Jika gen dominan polidaktili dilambangkan P maka individu
dengan gen homozigot dominan (PP) dan heterozigot (Pp) akan menderita polidaktili. Sementara
itu, individu dengan gen homozigot resesif (pp) akan bersifat normal.

Pemisalan pertama (ayah memiliki gen homozigot – ibu normal)


P          :                      PP                    X                     pp       
       (polidaktili)                             (normal)     
F1        :                                               Pp
 (100% polidaktili)

Bayi yang dilahirkan semuanya akan menderita polidaktili. Pemisalan kedua (ayah memiliki
gen heterozigot – ibu normal). Contoh dalam skenario ini:
P          :                      Pp                    X                     pp       
      (polidaktili)                            (normal)     
F1        :                       Pp                    ;                       pp       
(50% polidaktili)                     (50% normal)
Bayi yang dilahirkan memiliki peluang 50% untuk menderita polidaktili, dan bayi yang
dilahirkan oleh si ibu ternyata menderita polidaktili.8

- Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation). Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA), akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah. Ada beberapa macam jenis mutasi gen, antara lain sebagai berikut:
 Silent Mutation
Mutasi ini terjadi bila penggantian satu nukleotida tidak mengubah antikodonnya. Biasanya
hal ini terjadi jika yang diubah merupakan nukleotida ketiga dari satu kodon. Missal pada model
gen :3’ – TAC CCT CGA ATG GAT TGG ATT -5’, jika antikodon ke 5 (GAT) nukleotida
nomor 3 diganti menjadi A maka urutannya menjadi GAA dan pada mRNA menjadi CUU.
Urutan basa nukleotida ini tetap mengkode leusin tanpa mempengaruhi pada produk gen.1

Gambar 6. Silent mutation

 Missense mutation

Missense mutation merupakan mutasi titik tetapi berakibat pada perubahan asam amino yang
dikode terjadi pada nukleotida pertama dan kedua sehingga akan menghasilkan polipeptida
dengan satu asam amino yang berbeda, contoh 3’ – TAC CCT CGA ATG GAT TGG ATT -5’,
jika nukleotida pertama pada nukleotida pertama pada kodon kedua (CCT) berubah menjadi
guanine maka akan menjadi 3’ – TAC GCT CGA ATG GAT TGG ATT - 5’, sehingga mRNA
akan menjadi 5’ – AUG CGU GCU UUC CUA UCC UAA – 3, dan urutan-urutan ini mengkode
asam amino dengan urutan met-arg-ala-tyr-leu-thr-STOP.

Gambar 7. Missense mutation


 Nonsense Mutation

Nonsense mutasi merupakan suatu mutasi titik yang mengubah kodon asam amino tertentu
menjadi kodon STOP, sehingga menghasilkan gen yang terpotong informasinya sehingga
polipeptida yang disintesispun akan kehilangan satu segmen pada ujung karboksilnya.

Gambar 8. Nonsense Mutation

 Frame Shift Mutation

Frame Shift Mutation merupakan kosekuensi dari insersi atau delesi satu basa. Sebab
penambahan ataupun pengurangan basa yang jumlahnya bukan kelipatan tiga sehingga akan
menyebabkan ribosom membaca kodon yang sama sekali baru.

 Knock Mutation

Knock mutation merupakan suatu alel yang kehilangan fungsinya sehingga tidak menghasilkan
produk gen nul allele. Bila gen yang tidak berfungsi ini digunakan untuk mengganti gen yang
sebanding dari organism lain maka prosesnya disebut gen knockout.1

Kesimpulan

Pada kasus ini polidaktili yang di alami Ali dikarenakan adanya mutasi gen. Sehingga
menyebabkan ia menderita polidaktili.
Daftar Pustaka

1. Priastini R, Hartono B. Buku ajar biologi kedokteran. Jakarta : Universitas Krida


Wacana; 2014. h;315-442
2. Priastini R, Hartono B. Buku ajar kedokteran biologi. Edisi ke-3 Jakarta: Fakultas
kedokteran ukrida; 2010. h;288-315
3. =Sloanne E. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2004
4. Cambell NA, Reece JB, Urry LA, Cain ML, Wasserman SA, Minorsky PV, et all.
Biology. 8th Edition. San Francisco: Pearson Benjamin Cummings; 2008. H. 262-81
5. Suryo. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press; 1994. h;103-115
6. Abdurahman D. Biologi Kelompok Pertanian. Bandung: Grafindo Media Pratama; 2008.
7. Fried GH, Hademenos GJ. Schaum’s outlines: Biologi. Edisi 2. Jakarta: Penerbit
Erlangga; 2011.h.105-8.
8. Saefudin. Genetika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. 2007.

Anda mungkin juga menyukai