Bab I

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional, yang pada hakekatnya merupakan upaya penyelenggaraan kesehatan
oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, sebagai
salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional (Depkes RI, 2007).

Pengetahuan perkembangan bedah saat ini sangat berarti dalam pemahaman


seni dan ilmunya seperti yang dipraktekkan saat ini. Alasannya jelas, karena
sejarah bedah memberikan dasar untuk penghargaan evolusi bidang yang
semakin penting dalam ilmu kedokteran (Sabiston, 1995). Tindakan operasi
atau pembedahan, baik elektif maupun kedaruratan adalah peristiwa
kompleks yang menegangkan. Kebanyakan prosedur bedah dilakukan di
kamar operasi rumah sakit, meskipun beberapa prosedur yang lebih sederhana
tidak memerlukan hospitalisasi dan dilakukan di klinik-klinik bedah dan unit
bedah ambulatori (Syamsulhidajat, R dan Wim De Jong, 1998).

Sejalan dengan perkembangan teknologi yang kian maju. Prosedur tindakan


pembedahan pun mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dimana
perkembangan teknologi mutakhir telah mengarahkan kita pada penggunaan
prosedur bedah yang lebih kompleks dengan penggunaan teknik-teknik bedah
mikro (micro surgery techniques) atau penggunaan laser, peralatan by Pass
yang lebih canggih dan peralatan monitoring yang kebih sensitif. Perubahan
tidak hanya terkait dengan hal-hal tersebut diatas. Namun juga diikuti oleh
perubahan pada pelayanan.

Dalam dua tahun terakhir ini, kecelakaan lalu lintas di Indonesia oleh Badan
Kesehatan Dunia (WHO) dinilai menjadi pembunuh terbesar ketiga, di bawah
penyakit jantung koroner dan tuberculosis/TBC. Data WHO tahun 2013
menyebutkan, sebanyak 67 persen korban kecelakaan lalu lintas berada pada
usia produktif , yakni 22 – 50 tahun. Terdapat  sekitar 400.000 korban di

1
2

bawah usia 25 tahun yang meninggal di jalan raya, dengan rata-rata angka
kematian 1.000 anak-anak dan remaja setiap harinya. Bahkan, kecelakaan lalu
lintas menjadi penyebab utama kematian anak-anak di dunia, dengan rentang
usia 10-24 tahun

Di Indonesia, jumlah kendaraan bermotor yang meningkat setiap tahunnya


dan kelalaian manusia, menjadi faktor utama terjadinya peningkatan
kecelakaan lalu lintas. Data Kepolisian RI menyebutkan, pada 2013 terjadi
109.038 kasus kecelakaan lalu lintas. Di Jawa Timur sendiri,selama arus
mudik 2013, tercatat terjadi 826 kecelakaan Lalu Lintas dengan 124 orang
luka berat dan 989 orang luka ringan. Kecerobohan dalam memperlengkapi
alat pengaman dan tidak memperhatikan rambu-rambu lalu lintas merupakan
salah satu penyebab terjadinya kecelakaan. Dari kecelakaan ini menimbulkan
trauma, baik secara fisik dan psikologis. Trauma yang paling sering terjadi
dalam sebuah kecelakaan adalah fraktur (patah tulang).

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas struktur jaringan tulang, baik itu


tulang rawan, sendi, tulang epifisis, baik yang bersifat total maupun yang
parsial. ( Chairuddin, 2000 : 388 ). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes RI tahun
2007 di Indonesia terjadi kasus fraktur yang disebabkan oleh cedera antara
lain karena jatuh, kecelakaan lalu lintas dan trauma benda tajam/ tumpul. Dari
45.987 peristiwa terjatuh yang mengalami fraktur sebanyak 1.775 orang
(3,8%), dari 20.829 kasus kecelakaan lalu lintas, yang mengalami fraktur
sebanyak 1.770 orang (8,5%), dari 14.127 trauma benda tajam/ tumpul, yang
mengalami fraktur sebanyak 236 orang (1,7%).

Dengan banyaknya kasus fraktur, peran Rumah Sakit juga sangat diperlukan
untuk menangani kasus tersebut. Ada dua penanganan fraktur. Yaitu
konservatif dan operatif. Metode konservatif adalah penanganan fraktur
dengan reduksi tertutup. Dimana prinsip reduksi tertutup adalah dilakukan
tanpa intervensi bedah. Setelah reposisi, dilakukan immobilisasi untuk
mencegah fragmen fraktur bergerak dan untuk memfasilitasi penyambungan
tulang
3

Salah satu metode operatif adalah reduksi terbuka yaitu membuka daerah
yang mengalami fraktur dan memasangkan fiksasi internal. Disini fiksasi
internal yang biasa digunakan untuk fraktur adalah Plate and Screw. Plate
berarti struktur pipih atau lapisan (Dorland, 1998). Screw berarti silinder
padat (Dorland, 2002). Plate and screw berarti suatu alat untuk fiksasi
internal yang berbentuk struktur pipih yang disertai alat berbentuk silinder
padat untuk memfiksasi daerah yang mengalami perpatahan. Fisioterapi
merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu
serta masyarakat untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak
dan fungsi sepanjang daur kehidupan dan menggunakan penanganan secara
manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutik, mekanis),
pelatihan fungsi dan komunikasi.

Berdasar data yang diperoleh dari instansi Bedah Sentral RSSA menunjukkan
bahwa angka kejadian fraktur mulai bulan Juni – Oktober 160 kasus, dan
untuk fraktur tibial plateau sejumlah 13 kasus atau 9 % dari seluruh kasus
yang ada. Sedangkan untuk tindakan ORIF sebanyak 98 kasus atau 61 % dari
seluruh tindakan Orthopedi selama bulan Juni - Oktober 2014.

Mengacu pada fenomena di atas, penulis tertarik untuk membuat suatu


Laporan Akhir Pendidikan dan Pelatihan Perawat Instrument yang berjudul
“Penatalaksanaan Keperawatan Perioperatif Pada Ny. A Dengan ORIF &
Plate Screw Atas Indikasi Closed Fraktur Tibial Plateau Sinistra Sch II di
Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. Saiful Anwar Malang”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah tersebut di atas, dapat
dirumuskan pertanyaan masalah sebagai berikut: “Bagaimana
Penatalaksanaan Keperawatan Perioperatif Pada Ny. A Dengan ORIF &
Plate Screw Atas Indikasi Closed Fraktur Tibial Plateau Sinistra Sch II di
Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. Saiful Anwar Malang?”.
4

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan perawat instrumen, penulis
diharapkan mampu mengembangkan pola fikir ilmiah dan menerapkan
Penatalaksanaan Keperawatan Perioperatif Pada Ny. A Dengan ORIF &
Plate Screw Atas Indikasi Closed Fraktur Tibial Plateau Sinistra Sch II
di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan karya tulis ini adalah agar penulis
mampu :
a. Memahami dan melakukan persiapan instrument dasar operasi pada
klien dengan ORIF & Plate Screw atas indikasi closed fraktur tibial
plateau sinistra Sch II di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang.
b. Memahami dan melakukan persiapan operasi pada klien dengan
ORIF & Plate Screw atas indikasi closed fraktur tibial plateau
sinistra Sch II di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang.
c. Berperan sebagai perawat instrument pada tindakan klien dengan
ORIF & Plate Screw atas indikasi closed fraktur tibial plateau
sinistra Sch II di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang.
d. Melakukan asuhan keperawatan pada klien sebelum dilakukan
tindakan ORIF & Plate Screw atas indikasi closed fraktur tibial
plateau sinistra Sch II di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang.
e. Melakukan asuhan keperawatan pada klien saat dilakukan tindakan
ORIF & Plate Screw atas indikasi closed fraktur tibial plateau
sinistra Sch II di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang.
f. Melakukan asuhan keperawatan pada klien setelah dilakukan
tindakan ORIF & Plate Screw atas indikasi closed fraktur tibial
5

plateau sinistra Sch II di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. Saiful


Anwar Malang.

3. Metode Penulisan
a. Metode diskriptif yang menggunakan pendekatan studi kasus melalui
pendekatan proses keperawatan dengan langkah pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
b. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara klien maupun
petugas kesehatan.
Sumber data :
1) Data primer yang diperoleh langsung dari klien.
2) Data sekunder yang diperoleh dari tenaga kesehatan,
dokumentasi medis serta hasil pemeriksaan penunjang yang lain.
3) Studi kepustakaan dengan mempelajari buku sumber yang
berhubungan dengan masalah yang dibahas.

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan penulis tentang
Penatalaksanaan Keperawatan Perioperatif Pada Ny. A Dengan Orif &
Plate Screw Atas Indikasi Closed Fraktur Tibial Plateau Sinistra di
Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
2. Bagi Keperawatan
Memberi gambaran kepada perawat tentang asuhan keperawatan
perioperatif dengan tindakan ORIF + Plate Screw Tibial Dengan Closed
Fraktur Tibial Plateau Sinistra Sch II di Instalasi Bedah Sentral RSUD
Dr. Saiful Anwar Malang.
3. Bagi Tempat Kerja Penulis
Meningkatkan SDM dan pelayanan di PT. Rolas Nusantara Medika RSU
Kaliwates Jember.

Anda mungkin juga menyukai