Kimia Analitik
(Analisis Alkalimetri)
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako
Palu
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Alkalimetri sesuai dengan namanya yaitu alkali yang berarti basa, titrasi alkali
metri merupakan metode titrasi asam basa dimana suatu larutan basa digunakan
sebagai larutan standar atau titran dalam titrasi. Titrasi ini digunakan ketika
larutan analit yang akan diuji adalah berupa larutan yang bersifat asam baik itu
asam kuat maupun asam lemah.
Dalam titrasi alkalimetri, basa sebagai titran akan diteteskan ke dalam larutan
analit yang bersifat asam sehingga akan terjadi reaksi penetralan. Titik ekivalen
titrasi akan dicapai ketika mol basa yang bereaksi sama dengan jumlah mol asam
dalam larutan analit. Selanjutnya akan dicapai titik akhir titrasi yang diketahui
dengan menggunakan indikator titrasi tertentu.
Tahap terakhir dari titirasi alkalimetri yaitu penentuan kadar atau konsentrasi
sampel. Penentuan dilakukan secara perhitungan dengan rumus umum titrasi
dimana jumlah mol basa sama dengan jumlah mol asam. Dalam hal ini, jumlah
mol basa kita ketahui dengan cara mengalikan total volume yang dibutuhkan
untuk mencapai titik akhir titrasi dengan konsentrasi larutan basa yang telah
diketahui.
TINJAUAN PUSTAKA
Asam dan basa didefenisikan oleh ahli kimia berabad-abad yang lalu
dalam sifat-sifat larutan air mereka. Dalam pengertian ini suatu zat yang larutan
airnya berasa asam, memerahkan lakmus biru,bereaksi dengan logam aktif untuk
membentuk hidrogen, dan menetralkan basa. Dengan mengikuti pola yang serupa,
suatu basa didefenisikan sebagai zat yang larutan airnya berasa pahit, melarutkan
lakmus merah terasa licin sabun, dan menetralkan (Achmad, 1996).
Banyak cara untuk memahami tentang asam dan basa. Kita dapat
mengartikan asam dan basa berdasarkan keniakan konsentrasi dari ion H+ dan
OH-. Jika sebuah larutan didalamnya terdapat H+yang jumlah lebih besar dari ion
OH-, maka kita dapat menyebutkan sebagai larutan asam. Begitu pula jika suatu
larutan memiliki jumlah ion OH- yang lebih banyak dari pada jumlah ion H+,
maka larutan itu dapat kita katakan sebagai larutan basa. Hasil pereaksian asam
dan basa itu sendiri dapat membentuk suatu senyawa yang biasa disebut sebagai
garam, dan reaksi antara ion H+ dan OH- nya membentuk air yang bersifat netral
(Raymond, 2004).
Analisis volumetri atau volumetri adalah cabang kimia analitik di mana
pengukuran volume adalah operasi utama dan terakhir. Dalam volumetri, reaktan
diambil dalam bentuk larutan dan volume larutan standar (larutan yang diketahui
konsentrasinya) yang diperlukan untuk bereaksi sepenuhnya, dengan volume
larutan yang tidak diketahui (larutan yang konsentrasinya akan
ditentukan).Konsentrasi dapat diketahui dengan menggunakan rumus Normalitas
(Pahari,2006). Titrasi merupakan salah satu metode untuk menentukan
konsentrasi suatu larutan dengan cara mereaksikan sejumlah volume larutan
tersebut terhadap sejumlah volume larutan lain yang konsentrasinya sudah
diketahui. Larutan yang konsentrasinya sudah diketahui disebut larutan baku.
Titrasi yang melibatkan reaksi asam dan basa disebut titrasi asam-basa
(Muchtaridi, 2006).
Menurut Rohman (2007), asidi-alkalmetri termasuk reaksi netralisasi yakni
reaksi anatar ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang
berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi juga
dapat dikatakan sebagai reaksi antara pemberi proton (asam) dengan penerima
proton (basa). Dalam metode titrimetri atau analisis volumetri atau analisis
kuantitatif dengan mengukur volume sejumlah zat yang diselidiki direaksikan
dengan larutan baku (standar) yang kadar (konsentrasiya) telah diketahui secara
teliti dan reaksinya berlangsung secara kuantitatif. Suatu titrasi yang ideal adalah
jika titik akhir titrasi sama dengan titik ekivalen teoritis. Dalam pernyataannya
selalu ada perbedaan kecil. Beda ini disebutkan dengan kesalahan titrasi yang
dinyatakan dengan mililiter larutan baku. Oleh karena itu pemilihan indikator
harus dilakukan sedemikian rupa agar kesalahan in sekecil-kecilnya. Dalam
larutan, kadar bahan yang terlarut (solut) dinyatakan dengan konsentrasi. Istilah
ini berarti banyaknya massa yang terlarut dihitung sebagai berat (gram) tiap
satuan volume (mililiter) atau tiap satuan larutan, sehingga satuan kadar seperti ini
adalah gram/mililiter.
Dalam titrasi diperlukan larutan standar sebagai titrat. Larutan standar
terbagi menjadi larutan standar primer dan larutan standar sekunder menurut
Watson (2005), larutan standar primer adalah larutan yang mengandung senyawa
kimia stabil yang tersedia dalam kemurnian tinggi dan dapat digunakan untuk
menstandarisasi larutan standar yang digunakan di dalama titrasi. Contoh : asam
oksalat, asam benzoat, kalium hidroge flatat, KBrO3.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Metodologi
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode daring melalui
aplikasi via zoom (jadi selama praktikum berlangsung kita mendengarkan
penjelasan dari materi yang di paparkan asisten)
Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan pada saat praktikum ini yaitu
adalah:
ATK
HP/Laptop
Kertas HVS
BAB IV
PEMBAHASAN
4.3 Hasil
Pada tahapan praktikum ini dibakukan NaOH 0,1 N yang dicampurkan dengan
larutan Kalium Biftalat yang telah dikeringkan sebanyak 403,7 mg dan aquades
sebanyak 75 ml bebas CO2 kemudian di titrasi dengan larutan NaOH O,1 N yang
telah dimasukkan kedalam buret tadi sebanyak 50 ml dititrasi secara perlahan
sampai larutan tersebut berwarna merah muda adapun volume titik akhir titrasi
pada buret yaitu 19,6 ml maka percobaan pada pembakuan larutan NaOH 0,1 N
dinyatakn berhasil.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.pakarkimia.com/titrasi-alkalimetri/