Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum

Kimia Analitik

(Analisis Alkalimetri)

Nama : Widya Fancia Pratiwi Rense

Stambuk : F 121 19 045

Asisten : Ahmad Fauzan Tambuak S.Si’s

Program Studi S1 teknik Geologi, Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik

Universitas Tadulako

Palu

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alkalimetri sesuai dengan namanya yaitu alkali yang berarti basa, titrasi alkali
metri merupakan metode titrasi asam basa dimana suatu larutan basa digunakan
sebagai larutan standar atau titran dalam titrasi. Titrasi ini digunakan ketika
larutan analit yang akan diuji adalah berupa larutan yang bersifat asam baik itu
asam kuat maupun asam lemah.

Dalam titrasi alkalimetri, basa sebagai titran akan diteteskan ke dalam larutan
analit yang bersifat asam sehingga akan terjadi reaksi penetralan. Titik ekivalen
titrasi akan dicapai ketika mol basa yang bereaksi sama dengan jumlah mol asam
dalam larutan analit. Selanjutnya akan dicapai titik akhir titrasi yang diketahui
dengan menggunakan indikator titrasi tertentu.

Tahap terakhir dari titirasi alkalimetri yaitu penentuan kadar atau konsentrasi
sampel. Penentuan dilakukan secara perhitungan dengan rumus umum titrasi
dimana jumlah mol basa sama dengan jumlah mol asam. Dalam hal ini, jumlah
mol basa kita ketahui dengan cara mengalikan total volume yang dibutuhkan
untuk mencapai titik akhir titrasi dengan konsentrasi larutan basa yang telah
diketahui.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:
1. Apakah pengertian alkalimetri?
2. Apakah prinsip alkalimetri?
3. Apakah titik akhir titrasi alkalimetri?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:
1. Untuk Mengetahui pengertian alkalimetri
2. Untuk mengetahui prinsip alkalimetri
3. Untuk mengetahui titik akhir titik akhir titrasi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan


standar ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang
tidak dikenal. Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui
secara pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi
larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah
larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat
tertentu dengan kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui dari massa - volum
larutan). Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan
dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif
rendah sehingga konsentrasi diketahui dari hasil standardisasi (Day Underwood,
1999).

Asam dan basa didefenisikan oleh ahli kimia berabad-abad yang lalu
dalam sifat-sifat larutan air mereka. Dalam pengertian ini suatu zat yang larutan
airnya berasa asam, memerahkan lakmus biru,bereaksi dengan logam aktif untuk
membentuk hidrogen, dan menetralkan basa. Dengan mengikuti pola yang serupa,
suatu basa didefenisikan sebagai zat yang larutan airnya berasa pahit, melarutkan
lakmus merah terasa licin sabun, dan menetralkan (Achmad, 1996).
Banyak cara untuk memahami tentang asam dan basa. Kita dapat
mengartikan asam dan basa berdasarkan keniakan konsentrasi dari ion H+ dan
OH-. Jika sebuah larutan didalamnya terdapat H+yang jumlah lebih besar dari ion
OH-, maka kita dapat menyebutkan sebagai larutan asam. Begitu pula jika suatu
larutan memiliki jumlah ion OH- yang lebih banyak dari pada jumlah ion H+,
maka larutan itu dapat kita katakan sebagai larutan basa. Hasil pereaksian asam
dan basa itu sendiri dapat membentuk suatu senyawa yang biasa disebut sebagai
garam, dan reaksi antara ion H+ dan OH- nya membentuk air yang bersifat netral
(Raymond, 2004).
Analisis volumetri atau volumetri adalah cabang kimia analitik di mana
pengukuran volume adalah operasi utama dan terakhir. Dalam volumetri, reaktan
diambil dalam bentuk larutan dan volume larutan standar (larutan yang diketahui
konsentrasinya) yang diperlukan untuk bereaksi sepenuhnya, dengan volume
larutan yang tidak diketahui (larutan yang konsentrasinya akan
ditentukan).Konsentrasi dapat diketahui dengan menggunakan rumus Normalitas
(Pahari,2006). Titrasi merupakan salah satu metode untuk menentukan
konsentrasi suatu larutan dengan cara mereaksikan sejumlah volume larutan
tersebut terhadap sejumlah volume larutan lain yang konsentrasinya sudah
diketahui. Larutan yang konsentrasinya sudah diketahui disebut larutan baku.
Titrasi yang melibatkan reaksi asam dan basa disebut titrasi asam-basa
(Muchtaridi, 2006).
Menurut Rohman (2007), asidi-alkalmetri termasuk reaksi netralisasi yakni
reaksi anatar ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang
berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi juga
dapat dikatakan sebagai reaksi antara pemberi proton (asam) dengan penerima
proton (basa). Dalam metode titrimetri atau analisis volumetri atau analisis
kuantitatif dengan mengukur volume sejumlah zat yang diselidiki direaksikan
dengan larutan baku (standar) yang kadar (konsentrasiya) telah diketahui secara
teliti dan reaksinya berlangsung secara kuantitatif. Suatu titrasi yang ideal adalah
jika titik akhir titrasi sama dengan titik ekivalen teoritis. Dalam pernyataannya
selalu ada perbedaan kecil. Beda ini disebutkan dengan kesalahan titrasi yang
dinyatakan dengan mililiter larutan baku. Oleh karena itu pemilihan indikator
harus dilakukan sedemikian rupa agar kesalahan in sekecil-kecilnya. Dalam
larutan, kadar bahan yang terlarut (solut) dinyatakan dengan konsentrasi. Istilah
ini berarti banyaknya massa yang terlarut dihitung sebagai berat (gram) tiap
satuan volume (mililiter) atau tiap satuan larutan, sehingga satuan kadar seperti ini
adalah gram/mililiter.
Dalam titrasi diperlukan larutan standar sebagai titrat. Larutan standar
terbagi menjadi larutan standar primer dan larutan standar sekunder menurut
Watson (2005), larutan standar primer adalah larutan yang mengandung senyawa
kimia stabil yang tersedia dalam kemurnian tinggi dan dapat digunakan untuk
menstandarisasi larutan standar yang digunakan di dalama titrasi. Contoh : asam
oksalat, asam benzoat, kalium hidroge flatat, KBrO3.

BAB III

METODOLOGI

3.1 Metodologi
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode daring melalui
aplikasi via zoom (jadi selama praktikum berlangsung kita mendengarkan
penjelasan dari materi yang di paparkan asisten)

3.2 Tahapan Praktikum

Adapun tahapan-tahapan praktikum yang akan dilaksanakan yaitu sebagai


berikut:

3.3 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan pada saat praktikum ini yaitu
adalah:
 ATK
 HP/Laptop
 Kertas HVS

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Alat dan Bahan


1) Gelas ukur
2) Erlemenyer
3) Pipet tetes
4) Buret
5) Batang pengaduk
6) Timbangan analitik
7) Kalium Biftalat
8) NaOH 0,1 N
9) Aquades
10) Indikator Phenol Phtalein
11) Asam Salsilat
12) Etanol
13) Indikator Phenol Merah

4.2 Tahapan Praktikum


A)Pembakuan NaOH 0,1 N
1)Timbang Kalium Biftalat yang telah dikeringkan sebanyak 403,7 mg.
2)Masukan larutan NaOH 0,1 N kedalam buret 50 ml.
3)Larutkan Kalium Biftalat 75 ml dengan aquades bebas CO2 di gelas
ukur kemudian pindahkan ke dalam Erlenmeyer.
4)Kemudian larutan tersebut di tetesi dengan indikator Phenol Phtalein
sebanyak 2 tetes.
5)Lalu lakukan titrasi secara perlahan sambil larutan pada erlemenyer di
aduk sampai larutan tersebut yang tadinya berwarna bening kemudian
berubah warna menjadi merah muda.
6)Catat titik akhir titrasi pada buret.
B)Penentuan Kadar Asam Salsilat
1) Timbang 101,4 mg sampel asam salsilat
2)Larutkan asam salsilat sampel dengan 15 ml etanol yang sudah
dinetralkan dan 20 ml aquades.
3)Kemudian masukkan kedalam erlemenyer
4)Tambahkan indikator phenol merah
5)Kemudian titrasi secara perlahan-lahan dengan larutan NaOH 0,1 N
yang sudah di bakukan.Lakukan titrasi hingga larutan yang tadinya
berwarna bening berubah menjadi warna merah muda.
6)Catat titik akhir titrasi pada buret.

4.3 Hasil
Pada tahapan praktikum ini dibakukan NaOH 0,1 N yang dicampurkan dengan
larutan Kalium Biftalat yang telah dikeringkan sebanyak 403,7 mg dan aquades
sebanyak 75 ml bebas CO2 kemudian di titrasi dengan larutan NaOH O,1 N yang
telah dimasukkan kedalam buret tadi sebanyak 50 ml dititrasi secara perlahan
sampai larutan tersebut berwarna merah muda adapun volume titik akhir titrasi
pada buret yaitu 19,6 ml maka percobaan pada pembakuan larutan NaOH 0,1 N
dinyatakn berhasil.

Kemudian penentuan kadar asam salsilat menggunakan sampel 101,4 mg


asam salsilat sampel kemudian dilarutkan dengan 15 ml etanol netral dan 20 ml
aquades kemudian dimsukkan kedalam erlemenyer lalu di tambahkan indikator
phenol merah kemudian dititrasi menggunakan larutan NaOH O,1 N yang sudah
di bakukan sampai larutan tersebut berubah warna merah muda dan didapatkan
volume titik akhir titrasi penetapan kadar asam salsilat 5,6 ml.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Alkalimetri yaitu penentuan kadar asam dari semua contoh dengan


menggunakan larutan baku standar serta indikator pH yang sesuai.larutan baku
standar ialah larutan yang konsentrasinya telah diketahui dengan teliti dimana
larutan ini setiap liternya mengandung sejumlah gram equivalen tertentu. Larutan
baku standar biasa digunakan sebagai titran, sedangkankan larutan asam yang
akan ditentukan kadarnya digunakan sebagai titrat

Alkalimetri merupakan suatu teknik analisis untuk mengetahui kadar


keasaman suatu zat dengan menggunakan larutan standar basa. Basa yang
digunakan biasanya adalah natrium hidroksida (NaOH). Sebelum digunakan,
larutan NaOH harus distandarisasi dahulu dengan asam oksalat (H2C2O4).
Hidroksida-hidroksida dari natrium, kalium dan barium umumnya digunakan
sebagai larutan standar alkalis (basa). Ketiganya merupakan basa kuat dan sangat
mudah larut dalam air. Pembuatan larutan standar alkalis dan amonium hidroksida
tidak dibenarkan, kecuali bersifat sebagai basa lemah, pada proses pelarutan
dilepaskan gas amonia (beracun).

5.2 Saran

Dengan dilaksanakannya praktikum kimia analitik secara daring ini


semoga kita semua dapat memahami tahap demi tahap dan proses pada praktikum
dan saya berharap semoga dengan adanya praktikum ini kita mampu menambah
pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.pakarkimia.com/titrasi-alkalimetri/

Achmad, H. (1996). Penuntun belajar kimia dasar: Kimia larutan.


Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Muchtaridi dan Justiana, Sandri. 2006. KIMIA 1. Jakarta. Yudhistira.
Pahari, A.K, Chauhan, B S. 2006. Engineering Chemistry. New Delhi:
Laxmi Publication
Abdul Rohman. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Watson, D. G. 2005. Analisis Farmasi Edisi kedua. Jakarta : EGC Penerbit
Buku Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai