Abstract— UPS systems (Uninterruptible Power Supply) perkantoran, industri, pembangkit listrik, dan lain
generally have Primary UPS as main power source to supply sebagainya sangat dibutuhkan. Komputer, peralatan
the load and Secondary UPS as backup or backup power komunikasi, serta berbagai peralatan elektronik yang
when the main UPS runs out of power. In this thesis, a mendukung pekerjaan merupakan perangkat yang sangat
distributed load distribution design is evenly distributed on
vital yang membutuhkan suplai listrik yang tidak boleh
the UPS system in both the main and backup UPS so that the
loading on the UPS system is more efficient. Multiple-UPS terputus. Karena akan mengakibatkan kerusakan baik
Switching System is a microcontroller based electrical system secara software maupun hardware pada komputer,
device that serves to adjust the UPS system loading evenly on maupun kesalahan koordinasi dikarenakan peralatan
each installed UPS, even though the load is randomly turned komunikasi ataupun peralatan monitoring tidak dapat
on. At first, the relay is switched on to sense how much berfungsi, yang artinya akan menyebabkan kerugian
current flows to the load, then the current sensor Current yang cukup besar, baik kerugian karena tidak dapat
Transformator takes the data and then transmits it to the beroperasi maupun kerugian kerusakan peralatan.
microcontroller which then decides how many UPS it takes to UPS (Uninterruptible Power Supply) adalah suatu
supply the load.
perangkat kelistrikan yang mampu memberikan
Keywords : Current, Current Transformer, Efficient, Load, emergency power / daya cadangan ke beban kritis pada
Microcontroller, Multiple-UPS Switching System, Relay, saat sumber utama terputus ataupun mengalami
UPS (Uninterruptible Power Supply). kegagalan. UPS merupakan perangkat yang digunakan
secara luas pada industri maupun pembangkit listrik
Abstrak— Sistem UPS (Uninterruptible Power Supply) pada guna memproteksi / melindungi peralatan – peralatan
umumnya memiliki UPS Primary (utama) sebagai sumber yang vital tersebut dari berbagai kerusakan.
daya utama untuk mensuplai beban dan UPS Secondary Pada pengoperasiannya, UPS terkadang mengalami
sebagai backup atau daya cadangan saat UPS utama
kerusakan, kegagalan, error, maupun karena usia pakai
kehabisan daya. Dalam tugas akhir ini, dikembangkan
suatu desain pendistribusian beban yang merata pada
yang terlampau lama dan tidak dilakukan perawatan. Di
sistem UPS baik UPS utama maupun cadangan sehingga samping itu, pemberian pembebanan maksimum
pembebanan pada sistem UPS lebih efisien. Multiple-UPS maupun bervariasi pada UPS juga dapat mengurangi usia
Switching System merupakan perangkat sistem kelistrikan pakai, sehingga diperlukan pengecekan berkala pada
berbasis microcontroller yang berfungsi untuk mengatur komponen-komponen utama pada UPS terutama baterai
pembebanan sistem UPS secara merata pada masing- yang merupakan sumber daya cadangan.
masing UPS yang terpasang walaupun beban secara acak Dari Permasalahan yang telah dipaparkan di atas,
di nyalakan. Pada mulanya relay dinyalakan untuk penulis mengangkat judul, “Rancang Bangun Multiple-
membaca berapa arus yang mengalir ke beban, kemudian
UPS Switching System Berdasarkan Variasi Beban
sensor arus Current Transformator mengambil data lalu
diteruskan ke microcontroller yang kemudian akan
Menggunakan Microcontroller”.
memutuskan berapa UPS yang dibutuhkan untuk
mensuplai beban yang ada. A. UPS
Uninterruptible Power Supply (UPS) adalah sistem
Kata kunci— Arus, Beban, Current Transformator, Efisien, listrik yang mampu menyuplai tenaga listrik berkualitas
Microcontroller, Multiple-UPS Switching System, Relay, tinggi tanpa interupsi. Pasokan listrik terhubung ke input
UPS (Uninterruptible Power Supply). dari UPS dan output terhubung ke beban listrik (load).
Dalam sistem UPS ada sistem penyimpanan listrik
I. PENDAHULUAN seperti baterai yang mampu menyediakan pasokan listrik
yang berkualitas tinggi .
Kebutuhan akan ketersediaan listrik yang tersedia Sebuah UPS tidak hanya memberikan proteksi
secara terus-menerus sekarang ini terutama pada terhadap semua jenis kegagalan (failure) pasokan listrik,
134 Vieky Kristal Najoan – Rancang Bangun Multiple-UPS Switching System
Berdasarkan Variasi Beban Menggunakan Microcontroller.
Gambar 1. Blok Diagram On-Line UPS Gambar 3. Blok Diagram Line-Interactive UPS
Jurnal Teknik Elektro dan Komputer Vol. 6 No. 3 (2017), ISSN : 2301-8402 135
LCD 1602 (lihat gambar 6) digunakan sebagai display F. Relay DPDT (Dual-Pole Double Throw)
atau tampilan monitoring dalam suatu sistem elektronik. Relay merupakan komponen kelistrikan yang
Misalnya menampilkan data angka, ataupun kata-kata digunakan secara luas untuk menyalurkan arus dan
yang diambil dari sensor yang kemudian diolah oleh
tegangan yang lebih besar dengan menggunakan arus
kontroler menjadi data digital kemudian ditampilkan
dan tegangan yang relatif kecil dari pada yang
pada LCD.
disalurkannya (tergantung spesifikasi yang terera). Pada
LCD 1602 biasanya digunakan bersamaan
prinsipnya, relay memiliki tuas saklar dengan lilitan
dengan microcontroller berupa DI-SMART AVR, kawat pada batang besi berupa solenoid. Ketika lilitan
Arduino (semua jenis keluarga Arduino), Raspberry PI, dialiri arus listrik, maka tuas akan tertarik ke batang
maupun kontroler yang dirancang sendiri. Dalam
solenoid yang disebabkan oleh gaya elektromagnetik
penggunaannya, LCD 1602 menggunakan banyak input yang terjadi terhadap solenoid. Namun pada saat arus
pin pada microcontroller, sebanyak 16 pin. Yakni Vss,
tidak ada, maka gaya magnetik pada solenoid hilang. Hal
Vdd, V0, Rs, Rw, E, D0, D1, D2, D3, D4, D5, D6, D7,
tersebut menyebabkan tuas akan kembali ke posisi
A, K. semula karena ditarik oleh pegas yang ada pada tuas
tersebut.
E. IIC / I2C
Relay terdiri dari coil dan contact. Coil merupakan
IIC / I2C atau Inter Integrated Circuit merupakan gulungan atau lilitan kawat yang dililitkan pada batang
suatu modul yang memiliki standar komunikasi serial solenoid yang dapat membangkitkan gaya
dua arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus elektromagnetik. Sedangkan Contact adalah bagian yang
untuk mengirim maupun menerima data. Sistem I2C menyalurkan arus listrik. Adapun Contact terdiri atas
terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA (Serial dua bagian, yaitu NO (Normally Open) dan NC
Data) yang membawa informasi data antara I2C dengan (Normally Closed). NO merupakan kondisi dimana
pengontrolnya. Bentuk fisik modul I2C dapat dilihat kawat lilitan belum dialiri arus listrik (kondisi awal),
pada gambar 7. sedangkan NC adalah kondisi dimana kawat lilitan
I2C pada umumnya digunakan untuk menjembatani mendapat arus listrik atau sering disebut energized
antara microcontroller dan LCD untuk mengurangi sehingga menarik armature kemudian berpindah jalur.
penggunaan I/O pin pada microcontroller. Dengan
demikian, dari 16 pin yang dibutuhkan hanya 4 pin saja
yang digunakan pada microcontroller, yaitu 5V, GND, II. RANCANG BANGUN MULTIPLE-UPS SWITCHING SYSTEM
SCL, dan SDA. BERDASARKAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN
MICROCONTROLLER
Gambar 10.Rangkaian Dasar Relay Driver Gambar 9.Rangkaian Dasar Relay Driver
= Tegangan Tegangan
No. Keadaan
Input (VAC) Output (VDC)
,
=
Tidak
1. 212 12
= , ≈ , Berbeban
Gambar 13 adalah Current Transformer dan
rangkaian Voltage Divider yang telah dihubungkan dan 2. Berbeban 211,3 9.93
dipasang pada papan PCB, serta dihubungkan dengan
microcontroller. Current Transformer yang dipasang
sebanyak 3 buah sesuai dengan jumlah UPS yang akan
digunakan. Kemudian dihubungkan dengan
microcontroller Arduino Uno pada pin analog A0, A1,
dan A2.
CT Voltage Divider
Gambar 12.Rangkaian dasar CT dan Voltage Divider
Gambar 14. LCD, I2C, dan microcontroller yang telah dihubungkan Gambar 13.Rangkaian CT dan Voltage Divider dihubungkan dengan
menjadi rangkaian monitoring microcontroller
Jurnal Teknik Elektro dan Komputer Vol. 6 No. 3 (2017), ISSN : 2301-8402 139
Tabel VI. Data hasil pengujian sistem, percobaan arus 3, yang pada saat diberi beban 100W,
supply UPS dengan variasi beban nilainya berubah-ubah dari 0.32A hingga 0.4A.
Beban (W) Sensor Arus (A) Amperemeter (A) UPS Artinya setiap sensor memiliki error pembacaan
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 ±0.08A. Hal ini dikarenakan terdapat
harmonisa baik dari sensor maupun dari
100 100 100 1,29 0,09 0,09 1.18 0 0 - - peralatan disekitarnya. Selain itu, karena
100 200 100 1,7 0,09 0,09 1,57 0 0 - - kapasitor elco yang ada pada rangkaian voltage
200 200 100 0,86 1,29 0,09 0,73 1,14 0 - divider kecil sehingga tidak dapat menyaring
-
riak dari nilai masukan yang berasal dari sensor
200 200 200 0,86 1,72 0,09 0,71 1,57 0
arus. Namun hal tersebut dapat diabaikan
300 200 200 1,27 1,72 0,09 1,12 1,56 0 - karena error yang terdapat hanya kecil dan
300 300 200 1,27 2,13 0,09 1,12 1,57 0 - Multiple-UPS Switching System sudah bekerja
300 300 300 1,27 2,57 0,09 1,1 2,42 0 - seperti yang telah diharapkan.
2) Mengendalikan beberapa UPS secara otomatis
400 300 300 1,68 1,29 1,27 1,54 1,13 1,17
serta efisien dapat dilakukan menggunakan
400 400 300 1,69 1,72 1,28 1,51 1,57 1,19 microcontroller.
400 400 400 1,69 1,71 1,7 1,61 1,58 1,55
B. Saran
Berdasarkan tabel V di atas, untuk range arus 0 hingga 1) Untuk sistem yang lebih besar tentunya
1,6A di setting hanya 1 UPS saja yang aktif. Untuk dapat memiliki beban juga yang besar. Oleh karena
mensuplai beban 2 dan beban 3, digunakan relay 1b dan itu penggantian relay dengan spesifikasi arus
relay 1c. Kemudian untuk range 1,6A hingga 3,2A di lebih besar diperlukan atau diganti dengan SSR
setting 2 UPS yang aktif, namun untuk beban 1 disuplai (Solid State Relay) dalam hal ini jika diperlukan
oleh UPS 1, dan beban 2 dan 3 disuplai oleh UPS 2. 2) Dalam perancangan Multiple-UPS Switching
Artinya jika ada beban yang tadinya disuplai oleh UPS System, masih dibutuhkan atau dapat
1, disuplai oleh UPS 2. Lalu untuk range 3,2A hingga ditambahkan suatu software interface dengan
4,8A di setting 3 UPS yang aktif sehingga setiap modul wireless agar mendapatkan sistem
beban dibagi menurut setiap UPS. monitoring jarak jauh.
Pada saat beban 1, beban 2, dan beban 3 masing-
masing menyala beban 100W, arus yang terukur pada
sensor arus 1 adalah 1,29 , pada sensor arus 2 adalah V. KUTIPAN
0,09 , pada sensor arus 3 adalah 0,09 yang pada tabel
sebelumnya tabel V parameternya jika arus dari 0 hingga [1] A. Emadi, Uninterruptible Power Supplies and Active
1,6 hanya 1 UPS saja yang digunakan. Dari hasil Filters. Florida : CRC Press LLC, 2005.
pengamatan pada tabel VI, UPS yang digunakan adalah [2] Arduino, Genuino, Arduino Uno/Genuino Uno, diakses
UPS 1. Begitu juga seterusnya dengan hasil pengamatan tanggal 29 oktober 2017. [online] Tersedia di:
https://www.arduino.cc/en/Main/GenuinoBrand.
lain yang telah di ambil sehingga walaupun beban secara [3] D. C. Griffith, Uninterruptible Power Supplies : Power
acak dinyalakan, selama sesuai dengan parameter dari Conditioner for Critical Equipment. New York : Marcel
tabel V, maka sistem otomatis akan terus bekerja. Dekker, inc., 1989.
[4] N. Mohan, Power Electronics : a first course. New Jersey :
John Wiley & Sons, Inc. 2012.
A. Kesimpulan
Vieky Kristal Najoan lahir 10 Desember
Berdasarkan pengujian dan analisis dapat ditarik 1993, pada tahun 2012 memulai pendidikan
di Fakultas Teknik Universitas Sam
kesimpulan bahwa: Ratulangi Manado di Jurusan Teknik
1) Nilai sensor arus yang ditampilkan belum Elektro, dengan mengambil konsentrasi
terlalu tepat dan cenderung berubah-ubah atau minat Teknik Tenaga Listrik pada tahun
tidak stabil jika dibandingkan dengan sensor 2015. Dalam menempuh pendidikan
penulis juga pernah melaksanakan Kerja
arus eksternal dalam hal ini tang ampere. Untuk Praktek yang bertempat di PLTU 2 SULUT
sensor arus 1, pada saat diberi beban 100W, 2×25 MW dari tanggal 24 Januari 2015 dan
nilainya berubah-ubah dari 0,42A hingga 0,5A. selsai melaksanakan pendidikan di Fakultas
Sedangkan untuk sensor arus 2, pada saat Teknik Elektro Universitas Sam Ratulangi Manado 2017, minat
penelitiannya adalah tentang Rancang Bangun Multiple-UPS
pembebanan 100W, nilainya berubah-ubah dari Switching System Berdasarkan Variasi Beban Menggunakan
0,34A hingga 0,42. Begitu juga dengan sensor Microcontroller.