Determinism e
Determinism e
20/461365/FI/04853
A. Determinisme
Determinisme sendiri memiliki arti dalam filsafat, yaitu teori yang mengatakan bahwa
semua peristiwa, termasuk pilihan moral, sepenuhnya ditentukan oleh sebab-sebab yang ada
sebelumnya. Determinisme sendiri biasanya dipahami untuk menghalangi teori kehendak
bebas karena itu mensyaratkan bahwa manusia tidak dapat bertindak selain yang mereka
lakukan. Teori tersebut berpendapat bahwa alam semesta sepenuhnya rasional karena
pengetahuan lengkap tentang situasi tertentu memastikan bahwa pengetahuan yang tepat
tentang masa depannya juga mungkin. Pierre-Simon, Marquis de Laplace, pada abad ke-18
membingkai rumusan klasik tesis ini. Menurutnya, keadaan alam semesta saat ini adalah
akibat dari keadaan sebelumnya dan penyebab keadaan yang mengikutinya. Jika suatu
pikiran, pada saat tertentu, dapat mengetahui semua gaya yang bekerja di alam dan posisi
masing-masing dari semua komponennya, dengan demikian ia akan mengetahui dengan pasti
masa depan dan masa lalu setiap entitas, besar atau kecil. Penyair Persia Omar Khayyam
mengungkapkan pandangan deterministik serupa tentang dunia di bagian penutup salah satu
syairnya: "Dan Pagi Penciptaan pertama menulis / Apa yang akan dibaca oleh Dawn of
Reckoning Terakhir."[ CITATION Aug20 \l 1033 ]
B. Indeterminisme
Sejarah perkembangan dari aliran Indeterminisme ini yaitu, inti aliran ini sebenarnya
adalah kehendak bebas. Dimana aliran ini sudah ada sejak zaman Plato dengan konsep
jiwanya. Bahkan mungkin aliran ini sudah ada pada sejak zaman Heraklitos. Jika kita melihat
pada dunia modern tokoh yang identik humanisme adalah seperti Satre
2. Inti ajaran
A. Plato
Inti dari ajaran Plato ini adalah Plato memandang manusia sebagai mahluk
terpenting dari segala mahluk yang ada di dunia. Plato pun menganggap bahwa
jiwa adalah pusat dari kepribadian manusia. Didalam ajaran Plato ini juga mausia
memiliki tiga elemen dalam jiwa: Pertama adalah kemampuan menggunakan
bahasa dan berfikir. Kedua Elemen raga tubuh dalam bentuk nafsu
badaniah,hasrat dan kebutuhan. Ketiga Elemen rohaniah/kehendak bisa dilihat
dengan adanya emosiseperti kemarahan,sindiran,ambisi,kebanggaan dan
kehormatan. Dan yang terakhir Elemen paling tinggi menurut Plato adalah
berikir(akal) dan terendah nafsu badaniah (Lavine.2003;73-74)
B. Heraklitos
Pemikiran Herakleitos yang paling terkenal adalah mengenai perubahan-
perubahan di alam semesta. Menurut Herakleitos, tidak ada satu pun hal di alam
semesta yang bersifat tetap atau permanen. Tidak ada sesuatu yang betul-betul
ada, semuanya berada di dalam proses menjadi. Ia terkenal dengan ucapannya
panta rhei kai uden menei yang berarti, "semuanya mengalir dan tidak ada
sesuatupun yang tinggal tetap."
3. Opini Saya
C. Vitalisme
Vitalisme ini mememiliki arti sebagai aliran pemikiran ilmiah — yang benihnya
berasal dari Aristoteles — yang mencoba (berlawanan dengan mekanisme dan organikisme)
untuk menjelaskan sifat kehidupan sebagai hasil dari kekuatan vital yang khas bagi
organisme hidup dan berbeda dari semua kekuatan lain yang ditemukan di luar kehidupan
sesuatu. Kekuatan ini diadakan untuk mengontrol bentuk dan perkembangan dan untuk
mengarahkan aktivitas organisme. Vitalisme telah kehilangan prestise karena sifat kimiawi
dan fisik dari fenomena yang semakin penting telah ditunjukkan.
Kedua bentuk ini disebut dengan organik dan anorganik. Bahan anorganik apat dilelehkan,
dapat juga dikembalikan ke bentuk semula dengan dihilangkan panasnya.
Bahan organik «masak» ketika dipanaskan, berubah menjadi bentuk baru yang tidak dapat
diubah ke bentuk semula. Ketika fisiologi mulai dimengerti yang berkaitan dengan
mekanisme fisik. Penemuan terakhir yang ditemukan adalah tentang ginjal, tetapi penemuan
ini gagal diakui setelah percobaan mengesankan oleh Homer Smith pada tahun 1930 yang
memperagakan dengan jelas mekanisme filtrasi dan sekresi pada ginjal.
2. Inti ajaran
A. Nietzsche
Inti dari ajaran Nietzsche adalah Filsafat Nietzsche merupakan filsafat yang
menyuburkan ajaran independent yang selalu bersifat apatis dan skeptis dalam
menelaah kehidupan sehingga dengan begitu manusia tidak akan pernah puas
dengan hasil yang sudah didapatkan untuk dunia dan dirinya.
3. Opini Saya
References
Augustyn, Adam. 2020. Determinism. Januari 31. Accessed Oktober 18, 2020.
https://www.britannica.com/topic/determinism.
Nicolaus Driyarkara, SJ (2006). Karya Lengkap Driyarkara. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm.
1299-1318. ISBN 979-22-2329-0.
Iris Murdoch (1976). Sartre. Great Britain: William Collins Sons & Co. hlm. 7-10.