Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRATIKUM

MESIN DAN PERALATAN PENGOLAHAN


“PENGARUH METODE PENGERINGAN TERHADAP PENGERINGAN
SINGKONG”

DOSEN PENGAMPU :
Lisani, S.TP., M.P

Disusun Oleh :
Alip Angga Zainedi
J1A117093
R-001

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Singkong merupakan bahan pangan yang telah lama dikonsumsi
masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat telah memanfaatkan singkong
sebagai bahan pengganti nasi karena ketidakmampuan ekonomi untuk membeli
beras. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semenjak dahulu telah
mengenal makanan sumber karbohidrat sebagai makanan pokok yang dapat
mengenyangkan.

Di Indonesia tanaman singkong merupakan tanaman nomor tiga setelah


padi dan jagung, sebagai tanaman sumber karbohidrat dan merupakan penghasil
kalori terbesar dibandingkan dengan tanaman lain. Indonesia mempunyai potensi
besar untuk mengembangkan komoditas singkong karena memiliki lahan yang
luas yang cocok untuk pertumbuhan tanaman singkong serta sumber daya
manusia yang melimpah.

Di Indonesia singkong telah diolah menjadi aneka produk setengah jadi


maupun produk olahan siap saji yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat.
Jumlah kebutuhan singkong untuk konsumsi rumah tangga maupun industri terus
meningkat. Oleh karena itu, perlu upaya untuk meningkatkan produksi singkong
di Indonesia.

Proses pengeringan merupakan proses pangan yang pertama dilakukan


untuk mengawetkan makanan. Selain untuk mengawetkan bahan pangan yang
mudah rusak atau busuk pada kondisi penyimpanan sebelum digunakan,
pengeringan pangan juga menurunkan biaya dan mengurangi kesulitan dalam
pengemasan, penanganan, pengangkutan, dan penyimpanan, karena dengan
pengeringan bahan menjadi padat dan kering, sehingga volume bahan lebih
ringkas, mudah dan hemat ruang dalam pengangkutan, pengemasan maupun
penyimpanan (Wirakartakusumah, 1992).

Istilah dehidrasi digunakan untuk menunjukan pengeringan buatan untuk


membedakan dengan pengeringan penjemuran. Beberapa buku mendefinisikan
pengeringan sebagai metoda untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian
air dari suatu bahan dengan cara menguapkannya hingga kadar air seimbang
dengan kondisi udara normal atau kadar air yang setara dengan nilai aktifitas air
(aw) yang aman dari kerusakan mikrobiologis, enzimatis dan kimiawi. Sedangkan
dehidrasi adalah proses pengeluaran atau penghilangan air dari suatu bahan
dengan cara menguapkannya hingga kadar air yang sangat rendah hingga
mendekati nol (Wirakartakusumah, 1992).
1.2 Tujuan Pratikum
Adapun tujuan dari pratikum ini yaitu untuk mengetahui atau mempelajari
pengaruh metode pengeringan terhadap pengeringan singkong dan untuk
mengetahui proses pengeringan singkong.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pengeringan


Pengeringan merupakan operasi pengurangan kadar air bahan padat
sampai batas tertentu sehingga bahan tersebut bebas terhadap serangan
mikroorganisme, enzim, dan insekta yang merusak. Secara lebih luas, pengeringan
merupakan proses yang terjadi secara simultan (serempak) antara perpindahan
panas dari udara pengeringan ke bahan yang dikeringkan dan terjadi penguapan
uap air dari bahan yang dikeringkan. Pengeringan dapat terjadi karena adanya
perbedaan kelembapan (humidity) antara udara kering dengan bahan yang
dikeringkan (Wirakartakusumah, 1992).
Pengeringan adalah pemisahan air dari bahan yang mengandung air dalam
jumlah kecil dengan mengalirkan udara melalui bahan. Pengeringan adalah
mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan pangan dengan
cara menguapkan sebagian air yang terkandung dalam bahan pangan dengan
menggunakan energi panas. Penghilangan kadar air dengan tingkat kadar air yang
sangat rendah mendekati kondisi “bone dry” (Suharto, 1998).
Pengeringan merupakan metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan
sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkannya hingga kadar air
keseimbangan dengan kondisi udara normal atau kadar air yang setara dengan
nilai aktifitas air yang aman dari kerusakan mikrobiologis, enzimatis dan kimiawi
(Wirakartakusumah, 1992).
2.2 Metode Pengeringan (Oven)
Metode oven biasa/ pengeringan yang digunakan merupakan salah satu
metode pemanasan langsung dalam penetapan kadar air suatu bahan pangan.
Dalam metode ini bahan dipanaskan pada suhu tertentu sehingga semua air
menguap yang ditunjukkan oleh berat konstan bahan setelah periode pemasan
tertentu. Kehilangan berat bahan yang terjadi menunjukkan jumlah air yang
terkandung. Metode ini terutama digunakan untuk bahan-bahan yang stabil
terhadap pemanasan yang agak tinggi, serta produk yang tidak atau rendah
kandungan sukrosa dan glukosanya seperti tepung-tepungan dan serealia (AOAC.
1984).
2.3 Metode Pengeringan (Radiasi)
Metode pengeringan yang paling umum digunakan adalah metode
penjemuran bahan secara langsung dibawah terik matahari. Akan tetapi, dengan
memakai metode ini banyak kendala yang sering dihadapi diantaranya lamanya
waktu yang digunakan untuk proses pengeringan, kondisi cuaca yang kurang
mendukung dan terkontaminasinya bahan yang dikeringkan dengan debu atau
bahan lain yang berasal dari lingkungan sekitar tempat penjemuran serta
terbatasnya lahan penjemuran sehingga jalan pun juga dimanfaatkan sebahai lahan
jemur (Joko nugroho, dkk. 2013).
2.4 Singkong
Singkong (Manihot esculenta) merupakan makanan pokok ketiga setelah
padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Singkong adalah tanaman jenis umbi
akar pohon dengan daging umbinya memiliki warna putih atau kekuning-
kuningan. Umbi singkong terkenal secara luas sebagai makanan pokok penghasil
karbohidrat serta daunya bermanfaat sebagai sayuran. Tanaman ini memiliki
kandungan gizi yang cukup lengkap. Kandungan kimia dan zat gizi pada singkong
adalah karbohidrat, lemak, protein, serat makanan, vitamin (B1, C), mineral (Fe,
F, Ca), dan zat non gizi, air. (Soenarso, 2004).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Pratikum ini dilaksanakan pada hari minggu 13 Desember 2020, bertempat
di kediaman rumah saudara Alip Angga Zainedi.

3.2 Alat dan Bahan


Pada pratikum kali ini alat yang digunakan yaitu pisau, talenan, oven,
baskom. Sedangkan bahan yang digunakan pada pratikum kali ini yaitu air, dan
singkong.

3.3 Proses Kerja

Anda mungkin juga menyukai