Anda di halaman 1dari 2

Asas-asas Hukum Acara Peradilan Agama

Untuk menerapkan hukum acara dengan baik, maka perlu diketahui asas
hokum Acara Peradilan Agama, sebagai berikut :
1. Peradilan Agama adalah Peradilan bagi orang-orang yang beragama Islam
(psl.2 UU No.3 thn 2006);
2. Peradilan Agama adalah Peradilan Negara (psl 2 ayat (2 & 3) UU No.48 thn
2009, psl.2 UU No.7 thn 1989);
3. Pengadilan Agama menerapkan dan menegakkan hukum dan keadilan
berdasarkan Pancasila (psl 2 ayat (2) UU No.48/2009).
4. Peradilan Agama memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan perkara
berdasarkan hukum Islam (psl 2, 49 dan penjelsan umum UU No.7/1989).
5. Peradilan dilakukan demi keadilan berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa
(psl 2 ayat (1) UU No.48/2009, psl 57 ayat (1) UU No.7/1989).
6. Peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan (psl 2 ayat (4)
UU No.48/2009, psl 57 ayat (3) UU No.7/1989).
7. Peradilan dilakukan menurut hukum dan tidak membeda-bedakan orang (psl
4 ayat (1) UU No.48/2094, psl 58 ayat (1) UU No.7/1989)
8. Peradilan dilakukan bebas dari pengaruh dan campur tangan dari luar,
semata-mata demi terwujudnya kebenaran dan keadilan melalui penegakan
hukum (psl 3 ayat (2) UU No.48 thn 2009).
9. Peradilan dilakukan dalam persidangan majelis, sekurang-kurangnya 3 orang
hakim. Kecuali UU menentukan lain (psl. 11 ayat (1) UU No.48 thn 2009).
10. Beracara dikenakan biaya ( psl 121 ayat (1) HIR/psl 145 ayat (4) R.Bg.).
11. Hakim bersifat menunggu (psl 55 UU No.7/1989). Inisiatif megajukan
perkara ada pada pihak yang berkepentingan (inde ne proeedat ex officio).
12. Hakim Pasif (psl 118 ayat (1) HIR, psl 142 ayat (1) R.Bg.).
13. Persidangan bersifat terbuka untuk umum (psl 13 UU No.48 thn 2009, psl 59
ayat (1) UU No.7 thn 1989).
14. Hakim medengar kedua belah pihak (psl 121 HIR, psl 142 R.Bg.).
15. Hakim wajib mendamaikan para pihak (psl 130 HIR, psl 10 ayat (2) UU
No.48/2009).
16. Hakim wajib mengadili setiap perkara yang diajukan kepadanya (psl 10 ayat
(1) UU No.48/2009).
17. Putusan harus disertai alasan (psl 50 ayat (1) UU No.48/2009).

Anda mungkin juga menyukai