Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang muncul secara berlebihan selama
hamil. Mual dan muntah (morning sickness) pada kehamilan trimester awal sebenarnya
normal. Namun pada hiperemesis gravidarum, mual dan muntah dapat terjadi sepanjang
hari dan berisiko menimbulkan dehidrasi.
Tidak hanya dehidrasi, hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan ibu hamil mengalami
gangguan elektrolit dan berat badan turun. Hiperemesis gravidarum perlu segera ditangani
untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan pada ibu hamil dan janin yang
dikandungnya.
Ada beberapa kondisi yang membuat ibu hamil lebih berisiko mengalami hiperemesis
gravidarum, yaitu:
Baru pertama kali mengandung
Mengandung anak kembar
Memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami hiperemesis gravidarum
Mengalami hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya
Mengalami obesitas
Mengalami hamil anggur
Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita hiperemesis gravidarum juga dapat
mengalami gejala tambahan berupa:
Sakit kepala
Konstipasi
Sangat sensitif terhadap bau
Produksi air liur berlebihan
Inkontinensia urine
Jantung berdebar
Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia kehamilan 4-6 minggu dan mulai
mereda pada usia kehamilan 14-20 minggu.
Pusing.
Tidak mau makan atau minum selama 12 jam.
Sakit perut.
Timbul gejala dehidrasi, seperti lemas, jarang buang air kecil, kulit kering, dan jantung
berdebar.
Muntah darah.
Berat badan turun drastis.
Diagnosis Hiperemesis Gravidarum
Dalam mendiagnosis hiperemesis gravidarum, dokter akan menanyakan gejala dan
memeriksa riwayat kesehatan ibu hamil dan keluarga. Pemeriksaan fisik juga dilakukan
untuk melihat dampak dari hiperemesis gravidarum, seperti tekanan darah rendah dan
denyut jantung cepat.
Dari pemeriksaan fisik tersebut, dokter dapat menentukan apakah muntah yang dialami ibu
hamil masih normal atau sudah berlebihan (hiperemesis gravidarum). Untuk melihat lebih
detail akibat dari hiperemesis gravidarum, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan.
Pemeriksaan lanjutan tersebut dapat dilakukan dengan tes darah dan urine. Tes ini
dilakukan untuk memeriksa tanda-tanda dehidrasi dan gangguan elektrolit yang dapat
muncul akibat terjadi hiperemesis gravidarum. USG kehamilan juga dilakukan untuk
memantau kondisi janin dan mendeteksi kelainan dalam kandungan.
Selain itu, untuk memastikan gejala mual dan muntah yang dialami ibu hamil bukan
disebabkan oleh suatu penyakit, misalnya penyakit liver, dokter akan melakukan
pemeriksaan lanjutan, misalnya uji fungsi hati.
Pengobatan dilakukan dengan tujuan untuk menghentikan mual dan muntah, mengganti
cairan dan elektrolit yang hilang akibat muntah berlebihan, memenuhi kebutuhan nutrisi,
serta mengembalikan nafsu makan.
Jika dibiarkan tanpa penanganan, kedua kondisi ini dapat menimbulkan deep vein
thrombosis (trombosis vena dalam) pada ibu hamil. Beberapa komplikasi lain yang dapat
terjadi adalah:
Malnutrisi.
Gangguan fungsi hati dan ginjal.
Muntah darah, yang disebabkan oleh perdarahan di kerongkongan (esofagus), akibat
muntah yang terjadi terus-menerus.
Cemas dan depresi.
Jika penanganan tidak segera dilakukan, hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan
organ-organ tubuh ibu hamil gagal berfungsi dan bayi terlahir prematur.