a. Pengertian
HumanPapilloma Virus (HPV) merupakan virus yang menyebabkan
keganasan kanker serviks. Virus ini bersifatonkogenik yang berpotensi
menyebabkan kanker serviks. Angka prevalensi di dunia mengenai
karsinoma servik adalah 99,7% (Sukaca, 2009).
e. Klasifikasi HPV
Berdasarkan tingkat resiko HPV dibagi menjadi 3 yaitu:
1) HPV risiko rendah yaitu HPV tipe 6, 11, dan 46 jarang ditemukan
pada karsinoma invasive.
2) HPV risiko sedang yaitu HPV 33, 35, 40, 43, 51, 56, dan 58
3) HPV risiko tinggi yaitu HPV tipe 16, 18, 31 (Sukaca, 2009).
Sedangkan menurut Andrijono, klasifikasi HPV adalah:
1) HPV risiko tingkat rendah yaitu : HPV tipe 6, 11, 42, 43, dan 44
2) HPV risiko tingkat tinggi yaiitu : HPV tipe 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45,
51, 52, 56, dan 58.
HPV terdapat lebih dari 40 tipe yang mempengaruhi saluran genetalia.
Tipe yang resiko tinggi HPV 16,18, 31, 33, dan 35 dikaitkan dengan
displasian serviks yang dapat menyebabkan pekembangan kanker serviks,
anus, penis dan vulva dan tipe yang lain dapat menyebabkan kutil
genetelia (Farley dan Tharpe, 2012).
1. Pengkajian
a. Anamnesa
1. Identitas
2. Riwayat keluarga
3. Status kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
b. Status kesehatan masa lalu
c. Riwayat penyakit keluarga
4. Factor psikologis: cemas, stress dan takut
b. Pemeriksaan Fisik
1. Status penampilan kesehatan : lemah
2. Tingkat kesadaran kesehatan : kesadaran normal
3. Aktivitas/ istirahat : penurunan kekuatan, keterbatasan rentang
gerak, gangguan masa otot, perubahan tonus.
4. Sirkulasi : Penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang
terdapat kutil
5. Integritas ego : Masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan,
kecacatan, ansietas, menangis, menyangkal, menarik diri, marah
6. Neurosensori : Penurunan reflek tendon
7. Nyeri/ ketidaknyamanan : Tidak ada nyeri
8. Pernafasan : Merokok
9. Pemeriksaan lab
a. Biopsy : dilakukan untuk diagnosis dan menggambarkan
pengobatan
b. Hitung darah lengkap: penurunan leukosit
c. Pap smear : terdapat virus HPV
2. Diagnosa
1. Kerusakan integritas kulit b.d trauma, kerusakan permukaan kulit
karena destruksi lapisan kulit (parsial)
2. Gangguan citra tubuh, perubahan penampilan b.d proses penyakit,
kecacatan
3. Ansietas b.d krisis situasi (koping tidak adekuat, kecacatan/ ancaman
kematian)
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, keb. pengobatan b.d
salah interprestasi informasi.
3. Intervensi
1. Dx: Kerusakan integritas kulit b.d trauma, kerusakan permukaan kulit
karena destruksi lapisan kulit (parsial)
Intervensi Rasional
a. Berikan perawatan kulit sering, meminimalkan dengan
kelembaban
b. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan
c. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk kulit
d. Balikan/ ubah posisi dengan sering
e. Anjurkan klien untuk menghindari krim kulit apapun tanpa resep
dokter 1. Terlalu lembab merusak dan mempercepat kerusakan
kulit
f. Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit
g. Membantu mencegah friksi/ trauma kulit
h. Meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit
i. Dapat meningkatkan iritasi