STUDI KOMPARASI
PENGGUNAAN TIANG PANCANG MIRING
DENGAN TIANG PANCANG VERTIKAL
PADA TANAH KOHESIF
DISUSUN OLEH :
TUGAS AKHIR
STUDI KOMPARASI
PENGGUNAAN TIANG PANCANG MIRING
DENGAN TIANG PANCANG VERTIKAL
PADA TANAH KOHESIF
Oleh:
NILA ERLINA
Ir. H. M. Samsudin
Ir. Ruzardi, MS
Dosen Pembimbing II Tanggal H-07-97
TUGAS AKHIR
STUDI KOMPARASI
PENGGUNAAN TIANG PANCANG MIRING
DENGAN TIANG PANCANG VERTIKAL
PADA TANAH KOHESIF
Oleh:
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat A'loh swt yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, khus.snya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir yang berjudul "STUDI
KOMPARASI PENGGUNAAN TIANG PANCANG MIRING DENGAN TIANG
PANCANG VERTIKAL PADA TANAH KOHESIF" diajukan sebagai syarat guna
memperoieh derajat strata satu (SI) pada Jurusan Tekmk Sipil Fakultas Teknik Sipil
dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia.
Hal ini tidak terlepas dari dukungan, motivasi dan sumbangan pikiran yang
sangat membantu dalam menyelesaikan sermu hambatan yang terjadi selama
penulisan hingga selesamya Tugas Akhir ini. Untuk itu dengan segala keikhlasan hati
kami ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnysi kepada :
1. Bapak Ir. H. M. Samsudin, selaku Dosen Pembimbing I
2. Bapak Ir. Ruzardi. MS. selaku Dosen Pembimbi lg II
3. Bapak DR. Ir. Edy Purwanto, DEA atas ide ya ,g telah diberikan untuk penulisan
Tugas Akhir ini
4. Ayah, Ibu, Kakak dan Adik, yang telah banyak memberi bantuan dan dorongan
baik moril maupun material dalam penyusunan Tugas Akhir ini
IV
5. Bapak Ir. Susastrawan, MS, selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
6. Bapak Ir. Bambang Sulistiono, MSCE, selaku Kepala Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
7. Para sahabat, teman dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-satu, yang
Yogyakarta
Penyusun
DAFTAR ISI
I
Lembar Judul
Lembar Pengesahan
iii
Motto
Iv
Kata Pengantar
vi
Daftar Isi
DaftarTabel
xiii
Daftar Gambar
xv
Daftar Lampiran
xvi
Daftar Notasi
BAB IPENDAHULUAN
l.lLatarBelakang
3
1.2 Tujuan
3
1.3 Batasan Masalah dan Istilah
6
BAB IITINJAUAN TEORI
6
2.1 Klasifikasi Tanah
n
vii
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 80
5.1 Kesimpulan
81
5.2 Saran
82
DAFTAR PUSTAKA
84
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.5 Hasil perhitungan untuk type Adengan beban karakteristik kapal 63
15.000 DWT
Tabel 3.6 Hasil perhitungan untuk type Adengan beban karakteristik kapal 64
20.000 DWT
Tabel 3.7 Hasil perhitungan untuk type Bdengan beban karakteristik kapal 64
10.000 DWT
Tabel 3.8 Hasil perhitungan untuk type Bdengan beban karakteristik kapal 65
15.000 DWT
IX
Tabel 3.9 HasU perhitungan untuk type B dengan beban karakteristik kapal 65
20.000 DWT
Tabel 3.10 HasU perhitungan untuk type C dengan beban karakteristik kapal 66
10.000 DWT
Tabel 3.11 HasU perhitungan untuk type C dengan beban karakteristik kapal 66
15.000 DWT
Tabel 3.12 HasU perhitungan untuk type C dengan beban karakteristik kapal 67
20.000 DWT
Tabel 3.13 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type Asecara keseluruhan 68
dengan berat karakteristik kapal 10.000 DWT
Tabel 3.14 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type Asecara keseluruhan 68
dengan berat karakteristik kapal 15.000 DWT
Tabel 3.15 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type Asecara keseluruhan 68
dengan berat karakteristik kapal 20.000 DWT
Tabel 3.16 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type Bsecara keseluruhan 69
dengan berat karakteristik kapal 10.000 DWT
Tabel 3.17 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type Bsecara keseluruhan 69
dengan berat karakteristik kapal 15.000 DWT
Tabel 3.18 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type Bsecara keseluruhan 69
dengan berat karakteristik kapal 20.000 DWT
Tabel 3.19 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type C secara keseluruhan 70
dengan berat karakteristik kapal 10.000 DWT
Tabel 3.20 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type C secara keseluruhan 70
dengan berat karakteristik kapal 15.000 DWT
Tabel 3.21 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type C secara keseluruhan 70
dengan berat karakteristik kapal 20.000 DWT
Tabel 3.22 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type A dengan berat 71
karakteristik kapal 10.000DWT
Tabel 3.23 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type A dengan berat 71
karakteristik kapal 15.000 DWT
Tabel 3.24 Efisiensi satu tiang pada kelompok tuang type A dengan berat 71
karakteristik kapal 20.000 DWT
Tabel 3.25 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type B dengan berat 72
karakteristik kapal 10.000 DWT
Tabel 3.26 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type B dengan berat 72
karakteristik kapal 15.000 DWT
Tabel 3.27 Efisiensi satu tiang pada kelompok tuang type B dengan berat 72
karakteristik kapal 20.000 DWT
Tabel 3.28 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type C dengan berat 73
karakteristik kapal 10.000 DWT
XI
Tabel 3.29 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type C dengan berat 73
karakteristik kapal 15.000 DWT
Tabel 3.30 Efisiensi satu tiang pada kelompok tuang type C dengan berat 73
karakteristik kapal 20.000 DWT
Xll
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3 Analisis gaya pada tiang akibat beban vertikal sentris 21
Koefisien blok 34
Gambar 2.9
Gambar 3.4 Panjang tiang vertikal dan tiang miring kelompok tiang type A 49
Gambar 3.6 Panjang tiang vertikal dan tiang miring kelompok tiang type B 53
Gambar 3.8 Panjang tiang vertikal dan tiang miring kelompok tiang type C 58
xiil
Gambar 3.10 Grafik hubungan kemiringan dan diameter untuk beban 74
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
XV
DAFTAR NOTASI
Cs = Koefisien kekerasan
d = Draft kapal
D = Diameter tiang
E = Bilangan epsUon = 2,1782
E = Energi benturan kapal
Ef = Energi yang diserap sistem fender
E = Efisiensi satu tiang dalam kelompok tiang
Egm = Efisiensi satu tiang miring dalam kelompok tiang
Egv = Efisiensi satu tiang vertikal dalam kelompok tiang
F = Gaya tumbukan kapal pada dolphin
g = Percepatan gravitasi
h - beban horisontal yang direduksi oleh satu tiang
k = Perbandingan gaya lekatan dengan kekuatan geser tanah
1 = Lebar poer, jarak sepanjang permukaan air dermaga dari pusat
berat kapal sampai titik sandar kapal
XVI
L = Panjang tiang yang masuk ke dalam tanah
Ldoipwn = Panjang dolphin
Loa = Panjang kapal
Lpp = Panjang garis air
m = Kemiringan tiang, jumlah kolom dalam satu kelompok tiang
M = Momen yang dipakai
MF = Momen akibat gaya tumbukan kapal pada dolphin
MT = Momen akibat gaya tarik kapal pada boUard
Mx = Komponen momen pada arah sumbu-x
M = Komponen momen pada arah sumbu-y
n = Jumlah tiang dalam satu kelompok, jumlah baris dalam satu
kelompok tiang
NC = Faktor koefisien kapasitas daya dukung
o = Pusat berat kelompok tiang
O = Keliling penampang tiang
p = Nilai konis pada kedalaman tertentu, panjang poer
p = Gaya aksial padasatu tiang
q = Beban merata per satuan panjang
Q = Daya dukung ijin kelompok tiang
Qt = Daya dukung kelompok tiang
Qa = Besar tekanan angin
r
= Jari-jari putaran di sekeliling pusat berat kapal pada permukaan air
rw = Besar gaya angin yang mengenai badan kapal
s = Jarak antar tiang
SP = "Safety Factor" (angka keamanan)
t = Tebal poer
T = Gaya tarikan kapal pada bollard
xvn
v = Kecepatan angin
V = Beban vertikal yang bekerja pada kelompok tiang
V = Kecepatan merapat kapal
W = Berat kapal
Wp = Beban vertikal sentris yang bekerja pada tiang yang merupakan
resultante beban poer, setengah dari gaya tarikan kapal dan berat
pondasi
Xi = Koordinat tiang ke i dari titik berat kelompok tiang
Xc = Koordinat titikberat kelompok tiang
y = Panjang kelompok tiang
y0 = Absis tiang ke i dari titik berat kelompok tiang
yc = Absis titik berat kelompok tiang
T = Tegangangeser tanah
a = Tegangan normal yang bekerja
(J> (derajat) = Sudut geser tanah
9 = arc tan D/s
ybcton = Berat volume beton
XVUl
BAB I
PENDAHULUAN
Tanah selalu mempunyai peranan yang penting pada suatu lokasi pekerjaan
konstruksi. Tanah adalah pondasi pendukung suatu bangunan atau bahan konstruksi
dari bangunan itu sendiri seperti tanggul, atau bendungan atau kadang-kadang sebagai
sumber penyebab gaya luar suatu bangunan, seperti tembok atau dinding penahan
tanah. Jadi tanah itu selalu berperan dalam setiap pekerjaan teknik sipil.
bawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung ("bearing capacity") yang
cukup untuk memikul berat bangunan, atau apabUa tanah keras yang mempunyai daya
dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan bebannya letaknya sangat
dalam.
Gaya-gaya yang diterima oleh tiang pancang adalah gaya horisontal dan
vertikal. Gaya vertikal yang diterima pondasi adalah beban dari bangunan di atasnya
sedangkan beban horisontal berasal dari beban horisontal tetap dan beban horisontal
sementara. Beban hoisontal tetap dapat berasal dari bangunan atau tekanan tanah aktif,
sedangkan beban horisontal sementara berasal dari beban angin, tumbukan kapal dan
beban gempa.
Perencanaan pondasi dalam yang cocok dan efektif sangat dibutuhkan. Karena
apabUa digunakan pondasi yang terlalu dangkal, maka akan terjadi kegagalan pondasi
yang akan mengakibatkan kegagalan total. Dan apabila digunakan pondasi yang terlalu
dalam maka dari segi ekonomis hal ini terlalu boros. Untuk itu diperlukan perencanaan
pondasi yang cocok dan efektif agar kegagalan daya dukung ("bearing failure") dan
penurunan yang berlebihan ("excesive settlement") dapat dihindari dari bangunan
tersebut.
Apabila pondasi tidak mampu menahan gaya-gaya yang bekerja tegak lurus
terhadap sumbunya (lateral), maka tidaklah ekonomis menggunakan tiang vertikal.
Untuk itu perlu digunakan tiang-tiang miring, dengan kemiringan yang optimum, dan
pemilihan formasi letak dengan tiang pancang yang dimiringkan pada pondasi tiang
pancang kelompok.
Tujuan dari studi literatur ini adalah untuk membandingkan antara tiang
pancang vertUcal dengan tiang pancang miring pada konstruksi dolphin yang menahan
beban lateral berupa beban karakteristik kapal yang sama untuk mencari kemiringan
dan formasi yang optimal.
Sebagai batasan ruang lingkup dalam menganalisa dalam tugas akhir ini adalah :
a. Pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang kelompok pra cetak
("pre cast") "bearing pile" dengan mutu beton K3,0 berbentuk lingkaran
atau bulat dan mutu baja tulangan U32.
e. Anggapan tanah adalah tanah kohesif murni dengan <f> = 0°, c = 5 t/m , 10
t/m2, 15 t/m2 dan pada perhitungan tanah dalam kondisi "consolidated"
f. Type kapal untuk setiap susunan tiang adalah : 10.000 DWT, 15.000 DWT,
20.000 DWT
g. Faktor keamanan ("safety factor") untuk tanah lempung 5 - 10, dan pada
perhitungan diambil 7.
Formasi letak dengan tiang pancang yang dimiringkan pada pondasi tiang
pancang kelompok yang akan dianalisa pada Tugas Akhir ini adalah seperti terlihat
pada halaman 5 berikut:
oO
o
Oo
oo
op
oo
o
o
o
o
o
o
o
o
1
o
.1
I—1
60
o
BAB II
TINJAUAN TEORI
Suatu deposit tanah harus diidentifikasikan apakah berbutir kasar, halus atau
campuran dan perlu diketahui teksturnya (pasir, lanau dan lempung) serta kandungan
kerikil atau bebatuan lainnya. Selanjutnya dapat diteliti dan ditentukan sifat-sifat indeks
dan parameter-parameter yang diperlukan untuk suatu konstruksi.
Berbagai macam metode digunakan untuk melakukan penyelidikan tanah,
metode yang paling tepat adalah pemboran lubang ("boring") ke dalam tanah untuk
mengumpulkan contoh bahan pada pengujian visual maupun pengujian laboratorium.
Untuk memperoieh hasil klasifikasi yang obyektif, biasanya tanah secara sepintas
dibagi dalam tanah yang berbutir kasar dan tanah berbutir halus diadakan berdasarkan
percobaan konsistensi (Suyono S, Nakazawa Kazuto, 1980).
Dari beberapa sistem klasifikasi yang ada, terdapat dua sistem klasifikasi, yaitu
sistem AASHTO dan sistem USC yang didasarkan pada tekstur dan plastisitas tanah.
Kedua sistem tersebut membagi tanah dalam dua kategori pokok yaitu berbutir kasar
berbutir kasar ("coarse grained"), berbutir halus ("fine grained") dan tanah organik.
Suatu tanah dianggap sebagai tanah berbutir halus apabUa lebih dari 50% lolos ayakan
No. 200. Untuk memisahkan antara kerikU dan pasir digunakan ayakan No. 4. Suatu
tanah dikatakan berbutir kasar bila kurang dari 50% berat total contoh tanah lolos
ayakan No. 200. Sistem ini yang paling banyak dipakai untuk pekerjaan teknik pondasi
seperti bendungan, bangunan gedung dan konstruksi yang hampir sama.
2.1.2 American Association ofState Highway and Transportation (AASHTO)
Menurut sistem AASHTO, suatu tanah dianggap sebagai tanah berbutir halus
apabila lebih dari 35% lolos ayakan No. 200. Untuk memisahkan antara kerikil dan
pasir digunakan ayakan No. 10. Dipakai oleh beberapa Departemen Transportasi dari
negara bagian di Amerika untuk spesifikasi pekerjaan tanah pada lintasan transportasi.
Sistem klasifikasi tanah disini menggunakan percobaan batas cair dan plastis,
serta analisis ukuran butiran, dimaksudkan untuk menentukan dan mengidentifikasi
tanah di lokasi pekerjaan secara sistematis dengan pemakaian konstruksi bawah. Dari
kedua sistem klasifikasi USC dan AASHTO di atas, sistem klasifikasi USC cenderung
dipakai karena berkaitan dengan perencanaan pondasi.
Sistem klasifikasi USC mendefinisikan tanah sebagai berbutir halus apabUa lebih
dari 50% dapat melalui saringan No 200 (0,074 mm), selanjutnya tanah berbutir halus
dibagi menjadi tiga kelompok : lanau (M), Lempung ( C ), dan organik (O).
Kelompok-kelompok tanah utama pada pada sistem ini disajikan dalam tabel 2.1.
Seperti yang diperlihatkan dalam tabel di bawah ini tanah ditentukan lewat simbol
kelompok terdiri dari sebuah prefiks dan sufiks. Prefiks menunjukkan jenis tanah
utama dan sufiks menunjukkan subdivisi di dalam kelompok tanah.
Tabel 21 "Simbol kelompok sistem USC" (Bowles,! E., 1986).
Jenis Tanah Prefiks Sub Kelompok Sufiks
Kerikil G GradasiBaik W
Gradasi Buruk P
pas,r S Berlanau M
Berlempung C
Lanau M wL<50% L
Lempung C
Organis O wL>50% H
Gambut PJ .
Perbedaan antara lempung organik Cdan lanau an organik Mdan tanah organik
Odibuat berdasarkan grafik plastisitas yang dimodifikasi yang bisa dilihat pada grafik
2.1 halaman 9 berikut:
Diagram plastisitas untuk
_ mengklasifikasikadarbutiran CH
halus yang terkandung dalam
tanah berbutiran halus dan
3 40 &
ftp
tanah berbutir kasar
CL V1 MH dan OH
o. 20
ML
dan,0L J I L
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
BatascairWl(%)
Tabel 2.2 Klasifikasi tanah berbutir halus berdasar sistem USC (Terzaghi, Ralph B.
sangat rendah
CL Sedang sampai Tidak ada sampai sangat lambat Sedang
tinggi
Sangat rendah Lambat Sedikit
OL
sampai sedang
MH Sangat rendah Lambat sampai Sedikit sampai
sampai sedang tidak ada sedang
Tinggi sampai Tidak ada Tidak
CH
Sangat tinggi
Sedang sampai Tidak ada sampai rendah Sedikit sampai
OH
tinggi sedang
Daya dukung batas ("ultimate") suatu tanah di bawah beban pondasi terutama
tergantung pada kuat geser tanah. NUai kerja atau nUai yang diijinkan untuk
perencanaan akan ikut mempertimbangkan karakteristik kekuatan dan deformasi
(BowlesJ. E., 1986).
tegangan normal a
Dalam keadaan batas dimana keruntuhan geser akan terjadi, maka akan
terbentuk daerah keseimbangan plastis di sekitar tanah pondasi yang bersentuhan
dengan pondasi. Suatu daerah keseimbangan plastis tertentu diperkirakan terbentuk
dengan pola yang sama, tidak hanya bUa pondasi ditempatkan pada permukaan tetapi
juga pada pondasi yang dibuat pada galian dalam atau pada bagian ujung tiang-tiang
pancang yang dipancang ke dalam tanah (Suyono S., Nakazawa Kazuto, 1984).
Tetapi kelakuan pondasi pada tiang pancang berbeda dengan kelakuan pondasi
yang dibangun di sekitar permukaan tanah. Pada daerah plastis di atas bagian bawah
pondasi berubah akibat penetrasi. Untuk tiang pancang gesekan sekeliling permukaan
tiang pancang mengambU bagian dalam menahan beban yang bekerja pada puncak
tiang pancang (BowlesJ. E, 1986).
Kuat geser tanah kohesif tergantung kepada jenis dan keadaan tanah, dan
prosedur percobaan yang dilakukan. Jenis dan keadaan tergantung kepada apakah
contoh tidak terganggu, atau dibentuk kembali ("remolded"), seperti pada tanah-tanah
timbunan. Apabila tanah tidak terganggu maka akan tergantung kepada apakah
12
Semua konstruksi yang direkayasa untuk bertumpu pada tanah harus didukung
oleh suatu struktur bawah atau pondasi. Pondasi adalah bagian dari suatu sistem
rekayasa yang meneruskan beban bangunan ke dalam tanah dan batuan yang terletak di
bawahnya.
Didasarkan atas beban yang ditopang oleh tanah, pondasi dibagi menjadi dua :
1. Pondasi dangkal
2. Pondasi dalam
Pondasi dalam mempunyai rasio kedalamam (D) dengan lebar alas pondasi
(B) adalah D/B > 4. Digunakan sebagai tiang pancang, tembok atau tiang
bor yang dibor atau kaison yang dibor.
Perbedaan yang utama diantara kedua jenis pondasi tersebut adalah: pondasi
dangkal lebih banyak menyebarkan beban secara horisontal, sedangkan pondasi dalam
lebih banyak menyebarkan bebannya secara vertikal.
13
Kondisi tanah setempat sangat menentukan dalam pemilihan jenis pondasi pada
suatu struktur. BUa daya dukung tanah yang ada tidak dapat mendukung beban
daripada pondasi tersebut, maka besar kemungkinan akan terjadi penurunan
("settlement") sehingga akan mengakibatkan kerusakan pada pondasi (pecah).
Untuk menentukan jenis pondasi yang sesuai perlu dilihat persyaratan-
persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain :(Bowles,J. E., 1987)
1. Kedalaman harus memadai untuk menghindarkan pergerakan tanah lateral
dari bawah pondasi, khususnya untuk pondasi telapak dan pondasi rakit.
2. Kedalaman harus berada di bawah daerah perubahan volume musiman yang
disebabkan oleh pembekuan, pencairan dan pertumbuhan tanaman.
3. Sistem harus aman dari penggulingan, rotasi, penggeUnciran atau pergeseran
tanah (kegagalan kekuatan geser).
4. Sistem harus aman terhadap korosi atau kerusakan yang disebabkan oleh
bahan berbahaya yang terdapat dalam tanah.
5. Metode pemasangan pondasi harus seekonomis mungkin.
6. Pergerakkan tanah keseluruhan (umumnya penurunan) dan pergerakkan
diferensial harus dapat ditolerir oleh pondasi dan elemen bangunan atas.
7. Pondasi dan konstruksinya harus memenuhi syarat standar untuk
perlindungan lingkungan. Pertimbangan-pertimbangan lain untuk
menentukan pondasi mana yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang
ada dan kondisi tanah sekitar, dapat dilihat pada tabel 2.3 halaman 14.
14
oleh pelekatan antara tiang dengan tanah, yang disebut juga tiang terapung ("floating
pUe"). Dalam hal ini yang disebut perlawanan ujung akan jauh lebih kecil daripada
perlawanan akibat pelekatan antara tiang dengan tanah, karena itu dalam menghitung
daya dukung tiang ini harus dapat menentukan besarnya gaya pelekatan antara tiang
dengan tanah.
Adapun menurut Terzaghi hasU-hasil CPT dan SPT pada pondasi dalam
memberikan gambaran yang lebih baik tentang perilaku bangunan daripada gambaran
yang dapat diberikan oleh hasU-hasil laboratorium atas contoh tanah tak terganggu
("Undisturbed Soil").
Pernilihan penggunaan harga tekanan konus dari Cone Penetration Test (CPT)
dan harga N dari Standard Penetratiaon Test (SPT) dalam perhitungan daya dukung
tanah dan perkiraan terjadinya penurunan ("settlement") tiang, karena kedua harga
secara "in-situ" dari setiap lapisan tanah. Hasil uji CPT dan SPT memberikan data
Analisa terhadap beban lateral dilakukan pada pondasi yang digunakan sebagai
dolphin. Dolphn adalah konstruksi yang digunakan untuk menambat kapal tanker
berukuran besar yang biasanya digunakan bersama-sama dengan "pier: dan "wharf'
untuk memperpendek panjang bangunan tersebut. Dolphin ini banyak digunakan pada
pelayanan bongkar muat barang curah. Alat penambat ini direncanakan untuk bisa
18
menahan gaya horisontal yang ditimbulkan oleh benturan kapaL tiupan angin dan
dorongan arus yang mengenai badan kapal pada waktu ditambatkan.
Dolphin dapat dibedakan menjadi dua yaitu dolphin penahan ("breasting
dolphin") dan dolphin penambat ("mooring dolphin"). Dolphin penahan mempunyai
ukuran lebih besar, karena direncanakan untuk menahan benturan kapal ketika
beriabuh dan menahan tarikan kapal karena pengaruh tiupan angin, arus dan
gelombang. Alat penambat ini dilengkapi dengan fender untuk menahan benturan
kapal, dan bolder untuk menempatkan tali kapal, guna menggerakkan kapal
disepanjang dermaga dan menahan tarikan kapal. Sedangkan dolphin penambat tidak
digunakan untuk menahan benturan, tetapi hanya sebagai penambat (Bambang
Triatmodjo, 1996).
Dalam menentukan jenis dan type pondasi sebagai struktur bawah ("sub
structure") suatu bangunan, harus dipenuhi kriteria tentang keadaan lapisan tanah yang
menopang pondasi tersebut, diantaranya jenis tanah dan parameternya, besar daya
dukung tanah, kedalaman lapisan tanah keras, dan sifat mudah dikerjakan dari
pekerjaan.
Adapun macam/jenis pondasi dalam (tiang pancang) adalah sebagai berikut:
2.6.1 Pondasi tiang berdasarkan jenis material/bahannya.
Tiang kayu akan tahan lama dan tidak mudah busuk apabUa tiang kayu tersebut
selalu terendam penuh di bawah muka air tanah. Tiang pancang kayu akan cepat rusak
apabUa dalam keadaan kering dan basah yang selalu berganti-ganti. Pengawetan kayu
dengan obat-obatan tertentu hanya akan menunda kerusakan kayu, akan tetapi tidak
akan mampu melindungi untuk selamanya.
Berdasarkan cara pemancangannya pondasi tiang beton dibagi menjadi dua yaitu
pondasi tiang pracetak ("precast") dan pondasi tiang cetak ditempat ("cast in place").
Secara umum penggunaan tiang pancang beton mempunyai keunggulan tahan lama,
tahan terhadap korosi, dan mempunyai kuat tekan yang besar. Namun kerugiannya,
konstruksinya berat sehingga apabila dipakai tiang pracetak akan sulit dalam
transportasi.
Yang dimaksud dengan tiang komposit adalah tiang pancang yang terdiri dari
dua bahan yang berbeda yang bekerja bersama-sama sehingga merupakan satu tiang.
Tiang komposit bisa terdiri dari beton dan kayu atau beton dan baja.
2.6.2 Pondasi tiang berdasarkan cara pemindahan beban
1m.
(2.1)
P =
n
V = beban vertikal
T r T T
p =beban yang diterima oleh tiang
-e—&-, o o
s s s
Gambar 2.3 Analisis gaya pada tiang akibat beban vertikal sentris
22
tiang
Beban ini merupakan analog dari persamaan 2.1, beban terpusat vertikal (Wp)
merupakan resultante beban poer, setengah dari gaya tarikan kapal dan berat pondasi.
pJ%- (2.2)
n
Beban terpusat vertikal eksentris terhadap pusat berat kelompok tiang sama
dengan kombinasi beban terpusat vertikal sentris terhadap pusat kelompok tiang
ditambah adanya momen, keadaan ini dijumpai pada kelompok tiang dengan jarak
tiang asimetris.
nx0=r\.xx+n2.x2+ +nn.xn
ny0^n,.y,+n2.y2+ +nn.yn
nx x, + n2 .x2 + _1_ M
• •+«„ • *„
V
Xc -
(2.3)
n
b
T A O O O
yo
B O O O O
I" y2
O O
•i
xl x2
Dengan (xc,yc) pada titik berat kelompok tiang, maka koordinat tiap tiang
dapat diketahui. Beban pada tiang ke-1 dengan koordinat pusat tiang (xi,yi) diperoleh
(K. Basah Suryolelono, 1994):
»j» —
Wp -j-, My.xi • ~T* Mx.yi
—
12
V
5 )'
n ~ ny.^Lx1 nx.Ty2
dimana:
n = jumlah tiang
2> 1 =
_ nx.x^+nx.x2
.. .. 2 , „ „ 2 +, ^ „ 2
+nx.xn
V=-T^=P(ton) (2-6)
4m2 +1
k.'pw <2-7>
Vm2+1
Dimana:
Apabial momen yang terjadi akibat benturan kapal pada badan poer yang
diserap fender, beban angin pada badan kapal dan gaya tarikan kapal pada badan
boUard yang diperhitungkan pada ujung tiang.
A N
gesekan/
lekatan
ujung
tiang
p=£A+°^£ (2.9)
SF, SF2
26
dimana:
A = luas tiang
O = keliling tiang
dihasUkan kecU sekali. Dengan keadaan ini, persamaan (2.9) dapat mengabaUcan
perlawan ujung (nUai konis, p), sehingga persamaan menjadi (L.D. Wesley):
P=aL-c (2.10)
SF
BUa beban terlalu besar akan mengakibatkan runtuh karena gesekan atau
kelompok tiang "adhesive pile" adalah tekanan tanah maksimum yang dapat
ditahan pada dasar kelompok ditambah dengan perlawanan geser ("shear
resistance") pada permukaan luar keliling kelompok.
jJ ooooooooo
Kekuatan geser tanah = c
ooooooooo B
ooooooooo
_, y _
' Kekuatan geser pada
bidang ini = c
c = kohesi tanah
Q=Q-
^ SF
(2-13)
dimana, SF = 5-10 untuk tanah lempung (K. Basah S, 1994)
0 (n-l).m +(m-l).n (2 H)
* 90° m.n
dimana:
m = jumlah kolom
n = jumlah baris
D = diameter tiang
30
- e — e —iy
a
JO
o o cb
|<b o o d>
$—e—e— T^
Gaya akibat berat sendiri poer adalah beban merata sentris terhadap titik berat
poer, yang menjadi beban vertikal.
Wp = p.l.t.rbeton (215)
gerakan kapal yang bisa menimbuUcan gaya pada dolphin. ApabUa arah angin menuju
ke dolphin, maka gaya tersebut berupa gaya benturan ke dolphin, sedang apabUa
arahnya meninggalkan dolphin maka akan menyebabkan gaya tarikan kapal pada alat
penambat. Besar gaya angin tergantung dari arah hembus angin, dan dapat dihitung
/^ = 0,42.0,-4, (2.16)
^ = 0,5.0,-4, (2.17)
K = hlQaAw (2.18)
Dimana:
Qa = 0,063V
Pada waktu merapat, kapal masUi mempunyai kecepatan sehingga akan teijadi
benturan antara kapal dan dolphin. Dalam perencanaan dianggap bahwa benturan
maksimum teijadi apabila kapal bermuatan penuh menghantam dolphin pada sudut
Gaya benturan kapal yang harus ditahan dolphin tergantung pada energi
benturan yang diserap oleh sistem fender yang dipasang pada dolphin. Gaya benturan
bekerja secara horisontal dan dapat dihitung berdasarkan benturan. Hubungan gaya
dan energi benturan tergantung pada type fender yang digunakan. Besarnya energi
E=^f-.Cm.Ct.Cs.Cc (2.19)
2g
dimana:
W = berat kapal
g = percepatan gravitasi
Cm = koefisien massa
Ce = koefisien eksentrisitas
33
n.d
cm = i+
2.Q.B
dimana:
G= Lm,B,d.yo
W
PP ' »
c= '
dimana:
1=jarak sepanjang permukaan air dermaga dari pusat berat kapal sampai titik sandar
kapal
Dermaga: 1= )/4.Loa
34
Dolphin: l = K.LM
pO
LapalO
60
0 .S.0,26
0,24.-
/'
8
60
0,•g
22V
/
-5
0,20
0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0
Koefisien blok
Tabel 2.4 Kecepatan merapat kapal pada dolphin (Bambang Triatmodjo, 1996)
Ukuran Kapal (DWT) Kecepatan Merapat
Pelabuhan (m/d) Laut terbuka (m/d)
Sampai 500 0,25 0,30
500 - 10.000 0,15 0,20
10.000 - 30.000 0,15 0,15
di atas30.000 0,12 0,15
Gaya tarikan pada bollard untuk berbagai ukuran kapal dalam GRT diberikan
pada tabel 2.5 di bawah ini. Selain gaya tersebut yang bekerja secara horisontal,
bekerja juga gaya vertikal sebesar setengah dari nilai yang tercantum dalam tabel. GRT
("Gross Register Tons") adalah volume keseluruhan ruangan kapal ( 1GRT = 2,83 m
35
= 100 ft3). Gaya tarikan kapal pada boUard dan pada bilt berdasarkan bobot kapal
Gaya tahanan maksimum dari beban lateral yang bekerja pada tiang tunggal
adalah suatu persoalan yang kompleks, karena merupakan permasalahan interaksi
antara elemen bangunan agak kaku dengan tanah, yang dapat diperlakukan
Gaya-gaya lateral yang bekerja pada tiang apabila digambarkan adalah seperti
pada gambar 2.10 halaman 36berUcut:
36
MT =T.yl C)
Momen akibat gaya tumbukankapal pada poer :
MF = F . y2 ("> )
BAB III
1. mutu beton yang digunakan K350 dengan baja tulangan mutu U32
3. digunakan fender karet silinder dengan dimensi 12 x 6" dengan defleksi maksimum
1,0
O 0 o
1,4
o o
1,4
o o o
"i,o
Vd 1,4 ' 1,4'i,d
berat karakteristi k kapal: 10.000 DWT
37
38
panjang = 140 m
lebar = 18,7 m
draft = 8,1 m
W.V2
energi benturan kapal (E)
2g
l0000(°'15>2 =11468tm
2.9,81
Ef = Vi. E
dari Grafik 7.5.b pada lampiran untuk fender sUinder dengan ukuran 12x6" dan
defleksi 7", diperoleh energi yang bisa diserap fender = 2.750 lb ft/ft'
apabila dikonversi ke dalam satuan MKS =2750 x0,4537 = 1247,675 kg m/m'
dari Grafik 7.5.a pada lampiran unutk fender sUinder dengan ukuran 12x6" dan
defleksi 7", diperoleh gaya yang dapat diserap = 25.000 lb/ft'
dikonversi dalam satuan MKS =37.213,75 kg/m' dibulatkan 38.000 kg/m'
5734
panjang dolphin ( LMphn) - = 4,596/w mendekati 4,8 m
1247,675
muka tanah
Analog untuk beban karakteristik kapal 15.000 DWT dan 20.000 DWT dapat
1,0
o o o o
1,2
o o
1,2
o o o o
1,0
4-r-rt -i—i-
1,0 1,2 1,2 1,2 1,0
panjang = 140 m I 1
lebar = 18,7 m
A
draft =8,lm »/%? m
, T
9<r m
41
W.V2
energi benturan kapal (E) =
2.g
10000.(0,15)2 _
11,468 tm
2.9,81
Ef = >/2. E
dari grafik 7.5.b pada lampiran untuk fender sUinder dengan ukuran 12x6" dan
defleksi 6,8", diperoleh energi yang dapat diserap = 2250 lb ft/ft'
42
dari grafik 7.5.a pada lampiran untuk fender sUinder ukuran 12x6" dan defleksi
apabila dikonversi dalam satuan MKS =29.771 kg/m' dibulatkan 30.000 kg/m'
5734
panjang dolphin ( LMpHn) = = 5,6\m dibulatkan 5,6 m
d0"""'/ 1020,825
Fn = 30.000 . 5,6
= 168.000 kg = 168 t
Gaya-gaya yang bekerja pada dolphin type B bisa dUihat pada gambar 3.2.
>T =70t
^ Fn=168t
muka tanah
Analog untuk beban karakteristik kapal 15.000 DWT dan 20.000 DWT dapat
o o o o
1,2
o o o o
1,2
o o o o
1,0
+r-rt <—t-
1,0 1,2 1,2 1,2 1,0
panjang = 140 m
lebar = 18,7 m
draft =8,lm
44
WV2
energi benturan kapal (E) =
2-g
10000.(0,15)2 _
11,468 tm
2.9,81
Ef = Vz. E
= Vi . 11,468 = 5,734 tm
dari grafik 7.5b pada lampiran untuk fender sUinder dengan ukuran 12x6" dan
dari grafik 7.5.a pada lampiran untuk fender ukuran 12x6" dan defleksi 6,8",
bila dikonversi dalam satuan MKS = 29.771 lb/ft' dibulatkan 30.000 kg/m'
5730
panjang dolphin ( LMhin) = 5,6m
1020,825
Fn = 30.000 x 5,6
= 168.000 kg = 168 t
Gaya-gaya yang bekerja pada dolphin type C bisa dilihat pada gambar 3.3.
>T =70t
< Fn=168t
muka tanah
v.
46
Analog untuk beban karakteristUc kapal 15.000 DWT dan 20.000 DWT dapat
p_Wp My.x
n Zx2
Trial I
untuk mereduksi gaya horisontal yang teijadi, pada baris I dimiringkan 3 tiang
A^ 51
h= . 1 .17,676= 3,4671
V52 +12
H 171999
t = —= W1'* =21,499*
n 8
8 /
x -—.
1 Y^.n.d1
_, 8 21499 „e,ft
d = ,-. = 35,19 cm
\7 y4. re.25,256
140 = x. 35,19
P= OL-C
SF
untuk c= 10 t/m2
L. ^-.0,3519.6,67
17'6767 =16.78„
b. tinggi draft + pasang surut air laut + kebebasanbrutto (15% .draft) (Lb)
V26
c. pada kemiringan 5:1, maka panjang tiang = .11,315= 11,539m
= 39,205 m3
49
x=3,978 m
>T=70t
Fn= 182,41
muka tanah
Gambar 3.4 Panjangtiang vertUcal dan tiang miring kelompok tiang type A
gaya yang bekerja pada satu tiang, jika beban yang diterima ditahan oleh tiang
vertikal semua,
Fn 182,4 „„ _
t= — = — = 22,8 t
n 8
8 /
x =
i'y4.7r.d2
J 8 22800 ,._
d = = 36 24 cm
V7 X-^.25,256
140 = x . 36,24
O.L.c'
P = -
SF
untuk c= 10 t/m2
17,676.7 ..__
I- 1 = 16,29 m
^•.0,3624.6,67
Selisih volume beton antara tiang yang dimiringkan dan tiang yang vertikal
x=3,863 m
J-
->T = 70t
< Fn= 182,41
I
Wp =!74,7M
Lb= 11,315 m
muka air laut
0
H-
D=36,24 cm
p=Wp +My±
n " 2>2
A^ 5
1
h= , 1 .15,042 =2,473 t
Hs 15MP1 =15,81081
n 10
8 /
x = —.
7'Y4.7t.d2
15810,8.8 lqn
\l.y.n.25,256
x > 2,5d
Fn = 168 t
muka tanah
Gambar 3.6 Panjang tiang miring dan tiang vertikal kelompok tiang type B
54
gaya yang bekerja pada satu tiang, jUca beban yang diterima ditahan oleh tiang
vertikal semua,
,_ «U«! =,63t
n 10
8 /
x =
7'y.n.d2
.
d=
8 16800 = ,,„«„„
31,112 cm
\7 %.n25,256
120 = x.31,112
untuk c= 10 t/m2
L= 15,042.7 =16>151m
^-.0,31112.6,67
I
W] i-77,5 )4
Lb= 11,315 m
muka air laut
O
H-
D=31,112cm
Selisih volume beton antara tiang yang dimiringkan dan tiang yang vertUcal
p=Wp±My.x_
n Tx*
= T7^+7aL2 =
12 11,52
A>l
h= , l .13,7503 =2,697 t
v^Ti7
gaya horisontal setelah direduksi oleh tiang miring =
H =168-4. 2,697= 157,213 t
n 12
8 t
x = —.-
7 y.K.d2
d- 8131Q1 =27,474cm
\l.y4. k 25,256
cekjarakspasi
57
x >2,5d
1,2
= 4,37>2,5 OK!
0,27474
O.L.C
P =
SF
untuk c = 10 t/m2
13 7503 7
L= i-V^' = 16,719 m
^-.0,27474.6,67
V26
d. tiang miring = —-—.11,315 = 11,539 m
. x=4,37.m
>T=70t
^ Fn=168t
Wj»=77,51)4 t
muka tanah
O
H-
D=27,474 cm
Gambar 3.8 Panjang tiang miring dan vertikal pada kelompok tiang type C
gaya yang bekerja pada satu tiang, jika beban yang diterima ditahan oleh tiang
vertikal semua,
Fn 168 ,. t
t= — = = 14 t
n 12
8 /
X =
7>4 .n.d2
14000
d =
•J? y4.n25,256
= 28,401cm
120 = x. 28,401
O.L.d
P =
SF
untuk c= 10 t/m2
13,7503.7
= 16,173 m
/r.0,28401.6,67
Selisih volume beton antara tiang yang dimiringkan dan tiang yang vertikal
Analog untuk kemiringan 6:1, 4:1, 3:1, 2:1 beban karakteristik kapal 10.000
DWT, 15.000 DWT, 20.000 DWT dan c = 5 t/m2 , 15 t/m2 yang bisa dilihat
pada tabel 3.10 dan tabel 3.11 halaman 66 dan tabel 3.12 halaman 67.
60
. x=4,2m
>T = 70t
<r Fn=168t
Lb= 11,315 m
Wji =!74,7Mt
o
H-
d=28,401 cm
Efisiensi satu tiang dalam kelompok tiang dihitung dengan persamaan Converse
(vertikal atau miring) untuk type A dengan baris I dimiringkan 6:1, dengan beban
karakteristik kapal 10.000 DWT :
n (jumlah baris) = 1
m (jumlah kolom) = 3
61
n (jumlah baris) =2
m (jumlah kolom) = 3
£gv=1-14-178°.<3-2>2
* 90°
+<2-1)3 =0,816
3.2
Analog untuk kelompok tiang type A dengan beban karakteristUc kapal 15.000 DWT
dan 20.000 DWT dan untuk kelompok tiang type B dan C dengan beban karakteristik
kapal 10.000 DWT, 15.000 DWT, dan 20.000 DWT dengan kemiringan 6:1, 5:1, 4:1,
3:1 dan 2:1 untuk setiap type kelompok tiang bisa diUhat pada tabel 3.13, tabel 3.14,
tabel 3.15 halaman 68, tabel 3.16, tabel 3.17, tabel 3.18 halaman 69, tabel 3.19, tabel
10000 DWT:
n (jumlah baris) :3
m (jumlah kolom): 3
^=1_il^OzM±fcM =o,785
6 90° ' 3.3
Analog untuk kelompok tiang type A dengan beban karakteristik kapal 15.000 DWT
dan 20.000 DWT dan untuk kelompok tiang type B dan C dengan beban karakteristUc
kapal 10.000 DWT, 15.000 DWT, dan 20.000 DWT dengan kemiringan 6:1, 5:1, 4:1,
3:1, dan 2:1 untuk setiap type kelompok tiang bisa dilihat pada tabel 3.22, tabel 3.23,
tabel 3.24 halaman 71, tabel 3.25, tabel 3.26, tabel 3.27 halaman 72, tabel 3.28, tabel
Tabel 3.5 Hasil perliitungan untuk kelompok tiang type A dengan beban karakteristik kapal 15.000 DWT
ml vertikal 6:1 5:1 4:1 3:1 2:1
F(t) 321,6 321,6 321,6 321,6 321,6 321,6
hft) 0 4.20S 5,016 6,203 8,088 11,437
H(t) 321,6 308,985 306,552 302,991 297^36 287,289685
*(t) 40,2 38,623 38319 37,874 37,167 35,9116
d (cm) 48,13 47,17 46,99 46,71 46,28 45,49
s 2.90S 2,968 2,979 2,997 3,025 3,079
c (t/m*) 5 10 15 5 10 15 5 10 15 5 10 15 5 10 15 5 10 15
c' (t/'nr^f 333 6,67 10 3^3 6.67 10 3,33 6,67 10 333 6.67 10 3,33 6,67 10 3.33 6,67 10
Li(m) 35,56 17.75 11,84 36,28 18,11 12,08 36,42 18.18 12,13 36,64 18,29 12,20 36,98 18,46 12,31 37,62 18.78 12.53
Litot v 47,91 30,10 24,19 48,63 30,46 24,43 48,77 30,53 24,48 48,99 30,64 24,55 49,99 30,81 24,66 49,97 31,13 24,88
Litot m 0 0 0 48,80 30,63 24,60 49,01 30,78 24,72 4937 30,64 24,93 4933 31,48 25,33 51,43 32,59 2634
Vol. btn 87,01 61.09 52.49 85,35 59,96 51,52 85,07 59,77 5137 84,63 _, 59,48 51,13 83,99 59,08 50,81 82,96 58,47 so 34
EV (nr1) 0 0 0 1,66 1.13 0,97 1,94 U2 1.12 2,38 1,61 136 3,02 2,01 1.68 4.05 2,62 2.15
Tabel 3.6 Hasil perhitungan untuk kelompok tiang type A dengan beban karakteristik kapal 20.000 DWT
m:l vertikal 6:1 5:1 4:1 3:1 2:1
L(m) 36,59 18,27 12,19 37,25 18,20 12,41 3738 18,66 12,45 37,57 18,76 12,51 37,88 18,91 12,62 34,98 17,47 11,65
Ltot v 49,86 31,54 25,46 50,52 31,87 25,68 50,65 31,93 25,72 50,84 32,03 25,78 51,15 32,18 25,89 51,73 32,47 26,08
Ltot m 0 0 0 50.71 32,05 25,86 50,91 32,19 25,98 51,25 32,43 26,19 51,87 32,90 26,60 53,29 34,04 27,64
VoL btn 114,7 78,94 67,04 112,7 77,52 65,84 1123 77,29 65,65 111,8 76,96 6538 111,0 376,4 64,97 109,8 75,78 64,67
6 1 6 5 8 7 6
EV (or1) 0 0 0 2,05 1.42 1,20 2,40 1,65 139 2.91 1,98 1,66 3,68 2,47 2.07 4,09 3,16 237
Tabel 3.7 Hasil perhitungan untuk kelompok tiang type B dengan beban karakteristik kapal 10.000 DWT
ml vertikal 6:1 5:1 4:1 3:1 2:1
F(t) 168 168 168 168 168 168
h(t) 0 2,473 2,9499 3,648 4,757 6,727
H(t) 168 158,108 156,2 153,41 148,973 141.092
t(t) 16,8 15,811 15,62 15341 14,897 14,1092
d(cm) 31,112 30,181 29,999 29,729 29,297 28,511
X 3,85 3313 4,00 4,039 4,096 4,209
c (t/m?) s 10 15 5 10 15 5 10 15 5 10 IS 5 10 15 5 10 15
cXtlnf) 333 6,67 10 333 6,67 10 333 6,67 10 333 6.67 10 3,33 6,67 10 3.33 6,67 10
L(m) 32,35 16,15 10.77 3335 16,65 11,10 33,55 16,75 11,17 33,85 16,90 11,27 3435 17,15 11,44 35,30 17,62 11,75
Ltot v 43,67 27,47 22,09 44,66 27,96 22,42 44,87 28,07 22,49 45,17 28,22 22,59 45,67 48,47 11,76 46,42 28,94 23,07
Ltot m 0 0 0 44,82 28,12 22,58 45,09 28,29 22,71 45,52 28.57 22,94 46,28 29,08 2337 47,95 30,28 24,41
Vol. btn Sl,68 3936 35,27 50,48 38,53 34,56 50,26 3838 34,44 49,93 38,16 34,26 49,43 37,83 33,94 48,58 37,29 33,55
EV (nr1) 0 0 0 1,199 0.831 0,708 1,421 0,98 0,835 1.745 1,197 1,015 2,244 1.525 1.287 3,094 2,063 1,722
o
Tabel 3. 8 Hasfl perliitungan untuk kelompok tiang type B dengan beban karakteristik kapal 15.000 DWT
m:l vertikal 6:1 5:1 4:1 3:1 2:1
Tabel 3.9 Hasil perhitungan untuk kelompok tiang type B dengan beban karakteristik kapal 20.000 DWT
ml vertikal 6:1 5:1 4:1 3:1 2:1
F(t) 383,6 383,6 383,6 383,6 383,6 383,6
h(t) 0 3.984 4,753 5,877 7,664 10,838
H(t) 383,6 367,664 364,588 360,092 352,944 340,248
t(v 38,36 36.766 36.458 36,009 35,2944 34,024
d(cm) 47,01 46,03 45,83 45,55 45,09 44,28
X 2,553 2,607 2,618 2,634 2,661 2,710
c (t/m? 5 10 15 5 10 15 5 10 15 5 10 IS 5 10 15 5 10 IS
c' (t/m?) 333 6,67 10 333 6,67 10 333 6,67 10 333 6.67 10 3,33 6,67 10 333 6.67 10
L(m) 34,49 17,22 11,49 35,23 17,59 11,73 3538 17,67 11,78 35,60 17,77 11,86 35,96 17,96 11,98 36,62 18,28 12,19
Ltotv 47,76 30,49 24,76 48,49 30,86 25,00 48,65 30,93 25,05 48,87 31,04 25,13 49,23 31,23 25,25 49,89 31,55 25,46
Ltot m 0 0 0 48,68 31,04 25,18 48,91 31,19 2531 49,28 31,45 25,54 49,94 31,94 2S,96 51,46 33,12 27,03
VoLbto 1013 71,40 61,46 99,29 69,95 60,2, 98,91 69,67 59,98 9838 69,33 59,69 97,54 68,80 59,25 96,27 68,03 58,65
EV (of) 0 0 0 2,09 1.45 1.26 2,47 1,73 1,48 3.00 2,07 1,77 3,84 2.60 2,21 5.11 337 2,81
w
sc
6CZ 60L'Z POZ'b spn S6"I te^z z.8ti 88b'I itZ'Z ssn £S6*I ISZ'I 6S6'0 9L6*0 PZS'I 0 0 0 d«") A3
oe*6c Sb'Sb 9VZ9 £S'0b ZZ'Pfr Z.CCP I6*0t> 8P'9b 80'W Wit' 68'9b Ib'b9 ££*Ib 6VL\> SS'b9 ez'zb a'sb ££'P9 ujq pa
Z9'LZ frS't>C K'SS 6t-'9Z ZZ'lt 8b'CS TO'PZ SPZ£ C9'ZS 9//SZ b£*ZC si'zs I9'SZ si'zc bS'IS 0 0 0 m ioj q
81*92 80'£C 88'CS Z8'St SS'JC I8'ZS EP'SZ £Z'Z£ stzs 8Csz e6*ie WIS i*'sz 86* I£ iP'lS to'sz sric Xb'OS a jojq
£8'CI Ci'OZ CS'Ib £17' El oroc Pt'Ot- 8Z*CI Z6'6t Oo^c 0*£I W/6I SS'6£ 60'EI C9*61 ZC6C ZL'Zl bO'6I 6I'8£ (ui)q
01 £9'9 CCC 01 L99 etc 01 IS>'9 eCc 01 L9'9 ££*£ 01 L9'9 r.Ct 01 Z.9'9 EC'C GW) .'
SI 01 s SI 01 s ST 01 s SI 01 s SI 01 s SI 01 S d«JA)»
I> 0> S6'C I6'£ 68'£ S/.*£ X
66t'6Z 0L6*6Z wc'oc 99*0C SES'OC SZ.'I£ (H»)p
86£'t>l 68S'St SCO'PI SX£*9I Z.OS'91 s'tx (>)»
US'LLX £0'L8T 9Ib'Z6I fr8£.'S6I 810*861 OIZ (>)H
P01'8 ZiCs 96C*fr frSS'C 6i.6*Z 0 ©1
OIZ L OIZ otz OIC OIC OIZ (1)1
i:? re I* IS 19 IB3ftJI3A inn
JLYaCI OOO'S 1 Fd^[ ^pisuspiBJB^ueqaq ueSirap o acLCi Sueti ^odmop^ ^ruxm uBSuinrqjad jxseh \\ £ pqBj_
S6S'I 906'I bb8'Z 881'I SOb'I PO'Z S£6*0 OPI'I 66S'I L9C0 6'0 COC'I S9'0 I9//0 160'I 0 0 0 G"») A3
89'EC £*'/.£ P8'8b 60'b£ L6'LZ bP'6b b£*bC /.Z'8£ n'os IS'bC Z,b'8£ Ot-'OS £9>£ IP'8£ IP'OS 8J'SC LC6C Oi.'K uiq joa
ZC*b3 Sl'OE ILYb Z£*£Z 00'6Z bl'Pb 06*22 1S'8Z Jtr'Sb 69'ZZ stsz zo'st- 9S'Z3 60'8Z LC\fr 0 0 0 ui jo»q
66*ZZ Z8*82 /.E'Pb OZ/ZZ 6C'8Z CS'Sb SS'ZZ it'82 /.O'Sb Pt-'ZC C0'8Z 08'H' 0fr'8Z b6*iZ IP'Mr OI'ZE 8KZ.Z IZ/Cb A joji
Z.9'11 OS'i.1 90'S£ 6CU 80'Z.I IZ*bE bZ*TI S8'9I 9L'£C SI'II U'9I 8b'££ 60'II Z9'9l 0£'£C 8£'9t a'9i 6£'2£ (ui)T
01 £9'9 ee*c 01 LP'P £C'C 01 Z.P'9 ££*£ 01 £9'9 ZCl 01 L9'9 £C£ 01 £9'9 Ct£ ^wi/j)^
SI 01 s St 01 s SI 01 S SI 01 S SI 01 S SI 01 S I>I/J) 3
LS'* Pb'b b'b ££> !>£> sefb X
6£t9Z 168'PC osta bLb'/.i: 9?9'a IOb'82 («M3)p
Z0S6'II ISS'ZI 888'Zl I0I'£I 9W£I t>l (>)J
COb'Ebl iOP'OSI P9'bSI cxrisx 856*8$! 8PI (j)h
6bI'P 8btb S£C'£ L69'Z SOPfZ 0 {i)^
891 891 891 891 891 SPX (»)i
VI IE Vt> IS 19 |E5pU3A i^j
U ftd OC0"0IF dB3j3rc ^suapre JB^UBt [3qUB!efirapO adA^ireri^otJlU0p7| upturn ircSirranijadiTSBHOl TPqei
Tabel 3.12 Hasfl perhitungan untuk kelompok tiang type C dengan beban karakteristik kapal 20.000 DWT
m:l vertikal 6:1 5:1 4:1 3:1 2:1
F(t) 383,6 383,6 383,6 383,6 383,6 383,6
h<t) 0 3,594 4,287 5302 6,913 9,776
H(t) 383,6 369,225 366,452 362393 355,949 344,496
t(t) 31.967 30,769 30,538 30,199 29,662 28,708
d(cm) 42,916 42,104 41,946 41,713 41340 40,67
X 2,79 2,85 2,86 2,88 2,9 2,95
c(t/m*) 5 10 15 5 10 15 5 10 15 5 10 15 5 10 15 5 10 15
c'ft'm7) 333 6,67 10 333 6,67 10 333 6,67 10 333 6.67 10 3,33 6,67 10 3,33 6,67 10
L(m) 34,08 17,01 1134 34,73 1734 11,56 34,87 17,40 11,61 35,06 17,50 11,67 3538 17,66 11,78 35,96 17,95 11,97
Ltot v 47,35 30,28 24,61 48,00 30,61 24,83 48,14 30,67 24,88 48,33 30,77 24,94 48,65 30,93 25,05 49,23 31,22 25,24
Ltot m 0 0 0 48,19 30,79 25,02 48,40 30,94 25,14 48,74 31,18 2535 4937 31,65 25,77 50,80 32,79 26,81
VoLbtn 100,6 71,05 61,21 98,79 69,73 60,08 98,45 69,49 59,88 97,96 69,17 59,61 97,22 68.69 59,16 96,05 67,97 58,64
EV (m1) 0 0 0 1,881 1319 1,135 2,219 1,551 1329 2,708 1,878 1,602 3,447 236 1.999 4,63 3,08 2,566
a
Tabel 3.13 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type A secara keseluruhan dengan berat karakteristik kapal 10.000 DWT
s = 140 cm
m = 3
n =3
m:l vertikal 6:1 5:1 4:1 3:1 2:1
d (cm) 36,24 35,37 35,19 34,94 34,54 33,81
<t>° 14,513 14,179 14,109 14,013 13,859 13,577
Eg 0,785 0,790 0,791 0,792 0,795 0,799
Tabel 3.14 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type A secara keseluruhan dengan berat karakteristik kapal 15.000 DWT
s= 140 cm
m = 3
n =3
m:l vertikal 6:1 5:1 4:1 3:1 2:1
d (cm) 48,13 47,17 46,99 46,71 46,28 45,49
<J>° 18,972 18,620 18,554 18,451 18,292 18,000
Eg 0,719 0,724 0,725 0,727 0,729 0,733
Tabel 3.15 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type A secara keseluruhan dengan berat karakteristik kapal 20.000 DWT
s= 140 cm
m = 3
n =3
m:l vertikal 6:1 5:1 4:1 3:1 2:1
d (cm) 55,78 54,79 54,61 54,33 53,88 53,07
b° 21,724 21,373 21,309 21,210 21,050 20,760
Eg 0,678 0,683 0,684 0,686 0,688 0,692
OS
O)
Tabel 3.16 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type B secara keseluruhan dengan berat karakteristik kapal 10.000 DWT
s= 120 cm
m -4
n =3
m:l vertikal 6:1 5:1 4:1 3:1 2:1
d (cm) 31,112 30,181 29,999 29,729 29,297 28,511
♦° 14,535 14,118 14,036 13,914 13,719 13,365
Eg 0,771 0,777 0,779 0,781 0,784 0,789
Tabel 3.17 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type B secara keseluruhan dengan berat karakteristik kapal 15.000 DWT
s= 120 cm
m = 4
n =3
m:l vertikal 6:1 5:1 4:1 3:1 2:1
d (cm) 34,784 33,696 33,482 33,166 32,659 31,737
<t>° 16,165 15,685 15,589 15,449 15,225 14,814
Eg 0,746 0,753 0,755 0,757 0,760 0,767
Tabel 3.18 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type B secara keseluruhan dengan berat karakteristik kapal 20.000 DWT
s= 120 cm
m = 4
n =3
m:l vertikal 6:1 5:1 4:1 3:1 2:1
d (cm) 47,01 46,03 45,83 45,55 45,09 44,28
<J>° 21,393 20,986 20,903 20,786 20,594 20,254
Eg 0,663 0,669 0,671 0,673 0,676 0,681
<3\
Tabel 3.19 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type C secara keseluruhan dengan berat karakteristik kapal 10.000 DWT
s= 120 cm
m = 4
n =3
m:l vertikal 6:1 5:1 4:1 3:1 2:1
d (cm) 28,401 27,626 27,474 27,250 26,891 26,239
<f>° 13,315 12,964 12,896 12,794 12,631 12,334
Eg 0,790 0,796 0,797 0,799 0,801 0,806
Tabel 3.20 Efisiensi satu tiang padakelompok tiang type C secara keseluruhan dengan berat karakteristik kapal 15.000 DWT
s= 120 cm
m = 4
n =3
m:l vertikal 6:1 5:1 4:1 3:1 2:1
d (cm) 31,75 30,839 30,66 30,394 29,970 29,199
<J>° 14,820 14,413 14,332 14,213 14,023 13,676
Eg 0,767 0,773 0,774 0,776 0,779 0,785
Tabel 3.21 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type C secara keseluruhan dengan berat karakteristik kapal 20.000 DWT
s= 120 cm
m = 4
n =3
m:l vertikal 6:1 5:1 4:1 3:1 2:1
d (cm) 42,916 42,104 42,113 41,921 41,613 41,062
<t>° 19,679 19,334 19,338 19,253 19,125 18,890
Eg 0,690 0,696 0,696 0,697 0,699 0,703
cl
Tabel 3.22 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type A dengan berat karakteristik kapal 10.000 DWT
s = 140 cm
m miring = 3 m vertikal = 3
n miring = n vertika = 2
m:l vertikal 6:1 5:1 4:1 3:1 2:1
d (cm) 36,24 35,37 35,19 34,94 34,54 33,81
d>° 14,513 14,179 14,109 14,013 13,859 13,577
Egm 0,892 0,894 0,895 0,896 0,897 0,899
Egv 0,811 0,816 0,817 0,818 0,820 0,824
Tabel 3.23 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type A dengan berat karakteristik kapal 15.000 DWT
s= 140 cm
m miring = 3 m vertikal = 3
n minng = n vertika1 =2
m:l vertikal 6:1 5:1 4:1 3:1 2:1
d(cm) 48,13 47,17 46,99 46,71 46,28 45,49
r 18,972 18,620 18,554 18,451 18,292 18,000
Egm 0,859 0,862 0,862 0,863 0,864 0,866
Egv 0,754 0,758 0,759 0,760 0,762 0,766
Tabel 3.24 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type A dengan berat karakteristik kapal 20.000 DWT
s= 140 cm
m miring = 3 m vertikal = 3
n miring = n vertika1 =2
m:l vertikal 6:1 5:1 4:1 3:1 2:1
d (cm) 55,78 54,79 54,61 54,33 53,88 53,07
<t>° 21,724 21,373 21,309 21,210 21,050 20,760
Egm 0,839 0,841 0,842 0,842 0,844 0,846
Egv 0,718 0,722 0,723 0,725 0,727 0,730
Tabel 3.25 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type B dengan berat karakteristik kapal 10.000 DWT
s= 120 cm
m miring = 4 m vertikal =4
n miring = n vertikal = 2
m:l vertikal 6:1 5:1 4:1 3:1 2:1
d (cm) 31,112 30,181 29,999 29,729 29,297 28,511
<f>° 14,535 14,118 14,036 13,914 13,719 13,365
Egm 0,878 0,882 0,883 0,884 0,885 0,888
Egv 0,798 0,803 0,805 0,806 0,809 0,814
Tabel 3.26 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type Bdengan berat karakteristik kapal 15.000 DWT
s= 120 cm
m miring = 4 m vertikal =4
n miring = n vertikal = 2
m:l vertikal 6:1 5:1 4:1 3:1 2:1
d (cm) 34,784 33,696 33,482 33,166 32,659 31,737
♦° 16,165 15,685 15,589 15,449 15,225 14,814
Egm 0,865 0,869 0,870 0,871 0,873 0,876
Egv 0,775 0,784 0,783 0,785 0,788 0,794
Tabel 3.27 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type Bdengan berat karakteristik kapal 20.000 DWT
s= 120 cm
m miring = 4 m vertikal =4
n miring = n vertikal = 2
m:l vertikal 6:1 5:1 4:1 3:1 2:1
d (cm) 47,01 46,03 45,83 45,55 45,09 44,28
4>° 21,393 20,986 20,903 20,786 20,594 20,254
Egm 0,821 0,825 0,825 0,826 0,828 0,831
Egv 0,702 0,708 0,709 0,711 0,713 0,718
a
Tabel 3.28 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type C dengan berat karakteristik kapal 10.000 DWT
s= 120 cm
m miring = 4 m vertikal =4
n miring = n vertika1 =2
m:l vertikal 6:1 5:1 4:1 3:1 2:1
d (cm) 28,401 27,626 27,474 27,250 26,891 26,239
<t>° 13,315 12,964 12,896 12,794 12,631 12,334
Egm 0,890 0,891 0,892 0,893 0,894 0,897
Egv 0,817 0,819 0,820 0,822 0,824 0,828
Tabel 3.29 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type C dengan berat karakteristik kapal 15.000 DWT
s= 120 cm
m miring = 4 m vertikal =4
n miring = n vertikal = 2
m:l vertikal 6:1 5:1 4:1 3:1 2:1
d (cm) 31,75 30,839 30,66 30,394 29,970 29,199
<t>° 14,820 14,413 14,332 14,213 14,023 13,676
Egm 0,876 0,879 0,880 0,881 0,883 0,886
Egv 0,794 0,799 0,800 0,802 0,805 0,810
Tabel 3.30 Efisiensi satu tiang pada kelompok tiang type C dengan berat karakteristik kapal 20.000 DWT
s= 120 cm
m miring = 4 m vertikal =4
n miring = n vertikal = 2
m:l vertikal 6:1 5:1 4:1 3:1 2:1
d (cm) 42,916 42,104 42,113 41,921 41,613 41,062
<t>° 19,679 19,334 19,338 19,253 19,125 18,890
Egm 0,836 0,838 0,838 0,839 0,840 0,842
Egv 0,726 0,731 0,731 0,732 0,734 0,737
74
Grafik hubungan antara kemiringan dan diameter tiang untuk beban karakteristik kapal
10.000 DWT
m:1 dA dB dC
00:00 36,24 31,112 28,401
02:01 33,81 28,511 26,239
03:01 34,54 29,297 26,891
04:01 34,94 29,729 27,25
05:01 35,19 29,999 27,474
06:01 35,37 30,181 27,626
40 -I _____
351 - ♦ ♦ i
♦
•
,
~"
30 pr o-
———§2~
— Q
~
v—
„.,.<ff
A
s/
111 1 o» * i
s
>
25
—♦—dA
d (cm) 20- —i&— dB
-O-dC
15
10-
5-
n -
kemiringan (m)
Grafik hubungan antara kemiringan dan diameter tiang dengan beban karakteistik kapal
15.000 DWT
m:1 dA dB dC
00:00 48,13 34,784 31,75
02:01 45,49 31,737 29,199
03:01 46,28 32,659 29,97
04:01 46,71 33,166 30,394
05:01 46,99 33,485 30,66
06:01 47,17 33,696 30,839
d (cm)
kemiringan (m)
Grafik hubungan antara kemirngan dan diameter tiang dengan beban karakteristik kapal
20.000 DWT
m:1 dA dB dC
00:00 55,78 47,01 42,916
02:01 53,07 44,28 40,67
03:01 53,88 45,09 41,34
04:01 54,33 45,55 41,713
05:00 54,61 45,83 41,946
06:01 54,79 46,03 42,164
"59 _„ m. . 4
40- ——o -•
/N
6
\s I
-dA
-dB
d (cm) 30
dC
20
10-
0- 1 i 1 1
kemiringan (m)
menggunakan tiang pancang yang dimiringkan. Gaya lateral yang besar dalam
perhitungan digunakan gaya tumbukan kapal untuk beberapa berat karakteristik kapal
seperti yang telah ditentukan sebagai parameter. Besarnya gaya lateral tersebut dapat
direduksi dengan tiang miring, dengan kemiringan yang sesuai dan ekonomis dalam
perencanaan.
Dari hasil perhitungan yang telah diuraikan, gaya lateral yang bekerja ditahan
oleh tiang pancang miring dan tiang pancang vertikal pada tiang pancang kelompok
dapat dibandingkan :
a. besarnya gaya lateral yang bisa direduksi okh kelompok tiang, diameter tiang
pancang, jarak antar tiang pancang, panjang tiang dan volume beton yang
digunakan.
b. Efisiensi pondasi.
Dalam perhitungan terdapat variabel pembanding yang sama yaitu gaya lateral
yang bekerja pada pondasi kelompok tiang, nilai kc lesi, kemiringan yang digunakan,
Kemampuan tiang untuk mereduksi gaya lateral yang terjadi merupakan parameter
besarnya beban horisontal yang dipikul oleh satu tiang. Analisa besarnya beban lateral
yang dapat dipikul pondasi dilakukan dengan terlebih :lahulu mengetahui data-data beban
horisontal yang bekerja, kemiringan tiang, besarnya benan lateral yang bisa direduksi oleh
satu tiang, besarnya gaya lateral yang bisa direduksi o;.eh kelompok tiang, diameter tiang
yang diperhitungkan berdasarkan kekuatan geser tiaig, kedalaman pondasi serta data
pendukung seperti mutu beton dan baja yang digunakan.
Hasil perhitungan yang telah diuraikan sebelumnya dapat diambil contoh misalnya,
kelompok tiang type A dengan berat karakteristik kapal 10.000 DWT dengan nilai c = 10
t/m", gaya lateral yang terjadi adalah 182,4 t. Apabila digunakan tiang pancang yang
dimiringkan dengan kemiringan 6:1. gaya lateral yaag dapat direduksi sebesar 2,906 t
untuk setiap tiang pancang yang dimiringkan.
pada kelompok tiang type A dengan kemiringan 6 : 1 adalah 39,34 m3. Sedangkan untuk
kemiringan tiang pancang 2:1, gaya lateral yang dapa. direduksi oleh tiap tiang pancang
miring adalah 7,905 t, sehingga diameter tiang pancang yang digunakan 33,81 cm dengan
panjangnya 30,12 mdan volume betonnya adalah 38,3; m3. Selisih volume beton dengan
kemiringan tiang pancang 6 : 1 dan kemiringan 2 : 1 adalah 39,34 - 38,31 = 1,03 m3,
1 n°
dalam prosentase selisih volume beton tersebut adalah - ' 100% = 2 6182%
39,34
Kelompok tiang type A apabila menggunakan tiang pancang vertikal semua dalam
menahan gaya lateral yang terjadi maka diameter tiar.-j pancang yang digunakan adalah
36,24 cm dengan panjang tiang 27,61 m dan volume betonnya adalah 40,06 m3. Apabila
dibandingkan dengan digunakannya tiang pancang miring dengan kemiringan 6 : 1maka,
tiang pancang vertikal semua mempunyai diameter yang lebih besar namun panjang lebih
79
pendek. Volume beton yang digunakan untuk tiang pancang vertikal semua lebih besar
dibandingkan dengan digunakannya tiang pancang miring pada kelompok tiang tersebut.
Selisih volume betonnya adalah 40,06 - 39,34 = 0.72 m3 atau dalam prosentase sebesar
0,72
40,06 .100% = l,7973%o . Untuk tiangfc fpancang&dengan
fa kemiringan
& 2:1, akan memiliki
miring tiang dipancang, beban lateral yang dapat direduksi semakin besar, sehingga
diameter tiang yang digunakan semakin kecil, tetapi tiang semakin panjang.
penggunaan atau kapasitas dari tiang dalam menaian beban. Tiang pancang yang
digabung pada bagian pelat (poer) menjadi satu kelompok, jika kapasitas tersebut
merupakan jumlah dari beberapa tiang pancang individ.i. maka efisiensi kelompok = 1.
Pada perbandingan antara diameter yang berbeda dan jarak antar tiang yang sama,
efisiensi ditentukan oleh jumlah baris dan kolom kelompok tiang. Efisiensi satu tiang
dalam kelompok akan kecil jika jumlah baris atau kolo: n semakin besar.
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Dan hasil studi literatur yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dan hasil perhitungan volume beton yang digunakan untuk tiang pancang kelompok,
dengan gaya lateral yang sama penggunaan tiang pancang miring mempunyai volume
beton yang lebih kecil dibandingkan dengan penggunaan tiang pancang vertikal secara
keseluruhan pada konstruksi dolphin.
2. Untuk type B dan type C dengan berat karakteristik kapal 10.000 DWT dan 15.000
DWT. dipilih type B dengan kemiringan 5:1, bila dibandingkan dengan type C,
volume beton yang digunakan lebih sedikit untuk menahan gaya lateral yang bekerja
dengan jarak tiang pancang sama . Bila dibandingkan dengan kemiringan yang lain ,
ruang yang diperlukan tidak terlalu panjang.
3. Untuk berat karakteristik kapal 10.000 DWT, type tiang dipergunakan type tiang B
dengan kemiringan 1:5, bila dibandingkan dengan type A volume beton yang
digunakan lebih sedikit, diameter tiang lebih kecil. panjang tiang lebih pendek. Dan
bila dibandingkan dengan kemiringan yang lain, ruang yang diperlukan tidak terlalu
luas.
4. Semakin banyak jumlah baris dan kolom yang digunakan, semakin kecil efisiensi satu
tiang dalam kelompok., tetapi semakin besar daya dukung kelompok tiang.
60
81
4.2 Saran
Melihat dari studi literatur ini terdapat beberapa saran yang dapat disampaikan :
1. Perlu diadakan perhitungan yang lebih teliti untuk daerah tertentu dengan data tanah
yang diambil dari test laboratorium, misalnya sudut gesek tanah, kohesi. dan
karakteristik yang lain yang akan membantu dalam perhitungan.
2. Perlu diadakan perhitungan yang lebih teliti untuk jenis tanah yang lain, yang dapat
digunakan sebagai pembanding atas perhitungan yang sudah dilakukan.
3. Perlu diadakan perhitungan untuk jenis beban. formasi tiang dan jenis kapal yang lebih
bervariasi lagi, untuk dijadikan sebagai pelengkap atas perhitungan yang sudah ada.
4. Perlu adanya program komputer untuk mempercepat proses perhitungan.
82
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Triatmodjo, DR, Ir., CES., DEA, 1996, PELABUHAN, Cetakan pertama, Beta
Offset.
Bowles, .I.E., 1986, SIFAT-SIFAT FISIS DAN GEOTEKNIS TANAH, Edisi kedua,
Airlangga Jakarta.
Bowles, J. E., 1986, ANALISA DAN DESAIN PONDASI JILID II, Cetakan ketiga,
Airlangga, Jakarta.
K. Basah Suryolelono, 1994, TEKNIK FONDASI BAGIAN II, Cetakan pertama, Nafiri
Yogyakarta
M.J. Tomlinson, CEng, FICE, Fistrucfe, 1977, PILE DESIGN and CONSTRUCTURE
PRACTICE, Edisi pertama , A Viewpoint Publication.
83
S. Sosrodarsono, DR. Ir. , dan Kazuto Nakazawa, 1984, MEKANIKA TANAH DAN
TEKNIK PONDASI, Edisi ketiga. PT Pradnya Paramita, Jakarta
Sardjono HS, Ir. , !984, PONDASI TIANG PANCANG JILID I, Cetakan pertama,
Sinar Wijaya, Surabaya.
Sardjono HS, Ir. , 1991 , PONDASI TIANG PANCANG JILID II, Cetakan kedua, Sinar
Wijaya, Surabaya.
Soehardjito Pradoto, DR, Ir, 1988, TEKNIK PONDASI, PAU ITB Bandung
B
w
o
t*
60 50 40 30 20 8
ft
10 I 10 20 40 60 80 a
Vi
©
fa*
"t
o
a
©
P
©
Lampiran n Dimensi kapal pada pelabuhan (Bambang Triaimodjo, 1996)
1l Tipe Pelabuhan
Dime nsi Kana *
Panj.
Dermg.
Bobot Draft Panjang (mf
! (DWT) (m) (m)
i
i
1. Gate way port
]a. Kapal kontainer 15.000-25.000 9.0-12,0 175-285 300
2. Collector Port - -
Kapal barang .
3. Trunk port
•;
a. Kapal barang
•
t
I Bobot Panjang Lebar ! Draft Bobot 1Panians r Lebar 1 Draft' 1
i
i
L0a(m) .. (m> ! '(m) *
1^oa (m) ' Cm) ' (m) \
«