Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KONFIGURASI PONDASI TIANG PANCANG KERNEL

JETTY TERHADAP GAYA LATERAL PADA PEMBANGUNAN JETTY


PULAU LAUT

Tika Andani Setepu

Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sriwijaya


Jl.Raya Prabumulih Km 32 Indralaya, Sumatera Selatan
E%mail : my_luphz_tycha@yahoo.co.id

ABSTRACT

Design dock jetty type can not be separated from use as foundation piles which support the upper structure. Design
pile configuration on the jetty structure affects the use of the pile number and cost required for construction. Configuration is
the arrangement of piles piles are based on certain distance. Planning pile configuration aims to reduce the decline, pile
deflection and efficient use of the stake amount. This study aims to analyze the results of the lateral bearing capacity
calculation and comparison of the results of the calculation of lateral deflection for each type of pile configurations
pancang.Untuk modeling the structure of each type of pile configurations using SAP2000 program support version 14 and the
calculation of lateral load and lateral deflection ultimate pile using Broms method. The results showed that the pile
configuration type 1 better use than pile configuration type 2 and type 3. Value of lateral deflection and lateral force to the pile
configuration type 1: δX = 13,2804 cm, δY = 6,675895 cm and HX =94,002 kN , HY = 103,962 kN. Value of lateral deflection
and lateral force for type 2 pile configurations: δX = 29,4179 cm, δY = 15,11845 cm and HX = 81,396 kN, , HY = 71,914 kN.
Value of lateral deflection and lateral force for type 3 pile configuration: δX = 2,11105 cm, δY = 3,293682 cm and HX=75,98
kN , HY = 36,929 kN.

Keywords: Foundation Piles, Piles Configuration, SAP2000, Lateral Deflection, Lateral Force, Broms method

I. PENDAHULUAN menganalisa secara struktural untuk beberapa


alternatif tipe konfigurasi tiang pancang yaitu Tipe
1.1. Latar Belakang konfigurasi yang digunakan ada dua tipe yaitu
Pembangunan jetty di desa Sungai Taib Konfigurasi tipe 1 merupakan konfigurasi tiang
Kabupaten Kota Baru Kalimantan Selatan berguna pancang yang sesuai dengan perencanaan di lapangan
sebagai sarana penghubung jalur darat ke jalur air sedangkan konfigurasi tipe 2 dan konfigurasi tiang
sebagai fasilitas industri Palm Refinery Oil. Pekerjaan tipe 3 merupakan konfigurasi tiang pancang yang
jetty pada proyek ini dibagi kedalam empat scope direncanakan sendiri.
pekerjaan besar yaitu pembangunan struktur trestle
yang berfungsi sebagai jalur penghubung utama antara 1.2. Perumusan Masalah
laut dan darat, pembangunan CPO serta kernel jetty a. Bagaimana besar nilai daya dukung lateral
yang akan digunakan sebagai sarana sandar untuk untuk tiap tipe konfigurasi tiang pancang?
melayani kapal%kapal berkapasitas hingga 5000 dead b. Bagaimana besar nilai defleksi lateral untuk
weight tonnage (5000 DWT) dan yang terakhir adalah tiap tipe konfigurasi tiang pancang ?
pembangunan main jetty yaitu sarana sandar utama,
main jetty direncanakan mampu melayani kapal 1.3. Tujuan Penulisan
berkapasitas 40.000 DWT. Tujuan yang ingin dicapai pada penulisan
Perencanaan dermaga tipe jetty tidak bisa tugas akhir ini adalah :
lepas dari penggunaan tiang pancang sebagai pondasi a. Menganalisa hasil perhitungan daya dukung
yang menyangga struktur bagian atas. Perencanaan lateral tiap tipe konfigurasi pondasi tiang
konfigurasi tiang pada struktur jetty dermaga sangat pancang.
berpengaruh terhadap penggunaan jumlah tiang dan b. Menganalisa perbandingan hasil perhitungan
biaya yang dibutuhkan untuk konstruksi. Konfigurasi defleksi lateral tiap tipe konfigurasi tiang
tiang pancang adalah susunan tiang pancang yang pancang.
berdasarkan jarak tertentu. Perencanaan konfigurasi
tiang pancang bertujuan untuk mengurangi penurunan, 1.4. Ruang Lingkup Penulisan
defleksi tiang pancang dan efisiensi penggunaan Ruang lingkup penulisan sebagai berikut :
jumlah tiang pancang. Dalam tugas akhir ini akan

ISSN : 2355 374X 245 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan


Vol. 2, No. 2, Juni 2014
Setepu,T.A: Analisis Konfigurasi Pondasi Tiang Pancang Kernel Jetty Pada Pembangunan Jetty Pulau Laut

a. Tipe konfigurasi yang digunakan ada tiga


tipe yaitu Konfigurasi tiang tipe 1 merupakan
konfigurasi tiang pancang yang sesuai
dengan perencanaan di lapangan sedangkan
konfigurasi tiang tipe 2 dan konfigurasi
tiang tipe 3 merupakan konfigurasi tiang
pancang yang direncanakan sendiri.
b. Perhitungan dan pembahasan hanya pada
struktur plat form dibagian kernel jetty saja.
c. Menggunakan peraturan Technical Standards
And Commentaries For Port And Harbour
Facilities In Japan Tahun 2002 untuk Sumber : Bambang Triadmojo, 2009
perhitungan pembebanan struktur jetty.
d. Menggunakan peraturan Port Of Long Beach Gambar II.2. Jarak Pusat Berat Kapal Sampai Titik
Wharf Design Criteria Version 3.0 Tahun Sandar Kapal
2012 untuk kombinasi pembebanan.
e. Pemodelan struktur bawah plat form Koefisien massa tergantung pada gerakan air
menggunakan bantuan program Sap 2000 di sekeliling kapal yang dapat dihitung dengan
versi 14. persamaan sebagai berikut :
f. Perhitungan beban lateral ultimit tiang dan = + (2)
defleksi lateral menggunakan metode broms.

=
× ×
(3)
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gaya – Gaya Yang Bekerja Pada Dimana :
Dermaga Cb = koefisien blok kapal
Gaya – gaya yang bekerja pada dermaga D = draft kapal (m)
dapat dibedakan menjadi gaya vertikal dan gaya B = lebar kapal (m)
horizontal. Gaya vertikal meliputi berat sendiri Lpp = panjang garis air (m)
bangunan dermaga, beban hidup, beban peralatan
bongkar muat. Gaya horizontal meliputi gaya benturan Koefisien eksentrisitas adalah perbandingan
kapal, gaya tambat, gaya arus pada tiang pancang dan antara energi sisa dan energi kinetik kapal yang
gaya gempa. merapat, dan dapat dihitung dengan rumus :
2.1.1 Gaya Horizontal = (4)
1. Gaya Benturan Kapal
Dalam perencanaan, dianggap bahwa r = (0,19 Cb + 0,11)Lpp (5)
benturan maksimum terjadi apabila kapal bermuatan
penuh menghantam dermaga dengan sudut 10º Dimana :
terhadap sisi depan dermaga seperti Gambar II.1. l = jarak sepanjang permukaan air dari pusat
Besarnya energi benturan yang diberikan oleh kapal berat kapal sampai titik sandar kapal (m)
menurut OCDI sebagai berikut : r = jari – jari putaran disekeliling pusat berat
kapal pada permukaan air (m)
= × × × × (1)
Nilai l dapat dihitung dengan rumus :
Dimana : Dermaga: l = ¼ Loa
E = energi benturan kapal (kN.m) Dolpin : l = 1/6 Loa
V =kecepatan kapal saat merapat (m/det)
Ms = berat kapal yang diambil dari 2. Gaya Tambat
displacement tonnage kapal (DT) Kapal yang merapat di dermaga akan
Cm = koefisien massa ditambatkan dengan menggunakan tali ke alat
Ce = koefisien eksentrisitas penambat yang disebut bollard. Pengikat ini
Cs = koefisien kekerasan (diambil 1) dimaksudkan untuk menahan gerakan kapal yang
Cc = koefisien bentuk dari tambatan ( diambil 1) disebabkan oleh angin dan arus.

ISSN : 2355 374X 246 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan


Vol. 2, No. 2, Juni 2014
Setepu,T.A: Analisis Konfigurasi Pondasi Tiang Pancang Kernel Jetty Pada Pembangunan Jetty Pulau Laut

3. Gaya Arus Pada Tiang Pancang 2.2. Beban Lateral Ultimit Tiang Tunggal
Gaya arus pada tiang pancang menurut OCDI Untuk menentukan besar tahanan ultimit
dapat dihitung dengan rumus berikut : tiang yang mendukung beban lateral, perlu diketahui
faktor kekakuan tiang, R dan T. Faktor ini dipengaruhi
FD = x CD x o x A x U2 (6) oleh kekakuan tiang (EI) dan kompresibilitas tanah
(modulus tanah), K.
Jika tanah berupa lempung kaku OC, Faktor
Dimana :
kekakuan untuk modulus tanah konstan (R)
FD = gaya drag akibat arus (kN)
dinyatakan :
FL = gaya angkat akibat arus (kN)
A = luas penampang yang terkena arus (m2) 4
EI
U = kecepatan arus (m/det)
R= K (10)
CD = koefisien drag

4. Gaya Angin Pada Struktur Dimana :


Angin yang berhembus kea rah badan kapal K = modulus tanah = k1/1,5
yang ditambatkan akan menyebabkan gerakan pada k1 = modulus reaksi subgrade dari Terzaghi
kapal yang bias menimbulkan gaya terhadap dermaga. E = modulus elastis tiang
Beban angin dihitung dengan persamaan berikut ini : I = momen inersia tiang
D = diameter tiang
q = × ρa × U2 (7)
p=c×q×A (8) Nilai%nilai k1 yang disarankan oleh Tezaghi (1955),
ditunjukkan dalam Tabel II.1. di bawah ini :
Dimana : Tabel II.1. Nilai k1
q = velocity pressure ( kN/m2) Konsistensi Kaku Sangat Keras
ρa = massa jenis udara (kN/m3) kaku
U = kecepatan angin ( m/det) Kohesi undrained 100
200 %
(cu), kN/m2 – > 400
c = koefisien angin 200
400
p = gaya angin (kN) k1, MN/m3 18 – 36 %
> 72
36 72
5. Gaya Gempa k1
Perencanaan struktur bangunan tahan gempa direkomendasikan, 27 54 > 108
MN/m3
bertujuan untuk mencegah terjadinya keruntuhan Sumber : Tomlinson, 1994
struktur yang dapat berakibat fatal pada saat terjadi
gempa. Analisis beban gempa berdasarkan SNI – 03 – Pada tanah lempung NC dan tanah granuler.
1726 – 2003. Perhitungan beban geser dasar struktur Faktor kekakuan untuk modulus tanah yang tidak
yaitu dengan persamaan berikut : konstan (T) ini dinyatakan:
EI
!
Vx = Vy = x Wt (9) 5
nh
T= (11)
Dimana:
C = koefisien gempa dasar Dimana :
I = faktor keutamaan nh = koefisien variasi modulus
R = faktor reduksi gempa
Wt = berat total struktur Nilai%nilai nh ditunjukkan dalam Tabel II.2. dan Tabel
II.3. di bawah ini :

2.1.2 Gaya Vertikal


1. Beban Mati
Beban mati yang terjadi akibat berat sendiri
jetty dan tiang pancang dan berat mati tambahan yang
berupa berat bollard dan infil concrete.
2. Beban Hidup
Beban hidup biasanya terdiri dari beban
merata, beban terpusat akibat roda%roda truk atau
peralatan yang bekerja untuk melakukan bongkar
muat dalam pelabuhan.

ISSN : 2355 374X 247 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan


Vol. 2, No. 2, Juni 2014
Setepu,T.A: Analisis Konfigurasi Pondasi Tiang Pancang Kernel Jetty Pada Pembangunan Jetty Pulau Laut

Tabel II.2.Nilai Koefisien Variasi Modulus Tanah 2.3. Defleksi Tiang Vertikal
Granuler
Kerapatan realtif Tidak
Sedang Padat Dilain hal, besarnya defleksi lateral ultimit (y) dari
(Dr) Padat tiang vertikal akibat lateral loads dapat dicari dengan
Interval nilai A 1000
100 – 300 –

persamaan sebagai berikut:
300 1000 a. Untuk free headed pile
'( $ )(
2000
Nilai A dipakai 200 600 1500 %
( )
y= (14)
nh, pasir kering
atau lembab 2425 7275 19400 b. Untuk fixed headed pile
(Terzaghi)(kN/m3) '( $% ) (
)
nh, pasir terendam y= (15)
air (kN/m3),
Terzaghi 1386 4850 11779 Dimana :
Reese dkk 5300 16300 34000
E = elastic modulus dari material tiang pondasi
Sumber : Tomlinson, 1994
(Mpa)
Tabel II.3. Nilai Koefisien Variasi Modulus Tanah I = momen inersia dari tiang pondasi (m4)
kohesif H = lateral load (kN)
Tanah nh (kN/m3) Referensi

166 – 3518 Reese dan Matlock III. METODOLOGI PENELITIAN


Lempung (1956)
NC lunak 277 – 554 Davisson – Prakash 3.1. Studi Literatur
(1963) Pada tahap ini penulis mengumpulkan dan
111 %277 Peck dan Davisson mempelajari bahan – bahan yang berakaitan dengan
Lempunk
(1962) masalah%masalah yang diteliti. Bahan%bahan tersebut
NC organic
111 – 831 Davisson (1970)
berupa bahan%bahan yang didapat dari tulisan%tulisan
55 Davisson (1970)
ilmiah, diktat%diktat, jurnal%jurnal dan buku maupun
Gambut 27,7 – 111 Wilson dan Hilts internet yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
(1967)
Sumber : Tomlinson, 1994
3.2. Pengumpulan Data
Data%data dalam penulisan Tugas Akhir ini
Kriteria tiang kaku (pendek) dan tiang tidak
adalah data sekunder. Dimana data sekunder berupa :
kaku (panjang) berdasarkan faktor kekakuan
a. Data Tanah
diperlihatkan pada Tabel II.4. di bawah ini:
Data tanah yang diperoleh dan digunakan
Tabel II.4. Kriteria Tiang
dalam penulisan laporan akhir ini adalah data bor
Tipe Modulus tanah Modulus
yang disertakan dalam lampiran.
tiang bertambah tanah
b. Data Standar Kriteria Struktur
dengan konstan
Yaitu berupa data standar%standar
kedalaman
perencanaan yang akan dipakai dalam penyusunan
Kaku L ≤ 2T L ≤ 2R laporan tugas akhir ini:
Tidak L ≥ 4T L ≥ 3,5R 1. Untuk perhitungan pembebanan struktur jetty
kaku menggunakan The Overseas Coastal Area
Sumber : Tomlinson, 1994
Development Institute Of Japan (OCDI)
tahun 2002.
Dilain hal, besarnya gaya lateral ultimit (HU)
2. Untuk perencanaan ketahanan gempa
yang bekerja pada sebuah tiang panjang dapat
menggunakan SNI 03%1726%2002.
disederhanakan sebagai berikut :
3. Untuk perhitungan struktur beton
a. Untuk free headed pile
"
menggunakan SNI 03%2847%2002.
( $% )
HU = (12) 4. Untuk kombinasi pembebanan menggunakan
b. Untuk fixed headed pile Port Of Long Beach Wharf Design Criteria
" (POLBWDC) tahun 2012.
( $% )
HU = (13)
Dimana : c.
Data detail teknis proyek
HU = gaya lateral ultimit (kN) Data detail teknis proyek berupa lokasi
MU = momen ultimit (kN.m) proyek dan gambar detail kernel jetty yang disertakan
e = jarak antara lateral load yang bekerja dengan dalam lampiran.
muka tanah (m)
Zf = letak titik jepit tiang (m)

ISSN : 2355 374X 248 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan


Vol. 2, No. 2, Juni 2014
Setepu,T.A: Analisis Konfigurasi Pondasi Tiang Pancang Kernel Jetty Pada Pembangunan Jetty Pulau Laut

3.3. Pemodelan Struktur Bagan alir penelitian dan bagan analisa perhitungan
Pada penulisan Tugas Akhir ini dibahas dapat dilihat pada Gambar III.4. dibawah ini :
tentang pemodelan konfigurasi tiang pancang. Bentuk
Studi literatur
pemodelan struktur kernel jetty dalam SAP2000 dapat
dilihat pada Gambar III.1. dan Gambar III.2.
Pengumpulan Data

1. Data Tanah : NSPT


2. Peraturan%Peraturan : OCDI tahun 2002,
SNI 03%1726%2002, SNI 03%2847%2002,

Sumber : Penulis
Gambar III.1. Tampak 3D Konfigurasi Tiang Tipe 1 Pemodelan Konfigurasi Tiang Tiap

Analisa Perhitungan

1. Pembebanan
2. Kombinasi Pembebanan
3. Perhitungan Beban Lateral Ultimit Tiang
Sumber : Penulis 4. Perhitungan Defleksi Lateral Tiang
Gambar III.2. Tampak 3D Konfigurasi Tiang Tipe 2

Pemodelan SAP2000 Versi 14

Pembahasan

Kesimpulan
Sumber : Penulis
Gambar III.3. Tampak 3D Konfigurasi Tiang Tipe 3
Gambar III.4. Bagan Alir Penelitian
3.4. Analisa Perhitungan
Langkah%langkah dalam analisa perhitungan
sebagai berikut :
1. Pembebanan IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN
2. Kombinasi Pembebanan
3. Perhitungan Beban Lateral Ultimit Tiang 4.1. Data – Data Perencanaan
4. Perhitungan Defleksi Lateral 4.1.1. Data Angin
Kecepatan angin yang terjadi pada Proyek
Pembangunan Jetty di Pulau Laut Kalimantan Selatan
3.5. Pemodelan SAP2000 versi 14
sebesar 25 m/det = 90 km/jam.
3.6. Pembahasan 4.1.2. Data Arus
Kecepatan arus yang terjadi pada Proyek
Setelah analisa perhitungan, dengan adanya
Pembangunan Jetty di Pulau Laut Kalimantan Selatan
perubahan konfigurasi tiang pancang, maka yang akan
adalah 15 cm/det.
dibahas adalah perbandingan gaya%gaya dalam dan
defleksi yang terjadi pada tiap tipe konfigurasi tiang 4.1.3. Data Kapal
pancang yang diperoleh dari hasil running program Adapun spesifikasi kapal tersebut dapat
dilihat pada Tabel IV.1.
SAP2000 tersebut dan juga pembahasan mengenai
Tabel IV.1. Desain Kapal
beban lateral tiang pancang.
Shi D Gross Leng Brea Dep Ful
p WT Tonna th dth th l
3.7. Kesimpulan (ton ge Over (m) (m) Lo
Dari seluruh langkah%langkah yang telah ) (Tons all ad
dilakukan, dimulai dari studi literatur, pengumpulan ) (m) Dr
aft
data, pengolahan data, analisa dan perhitungan, maka (m)
selanjutnya adalah melakukan rangkuman dari seluruh Bar 5.0 2.139 70 22,5 4,9 3,9
data%data yang telah dihasilkan. ge 00
Sumber : Data Proyek

ISSN : 2355 374X 249 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan


Vol. 2, No. 2, Juni 2014
Setepu,T.A: Analisis Konfigurasi Pondasi Tiang Pancang Kernel Jetty Pada Pembangunan Jetty Pulau Laut

4. Gaya Arus Pada Tiang Pancang


4.2. Perhitungan Titik Jepit Tiang Pancang a. Tiang Pancang CSP 800
Cara sederhana dalam menentukan letak titik FD = 0,02028 kN/m
jepit tiang pancang (zf) yaitu :
a. Untuk tanah yang berbutir halus lunak zf b. Tiang Pancang SPP 609
diambil 1,5 m FD= 0,01175 kN/m
b. Untuk tanah yang berbutir halus kasar zf
diambil 3 m 5. Gaya Gempa
Letak titik jepit tiang pancang yang digunakan adalah *+, .,0 + 1
Vx = Vy = - x Wt = 2,3
× 17.049,3264
1,5 m.
kN
Jadi panjang 1 tiang pancang (L) = deck elevation +
= 401,1606 kN
seabed + zf = 3,5 m + 8 m + 1,5 m = 13 m
4.4. Perhitungan Beban Lateral Ultimit
4.3. Pembebanan
1. Tiang Pancang CSP800
4.3.1. Gaya Vertikal
Atiang pancang = 0,256224 m2
1. Beban Mati
Mutu beton tiang pancang = K%600
Beban mati meliputi berat sendri struktur dan .,24×5..
= 49,8 Mpa = 49.800 kN/m2
1.
berat sendiri tiang pancang tersebut : fc’ =
I = × 7 × (OD4 – ID4) = × 7 × (0,84 –
a. Plat Lantai 1 1
56 56
Dimensi :
0,564) = 0,01527 m4
E = 470089: ; = 4700849.800 kN/m2
Panjang (l) = 37 m Lebar (b) = 19 m
Tebal (t) = 0,3 m
=1.048.847,939 kN/m2
ηh = 500 kN/m3
FG
b. Balok
H
Dimensi : > 4 tiang panjang
t = 0,7 m b = 0,6 m
M QR
T = I =N
M J, 1..62.26O,P4P ×.,.130O U6
ST
c. Pile Cap KL 3.. VW/U4
WPC1 = 34,608 kN WP2= 53,088 kN = 2,000397 m
WPC3= 71,064 kN WPC4 = 39,104 kN 63 X
0,...4PO U
> 4
2. Beban Hidup 22,4955 > 4 Tiang panjang
Direncanakan beban hidup sebesar 1,5
kN/m2. Tiang panjang dengan kondisi ujung jepit
pada tanah kohesif.
3. Beban Mati tambahan
a. Berat bollard = 30 kN Y Z[\ ]^[\ Y .,2\ ].,35\
= 0,0381 m3
40 .[ 40 .,2
Z= × = ×
b. Infill concrete SPP 609 = 10,481 kN
σ = 0,6 fc’ = 0,6 × 49.800 kN/m2
4.3.2. Gaya Horizontal = 29.880 kN/m2
1. Gaya Sandar Kapal Mu = σ × Z = 29.880 kN/m2 × 0,0381 m3
E= 159,255 kN = 1.138,428 kN.m
Ey = 159,255 kN × Sin 10o = 27,6543 kN e =8m
Ex = 159,255 kN × Cos 10o = 156,8356 kN
Gaya lateral ultimit untuk permeter lebar
tiang :
0× _` 0 ×1142,602 VW.U
2. Gaya Tambat Kapal
(a bc) (2 1,3)U
Gaya bollard yang bekerja sebesar 350 kN. Hu = =
Fby = Cos 45o × 350 kN = 247,8737 kN = 239,66905 kN/m lebar tiang
Fbx = Sin 45o × 350 kN = 247,8737 kN
Gaya lateral ultimit untuk tiang :
3. Gaya Angin dpile = 0,8 m
Besarnya gaya angin arah y : Hu = 239,66905 kN/m × 0,8 m
p1 = 1,921875 kN p2 = 4,0359 kN = 191,73524 kN

Besarnya gaya angin arah x : Gaya lateral izin :


d 1P1,O4306hi
Hall = e =
p1 = 1,153125 kN p2 = 2,30625 kN
fg 0
= 95,86762 kN

ISSN : 2355 374X 250 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan


Vol. 2, No. 2, Juni 2014
Setepu,T.A: Analisis Konfigurasi Pondasi Tiang Pancang Kernel Jetty Pada Pembangunan Jetty Pulau Laut

94,002 kN ≤ 117,09108 kN Oke

Kontrol Beban lateral : HY ≤ Hall


a. Konfigurasi Tiang Tipe 1 103,962 kN ≤ 117,09108 kN Oke
Gaya lateral maksimum tiang pancang yang
dihasilkan dari SAP2000 terdapat pada joint no.28 b. Konfigurasi Tiang Tipe 2
sebagai berikut : Gaya lateral maksimum tiang pancang yang
HX ≤ Hall dihasilkan dari SAP2000 terdapat pada joint no.7
13,469 kN ≤ 95,86762 kN Oke sebagai berikut :
HY ≤ Hall HX ≤ Hall
0,759 kN ≤ 95,86762 kN Oke 81,396 kN ≤ 58,5455 kN Tidak Oke
HY ≤ Hall
b. Konfigurasi Tiang Tipe 2 71,914 kN ≤ 58,5455 kN Tidak Oke
Gaya lateral maksimum tiang pancang yang
dihasilkan dari SAP2000 terdapat pada joint no.28
sebagai berikut : c. Konfigurasi Tipe 3
HX ≤ Hall Gaya lateral maksimum tiang pancang yang
20,421 kN ≤ 95,86762 kN Oke dihasilkan dari SAP2000 terdapat pada joint no.37
HY ≤ Hall sebagai berikut :
11,556 kN ≤ 95,86762 kN Oke HX ≤ Hall
75,98 kN ≤ 117,09108 kN Oke
c. Konfigurasi Tiang Tipe 3 HY ≤ Hall
Gaya lateral maksimum tiang pancang yang 36,929 kN ≤ 117,09108 kN Oke
dihasilkan dari SAP2000 terdapat pada joint no.28
sebagai berikut : 4.5. Kontrol Defleksi Lateral
HX ≤ Hall Defleksi untuk fixed headed pile dihitung
dengan menggunakan rumus berikut :
jopp ( a qr )s P3,25O50 VW( 2 U 1,3 U)s
n=
1,093 kN ≤ 95,86762 kN Oke
10×t ×^ QR
10×1..62.26O,P4P ×.,.130O U\
HY ≤ Hall =
ST
20.1P6,3..O
0,509 kN ≤ 95,86762 kN Oke
10,325 × 1.u
= = 0,42767 m = 42,76711 cm
2. Tiang Pancang SPP609
fy = 240 MPa = 240 × 103 kN/m2 a. Konfigurasi Tiang Tipe 1
Es = 210.000 MPa = 210 × 106 kN/m2 Besarnya defleksi lateral yang dihasilkan dari
A = 0,0261562 m2 ηh = 500 kN/m3 SAP2000 terdapat pada joint CSP_24 sebagai berikut
%3 4
I= 1,158 × 10 m e =8m
nX ≤ n
:
Z = 3,8053 × 10%3 m3
Mu = fy × Z = 240 × 103 kN/m2× 3,8053
nY ≤ n
13,2804 cm ≤ 42,76711 cm Oke
× 10%3 m3 = 913,272 kN.m
6,675895 cm ≤ 42,76711 cm Oke
Gaya lateral ultimit untuk permeter lebar tiang :
0× _` 0 ×P14,0O0 VW.U
= (2
(a bc) 1,3)U
Hu = b. Konfigurasi Tiang Tipe 2
= 192,26778 kN/m lebar tiang Besarnya defleksi lateral yang dihasilkan dari
SAP2000 terdapat pada joint CSP_24 sebagai berikut

nX ≤ n
Gaya lateral ultimit untuk tiang : :
dpile = 0,609 m
Hu = 192,26778 kN/m × 0,609 m = 117,09108 kN 29,4129 cm ≤ 42,76711 cm Oke

Gaya lateral izin : nY ≤ n


j 11O,.P1.2 VW
Hall = lmk =
15,11845 cm ≤ 42,76711 cm Oke
0
= 58,5455 kN
c. Konfigurasi Tiang Tipe 3
Kontrol Beban Lateral : Besarnya defleksi lateral yang dihasilkan dari
a. Konfigurasi Tipe 1
nX ≤ n
SAP2000 terdapat pada joint SPP_80 sebagai berikut:
Gaya lateral maksimum tiang pancang yang

nY ≤ n
dihasilkan dari SAP2000 terdapat pada joint no.13 2,11105 cm ≤ 42,76711 cm Oke
sebagai berikut :
HX ≤ Hall 3,293682 cm ≤ 42,76711 cm Oke

ISSN : 2355 374X 251 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan


Vol. 2, No. 2, Juni 2014
Setepu,T.A: Analisis Konfigurasi Pondasi Tiang Pancang Kernel Jetty Pada Pembangunan Jetty Pulau Laut

4.6. Pembahasan Gaya lateral maksimum yang dihasilkan : HX =


Berdasarkan analisa perhitungan yang telah 75,98 kN dan HY = 36,929 kN dan terletak pada joint
dilakukan diperoleh beberapa point pembahasan SPP_37.
sebagai berikut : Dari data diatas diperoleh bahwa gaya lateral
a. Defleksi lateral maksimum yang dihasilkan dari yang terkecil terdapat pada konfigurasi tiang tipe 3
output SAP2000 dapat dilihat dibawah ini : yang memiliki 40 tiang miring.
1. Konfigurasi tiang tipe 1

sebesar n X = %13,2804 cm dan n Y = 6,675895 cm dan


Defleksi lateral maksimum yang dihasilkan d. Untuk kontrol terhadap gaya lateral
menggunakan rumus brom dan didapat gaya lateral
terletak pada joint CSP_24. izinnya sebesar, Hall = 58,5455 kN. Setelah di cek
2. Konfigurasi tiang tipe 2 ternyata konfigurasi tiang tipe 1 dan konfigurasi tiang

sebesar n X = %29,4179 cm dan n Y = 15,11845 cm dan


Defleksi lateral maksimum yang dihasilkan tipe 3 aman terhadap gaya lateral karena gaya lateral
maksimum yang terjadi lebih kecil dari gaya lateral
terletak pada joint CSP_24. izinnya sedangkan konfigurasi tiang tipe 2 tidak aman
3. Konfigurasi tiang tipe 3 karena gaya lateral maksimum yang terjadi pada tiang

n X = %2,11105 cm dan n Y = 3,293682 cm dan terletak


Defleksi lateral maksimum yang dihasilkan sebesar lebih besar dari pada gaya lateral izinnya.
1. Konfigurasi tiang tipe 1
pada joint SPP_80. Pada konfigurasi tiang tipe 1 ini gaya lateral
maksimumnya terjadi di joint SPP_13 dimana di joint
Dari data diatas didapatkan bahwa pada tersebut terdapat 2 buah tiang. Oleh karena itu gaya
konfigurasi tiang tipe ke%3 di hasilkan defleksi lateral lateral izinnya dikalikan dengan jumlah tiang yang ada
baik arah x maupun arah y yang paling kecil di joint tersebut sehingga gaya lateral izinnya menjadi,
dibandingkan dengan konfigurasi tiang tipe 1 dan Hall = 2 tiang × 58,5455 kN = 117,09108 kN.
konfigurasi tiang tipe 2. Hal tersebut dipengaruhi oleh HX = 94,002 kN ≤ Hall = 117,09108 kN (OKE)
banyaknya tiang miring yang digunakan. Pada HY = 103,962 kN ≤ Hall = 117,09108 kN (OKE)
konfigurasi tiang tipe 1 menggunakan 12 tiang miring, 2. Konfigurasi tiang tipe 2
konfigurasi tiang tipe 2 tidak ada menggunakan tiang Pada konfigurasi tiang tipe 2 ini gaya lateral
miring dan konfigurasi tiang tipe 3 menggunakan 40 maksimumnya terjadi di joint SPP_7 dimana di joint
tiang miring. tersebut terdapat 1 buah tiang. Oleh karena itu gaya
lateral izinnya, Hall = 58,5455 kN.
b. Untuk kontrol terhadap defleksi lateral HX = 81,396 kN ≤ Hall = 58,5455 kN (TIDAK OKE)

lateral izin sebesar, n IZIN = 42,76711 cm. Setelah di


menggunakan rumus broms dan didapat defleksi HY = 71,914 kN ≤ Hall = 58,5455 kN (TIDAK OKE)
3. Konfigurasi tiang tipe 3
cek ternyata ketiga tipe konfigurasi aman terhadap Pada konfigurasi tiang tipe 3ni gaya lateral
defleksi lateral karena defleksi lateral maksimum yang maksimumnya terjadi di joint SPP_37 dimana di joint
terjadi lebih kecil dari defleksi lateral izinnya. tersebut terdapat 2 buah tiang. Oleh karena itu gaya

n X = %13,2804 cm ≤ n IZIN = 42,76711 cm (OKE)


1. Konfigurasi tiang tipe 1 lateral izinnya dikalikan dengan jumlah tiang yang ada
di joint tersebut sehingga gaya lateral izinnya menjadi,
n Y = 6,675895 cm ≤ n IZIN = 42,76711 cm (OKE) Hall = 2 tiang × 58,5455 kN = 117,09108 kN.
HX = 75,98 kN ≤ Hall = 117,09108 kN (OKE)
n X = 29,4179 cm ≤ n IZIN = 42,76711 cm (OKE)
2. Konfigurasi tiang tipe 2
HY = 36,929 kN ≤ Hall = 117,09108 kN (OKE)
n Y = 15,11845 cm ≤ n IZIN = 42,76711 cm (OKE)
e. Pada konfigurasi tiang tipe 1 dan konfigurasi
n X = %2,11105 cm ≤ n IZIN = 42,76711 cm (OKE)
3. Konfigurasi tiang tipe 3
tiang tipe 3 daya dukung tanah mampu memikul total
n Y = 3,293682 cm ≤ n IZIN = 42,76711 cm (OKE) beban akibat gaya lateral yang terjadi yang di
distribusikan ke tiang pancang di karenakan gaya
c. Gaya lateral maksimum yang dihasilkan dari lateral yang terjadi lebih kecil dari pada gaya lateral
SAP2000 dapat dilihat dibawah ini : izin sedangkan konfigurasi tiang tipe 2 daya dukung
1. Konfigurasi tiang tipe 1 tanah tidak mampu memikul total beban akibat gaya
Gaya lateral maksimum yang dihasilkan : HX = lateral yang terjadi dikarenakan gaya lateral yang
94,002 kN dan HY = 103,962 kN dan terletak pada terjadi lebih besar dari pada gaya lateral izin.
joint SPP_13.
2. Konfigurasi tiang tipe 2 f. Konfigurasi tiang tipe 2 tidak aman terhadap
Gaya lateral maksimum yang dihasilkan : HX = gaya lateral tetapi aman terhadap defleksi lateral itu
81,396 kN dan HY = 71,914 kN dan terletak pada joint disebabkan karena pada konfigurasi tiang tipe 2 ini
SPP_7. tidak menggunakan tiang miring karena tiang miring
3. Konfigurasi tiang tipe 3 dapat mempengaruhi gaya lateral yang terjadi.

ISSN : 2355 374X 252 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan


Vol. 2, No. 2, Juni 2014
Setepu,T.A: Analisis Konfigurasi Pondasi Tiang Pancang Kernel Jetty Pada Pembangunan Jetty Pulau Laut

g. Banyaknya tiang miring yang digunakan Iskandar, Herliska, Perencanaan Struktur Jetty Dan
dapat mempengaruhi besarnya defleksi Perkerasan Terminal Multipurpose Di
lateral dan gaya lateral yang terjadi. Morokrembangan. Jurnal Teknik Sipil, Surabaya.
Hadihardaja, Joetata, Rekayasa Fundasi II. Penerbit
V. PENUTUP Gunadarma.
5.1. Kesimpulan Kramadibrata, Soedjono, Perencanaan Pelabuhan.
a. Konfigurasi tiang tipe 3 memiliki defleksi Penerbit ITB, Bandung, 2002.
lateral dan gaya lateral yang paling kecil Kurniadi, Ilman, Analis dan Desain Struktur Bagian
diantara dua tipe konfigurasi lainnya karena Bawah Dermaga Ponton Di Babo Papua Barat. Jurnal
pada konfigurasi tiang tipe ke%3 ini paling Teknik Sipil, Bandung.
banyak menggunakan tiang miring yaitu Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah
sebanyak 40 tiang miring dibandingkan dan Gedung. Penerbit Departemen Pekerjaan Umum,
dengan tipe lainnya. 1987.
b. Ternyata semakin banyak tiang miring yang Pokaton, Kern Youla, Perencanaan Jetty Di Muara
digunakan dapat mengurangi defleksi lateral Sungai Ranoyapo Amurang, Jurnal Teknik Sipil Vol 1
dan gaya lateral yang terjadi. No.6, Manado, 2013.
c. Konfigurasi tiang tipe 1 dan konfigurasi tiang Port Of Long Beach Wharf Design Criteria Versi 3.
tipe 3 aman terhadap gaya lateral dan 2012.
defleksi lateral, sedangkan konfigurasi tiang Sardjono, HS, Pondasi Tiang Pancang Jilid I.
tipe 2 tidak aman terhadap gaya lateral. Penerbit Sinar Wijaya, Surabaya, 1988.
d. Dari ketiga tipe konfigurasi tiang, konfigurasi Sardjono, HS, Pondasi Tiang Pancang Jilid II.
tiang tipe 1 lebih baik digunakan karena lebih Penerbit Sinar Wijaya, Surabaya, 1998.
ekonomis dan lebih mudah dalam SKSNI 03%1726%2002, Tata Cara Perencanaan
pelaksanaan dibandingkan konfigurasi tiang Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung. Badan
tipe 3 karena konfigurasi tiang tipe 1 lebih Standarisasi Nasional, Jakarta, 2002.
sedikit tiang miring sebanyak 12 tiang Suyono, Sosrodarsono, Mekanika Tanah dan Teknik
dibandingkan dengan konfigurasi tiang tipe Pondasi. Penerbit Pradnya Paramita, Jakarta, 2000.
3. The Overseas Coastal Area Development Institute Of
Japan (OCDI), Thecnical Standarisasi For Port and
5.2. Saran Harbour Facilities In Japan. Daikousha Printing
Didalam program SAP2000 parameter tanah co.Ltd, Tokyo Japan, 2002.
tidak dapat dimodelkan kedalam pemodelan Tomlinson, M.J, Pile Design And Construction
konfigurasi tiang pancang sehingga SAP2000 hanya Practice Edisi Ke 4. Penerbit E & FN Spon, 1994.
mampu menganalisis secara strukturalnya saja, untuk Triatmodjo, Bambang, Perencanaan Pelabuhan.
hal itu penulis menyarankan mengunakan program Penerbit Beta Offset, Yogyakarta, 2009.
bantu geoteknologi seperti Plaxsis tetapi Plaxsis hanya Wahyudi, Herman, Daya Dukung Pondasi Dalam.
bisa memodelkan kedalam bentuk 2D. Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh
November, Surabaya, 1999

VI. DAFTAR PUSTAKA


Anggoro, Trimo, Perencanaan Detail Jetty LNG Di
Perairan Tanjung Pakis Lamongan. Jurnal Teknik
Sipil, Surabaya.
Anwar, M.Ruslin Dan Gagoek Soenar, Perencanaan
Teknis Dermaga Pelabuhan Tanjung Awar Awar
Tuban Jawa Timur. Jurnal Teknik Sipil Vol 3 No.1,
Malang, 2009.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, 2013.
Bowles, Joseph E, Analisis dan desain Pondasi Jilid I
Edisi Keempat. Penerbit Erlangga, Jakarta, 1991.
Bowles, Joseph E, Analisis dan desain Pondasi Jilid II
Edisi Keempat. Penerbit Erlangga, Jakarta, 1993.
Imran, Iswandi Dan Fajar Hendrik, Perencanaan
Struktur Gedung Beton Bertulang Tahan Gempa.
Penerbit ITB.

ISSN : 2355 374X 253 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan


Vol. 2, No. 2, Juni 2014

Anda mungkin juga menyukai