Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ADMINISTRASI KEUANGAN NEGARA

NAMA : Dionisius Primus Seran


NPM : 22180231

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS NEGERI TIMOR
KEFAMENANU
2021
ABSTRAK

Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) merupakan salah satu alat untuk
meningkatkan pelayanan public dan kesejatraan masyarakat sesuai dengan tujuan otonomi
daerah yang luas nyata dan bertanggungjawab. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang
tepat waktu dalam proses penyusunannya dapat pula berpengaruh terhapat perekonomian daerah.
Hal tersebut terjadi karena ketika Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tepat waktu
ditetapkan pada 31 Desember, Anggaran Pendapatn dan Belanja Daerahsudah disahkan maka
aliran dana dari sektor pemerintah akan berjalan dan itu akan memberikan pengaruh pada aliran
uanga atau transaksi didaerah dan pada akhirnya perekonomian daerah akan merasakan dampak
baik dengan adanya kelancaran ekonomi.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………...................................i

BAB I PENDAHULUAN
I.I. LATAR BELAKANG…………………………………...................................2
I.2. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………..2
I.3. TUJUAN PEMBAHASAN……………………………...................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.I. PENGERTIAN ANGGARAN PENDAPATAN
BELANJA DAERAH (APBD)………………………………………………..3
2.2. STRUKTUR DAN FORMAT APBD………………………………………...3
2.3. PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENGAWASAN APBD………………3

BAB III PENUTUP


3.1. KESIMPULAN……………………………………………………………….5
3.2. SARAN ………………………………………………………………………5

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...7
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpah Rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah ini. Terdapat beberapa hambatan dan kesulitan
namun disertai semangat, ketekunan dan kerja keras saya dapat menyelesaikannya.
Saya menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, mungkin hal ini
Karena terbatasnya pengetahuan saya. Oleh karena itu mohon maaf yang sebesar-besarnya dan
dengan terbuka menerima saran dan kritik yang sifat membangun. Semoga hasil penyusunan
Makalah ini dapat bermanfaat dan berguna serta dapat membangun proses belajar bagi siapa
yang menggunakan dengan baik dan benar.
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Anggaran pendapatan dan belanja Daerah merupakan alat dalam menentukan pendapatan
dan pengeluaran, implementasi dari perencanaan pembangunan yang telah ditetapkan
sebelumnyya, otorisasi pengeluaran, sumber pengembangan dan ukuran-ukuran standar untuk
evaluasi kinerja, alat untuk memobilisasi pegawai dan alat koordinasi bagi semua aktivitas dari
berbagai unit kerja. Perencanaan APBD sebagai perwujudan keseluruhan aktivitas dan kegiatan
pemerintah menuntut adanya partisipasi aktif yang menampung berbagai aspirasi masyarakat.
sehingga akan mencerminkan kebutuhan riil masyarakat.
APBD setiap tahunnya disusun oleh pemerintah daerah dan untuk mendukung
penyusunan APBD pemerintah pusat menerbitkan peraturan yang menjadi landasan dalam
menyusun APBD. Salah satunya aturan yang diterbitkan tersebut adalah peraturan menteri
dalam Negeri No.13 Tahun 2006 lalu ada perubahan yang kedua atas peraturan Menteri Dalam
Negeri No.59 Tahun 2007 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah berdasarkan aturan
tersebut telah diuraikan jadwal dalam penyusunan APBD yang berlaku bagi seluruh pemerintah
daerah di Indonesia.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis membuat identifikasih masalah
sebgai berikut :
1. Apakah sistem administrasi berpengaruh terhadap anggaran berbasis kinerja?
2. Bagaimana pendapatan dan pengeluaran setiap tahunnya?

i.3 Tujuan Pembahasan


Adapun tujuan disusunnya APBD oleh setiap daerah yang ada di Indonesia antara lain
untuk mengatur penerimaan dan pengeluaran daerah, membantu meningkatkan efisiensi dan
kerataan penyediaan barang dan jasa public, meningkatkan kejelasan dan pertanggungjawaban
pemerintah daerah kepada DPRD dan masyarakat, memunculkan prioritas belanja pemerintah
daerah, serta mempermudah koordinasi antar bagian dipemerintahan daerah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.I Pengertian APBD


Pengertian APBD atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah: Suatu rencana
keuangan tahunan dari pemerintah daerah yang sebelumnnya telah disetujui oleh DPRD atau
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD juga sudah ditetapkan oleh peraturan Daerah yang
berlaku satu tahun, yakni mulai dari 1 januari hingga 31 Desember.
Pengertian APBD atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah juga bisa diartika
bahwa rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang sudah dibahas dan juga disetujui oleh
pemerintah daerah dan DPRD setempat. Rancangan APBD dibuat dengan menyesuaikan
kebutuhan penyelenggaraan pemerintah dan juga kemampuan keuangan daerah.
Perkiraan besaran rencana pendapatan dan belanja APBD dalam jangka waktu tertentu dan masa
yang akan datang dalam APBD akan disusun dengan prosedur dan bentuk tertentu secara
sistematis sesuai prosedur yang berlaku.
Ada juga fungsi APBD sebagai berikut:
1. Fungsi Otoritas
Dalam hal ini, fungsi otoritas dari APBD adalah anggaran daerah akan dijadikan
sebagai suatu dasar dalam menerapkan pendapatan dan belanja pada tahun berlangsung.
Kegiatan pemerintah daerah tidak akan memiliki kekuatan untuk bisa dijalankan tanpa
anggaran APBD.
2. Fungsi perencanaan
Pengertian APBD sebagai fungsi perencanaan berarti anggaran daerah dijadikan
sebagai suatu pedoman dalam mengelola dan merencanakan berbagai kegiatan ditahun
berlangsung.
3. Fungsi pengawasan
Pengertian APBD sebagai fungsi pengawasan adalah anggaran daerah akan
dijadikan sebagai tolak ukur untuk bisa menilai kegagalan atau keberhasilan pemerintah
daerah setempat dalam menyelenggarakan kegiatannya.

4. Fungsi alokasih
Pengertian APBD sebagai fungsi alokasih berarti anggaran daerah harus bisa
diarahkan untuk bisa membuat lapangan kerja, mengurangi angka pengangguran,
pemborosan dalam menggunakan sumber daya, dan juga meningkatkan efektifitas dan
efisiensi perekonomian daerah.
5. Fungsi distribusi
Pengertian APBD sebagai fungsi distribusi berrati berbagai kebijakan dalam hal
penganggaran daerah wajib diperhatikan dengan mengutamakan rasa keadilan dan
kepatuhan.
6. Fungsi stabilitas
Pengertiann APBD sebagai fuungsi stabilitas berarti anggaran daerah dijadikan
sebagai alat dalam memelihara dan menjaga keseimbangan dasar perekonomian daerah
setempat.
2.2. Struktur Dan Format APBD
Menurut peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, struktur APBD
merupakan satu kesatuan yang terdiri dari
a) Pendapatan Daerah
b) Belanja Daerah dan
c) Pembiayaan Daerah
Struktur APBD tersebut diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan dan organisasi
yang bertanggungjawab melaksanakan urusan pemerintahan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
1. Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah adalah hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali oleh
daerah. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas.
Umum daerah yang yang menambah ekuitas dana.
Pendapatan Daerah meliputi :

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)


PAD adalah bagian dari pendapatan daerah yang bersumber dari potensi daerah itu
sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah tersebut sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. PAD terdiri dari :
1. Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah
3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
4. Lain-lain PAD yang sah meliputi:
a). hasil penjualan daerah yang tidak dipisahkan
b). hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan
c). jasa giro
d). pendapatan bunga
e). penerimaan atas tuntutan ganti rugi
f). keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
g). komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan/atau
pengadaan barangdan/atau jasa oleh daerah.
h). pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan
b. Dana Perimbangan, meliputi
1. Dana alokasih umum
2. Dana alokasih khusus dan
3. Dana bagi hasil, yang meliputi bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak
c. Pendapatan Lain-lain yang sah, meliputi
1. Pendapatan Hibah
2. Pendapatan Dana Darurat
3. Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kabupaten/kota
4. Bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah daerah lainnya

2. Belanja Daerah
Belanja daerah meliputi semua pengeluaran uang dari rekening kas umum daerah
yang mengurangi ekuitas dana, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun
anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah
Pasal 26 dan 27 dari peraturan pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
pengelolaan keuangan Daerah tidak merinci tentang klasifikasi belanja menurut aturan
wajib, urusan pilihan, dan klasifikasih menurut organisasi, fungsi, program kegiatan,
serta jenis belanja.
a. Klasifikasih Belanja Menurut Urusan Wajib
Menurut pemendagri Nomor 13 Tahun 2006 pasal 23 ayat 2 klasifikasih menurut urusan
wajib mencakup:
1. Pendidikan
2. Kesehatan
3. Pekerjaan umum
4. Perumahan rakyat
5. Penataan ruang
6. Perencanaan pembangunan
7. Perhubungan
8. Lingkungan hidup
9. Kependudukan dan catatan sipil
10. Pemberdayaan perempuan
11. Keluarga berencana dan keluarga sejaterah
12. Sosial
13. Tenaga kerja
14. Kopresai dan usaha kecil menegah
15. Penanaman modal dan lain sebagainnya

b. Klasifikasih Belanja Menurut Urusan Pilihan


1. Pertanian
2. Kebutuhan
3. Energi dan sumber daya mineral
4. Parawisata

5. Kelautan dan perikanan


6. Perdagangan
7. Perundustrian dan
8. Transmigrasi
c. Kalsifikasih Belanja Menurut Urusan Pemerintahan, Organisasi, Fungsi, Program
dan Kegiatan, Serta Jenis Belanja
Belanja daerah tersebut mencakup:
1. Belanja tidak langsung
2. Belanja langsung
Komponen belanja tidak langsung dan belanja langsung sebagai berikut:
1). Belanja Tidak Langsung
a) Belanja pegawai
b) Bunga
c) Subsidi
d) Hibah
e) Bantuan sosial
f) Belanja bagi hasil
g) Bantuan keuangan dan
h) Belanja tak terduga
2). Belanja Langsung
a) Belanja pegawai
b) Belanja barang dan jasa
c) Belanja modal
3. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan
pengeluaran yang akan diterimah kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan daerah adalah transaksi
keuangan pemerintah daerah yang dimaksudkan untuk menutup deficit atau untuk
memanfaatkan surplus APBD.
Pembiayaan daerah menurut permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 59 terdiri
dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan daerah.
a. Penerimaan Pembiayaan
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 60 menyebutkan bahwa penerimaan
pembiayaan daerah, meliputi:
1. Sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) Tahun lalu
2. Pencairan dana cadangan
3. Penerimaan pinjama daerah
4. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
b. Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan Daerah meliputi:
1. Pembentukan dan cadangan
2. Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah
3. Pembayaran utang pokok yang jatuh tempo
4. Pemberian pinjaman daerah
B. Penyusunan APBD
Proses perencanaan dan penyusunan APBD, mengacu pada PP nomor 58 Tahun 2005
tetang pengelolaan keuangan daerah, secara garis besar

Gambar 1.
Tahapan Penyusunan Rencana APBD

Rencana Kerja Pemerintah


Daerah(RKPD)

Kebijakan Umum APBD

Prioritas Plafon Anggaran Sementara

Rencana Kerja dan Anggaran SKPD


(RKA-SKPD)

Rancangan Perda APBD


Perda APBD

I. Rencana Kerja Pemerintah Daerah


Penyusunan APBD didasarkan pada perencanaan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu,
mengenai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Bila dilihat dari perspektif waktunya,
perencanaan ditingkat pemerintah daerah dibagi menjadi tiga kategori yaitu: Rencana jangka
panjang daerah (RPJPD) merupakan perencanaan pemerintah daerah untuk periode 20 tahun.
(RPJMD) merupakan perencanaan pemerintah daerah untuk periode 5 tahun: dan rencana
kerja pemerintah daerah (RKPD) merupakan perencanaan tahunan daerah, sedangkan
perencanaan ditingakt SKPD terdiri dari Rencana Strategi (Renstra) SKPD merupakan rencana
untuk periode 5 tahun: dan Rencana Kerja (Renja) SKPD merupakan rencana kerja tahunan
SKPD.

2.3. Pertanggungjawaban Dan Pengawasan APBD


Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD merupakan bentuk dari akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintah daerah bidang pengelolaan keuangan daerah maupun tata kelola
keunagan daerah. Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD diwujudkan dengan penyampaian
rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pembahasan
anatar DPRD bersama kepala daerah, pengambilan keputusan, dan penetapan rancangan
peraturan daerah menjadi peraturan daerah.
Dalam undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelenggara negara yang bersih
dan bebas, dari korupsi, kolusi dan nepotisme, salah satu asas umum penyelenggaraan negara,
yakni asas akuntabilitas. Asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan
dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
Didalam undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang pemerintah daerah pasal 208
Ayat (1) menyatakan kepala daerah dan DPRD dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
dibantu oleh perangkat daerah dari ketentuan pasal tersebut diatas, DPRD menpunyai fungsi
salah satunya adalah pengawasan, dalam hal pengawasan, DPRD melaksanakan pengawasan
terhapad pelaksanaan perda dan peraturan perundang-undangan lainnya, APBD kebijakan
pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah, dan pengawasan
terhadap pelaksanaan tindak lanjut hasil pemerksaan laporan keuangan oleh badan pemeriksa
keuangan.
Kegiatan pengawasan bukanlah tujuan dari suatu kegiatan pemerintah,akan tetapi sebagai
salah satu sarana untuk menjamin tercapainnya tujuan pelaksanaan suatu perbuatan atau
kegiatan.dalam hukum tata negara dan hukum pemerintahan berarti untuk menjaminsegala sikap
tindak lembaga=lembaga kenegaraan dan lembaga-lembaga pemerintahan (Badan dan Pejabat
Tata Usaha Negara) berjalan sesuai dengan hukum yang berlaku.
BAB III
PENUUTP

3.I Kesimpulan
APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) adalah suatu rencana keuangan tahunan
dari pemerintah daerah yang sebelummnya telag disetujui oleh DPRD atau Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah. APBD juga sudah ditetapkan oleh peraturan Daerah yang berlaku satu tahun,
yakni mulai dari 1 Januari hingga 31 Desember.
Perkiraan besaran rencana pendapatan dan belanja daerah APBD dalam jangka waktu
tertentu dan masa yang akan datang dalam APBD akan disusun dengan prosedur dan bentuk
tertentu secara sistematis sesuai prosedur yg berlaku.

3.2 Saran
Perkiraan besaran Rencana Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dalm jangka waktu
tertentu secara sistematis sesuai prosedur yg berlaku. Diupayakan penataan perundang-
undangan, antara lain dengan menyelesaikan rancangan undang-undang yang telah ada. Dengan
demikian dapat berjalan dengan baik dengan adanya legalitas secara hukum dalam
pelaksanaannya untuk membangaun bangsa yang bermartabat.
DAFTAR PUSTAKA
Djayasinaga Nurul (2008), Riset Anggaran Untuk Rakyat. Studi Kasus APBD Kota Pangkep.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan.
Coryanata, Isma 2007. Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat, Dan Transparansi Kebijakan
Public Sebagai Pemodereting Hubungan Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Dan
Pengawasan Keuangan Daerah (APBD). Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar. 2007.
ASPPO6.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.

Anda mungkin juga menyukai