Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) merupakan salah satu alat untuk
meningkatkan pelayanan public dan kesejatraan masyarakat sesuai dengan tujuan otonomi
daerah yang luas nyata dan bertanggungjawab. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang
tepat waktu dalam proses penyusunannya dapat pula berpengaruh terhapat perekonomian daerah.
Hal tersebut terjadi karena ketika Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tepat waktu
ditetapkan pada 31 Desember, Anggaran Pendapatn dan Belanja Daerahsudah disahkan maka
aliran dana dari sektor pemerintah akan berjalan dan itu akan memberikan pengaruh pada aliran
uanga atau transaksi didaerah dan pada akhirnya perekonomian daerah akan merasakan dampak
baik dengan adanya kelancaran ekonomi.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………...................................i
BAB I PENDAHULUAN
I.I. LATAR BELAKANG…………………………………...................................2
I.2. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………..2
I.3. TUJUAN PEMBAHASAN……………………………...................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.I. PENGERTIAN ANGGARAN PENDAPATAN
BELANJA DAERAH (APBD)………………………………………………..3
2.2. STRUKTUR DAN FORMAT APBD………………………………………...3
2.3. PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENGAWASAN APBD………………3
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...7
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpah Rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah ini. Terdapat beberapa hambatan dan kesulitan
namun disertai semangat, ketekunan dan kerja keras saya dapat menyelesaikannya.
Saya menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, mungkin hal ini
Karena terbatasnya pengetahuan saya. Oleh karena itu mohon maaf yang sebesar-besarnya dan
dengan terbuka menerima saran dan kritik yang sifat membangun. Semoga hasil penyusunan
Makalah ini dapat bermanfaat dan berguna serta dapat membangun proses belajar bagi siapa
yang menggunakan dengan baik dan benar.
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Anggaran pendapatan dan belanja Daerah merupakan alat dalam menentukan pendapatan
dan pengeluaran, implementasi dari perencanaan pembangunan yang telah ditetapkan
sebelumnyya, otorisasi pengeluaran, sumber pengembangan dan ukuran-ukuran standar untuk
evaluasi kinerja, alat untuk memobilisasi pegawai dan alat koordinasi bagi semua aktivitas dari
berbagai unit kerja. Perencanaan APBD sebagai perwujudan keseluruhan aktivitas dan kegiatan
pemerintah menuntut adanya partisipasi aktif yang menampung berbagai aspirasi masyarakat.
sehingga akan mencerminkan kebutuhan riil masyarakat.
APBD setiap tahunnya disusun oleh pemerintah daerah dan untuk mendukung
penyusunan APBD pemerintah pusat menerbitkan peraturan yang menjadi landasan dalam
menyusun APBD. Salah satunya aturan yang diterbitkan tersebut adalah peraturan menteri
dalam Negeri No.13 Tahun 2006 lalu ada perubahan yang kedua atas peraturan Menteri Dalam
Negeri No.59 Tahun 2007 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah berdasarkan aturan
tersebut telah diuraikan jadwal dalam penyusunan APBD yang berlaku bagi seluruh pemerintah
daerah di Indonesia.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis membuat identifikasih masalah
sebgai berikut :
1. Apakah sistem administrasi berpengaruh terhadap anggaran berbasis kinerja?
2. Bagaimana pendapatan dan pengeluaran setiap tahunnya?
4. Fungsi alokasih
Pengertian APBD sebagai fungsi alokasih berarti anggaran daerah harus bisa
diarahkan untuk bisa membuat lapangan kerja, mengurangi angka pengangguran,
pemborosan dalam menggunakan sumber daya, dan juga meningkatkan efektifitas dan
efisiensi perekonomian daerah.
5. Fungsi distribusi
Pengertian APBD sebagai fungsi distribusi berrati berbagai kebijakan dalam hal
penganggaran daerah wajib diperhatikan dengan mengutamakan rasa keadilan dan
kepatuhan.
6. Fungsi stabilitas
Pengertiann APBD sebagai fuungsi stabilitas berarti anggaran daerah dijadikan
sebagai alat dalam memelihara dan menjaga keseimbangan dasar perekonomian daerah
setempat.
2.2. Struktur Dan Format APBD
Menurut peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, struktur APBD
merupakan satu kesatuan yang terdiri dari
a) Pendapatan Daerah
b) Belanja Daerah dan
c) Pembiayaan Daerah
Struktur APBD tersebut diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan dan organisasi
yang bertanggungjawab melaksanakan urusan pemerintahan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
1. Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah adalah hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali oleh
daerah. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas.
Umum daerah yang yang menambah ekuitas dana.
Pendapatan Daerah meliputi :
2. Belanja Daerah
Belanja daerah meliputi semua pengeluaran uang dari rekening kas umum daerah
yang mengurangi ekuitas dana, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun
anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah
Pasal 26 dan 27 dari peraturan pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
pengelolaan keuangan Daerah tidak merinci tentang klasifikasi belanja menurut aturan
wajib, urusan pilihan, dan klasifikasih menurut organisasi, fungsi, program kegiatan,
serta jenis belanja.
a. Klasifikasih Belanja Menurut Urusan Wajib
Menurut pemendagri Nomor 13 Tahun 2006 pasal 23 ayat 2 klasifikasih menurut urusan
wajib mencakup:
1. Pendidikan
2. Kesehatan
3. Pekerjaan umum
4. Perumahan rakyat
5. Penataan ruang
6. Perencanaan pembangunan
7. Perhubungan
8. Lingkungan hidup
9. Kependudukan dan catatan sipil
10. Pemberdayaan perempuan
11. Keluarga berencana dan keluarga sejaterah
12. Sosial
13. Tenaga kerja
14. Kopresai dan usaha kecil menegah
15. Penanaman modal dan lain sebagainnya
Gambar 1.
Tahapan Penyusunan Rencana APBD
3.I Kesimpulan
APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) adalah suatu rencana keuangan tahunan
dari pemerintah daerah yang sebelummnya telag disetujui oleh DPRD atau Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah. APBD juga sudah ditetapkan oleh peraturan Daerah yang berlaku satu tahun,
yakni mulai dari 1 Januari hingga 31 Desember.
Perkiraan besaran rencana pendapatan dan belanja daerah APBD dalam jangka waktu
tertentu dan masa yang akan datang dalam APBD akan disusun dengan prosedur dan bentuk
tertentu secara sistematis sesuai prosedur yg berlaku.
3.2 Saran
Perkiraan besaran Rencana Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dalm jangka waktu
tertentu secara sistematis sesuai prosedur yg berlaku. Diupayakan penataan perundang-
undangan, antara lain dengan menyelesaikan rancangan undang-undang yang telah ada. Dengan
demikian dapat berjalan dengan baik dengan adanya legalitas secara hukum dalam
pelaksanaannya untuk membangaun bangsa yang bermartabat.
DAFTAR PUSTAKA
Djayasinaga Nurul (2008), Riset Anggaran Untuk Rakyat. Studi Kasus APBD Kota Pangkep.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan.
Coryanata, Isma 2007. Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat, Dan Transparansi Kebijakan
Public Sebagai Pemodereting Hubungan Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Dan
Pengawasan Keuangan Daerah (APBD). Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar. 2007.
ASPPO6.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.