Anda di halaman 1dari 3

CRITICAL BOOK REVIEW

Tedy Sudrajat, “PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK ANAK SEBAGAI HAK ASASI
MANUSIA DALAM PERSPEKTIF SISTEM HUKUM KELUARGA DI INDONESIA”. Kanun Jurnal
Ilmu Hukum No. 54, Th. XIII, pp. 111-132. (Agustus, 2011).
LATAR BELAKANG
Hukum keluarga diartikan sebagai keseluruhan ketentuan yang mengenai hubungan
hukum yang bersangkutan dengan kekeluargaan sedarah dan kekeluargaan karena perkawinan
(perkawinan, kekuasaan orang tua, perwalian, pengampuan, keadaan tak hadir). Kekeluargaan
sedarah adalah pertalian keluarga yang terdapat antara beberapa orang yang mempunyai
keluhuran yang sama. Kekeluargaan karena perkawinan adalah pertalian keluarga yang terdapat
karena perkawinan antara seorang dengan keluarga sedarah dan isteri atau suaminya.

Masyarakat mempunyai kecenderungan untuk membagi lingkaran kehidupannya dalam 2


(dua) tahap, yaitu anak-anak dan dewasa. Perpindahan dari satu tahap ke tahap lainnya, secara
antropologis, ditandai dengan adanya perkembangan atau pertumbuhan secara fisik. Hal ini
membawa sejumlah konsekuensi sosial dan hukum, dengan sejumlah norma yang harus dipatuhi
seseorang.

Anak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai banyak arti. Anak
mengandung arti keturunan yang kedua. Pengertian anak tersebut masih bersifat umum (netral)
dan pengertiannya akan berbeda jika ditinjau dari aspek sosiologis, psikologis maupun yuridis.
Akan tetapi dalam kenyataannya, arti penting dan peran anak tersebut mengalami berbagai macam
masalah.. Oleh karena itu, masalah anak mencakup beberapa hal, yaitu:

1. Visi mengenai pembangunan yang berpihak kepada kepentingan anak dan yang mengutamakan
kepentingan terbaik bagi anak yang terintegrasi ke dalam sistem dan model pembangunan.

2. Sistem hukum perlindungan anak belum sepenuhnya terintegrasi ke dalam norma hukum positif
dan penegakan hukum anak belum maksimal.

3. Realitas anak-anak yang berada dalam situasi sulit seperti pekerja anak, anak jalanan, anak
korban kekerasan, penyalahgunaan anak, pelacuran anak, dan sejumlah masalah anak-anak lainnya
memerlukan intervensi khusus, karena semakin nyata ditemukan dalam masyarakat dan negara
Indonesia.

RINGKASAN ARTIKEL

1. Hak Anak sebagai Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Tata Hukum di Indonesia

a. Undang-Undang Dasar 1945 Di dalam ketentuan Pasal 28 B ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945
ditegaskan bahwa: “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi“, Ketentuan tersebut telah memberikan
landasan yang kuat bahwa anak berhak untuk hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak untuk
memperoleh perlindungan dari kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi.
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Berdasarkan Penjelasan Pasal 1
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan ditegaskan bahwa membentuk
keluarga yang bahagia erat hubungannya dengan keturunan, yang juga merupakan tujuan
perkawinan.

c. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak Kelompok pengertian anak
dalam aspek ekonomi mengarah pada konsepsi kesejahteraan anak sebagaimana yang ditetapkan
oleh Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak yaitu: anak berhak atas
pemeliharaan dan perlindungan, baik semasa dalam kandungan, dalam lingkungan masyarakat
yang dapat menghambat atau membahayakan perkembangannya. Sehingga anak tidak lagi menjadi
korban ketidakmampuan ekonomi keluarga, masyarakat, bangsa maupun negara.

d. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Undang-Undang Nomor 39
Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Pasal 52 ayat (1) ditegaskan bahwa: “Hak melindungi
sejak dari dalam kandungan”. Mengatur bahwa perlindungan terhadap anak harus dilakukan oleh
orang tua, keluarga, masyarakat, dan negara.

e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Kegiatan perlindungan anak
membawa akibat hukum, baik dalam kaitannya dengan hukum tertulis maupun hukum tidak
tertulis. Hukum merupakan jaminan bagi kegiatan perlindungan anak.

f. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah
Tangga Pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa “kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan
terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk
ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan
hukum dalam lingkup rumah tangga”.

g. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Salah satu kebutuhan dan
pengembangan hukum di Indonesia adalah hukum kesehatan. Hukum kesehatan adalah semua
ketentuan yang berhubungan dengan pemeliharaan/pelayanan kesehatan dan penerapannya serta
hak dan kewajiban baik dari perorangan dan segenap lapisan masyarakat sebagai penerima
pelayanan kesehatan maupun dari pihak penyelenggara pelayanan kesehatan dalam aspek
organisasi, sarana, pedoman-pedoman medis nasional atau internasional, hukum di bidang
kesehatan yurisprudensi serta ilmu pengetahuan bidang kedokteran kesehatan

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis, penulias memperoleh suddut pandang atas artikel ini yaitu :
Implementasi hak anak sebagai hak asasi manusia dalam perspektif sistem hukum keluarga di
Indonesia Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Kabupaten/Kota serta penduduk Indonesia
berkewajiban memajukan dan melindungi hak-hak anak serta melakukan upaya pemberdayaan
yang bermartabat. Oleh karena itu implementasi tersebut tidak akan berjalan jika tidak ditentukan
oleh isi aturan (Content of Law), kesiapan aparatur pemerintah dalam menyelenggarakan isi aturan
(Structure of Law), penghargaan masyarakat terhadap isi dan tugas, fungsi pemerintah dalam
menyelenggarakan isi aturan (Culture of Law).

Penulis berpendapat bahwa upaya perlindungan hukum terhadap hak asasi anak sebagai
hak asasi manusia dalam persepektif sistem hukum keluarga di Indonesia masih banyak kendala
antara lain berhubungan dengan peraturan perundang-undangan, badan pembina, badan
penyelenggara, sarana kesehatan, anggaran, sosialisasi dan kepesertaan sehingga hak anak atas
kesehatan belum terlindungi dari berbagai bentuk kekerasan, eksploitasi, hidup terlantar dan tidak
mendapat kesempatan memperoleh hak atas kesehatan yang wajar, apalagi memadai dan tidak
sesuai Prinsip Penyelenggaraan Hak Anak yaitu nondiskriminasi, yang terbaik bagi anak,
kelangsungan hidup dan perkembangan anak, penghargaan terhadap pendapat anak, dan
memperhatikan agama, adat istiadat, sosial budaya masyarakat.

Penulis berpendapat bahwa kajian materi yang dipaparkan dalam artikel ini sudah sangat
bagus, lengkap dan mendasar. Semluh pendapat didasarkan atas undang-undang sehingga
memberi kepastian kepada para pambaca, selain itu topik ini jugan sangat cocok diangkat
mengngat di Indonesia masih banyak dijumpai kekerasan terhadap anak sehingga diperlukan
adanya aturan yang ketat tentang upaya perlindungan anak. Kekurangan dari jurnal ini adalah,
kurang adanya contoh nyata/kasus kekerasan pada anak, sehingga lebih jelas dan dapat diterima,
namun penulis merasa hal ini juga sudah sangat menjelaskan materi dengan baik.

Penulisan artikel ini juga sudah baik dan menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik
dan benar, namun di beberapa kasus,materi yang dijelaskan sangat bertele-tele sehingga
menyulitakn pembaca untuk mendapatkan inti hanya dengan sekali membaca saja.

REKOMENDASI

Penulis sangat merekomendasikan artikel ini untuk dijadikan sebagai bahan


referensi pembelajaran khususnya mengenai penegakan HAM anak. Penulis berharap studi
ini dapat diangkat ke ranah yang lebih luas.

KESIMPULAN

Salah satu wujud cinta kita terhadap tanah air adalah dengan menjalankan hak dan
kewajiban kita, namun satu diantara yang terpenting adalah menghargai eksistensi dan
keberadaan hak orang lain, termasuk hak anak. Anak perlu dilindungi dan hak nya perlu
diperjuangkan, agar anak mendapat kesempatan yang sama untuk hidup, tumbuh,
berkembang sesuai keinginannya, bebas dari deskriminasi, pelecehan bahkan
pembunuhan. Sesuai dengan konstitusi bahwa hak anak harus ditegakkan karena anak-
anak lah yang akan meneruskan kehidupan dimasa depan.

Anda mungkin juga menyukai