Anda di halaman 1dari 12

Volume 31 (1) Januari 2A14 ISSN: 0853 - 1625

MAJALAH ILMIAH BIOLOGI

BI OSFER/\ A SCIENTIFIC JOURNAL

Adaptasi Anatomis Tanaman Kedelai Varietas Slamet


Akibat Perbedaan Ketinggian Tempat

Sexing pada lkan Brek Puntius orphoides (Valenciennes,


1863) N4enggunakan Metode Truss Morfometrics

N-ACYL Homoserine Lactones Sebagai Signal Quorum


-Sensing Untuk Meningkatkan Efektifitas Bakteri Fosfat

Longevitas dan Efikasi Pelet Trichoderma harzianum


terhadap Sclerotium rolfsiiPenyebab Penyakit Layu pada
Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L.)

Kajian Kualitas Air Pasca-Pengerukan Alur Pelayaran Batu


Kapur Sungai Donan Cilacap

Kajian Kualitas Air dan Penentuan Status Mutu Air Rawa


Bendungan Cilacap

Biosfera Vol. 31 No. 1 Januari 2014 Fakultas Biologi Unsoed


Majalah llmiah Biologi
BIOsFERA
rssN 0853 1625

DEWAI{I REDAKSI

KETUA
Pudji Widodo

ANGGOTA
Agus Nuryanto,
Moh. Husein Sastranegara
Gratiana E. WijaYanti
Ardhini R. Maharning
Erwin RiYanto Ardli
Agus Hery Susanto
lman Budi Santoso

DEWAN PENEI,AAIT
Noorsalam R. Nganro (lTB), Tjut sugandawati Djohan (uGM),
Muhammad Zairin Jr (lPB)Adi Basukriadi (Ul),
Akbar Tahir (UNHAS), Ocky Karnaraiasa (UNDP)'
Tukirin (LlPi), Mulyadi (LlPl), Joko Setiono (LlPl),
Purnama Sukardi (Fak. Sains dan Teknik UNSOED)
lsdy Sulistyo (Fak. Sains dan Teknik UNSOED)'
Triani Hardiyati (Fak. Biologi UNSOED)
EdY Yuwono (Fak. Biologi UNSOED),
Hery Winarsi (FKIK UNSOED)

PENELAAH INTERNASIONAL
Brian Austin (School of Biology, Heriot-Watt University, United Kingdom)
Marc Kochzius (Universitdt Bremen, Germany)

PENAI{GGT'NGJAWAB TIK :

Romanus EdY Prabowo

SIRKUI,ASI
Siti Rukayah, Juwarno,
Wartono, Ratim

nmediayangmewadahihasil-hasilpenelitiandibidangbiologi,terbittigakali
setahun (Januari, Mei, SePtember)
Purwokerto bekerja
IVl"lrl"h il".}i"l"r Btosrgnn oit"rbitkan oleh Fakultas Biologi Universitas Jenderal soedirman
dan Biologi Molekuler lndonesia cabang Purwokerto
sama oengan Perhimpunan Biokimia
Redaksi: Fakultas Biologi
(ozat) igt kotak'Pos 130, Purwokerto; e-mail: biosfera@unsoed'ac.id dengan biaya
unSOeo l6tpon Ese
berlangganan sebesar Rp. 'l 50.000,- pertahun (tiga nomor)
Volume 31 (1) Januari 2014 ISSN : 0853-625

BIO5FERA
A 5CT6NfiFTC JOURNAL

DAFTAR ISI

Adaptasi Anatomis Tanaman Kedelai Varietas Slamet Akibat Perbedaan 1 -7


Ketinggian Tempat
Juwarno, Muachiroh Abbas, dan Eddy Tri Sucianto

Sexing pada lkan Brek Puntius orphoides (Valenciennes, 1863) g - 16


Menggunakan Metode Truss Morfometrics
Suhestri Suryaningsih, Mammed Sagi, Kamiso H.N. dan Suwarno
Hadisusanto

N-ACYL Homoserine Lactones Sebagai Signal Quorum Sensing Untuk 17 - 20


Men ng katkan Efektifitas Bakteri Fosfat
i

Tamad

Longevitas dan Efikasi Pelet Trichoderma harzianum terhadap 21 - 26


Sclerotium rolfsii Penyebab Penyakit Layu pada Tanaman Tomai
(Sol a n um lycopersicu m L.)
Juni Safitri Muljowati, Uki Dwiputranto, dan lman Budisantoso

KajianKualitasAirPasca-PengerukanAlurPelayaranBatuKapurSungai 2T -32
Donan Cilacap
Yogi Pamungkas, Sidharta Sahirman, dan Moh. Husein Sastranegara

Kajian Kualitas Air dan Penentuan Status Mutu Air Rawa Bendungan 33 - 40
Cilacap
Hanief Wibowo Kurnianto, Endang Widyastuti, dan lsmangil
sexrng pada lkan Brek Punfius orphoides (valenciennes, 1863)
Menggunakan Metode iTuss Marfametrics
Sexing in the red chick barb Puntius orphoides (Valenciennes, 1863)
by using Truss Morfometrics Method

Suhestri Suryaningsih'), Mammed Sagi'), Kamiso H.N"')dan Suwarno Hadisusanto')


') Fakultas Biologi U n soed, Purwokerto
4Fakultas Biotogi Llniversitas Gadiah Mada, Yogyakarla
y
a dj a h M a d a, o g y a k a rt a
J u r u s a n p e r i k a n a n,, n
ljflZf;[fJ,i.t, y6;f;::f;G
q

"

Diterima Juli 2013 disetujui untuk diterbitkan Januari 2014

Abstract
The red chick barb (Puntius orphoides) is one of fresh water ichtiofauna included in farnily
18 species of fish'
Cyprinidae found a lot in nivdr" Klawing, ine Oiggest and richest river in Purbalingga with
female red chick barb by truss
rnb aim of this study was to find ouiihe diffeiences between male and
The material used were sex mature fish
morphometrics and io find out truss morphometrics distance.
from River Klawing. The variables meassured included morphometry based on truss morphometrics
point, number of m-ale and female fish. Truss distance was then compared_to the total length so that the
irussdistanceratiowasdetermined. Next,asiatisticaltesti.e.ttestwasperformedbetweenthemaleand
distinguished
female fish. The results of this study showed that the male and female red chick barb can be
diagnostic character were 11 and 24
ny truss morphometrics method. f he distance ratio to be used as
ration of truss morphometrics distance compared found in the head, body, and tail"'

Keywords: red chick barb, male, femalefish, truss morphometrics

Abstrak
fkan brek (Puntius orpttoides) merupakan salah satu iktiofauna air tawar yang termasuk dalam
Familia Cyripnidae yang banyak ditemukan di sungai Klawing, sungai terbesar di Kabu.paten Purbalingga'
yung r"rititi XeXiyaan species ikan relatif tinggi, yaitu 18 species" Penelitian ini bertujuan untuk
jarak
membedakan ikan brek jantan dan betina dengJn m-etode truss morphometrics dan mengetahui
truss morphometrics. Materi penelitian adalah sampel ikan brek dewasa kelamin hasil tangkapan di
Sungai Klawing. Variabel yang diukur adalah nisbah morfometri atas dasar titik truss morphometrics,
lr*fin ikan jaitan Oan netinal Data jarak fruss kemudian diperbandingkan d.engan panjang total
sehingga diferoleh rasio jarak truss. Selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan uji "t" antara
-betina.
1etom-"pi1 ikan jantan dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan brek jantan-betina dapat
dibedakan dengan metode truss morphometrics" Rasio jarak yang menjadi ciri pembeda ada 11 dari 24
rasio jarak trusi morphometricsyang dibandingkan, yang terdapat pada bagian kepala, badan dan ekor.
Kata kunci: ikan brek, sexing, truss morphometrics

Pendahuluan jari-jari yang ke arah samping tidak


melengkung ke arah belakang; tidak ada
lkan brek, Puntius orPhoides tonjolan keras. (Kottelat ef a/., 1993).
(Valenciennes, 1842) merupakan salah satu lkan brek ditemukan di beberapa sungai
iktiofauna air tawar yang termasuk dalam yang terdapat di daerah Banyumas dan
Genus Puntius dan Familia Cyripnidae.
Genus ini memiliki anggota yang tersebar di sekitarnya, antara lain di Sungai Banjaran
Phillippina, lndochina, Malaya, Sumatera, (Sinaga, 1995), Sungai Serayu area hulu
Jawa, Bali, Lombok dan dan Borneo. sampai tengah (Lestari dan Sugiharto, 2008)
Khusus di lndonesia bagian barat dan dan Sungai Klawing (Suryaningsih, 2006;
Sulawesi, Genus Puntius setidaknya Dinas Peternakan dan Perikanan
memiliki anggota 19 species. Karakter Kabupaten Purbalingga, 2004).
morfologi dari Genus Puntius antara lain Sungai Klawing nreruPakan sungai
terdapatnya proyeksi pada sisik dari pusat ke terbesar di Kabupaten Purbalingga, yang
pinggir seperti jari-jari atau rr-rji pada roda; memiliki kekayaan species ikan relatif tinggi'
Suryaningsrh, Suhestri dkk., Sexing pada tkan Brek Puntiusorphoioes (Valenciennes, 1863) : B - 16 g

yaitu 18 species (Suryanirrgsih, 2006). lkan karakter genetik dan lain-lain.


hasil tangkapan dari Sungai Klawing Karakter morfometri meru pakan bag ian
tersebut menjadi mata pencaharian yang dari karakter morfologi yang mempelajari
cukup penting bagi nelayan setempat, ukuran (size) dan bentuk (shape) organisme
dengan produksi sebesar 12,24 % dari total secara kuantitatif (Suryobroto, 1999).
produksi perikanan di Kabupaten Terdapat dua metode untuk mengkaji
Purbalingga (Dinas Peternakan dan karakter morfometri, yaitu metode
Perikanan Kabupaten Purbalingg a, 2004). morfometri biasa dan metode fruss
lkan brek memiliki bentuk tubuh pipih, morphometrics. Metode fruss
panjang tubuhnya lebih dari dua kali morphomefrics, merupakan metode dimana
tingginya, linea lateralis lengkap dengan dilakukan pengukuran jarak - fruss
sisik penyusunnya 27-34 buah terbentang morphometrics pada bagian luar tubuh
pada pertengahan ekor.Antara linea lateralis tertentu, yang dapat digunakan untuk
dan sirip punggung terdapat 7 sisik atau membedakan jenis kelamin berdasarkan
kurang. lkan brek juga memiliki sirip karakter morfologi dengan hasil yang cukup
punggung dengan 4 jari-jari keras dan 5 jari- akurat. Jarak fruss morphometrics
jari lunak. Sirip perutnya memiliki 1 jari-jari didasarkan pada titik-titik fruss
lunak (Saanin, 1984). lkan brek memiliki morphometrics yang dapat ditentukan
batang ekor yang dikelilingi 16 sisik, pada sebanyak mungkin. Titik-titik fruss
bagian dorsal dan ventral sirip ekornya morphomefrics saling dihubungkan jarak
terdapat pinggiran hitam tebal dan terdapat fruss morphometrics secara horizontal,
bintik hitam. Pada stadium sebelum matang vertikal dan diagonal, sehingga akan
gonad memiliki beberapa baris bintik diperoleh gambaran tubuh yang lebih terinci
benruarna gelap sepanjang barisan sisiknya dan spesifik dibandingkan dengan metode
(Kottelat et al., 1993), sirip dubur dan sirip morfometri biasa. Dasar dari metode fruss
perut berurarna merah (Suryaningsih ef a/., morphometrics, bahwa ikan jantan dan
2012). betina memiliki pola pertumbuhan yang
lkan brek termasuk sebagian dari berbeda, sehingga apabila dianalisis secara
anggota Familia Cyprinidae yang memiliki rinci akan ada bagian tubuh atau jarak fruss
nilai ekonomis tetapi belum berhasil yang berbeda pula (Brezkydan Doyle,1988).
dibudidayakan seperti halnya ikan benter Menurut Turan et al. (2004), metode fruss
dan lunjar (Setyaningrum, 2007). lkan brek morphometrics dapat mengidentifikasi
yang merupakan ikan ekonomis penting kemungkinan perbedaan morfologi
terutama di daerah Banyumas, diambil dari organisme yang mempunyai hubungan
habitat alaminya secara terus menerus kekerabatan dekat, baik antar species
sehingga rawan terhadap kepunahan. maupun sesama species, sehingga metode
Nutrisi ikan brek relatif lebih baik dalam hal ini lebih dianjurkan, dibandingkan dengan
kandungan protein dan lemak dibandingkan metode morfometri biasa dimana jarak fruss
dengan ikan tawes sebagaisesama anggota nya sangat terbatas sehingga kurang
Familia Cyprinidae. lkan brek mengandung mampu membedakan bentuk tubuh.
protein 63,21o/o dan lemak 20,680/o, Metode fruss morphometrics telah
sedangkan pada ikan tawes kandungannya banyak dibuktikan mampu mengidentifikasi
60,25o/o protein dan 22,38o/o lemak. Selain perbedaan tanda kelamin sekunder (sexrng)
itu, ikan brek memiliki karakter morfologi pada berbagai species ikan yang umumnya
dan ukuran tubuh yang relatif sama dengan dimorphisme sexua/nya belum dan atau
ikan tawes sehingga memiliki potensi untuk tidak jelas, diantaranya pada ikan mas
dibudidayakan seperti halnya ikan tawes (Nugroho et a\.,1991), ikan gurami pada
yang sudah menjadi ikan budidaya sejak stadia pra dewasa (Suryaningsih et al.,
lama (Suryaningsih et al., 2012). 2003), pada ikan nila (Ariyanto dan lmron,
Guna menunjang upaya konservasi dan 2002) dan pada ikan sepat siam (Hadiyudin,
domestikasi ikan brek maka diperlukan 2007)" lnformasi tentang sexing pada ikan
informasi biologi dasar dari berbagai aspek, brek penting, karena pada species tersebut
diantaranya adalah karakter taksonomik. dimorphisme sexua/nya tidak jelas (Kottelat
Menurut Mayr & Ashlock (1991), karakter et a1.,1993 2007). lnformasi tentang sexing
taksonomik dapat berupa karakter morfologi, pada ikan brek penting, karena pada species
fisiologi, reproduksi, ekologi, geografi, tersebut dimorphisme sexua/nya tidak jelas
10 Biosfera 31 {1) Jarntan 2fi14

(Kottelat et a\.,1993 dan Suryaningsih, 2006)" sampling.Tempat sampling ditiga area yang
lnformasi tentang sexing tersebut mewakili hulu (upstream), tengah
bermanfaat bagi upaya konservasi, antara (middlestrearn) dan hihir (downstream)
lain untuk rasionalisasi penangkapan di sunEai Klawing. lkan yang tertangkap
perairan umum dan pada upaya proses diawetkan dengan formalin 4Yo. lkan
pemijahan. Calon induk yang dapat diidentifikasi dan dideterminasi
diidentifikasi secara tepat memungkinkan menggunakan Kottelat et al,. (1993) dan
keberhasilan pernijahan dapat ditingkatkan. Saanin (1984)"
Penelitian ini bertujuan untuk Pengukuran karakter morfometri
membedakan ikan brek jantan dan betina dengan metode fruss morphometrics,
dengan metode truss marphometries dan sebagai berikut: ikan brek yang sudah diukur
mengetahui jarak truss morphomefrics yang panjang dan bobotnya diletakkan di atas
dapat dijadikan sebagai ciri pembeda jenis kertas tahan air, dengan posisi kepala di
kelamin. sebelah kiri. Pada setiap inividu ikan
ditentukan 11 titik fruss morphometrics
Materidan Metode trerdasarkan Turan (1999). Pengukuran
dilakukan dengan menggunakan jangka
Materi penelitian adalah sampei ikan
sorong (ketelitian 0,05 mm) kemudian ikan
brek dewasa kelamin hasil tangkapan di diletakkan di meja preparat yang dilapisi
Sungai Klawing Purbalingga, Jawa-Tengah.
berturut turut dengan kertas tahan air, kertas
Alat yang digunakan dalam penelitian ini kosong dan styrofoam. Posisi kepala ikan
adalah seser bertangkai panjang (tedr:ng),
diatur menghadap ke kiri dan sirip dibiarkan
timbangan analitik-elektrik, alat bedah,
jangka sorong (ketelitian 0,01 cm)dan keftas dalam posisi alami. Titik-titik tersebut
label. . Penanganan dan pengarnatan materi
ditandai dengan menancapkan jarum
preparat hingga menembus styrofoam.
penelitian dilakukan di Laboratoriunr Selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap
Taksonomi Hewan Fakultas Biologi Unsoed.
21 jarak antar titik titik tersebut fiarak fruss,).
Variabel yang diukur adalah nisbah Setelah pengukuran selesai, dilakukan
morfometri atas dasar titik frurss pembedahan untuk mengetahui jenis
morphometrics, jumlah ikan jantan dan
kelaminnya. Hasil pengukuran semua jarak
betina.
fruss dibandingkan dengan panjang total,
Penelitian dilakukan selania 12 bulan
menghasilkan rasio jarak fruss. Letak titik-
dengan metode survai, pengambilan sampel
dengan teknik simple random titik dan jarak fruss dapat dilihat pada
Garnbar 1.

r},:

Gambar 1" Letak titik-titik dan jarak truss morpharnetrics iBrezki& Doyle, lg8g derrgan
modifikasi)
Figure 1. Position of points and truss rnorphonretrics distance (Brezki & Doyle, l ggg with
modification)
Suryaningsih, Suhesfri dkk., Sexing pada lkan Brek Punftus orphoides (Valenciennes, 1863) : B - 16 11

Keterangan gambar titik-titik truss morphometrics:


1. Pangkal rahang bawah 6. Pangkal depan sirip punggung
2. Ujung terdepan moncong 7. Pangkal depan sirip anal
3. Batas kepala dan badan venral 8. Pangkal belakang sirip punggung
4. Batas kepala dan badan dorsal 9. Pelipatan ekor bagian ventral
5. Pangkal depan sirip perut 10. Pelipatan ekor bagian dorsal

Tabel 1. Jarak truss morphometrics


Table 1. Truss morphometric distance

Karakter
'':1"'l:' Sodg Kode rasio
iarak jarak
i:::; ::."^: Deskripsijarak truss morphometrics
fruss ',:':-
rruss
fruss

Kepala 41 A1' Pangkal rahang bawah - batas kepala dan badan ventral
M M' Pangkal rahang bawah -ujung terdepan moncong
43 A3' Ujung terdepan moncong-batas kepala dan badan dorsal
A4 A4' Batas kepala dan badan dorsal-batas kepala dan badan ventral
A5 A5' Ujung terdepan moncong-batas kepala dan badan ventral
AO A6' Batas kepala dan badan dorsal- pangkal rahang bawah
Tubuh bagian B1 B1' Batas kepala dan badan ventral- pangkal depan sirip perut
Anterior
82 82' Batas kepala dan badan dorsal- pangkaldepan sirip punggung
83 83' Pangkaldepan sirip punggung - pangkaldepan sirip perut
84 P.4' Batas kepala dan badan dorsal- pangkal depan sirip perut
85 85' Pangkaldepan sirip punggung - batas kepala dan badan ventral
Tubuh bagian C1 C1' Pangkal depan sirip perut - pangkal depan sirip anal
Posterior
C2 C2' Pangkal depan sirip punggung-pangkal belakang sirip
punggung

C3 C3' Pangkal belakang sirip punggung - pangkaldepan sirip anal


C4 C4' Pangkaldepan sirip punggung - pangkaldepan sirip anal
C5 C5' Pangkal belakang sirip punggung - pangkaldepan sirip perut
Ekor D1 D1' Pangkal depan sirip anal - pelipatan ekor bagian ventral
D2 D2' Pangkal belakang sirip punggung-pelipatan ekor bagian dorsal
D3 D3' Pelipatan ekor bagian dorsal- pelipatan ekor bagian ventral
D4 D4' Pangkal belakang sirip punggung - pelipatan ekor bagian ventral

D5 D5' Pangkal depan sirip anal- pelipatan ekor bagian dorsal


Tambahan PK PK' Panjang kepala
BM BM' Bagian yang dapatdimakan
DT DT' Diametertubuh
PT PT' Panjang total

Data hasil pengukuran berupa jarak yang dapat membantu membedakan jenis
iruss kemudian diperbandingkan dengan kelamin ikan brek. Apabila perbedaan
panjang total sehingga diperoleh rasio jarak tersebut sulit diinterpretasikan atau
truss, selanjutnya dilakukan analisis statistik diaplikasikan, maka kajian ini tetap akan
dengan uji "t" antara kelompok ikan jantan merupakan informasi truss morphometrics
dan betina. Diharapkan akan terdapat rasio yang dapatc memperkaya materi kunci
truss morphometrics darijarak truss tertentu identifikasi ikan.
yang signifikan antara ikan jantan dan betina,
12 Bir:sfera 31 ('l) "lanuari2014

Hasildan Pembahasan tampak bahwa rasio jarak fruss yang


Hasil pengukuran rasio jarak fruss berbeda sangat nyata pada ikan brek jantan
dengan panjang total dan uji 't' antara ikan dan betina pada daerah kepala adalah A2',
brek jantan-betina disajikan pada Tabel 2. 44' dan 46'. Pada rasio jarak truss A2', yang
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui merupakan rasio jarak antara pangkal
bahwa terdapat 11 dari 24 rasio jarak lruss rahang bawah-ujung terdepan moncong
yang berbeda sangat nyata antara ikan brek dengan panjang total, pada ikan jantan
jantan dan betina, dan diperjelas dengan nilainya 0,06010,006, lebih besar
Gambar2. PadaTabel 2dan Gambar2 dibandingkan dengan ikan betina yakni
0,05710,008 (P<0,01).

label2. Rasio jarak fruss rata-ratadan uji 't'pada ikan brek (iantan =2O0,betina =231)
Table 2. Ration of average truss distance and t-test in red chick barb (male = 200,femaie = Z3i)
No. Kode Kode rasio Rerata rasio jarak fruss
fruss
jarak jarak lruss grek jantan Brek betina uji'r'
A1 41' 0,127t0,019 4,126x0,014
A2 A2' 0,060r0,006 0,057r0,008
A3 43' 0,12310,023 0,11 3t0,008
A4 A4' 0,140r0,023 0,14410,008
A5 A5' 0,150t0,026 0,15110,009
A6 46' 0,13310,023 0,137!0,012
B1 81' 0,242!0,041 0,253t0,014
82 B2' 0,315+0,055 0,308t0,023
B3 B3' 0,30710,055 0,317r0,031
B4 84' 0,359f0,064 0,351r0,029
B5 B5' 0,407!0,071 0,401r0,036
C1 c1' 0,223r0,039 0,237!0,012
c2 c2' 0,170t0,030 0,16710,01 5
c3 c3' 0,248t0,044 0,261!0,A21
C4 c4' 0,37330,064 0,368i0,037
C5 c5' 0,35610,062 0,350*0,034
D1 D1' 0,200r0,034 0,18410,018
D2 D2' 4,252!0,049 0,23610,015
D3 D3' 0,12010,02J 0,124!0,A10
D4 D4' 0,28410,053 0,277t0,A26
D5 D5' 0,267!0,054 0,26410,029
BM BM' 0,815t0,032 0,827r0,006
PK PK' 0,17510,032 0,17310,016 Tb
DT DT' 0,66210,113 0,707!0,a47

Keterangan jarak dan rasio jarak fruss rnorp hometrics = Tabel 1 .

Tb=tidak berbeda **= berbeda sangat nyata

Selisih nilai tersebut rJalam cjan badan sebelah venral (tinggi kepala
kenyataanya kecil sekali sehingga secara bagian beiakang) dengan panjang total,
praktis sulit untuk diterapkan dalam sexrng, nilainya untuk ikan betina 0,144t0,008, lebih
tetapi dilihat dari aspek taksonomi informasi besar dibandingkan dengan ikan jantan
ini tetap berarti. Selarrjutnya 44', yang yakni 0, 14010,0230 (P<0,01 ).
merupakan rasio jarak antara batas kepala- Jarak antara batas kepala-badan
badan sebelah dorsal dengan batas kepala
sebelah dorsal dengan batas kepala dan
Suryaningsih, Suhesfri dkk., Sexing pada lkan Brek Puntius orphoides (Valenciennes, 1863) : B - 16 13

badan sebelah venral merupakan jarak yang fruss antara pangkal rahang bawah-batas
secara visual mudah dikenali sehingga kepala dan badan sebelah dorsal dengan
panjang total, nilainya untuk ikan betina
dapat diterapkan sebagai pedoman untuk
0,1 33t0,023, lebih kecil dibandingkan
melakukan sexing, bahwa secara umum dengan ikan jantan yakni 0,137=0,012
tinggi kepala bagian belakang ikan brek (P<0,05). Jarak fruss antara pangkal rahang
betina lebih besar dari ikan jantan. bawah-batas kepala dan badan sebelah
Rasio jarak fruss yang berbeda antara dorsal secara visual tidak mudah dikenali
ikan brek jantan dan betina selanjutnya sehingga sulit untuk diterapkan sebagai
adalah 46'. 46' yang merupakan rasio jarak pedoman untuk melakukan sexing.

i
Brek iantan t
I :: : ::::::::
I

li
4,' ,

Gambar 2. Perbedaan jarak fruss pada ikan brek janian dan betina (garis kuning)
Figure 2" Truss distance differences in male and female red chick barb (yellow lines)

Pada badan bagian anterior, rasio 32.794 butir, sehingga membutuhkan


jarak fruss yang berbeda sangat yaitu B1' rongga yang cukup luas (Suryaningsih ef a/.,
dan B3'. 81' merupakan rasio jarak fruss 2012) sehingga wajar apabila nilai Bf ikan
antara batas kepala dan badan ventral- betina lebih panjang secara signifikan
pangkal depan sirip perut (bagian luar dari dibandingkan dengan ikan jantan, dimana
rongga perut atau tempat keberadaan telur testisnya tidak terlalu banyak membutuhkan
di perut bagian anterior) dengan panjang tempat. Selanjutnya nilai 83' pada brek
total. Nilai B1'pada ikan brek betina betina 0,317!0,031, lebih besar
4,253+0,014, adalah lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan yakni
dibandingkan dengan ikan jantan yakni 0,307t0,055 (P<0,01). 83 yang adalah rasio
0,242x0,441 (P<0,01). 81 merupakan jarak jarak antara pangkal depan sirip punggung
yang secara visual mudah dikenalisehingga dengan pangkal depan sirip perut (tinggi
dapat diaplikasikan sebagai pedoman untuk tubuh) dengan panjang total, merupakan
sexing, bahwa ikan betina secara umum jarak yang secara visual mudah dikenali
perut bagian anteriornya lebih panjang dari sehingga dapat diaplikasikan sebagai
ikan jantan. pedoman untuk sexing, bahwa ikan brek
Fekunditas ikan brek dapat mencapai betina secara umum tubuhnya lebih tinggi
14 Biosfera 31 (1) Januari20l4

dariikan jantan. dengan jantan yakni 0,120t0,021 (P<0,01 ).


Rasio jarak fruss yang sangat berbeda Diantara jarak fruss D1 (pangkal
pada badan bagian posterior, yaitu C1'dan depan sirip anal-pelipatan ekor bagian
C3'" C't' merupakan jarak fruss antara ventral dengan panjang total), D2 (pangkal
pangkal depan sirip perut-dari ikan jantan.
belakang sirip punggung-pelipatan ekor
bagian dorsal dengan panjang total)dan D3
Rasio jarak frussyang sangat berbeda (pelipatan ekor bagian ventral-pelipatan ekor
pada badan bagian posterior, yaitu C1'dan bagian dorsal (tinggi batang ekor) dengan
C3'. C1' merupakan jarak lruss antara panjang total). Di antara tiga jarak fruss di
pangkal depan sirip perut pangkal depan bagian ekor, hanya D3 lah yang paling
sirip anal (bagian luar dari tempat mudah untuk dikenali sehingga dapat
keberadaan telur di perut bagian posterior) diaplikasikan sebagai pedoman untuk
dengan panjang total. Rasio jarak fruss C1' sexing, bahwa ikan brek betina secara
pada brek betina A,237t0,412, lebih besar
umum memiliki tinggi batang ekor lebih
dibandingkan dengan ikan jantan.
dibandingkan dengan jantan yakni Rasio jarak fruss yang sangat berbeda
0,223+0,039 (P<0,01). Cl merupakan rasio selanjutnya adalah BM', yang merupakan
jarak fruss antara pangkal depan sirip perut- rasio jarak fruss antara batas kepala-badan
pangkal depan sirip anal (bagian luar dari sampai ujung ekor paling posterior dengan
tempat keberadaan telur di perut bagian panjang total" Pada ikan jantan nilainya
posterior) dengan panjang total, mudah 0,81510,032, lebih kecil dari ikan betina
dikenali sehingga dapat diapliKasikan 0,82710,006 (P<0,01). Bagian yang dapat
dimakan (edible portion) merupakan salah
sebagai pedoman untuk sexing, bahwa ikan
satu patokan untuk penilaian keragaan
brek betina secara umum perut bagian morfologi induk (Tave, 1986). Selain itu,
posteriornya lebih panjang dari ikan jantan. edible portian juga merupakan salah satu
Fenomena inisama halnya dengan 81. patokan untuk penilaian ikan ekonomis. DT',
Selanjutnya C3' yang merupakan merupakan rasio jarak fruss berikutnya yang
rasio jarak fruss antara pangkal depan sirip sangat berbeda, merupakan rasio jarak fruss
punggung-pangkal depan sirip anal (tinggi antara lingkar perut pada baEian terlebar
tubuh bagian posterior) dengan panjang dengan panjang total. Rasio jarak fruss pada
total. Rasio jarak fruss C3' pada brek betina brek betina adalah 0,707+0,047, lebih besar
0,261+0,Q21 , yang iebih besar dibandingkan dengan ikan jantan yakni
dibandingkan dengan jantan yakni 0,662t0,113 (P<0,01). Diameter tubuh
0,248+0,044 (P<0,01). C3 merupakan jarak merupakarr larak yang mudah dikenali
yang secara mudah dikenalisehingga dapat sehingga dapat diaplikasikan sebagai
diaplikasikan sebagai pedoman untuk pedoman sexrhg, bahwa ikan brek betina
sexing, bahwa ikan brek betina secara secara um[Im diametertubuhnya lebih besar
umum tubuh bagian posteriornya lebih tinggi dariikan jantan.
dariikan jantan. Di antara 11 rasio jarak /russ
Rasio jarak fruss yang sangat rnarphornefrlcs yang nrembedakan ikan brek
berbeda di daerah ekor, yaitu D1', D2'dan jantan-betina, nraka terdapat 5 rasio jarak
D3'. D1' merupakan rasio jarak fruss antara truss morphometrics yang sama dengan
pangkal depan sirip anal-pelipatan ekor rasio jarak fruss morphometrics yang
bagian ventral dengan panjang total. Rasio membedakan ikan Eurami jantan-betina pra
jarak fruss D 1 ' pada brek betina dewasa kelamin, yaitu A4', B3', C1', C3'dan
0,184t0,018, yang lebih kecil dibandingkan D3'. Perbedaan ikan gurami pada A4', B3',
dengan jantan yakni 0,200+0,034 (P<0,01)" C3'dan D3'menyatakan bahwa pada ikan
Rasio jarak fruss D2' pada brek betina yakni guramijantan secara umum tubuhnya lebih
0,236t0,015, lebih kecil dibandingkan langsing dibandingkan dengan ikan betina.
dengan ikan jantan yakni 0,25210,049 Rasio jarak fruss C1' menginformasikan
(P.O,Ot ). D3' merupakan rasio jarak truss bahwa pada ikan gurami betina area di
antara pelipatan ekor bagian ventral- sekitar perut lebih besar, yang akan menjadi
pelipatan ekor bagian dorsal (tinggi batang tempat telur (Suryaningsih et al., 2003).
ekor) dengan panjang total. Rasio jarak Demikian halnya pada ikan tambra
fruss D3'pada brek betina yakni (Nugraheni, 20CI5), dan pada ikan sepat
0,124!0,010, lebih besar dibandingkan
Suiyanlngsih, Suhesfrl, e;kk, Sexrrrgp ada tkan Brek Puntius orphoides (Vaienciennes, 1863) : B - 16 15

(Hadiyudin, 2007) menunjukkan fenomena Morfologi lkan Doku n (Puntius


yang kurang lebih sama dengan ikan brek lateristriga) di Sumatera. J. Biota
maupun ikan gurami. 6:1 09-1 1 6.

Kottelat, M., Whitten, J., Kartikasari, S.N.,


Simpulan and Wiryoatmodjo, S. 1993.
Atas dasar uji 't' pada semua jarak Freshwater Fishes of Western
fruss pada Tabel 2. maka dapat dinyatakan lndonesia and Sulawesi. Periplus
bahwa ikan brek jantan-betina dapat Edition. CV Java Books, Jakarta.
dibedakan dengan metode /russ Lestari, W. & Sugiharto, 2008. Studi
morphomefrics. Rasio jarak yang menjadi Bioekologi lkan Sungai
ciri pembeda ada 11 dari 24 rasiojarak fruss Mastacembelus unicolor dari Sungai
morphomefrics yang dibandingkan, yang Serayu yang Terancam Punah, dalam
terdapat pada bagian kepala, badan dan Upaya Membangun Strategi
ekor" Konservasi. Laporan Penelitian
Fundamental. DIKTI
Saran
Mayr , E. and P. D. Ashlock. 1991 . Principles
Dalam upaya domestikasi dan of Systematic Zoology. Mc. Graw- Hill
konservasi ikan brek, untuk membedakan lnc., New York, San Fransisco, New
ikan jantan dari ikan betina dapat dilakukan Delhi, Singapore, Paris, Sydney,
atas dasar karakter fruss morfometrics, Tokyo, Toronto. 475p.
secara umum ikan jantan memiliki tinggi
tubuh dan tinggi batang ekor yang lebih Nugraheni, D. 2005. Perbedaan Jenis
rendah dibandingkan dengan ikan betina Kelamin lkan Tambra (Labeobarbus
sehingga tampak lebih langsing. Selain itu tambroidess) dengan Metode lruss
ukuran di sekitar perut relatif lebih besar. Morphometrics. Hasil Penelitian
Fakultas Biologi Unsoed, Punvokerto.
Nugroho, E., A.Novenny dan Sudarto.
Daftar Pustaka
1991. Penentuan Jenis Kelamin lkan
Ariyanto dan lmron. 2002. Keragaman Iruss Mas dengan Membandingkan Bentuk
Morphometrics lkan Nila Tubuh Melalui Teknik fruss
(Oreochromis niloticus) Strain 69, Gift Morphometrics. Bull. Penelt. Perikn.
G-3 dan Gift G-6. J. Penelt. Perikn. lnd. Darat.10(1):23-29.
8(5):11-18.
Setyaningrum, N. 2007. Penjinakan
Brezki, V.J., & R.W. Doyle. 1988. A Budidaya lkan Brek (Puntius
Morphometric Criterion for Sex orphoides), Sebagai Upaya Menuju
Discrimination in Tilapia, p.439- Diverifikasi Usaha Tani. J. /chfyos (6)
444,in R.S.V. Pulin, T. Bukaswan, K. 1:1-4
Tonguthai & J.L.Mclean (eds.). The
Sinaga, T. P. S. 1995. Bioekologi Komunitas
Second lnternational Symposium on
lkan di Sungai Banjaran Kabupaten
Tilapia in Agricultural. ICLARM Banyumas. Jawa Tengah. Majalah
Proceedings, 15, 623p. Department of
I I miah U nsoed 4/XXl :21 -30.
Fisheries Bangkok, Thailand &
ICLARM Manila, Philippines. Suryaningsih, S., Mammed S., Kamiso, H.N.,
Suwarno, H. 2012. Korelasi antara
Dinas Peternakan dan Perikanan Beberapa Karakrer Reproduksi
Purbalingg a, 2004. Dinas Peternakan
dengan Panjang Total lkan Brek
dan Perikanan dalam Angka. Dinas Puntius orphoides (Valenciennes,
Peternakan dan Perikanan Kabupaten
1842) di Sungai Klawing Purbalingga,
Purbalingga, Jawa-Tengah.
Jawa Tengah. J. Biosfera
Hadiyudin, A. 2007. Pembedaan Jenis Suryaningsih, S. 2006. Hubungan
Kelamin lkan Sepat Siam Kekerabatan Fenetik Spesies lkan di
(Trichogaster pectoralis) dengan
Sungai Klawing, Purbalingga, Jawa-
Metode Truss Morphomefrics. Hasil Tengah. Laporan Hasil Penelitian.
Penelitian Fakultas Biologi Unsoed,
Fakultas Biologi Unsoed, Pururokerto.
Puruvokerto. Haryono. 2001. Variasi
16 Biosfera 31 (1) Januari20l4

Suryaningsih, S., Muhamad NadjmiA., Dian Tave, D. 1986" Genetics for Fish Hatchery
8., Agus, N. 2003. Evaluasi Jenis Managers. AVl. Publishing Co. lnc.
Kelamin lkan Gurami (Osphronemus Westport. Con necticu t. 1 22-1 45.
gouramy Lac.) Pra Dewasa. Hasil
Penelitian Fakultas Biologi Unsoed, Turan, C. 1999. A Note on The Examination
Pururokerto. of The Morphometrics Among Fish
Populations : The Truss System Turkey.
Suryobroto, B. 1999. Morfometri sebagai J. of 2ool.23:259-263.
Penunjang dalam Penelitian Biologi.
Materi Pelatihan Metodologi dan Turan, C., D. Ergoden, M. Gurlek, N. Basusta
Manajemen Penelitian Biologi. Proyek and F. Turan. 2004. Morphometrics
Pengembangan Sebelas Lembaga Structuring of The Anchovy (Engraulis
Pendidikan Tinggi encrasiculus L.) in The BlackAegean &
DIKTt
Bekerjasama dengan Jurusan Biologi Northeastein Mediterranean Seas.
MIPAIPB, Bogor. Turkey J. Vetern. Anim. Scr, 28:865-
871.

Anda mungkin juga menyukai