Anda di halaman 1dari 83

Panduan Analisa Kebijakan Publik

PANDUAN

PELATIHAN
ANALISA
KEBIJAKAN
PUBLIK
Panduan Analisa Kebijakan Publik

Diterbitkan pertama kali di Indonesia oleh IMPACT (Inspiration for Managing People’s Action)
Jl. T Iskandar No. 50, Lambhuk, Banda Aceh, 23118
Email. admin@impactaceh.org; impactaceh@yahoo.com; Website. www.impactaceh.org

Copyright © 2008 IMPACT

Penulis Suraiya Kamaruzzaman, Cut Risma Aini

Hak cipta dilindungi Undang-undang. Tidak diperkenankan mereproduksi atau dipergunakan dalam
bentuk apapun atau dengan menggunakan mesin atau elektronik, termasuk fotokopi, rekaman atau
penyimpanan informasi dan sistem pencarian data tanpa izin tertulis dari penerbit.
Panduan Analisa Kebijakan Publik

PENGANTAR
Keberadaan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) di Aceh telah memberikan konstribusi
yang signifikan bagi terjadinya perubahan baik tatanan politik, sosial dan budaya maupun
tatanan ekonomi menuju Aceh Baru yang maju, sejahtera dan damai. Konstribusi OMS ini
terlihat pada masa konflik politik dan bersenjata maupun pemulihan kondisi paska
penandatanganan perdamaian termasuk pemulihan kondisi pada saat rekonstruksi/rehabilitasi
akibat bencana gempa dan tsunami. Perubahan pada tatanan baru yang sedang terjadi ini
akan melahirkan tantangan-tantangan baru pula yang sangat kompleks dan membutuhkan
penanganan yang lebih baik, berkualitas dan teruji. Karena itu, upaya mengembangkan
kapasitas OMS sebagai organisasi pembelajaran yang efektif, inovatif dan transformatif serta
dilakukan dengan proses yang sistematik dan berkelanjutan dalam upaya menjawab berbagai
perubahan tersebut adalah merupakan inisiasi penting dan strategis.
Sebagai sebuah organisasi perkumpulan fasilitator pembaruan sosial, IMPACT yang
beranggotakan para fasilitator andalan dan aktivis OMS mengambil prakarsa untuk
mengembangkan peningkatan kapasitas OMS. IMPACT terus berupaya mendorong penguatan
melalui penyediaan jasa terpadu, penguatan pelaksanaan program pemulihan masyarakat
Aceh pasca konflik dan tsunami, serta pengembangan pusat pembelajaran bagi gerakan
OMS. Dalam menjalankan misinya, menjadi penting bagi IMPACT untuk terus
mengembangkan strategi pembelajaran yang berkelanjutan dengan menghasilkan panduan
fasilitasi bagi fasilitator IMPACT sebagai alat dan media yang digunakan dalam meningkatkan
kapasitas OMS. Panduan fasilitasi penguatan OMS ini lahir melalui Program ANCORS (Acehnese
Civil Society Organization Strengthening) kerjasama IMPACT, ADF, dan YAPPIKA serta didukung
oleh USC Canada dan CIDA. Program ini melibatkan 14 mitra di enam Kabupaten di Aceh.
Panduan fasilitasi ini hadir ditangan anda berkat partisipasi dan kontribusi banyak
pihak, sehingga sepatutnyalah IMPACT mengucapkan terima kasih kepada YAPPIKA, USC
Canada dan CIDA yang telah mendukung lahirnya panduan ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Handoko Soetomo, Fauzi Abdullah, Toto Rahardjo dan Fahmi
(REMDEC), Alamsyah yang telah memberikan masukan atau catatan penting bagi panduan.
Ucapan terima kasih kepada para fasilitator IMPACT sebagai tim penulis yang telah bekerja
keras mengumpulkan bahan, meriview dan menuliskan panduan. Terima kasih kepada
Royani dan Khairul Umami yang telah menyusun tata letak dan desain grafis. Dan ucapan
terima kasih kepada berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu dalam
pengantar ini. Semoga panduan fasilitasi ini bermanfaat dan dapat digunakan bagi pihak-
pihak yang memiliki komitmen untuk memperkuat kapasitas OMS sehingga dapat berperan
sesuai fungsinya dalam membangun tatanan masyarakat yang lebih adil dan demokratis.

Banda Aceh, Juli 2008

Ramadhana Lubis
Direktur Eksekutif IMPACT

i
Panduan Analisa Kebijakan Publik

DAFTAR PANDUAN
POKOK SUB POKOK
WAKTU SLIDE
BAHASAN BAHASAN

1. Orientasi 1.1Penjelasan posisi pelatihan 150 menit .......


dalam kerangka program
1.2Posisi individu dalam perubahan 150 menit A
sosial di Aceh

2. Perspektif 2.1Pengantar Advokasi 150 menit B

2.2Pengantar Riset Advokasi 90 menit C


2.3Pendekatan Dalam Riset Advo-
60 menit D
kasi

3. Analisa 3.1Pengantar Analisa Kebijakan 150 menit E


Kebijakan 3.2Analisa Kebijakan Untuk Pela-
Publik 150 menit F
yanan Publik
3.3Metodelogi 180 menit G

ii
Panduan Analisa Kebijakan Publik

DAFTAR ISI

PENGANTAR i

DAFTAR PANDUAN ii

DAFTAR ISI iii

POKOK BAHASAN PERTAMA 1

POKOK BAHASAN KEDUA 4

POKOK BAHASAN KETIGA 11

ORIENTASI 22

PERSPEKTIF 25

ANALISA KEBIJAKAN PUBLIK 35

MATERI TRAINING 53

ANALISA KONDISI EKONOMI 64

ANALISA KONDISI PENDIDIKAN 75

ANALISA KONDISI KESEHATAN 77

iii
Panduan Analisa Kebijakan Publik

Pokok Bahasan Pertama

1
Panduan Analisa Kebijakan Publik

1.1 Penjelasan posisi pelatihan dalam kerangka program


1.2 Posisi individu dalam perubahan sosial di Aceh

Pengantar untuk Fasilitator


MELAKUKAN ADVOKASI ATAU BEKERJA PADA PROYEK ADVOKASI? Sessi ini
bermaksud membawa peserta kepada suasana pelatihan. Untuk itu diperlukan
penjelasan tentang posisi pelatihan ini dalam kerangka program secara keseluruhan,
dan kemudian dilanjutkan dengan orientasi diri. Pada tahap orientasi diri metode
yang digunakan adalah melihat kembali perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
peserta dengan latar perubahan sosial yang terjadi di aceh. Bagian ini penting bagi
fasilitator untuk mencermati masing-masing peserta dan mengajak mereka untuk
masuk pada pembahasan nilai-nilai penting yang harus dibangun oleh mereka.

Tujuan
1 Melihat kembali dimana posisi pelatihan dalam kerangka pro-
gram keseluruhan
2 Menggali proses yang dialami peserta dalam perkembangan
sosial yang berlangsung
3 Mengidentifikasi aktivitas yang dilakukan selama rentang periode
konflik/damai, rehabilitasi dan rekonstruksi
Hasil yang
Diharapkan Kesepakatan tentang lingkup materi, proses dan gagasan program
besar dari advokasi kebijakan melalui penguatan oragnisasi
masyarakat sipil di Aceh. Dengan demikian mitra OMS memahami
secara benar keseluruhan program yang akan dilakukan.

Media dan
Peralat Slide ...
Alat lain : projectror, spidol, metaplan, flipchrt, notebook
Bahan bacaan ...

Waktu

90 Menit

2
Panduan Analisa Kebijakan Publik

L a n g k a h - 1. Fasilitator menyampaikan kepada peserta tentang maksud dan


L a n g k a h tujuan, serta hasil yang diharapkan dari materi ini
Fasilitasi
2. Penjelasan kerangka program dan posisi lokakarya ini dalam
kerangka tersebut oleh Fasilitator, dan dilanjutkan dengan tanya
jawab.
3. Peserta diajak untuk menyepakati proses dan apa yang mungkin
dicapai dalam lokakarya ini.
4. Fasilitator mengajak peserta mendeskripsikan beberapa periode
perubahan di Aceh (dari konflik hingga rekonstruksi). Peserta
menambahi berbagai hal yang dinilai kurang.
5. Peserta diajak untuk mengungkapkan kondisi dan aktivitas mereka
pada masing-masing periode, dan kemudian menceritakan
perubahan-perubahan yang mereka rasakan terjadi pada diri
mereka, terutama perubahan nilai dan cara pandang yang mereka
rasakan sebagai respon atas berbagai perubahan.
6. Peserta diajak untuk merekonstruksi ulang prinsip dan peran yang
diyakini perlu dijadikan komitmen bersama, dan apa yang dapat
dilakukan dengan program ini.

Catatan
Bagian ini menjadi alat pengenalan awal terhadap kondisi peserta sebelum pelatihan.
Maka sebaiknya fasilitator lebih banyak membiarkan peserta mengekspresikan
pemikirannya, jangan terlalu diarahkan agar mereka menerima suatu prinsip-prinsip tertentu.

3
Panduan Analisa Kebijakan Publik

Pokok Bahasan Dua

4
Panduan Analisa Kebijakan Publik

2.1 Pengantar Advokasi

Pengantar untuk Fasilitator


NEGARA BERUBAH, ADVOKASI JUGA BERUBAH. Sessi ini bermaksud untuk
mengantarkan peserta pada pemahaman advokasi dan kemudian melihat bahwa
telah terjadi perubahan dalam berbagai hal terhadap advokasi bersamaan dengan
perubahan-perubahan yang terjadi pada negara.

Tujuan 1. Mendorong peserta untuk menyepakati batasan pengertian dan


tujuan advokasi
2. Mendorong peserta memahami kerangka kerja advokasi
berdasarkan pengalaman
3. Menggali informasi dari peserta tentang praktek advokasi di In-
donesia dan di Aceh
4. Peserta menyepakati proses dan teknis fasilitasi sub pokok
bahasan pengantar advokasi (catatan, bisa dilakukan juga di
awal sesi untuk keseluruhan training)
Hasil yang 1. Adanya pemahaman bersama tentang tafsir advokasi serta
Diharapkan
tujuannya
2.Adanya pemahaman kerangka kerja advokasi
3.Peserta paham perkembangan sejarah advokasi di Indonesia dan
Aceh
Media dan Slide: Kerangka kerja
Peralat
Alat-alat lain: projektor, spidol, metaplan, flipchat, nootbook.
Bahan bacaan no: Paper tentang Pengantar Advokasi oleh
M.Billah.

Waktu

120 Menit

5
Panduan Analisa Kebijakan Publik

L a n g k a h - 1. Fasilitator menyampaikan kepada peserta tentang tujuan dan


L a n g k a h hasil yang diharapkan pada peserta mengenai sub pokok
Fasilitasi pengantar advokasi
2. Fasilitator mengajukan beberapa pertanyakan kepada peserta,
misalnya apa yang diketahui tentang advokasi, tujuan advokasi
berdasarkan pengalaman peserta.
3. Menggambar
Menggambar. Minta masing-masing peserta membuat gambar
kejadian atau peristiwa di atas kertas plano yang menurut mereka
dapat menjelaskan tentang advokasi. Ingatkan bahwa gambar
tidak boleh berbentuk diagram atau yang sejenisnya. Waktu yang
disediakan 20 menit.
4. Minta masing-masing peserta menjelaskan secara singkat
gambar yang mereka hasilkan. Catat pada plano hal-hal penting
yang didapat dari penjelasan mereka. Ini penting untuk melihat
pemahaman awal peserta dan akhiri dengan beberapa
kesimpulan tentang apa itu advokasi dan perkembangannya.
5. Lanjutkan diskusi dengan menggunakan slide yang berisi
pertanyaan kritis untuk membahas perbedaan advokasi dan
politik, perbedaan NGO dengan parpol dan lainnya.
6. Fasilitator mengajak peserta memperdalam nilai-nilai dan etika
yang perlu dipegang dalam menjalankan advokasi, tuliskan pada
flipchart.
7. Fasilitator menanyakan pengalaman peserta dalam melakukan
advokasi, lalu merekontruksikannya menjadi «kerangka kerja»
advokasi.
8. Narasumber, presentasi kerangka kerja berdasarkan studi kasus.
9. Tekankan bahwa kerangka kerja dirancang sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan.

Catatan
Kalau topik ini tidak menggunakan narasumber, fasilitator harus memahami dengan baik
kerangka kerja advokasi. Lebih baik sudah di buat dalam bentuk slide yang dapat di
tayangkan dengan projektor. Kalau ada narasumber, langkah ketiga tidak perlu dilakukan.
Fasilitator juga perlu menjelaskan kepada peserta bahwa kerangka ini tidak baku.

6
Panduan Analisa Kebijakan Publik

2.2 Pengantar Riset Advokasi

Pengantar untuk Fasilitator


MENGGUGAT KAUM AKADEMIK. Sessi ini bermaksud untuk mengajak peserta untuk
melihat bahwa standar nilai atau pendekatan yang selama ini sudah terbiasa digunakan
oleh kaum akademisi bukanlah satu-satunya cara yang terbaik dalam melakukan
riset atau analisa. Dengan menggunakan beberapa pernyataan kritis, peserta diajak
untuk masuk ke pendekatan riset advokasi.

Tujuan
• Membangun pemahaman mengenai riset advokasi.
• Membangun pemahaman tentang perbedaan antara riset advokasi
dengan riset konvensional.

Hasil yang
Diharapkan • Adanya kesepakatan mengenai batasan definisi riset advokasi.
• Adanya kesepakatan mengenai perbedaan antara riset advokasi
dengan riset konvensional.

Media dan Bahan presentasi (Slide) Nomor 5, 6 dan 7.


Peralat
Alat-alat lain: Notebook, LCD, Laser Point, Flipchat, plano, spidol
dan Isolatif kertas.
Bahan bacaan : metodelogi riset, dan lain-lain.

Waktu

120 Menit

L a n g k a h - 1. Fasilitator menyampaikan materi dan beberapa pernyataan yang


L a n g k a h berkaitan dengan definisi riset advokasi.
Fasilitasi 2. Fasilitator membagi peserta dalam 3 (tiga) kategori jawaban
terhadap beberapa pernyataan yang disampaikan: setuju, tidak
setuju dan ragu-ragu.
3. Tanyajawab : di mana peserta dimintakan untuk menyampaikan
alasan pemilihan terhadap 3 (tiga) kelompok jawaban beberapa
pernyataan fasilitator.
4. Fasilitator menyimpulkan mengenai batasan definisi mengenai
riset advokasi.

7
Panduan Analisa Kebijakan Publik

5. Fasilitator membagi peserta dalam 3 (tiga) kelompok untuk


mendiskusikan perbedaan antara riset advokasi dengan riset
konvensional, dari aspek: tujuan, objek riset, pelaksana riset, hasil
yang ingin dicapai, dan basis keabsahan.
6. Fasilitator membagikan alat bantu kerja peserta dan diksusi
kelompok.
7. Pemaparan hasil kerja kelompok dan pemberian tanggapan oleh
kelompok lain.
8. Fasilitator menyimpulkan perbedaan antara riset advokasi dengan
riset konvensional.

Catatan
Fasilitator sebaiknya menyiapkan beberapa contoh hasil riset advokasi yang pernah dibaca
bagi peserta, dan menjelaskan garis besarnya jika masih ada waktu yang tersisa.

8
Panduan Analisa Kebijakan Publik

2.3 Pendekatan Dalam Riset Advokasi

Pengantar untuk Fasilitator


DARI MANA MEMULAI RISET ADVOKASI? Pendekatan riset advokasi yang akan
dibahas dalam sessi ini, bukanlah metode riset. Metode riset akan dibahas pada
sessi akhir dari pelatihan. Pendekatan yang dimaksud adalah pijakan awal yang
relatif sering digunakan dalam melakukan riset advokasi. Pendekatan pertam a berbasis
kasus, dan pendekatan kedua berbasis isu. Pemahaman ini penting bagi peserta
agar dapat melihat keterkaitan diantara keduanya.

Tujuan
Membangun pemahaman mengenai beberapa pendekatan yang
menjadi pijakan awal dalam riset advokasi.

Hasil yang
Diharapkan • Peserta mampu mengidentifikasi dua jenis pendekatan yang
menjadi pijakan awal untuk melakukan riset advokasi.
• Peserta mampu melihat keterkaitan antara kedua pendekatan
tersebut.

Media dan Bahan presentasi


Peralat
Alat-alat lain: notebook, LCD, laser point, flipchat, plano, spidol
dan Isolatif kertas.
Bahan bacaan : metodelogi riset, dan lain-lain.

Waktu

60 Menit

L a n g k a h - 1. Fasilitator menyampaikan materi tentang dua pendekatan riset


L a n g k a h
Fasilitasi
advokasi berdasarkan objek analisa (pendekatan berbasis kasus
dan pendekatan berbasis isu)
2. Tanyakan pada peserta: pendekatan mana yang akan digunakan
sesuai dengan karakteristik persoalan yang dihadapi dalam
agenda advokasi mereka?
3. Diskusikan kapan dan bagaimana dua pendekatan (isu dan
kasus) saling terkait.

9
Panduan Analisa Kebijakan Publik

4. Ajak peserta untuk melihat contoh kasus yang ada dalam bacaan.
5. Diskusikan bagaimana suatu pendekatan kasus dalam banyak
hal perlu diagregasi kedalam pendekatan isu, dan sebaliknya suatu
advokasi yang dimulai dengan pendekatan isu memerlukan
adanya suatu kasus nyata sebagai pendukung.
6. Tanyakan pada peserta: apa implikasinya pada kerangka advokasi
yang ingin dibangun?

Catatan
Jika ada peserta yang telah berpengalaman melakukan riset advokasi, jadikan ia nara
sumber dan bimbing untuk menjelaskan secara terstruktur hal-hal penting apa yang dapat
dijadikan pelajaran dari pengalamannya.

10
Panduan Analisa Kebijakan Publik

Pokok Bahasan Tiga

11
Panduan Analisa Kebijakan Publik

3.1 Pengantar Analisa Kebijakan

Pengantar untuk Fasilitator


TERJEBAK DI PERMUKAAN. Sessi ini bermaksud untuk mengajak peserta pada dua
hal penting: pertama, melihat pengaruh cara pandang terhadap rumusan kebijakan;
dan kedua, mengajak peserta untuk melihat perangkap persoalan yang berada di
permukaan sehingga sering kali suatu kebijakan yang drumuskan menjadi dangkal.

Tujuan
1. Membangun pemahaman peserta tentang kebijakan publik,
lingkup dan cara pandang yang mempengaruhi perumusannya.
2. Memperkenalkan kerangka dasar analisa kebijakan publik.

Hasil yang
Diharapkan 1. Peserta mampu merumuskan apa itu kebijakan publik.
2. Peserta mengetahui lingkup kebijakan publik di daerah.
3. Peserta memahami dua cara pandang utama yang mendasari
perumusan kebijakan publik, perbedaan dan variasinya.
4. Peserta dapat mengidentifikasi cara pandang atau pendekatan
yang digunakan dalam suatu kebijakan yang diterpakan di daerah
melalui beberapa contoh kasus.
5. Peserta mengetahui kerangka dasar analisa kebijakan yang akan
digunakan.
Media dan Slide No: E2, E.3, E4, E5, E.6
Peralat
Alat-lat lain: Infocus, Notebook, Kertas plano, Flipchart, Metaplan,
Spidol.
Bahan Bacaan:

Waktu

120 Menit

12
Panduan Analisa Kebijakan Publik

L a n g k a h - 1. Fasilitator menjelaskan diagram yang menggambarkan realisme


L a n g k a h lahirnya suatu kebijakan publik (SLIDE-E.2). Ajak peserta untuk
Fasilitasi mendiskusikan: apa itu kebijakan publik? Tuliskan dalam plano,
dan tarik kesimpulan umum dari diskusi tersebut. Tanyakan pada
peserta: mengapa bisa terjadi suatu kebijakan publik yang semu?
2. Fasilitator menjelaskan fungsi dan bentuk kebijakan publik di
daerah dalam rangka desentralisasi. Ajak peserta untuk melihat
beberapa cara pandang utama yang mempengaruhi substansi
suatu kebijakan (universal vs residual), dan implikasi dan
dampaknya terhadap pendekatan yang dianut oleh suatu
kebijakan publik (SLIDE-E.3).
3. Peserta diajak untuk mencermati beberapa contoh kasus, dan
mendiskusikan pendekatan apa yang menjadi nilai-nilai dasar
atas pilihan kebijakan tersebut (SLIDE-E.4).
4. Setelah mencermati perbedaan cara pandang yang menjadi dasar
perumusan suatu kebijakan publik, peserta diajak untuk
mendiskusikan kerangka dasar analisa suatu kebijakan publik.
Gunakan diagram performa, konteks dan faktor (SLIDE-E.5).
5. Peserta diajak untuk mengutarakan argumen mereka satu per
satu bagaimana agar suatu kebijakan publik efektif, kemudian
fasilitator memperlihatkan slide tentang berbagai kelompok cara
pandang terkait dengan pertanyaan berikut (SLIDE-E.6).
6. Jelaskan apa pentingnya memahami cara pandang tersebut.

Catatan
Jika dirasakan perlu dan waktu memungkinkan, lakukan refleksi singkat dengan peserta
apakah ada perbedaan yang mereka rasakan dalam cara melihat persoalan setelah
menjalani sessi ini.

13
Panduan Analisa Kebijakan Publik

3.2 Analisa Kebijakan Untuk Pelayanan Publik

Pengantar untuk Fasilitator


MENCOBA MENGANALISA. Sessi ini dimaksudkan untuk mengajak peserta
mencoba menggunakan kerangka analisa kebijakan untuk kasus di kabupaten
mereka dengan fokus pelayanan publik. Jika tersedia nara sumber, sebaiknya di
letakkan pada awal sessi.

Tujuan
1. Memberikan pemahaman tentang posisi pelayanan publik dalam
rangkain penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
2. Memberikan gambaran umum tentang berbagai topik yang terkait
dengan pelayanan publik.
3. Memfasilitasi peserta untuk mencoba menggunakan kerangka
analisa kebijakan untuk pelayanan publik.
4. Peserta mengetahui dan dapat mengkritisi proses perumusan
kebijakan publik
Hasil yang
Diharapkan 1. Peserta mampu menggunakan kerangka analisa kebijakan untuk
isu pelayanan publik dengan menggunakan informasi atau data
di daerah mereka.
2. Peserta dapat menyusun suatu kertas analisa kebijakan untuk
kasus pelayanan publik di daerah mereka.

Media dan Slide No: F.2, F.3


Peralat
Alat-lat lain: Infocus, Notebook, Kertas plano, Flipchart, Metaplan,
Spidol.
Bahan Bacaan:
Data-data kabupaten dalam angka, data indikator kesehatan dan
pendidikan kabupaten.
Peraturan-peraturan tentang standar pelayanan minimal (SPM)
Peraturan-peraturan tentang pelayanan publik ( misalnya UU No.10/
2004)
Waktu

120 Menit

14
Panduan Analisa Kebijakan Publik

L a n g k a h - 1. Fasilitator menjelaskan beberapa isu penting terkait dengan


L a n g k a h pelayanan penyelenggaraan publik di daerah, mulai dari hak-
Fasilitasi hak ekosob, pembagian urusan antar pemerintah, hingga kriteria
keterjaminan hak (SLIDE-F.2).
2. Ajak Peserta melihat kembali diagram kerangka analisa kebijakan.
Berikan satu contoh proses analisa dan merumuskan
rekomendasi sementara yang mengarah pada kebijakan (SLIDE-
F.3).
3. Bagi peserta berdasarkan tiga kelompok (kesehatan, pendidikan
dan satu issu lain yang disepakati).
4. Minta mereka melakukan proses serupa dengan contoh proses
analisa pada masing-masing kelompok. Gunakan data-data yang
tersedia dan pengetahuan yang mereka miliki. Manfaatkan
Flipchart, kertas plano dan metaplan yang tersedia untuk
membantu proses analisa bersama. Kemudian minta mereka
menulis makalah ringkas (tidak lebih dari 2 halaman selama 60
menit) berdasarkan hasil analisa tersebut.
5. Minta masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja
mereka, dan tarik beberapa hal penting yang perlu dicermati dalam
melakukan analisa.

Catatan
Fasilitator harus menyediakan contoh-contoh kasus pelayanan publik dan jika
memungkinkan, fasilitator dapat mengundang narasumber khusus untuk menjelaskan
proses yang berlangsung di wilayahnya.

15
Panduan Analisa Kebijakan Publik

3.3 Metode Analisa

Pengantar untuk Fasilitator


MERUMUSKAN DUGAAN MENDALAMI KONTEKS. Sessi ini bermaksud untuk mengajak
peserta melihat pentingnya dua jenis analisa (kuantitatif dan kualitatif) dijalankan.
Pendekatan kuantitatif bermanfaat untuk merumuskan dugaan awal, sedangkan
pendekatan kualitatif bermafaat untuk mendalami persoalan dan faktor (konteks).

Tujuan 1. Memberikan pemahaman tentang tahapan dan sumber informasi


dan data yang diperlukan untuk melakukan analisa kuantitatif.
2. Memberikan contoh-contoh perumusan dugaaan berdasarkan
analisa kuantitatif.
3. Memberikan beberapa alat yang dapat digunakan untuk
melakukan analisa kualitatif.
4. Memberikan contoh-contoh hasil analisa kualitatif.

Hasil yang 1. Peserta mengerti tahapan dan mampu mengidentifikasi berbagai


Diharapkan
sumber data dan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan
analisa kuantitatif.
2. Peserta mampu menyusun alat-alat studi dan melakukan analisa
kualitatif.

Media dan Slide No: G.2, G.3, F.3, F.4, F.5


Peralat
Alat-lat lain: Infocus, Notebook, Kertas plano, Flipchart, Metaplan,
Spidol.
Bahan Bacaan:
Skenario Role play.

Waktu

180 Menit

L a n g k a h - 1. Ajak peserta melihat perbedaan antara metode analisa kuantitatif


L a n g k a h
Fasilitasi
dan kualitatif, dan kemudian mendiskusikan kelebihan dan
kekurangannya (SLIDE-G.2).
2. Jelaskan tahapan analisa kuantitatif, dan berikan contoh sumber-
sumber dan langkah analisa yang dapat dilakukan untuk
melakukan analisa kuantitatif dan merumuskan dugaan-dugaan
awal (SLIDE-G.3).

16
Panduan Analisa Kebijakan Publik

3. Perlihatkan kembali diagram analisa konteks sebagai contoh


kasus analisa kualitatif (SLIDE-F.3). Perjelas kepada peserta
tahapan yang dilakukan untuk menghasilkan anlisa tersebut.
4. Jelaskan kepada peserta beberapa metode dasar (SLIDE-F.4) yang
dapat digunakan untuk melakukan analisa kualitatif (observasi,
FGD dan wawancara mendalam).
5. ROLE PLA
PLAYY . Fasilitator membagikan lembar skenario kepada
peserta dan meminta tiga dari mereka untuk berperan menjadi
peneliti, sedang yang lain menjadi komunitas. Minta mereka
mendalami skenario dan berbagi peran. Lakukan role play seperti
yang tertera pada petunjuk tahapan (SLIDE-F.5)
6. REFLEKSI
REFLEKSI. Ajak peserta untuk merefleksikan apa yang terpenting
dari proses yang terjadi dalam role play, terutama yang berkaitan
dengan metodelogi.
7. DISKUSI KELOMPOK
KELOMPOK. Bagi kembali peserta dalam kerja kelompok,
dan minta untuk menyusun beberapa pertanyaan kunci yang dapat
menjadi panduan para pelaksana di kabupaten pada masing-
masing tahapan analisa kuntitatif, maupun kualitatif (observasi,
FGD dan wawancara mendalam).
8. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok
dan mengkritisi beberapa bagian yang penting untuk dipertajam.
Ajak peserta untuk mencermati bahwa dua metode analisa
(kuantitatif dan kualitatif) salaing terkait dan membutuhkan
hipotesa atau dugaan yang perlu diuji. Jelaskan beberapa prinsip
dalam pengujian dugaan untuk analisa kualitatif dalam riset
advokasi.

Catatan
Dalam sessi ini, fasilitator sebaiknya mencermati betul perkembangan pemahaman peserta
dalam menggunakan alat-alat analisa, termasuk dalam merumuskan beberapa

17
Panduan Analisa Kebijakan Publik

POKOK SUB POKOK


TUJUAN LANGKAH WAKTU
BAHASAN BAHASAN

Orientasi Dimana Kita Berada • Perserta menge- 2 JPL


tahui posisi loka-
karya ini dalam
program
• Peserta menyepa-
kati beberapa hal
penting yang perlu
dan mungkin dica-
pai dalam loka-
karya ini

Perspektif Pengantar Advokasi • Peserta menyepa- 2 JPL


kati batasan defi-
nisntif tentang ad-
vokasi
• Peserta menyepa-
kati proses dan tek-
nis fasilitasi yang
dapat digunakan
untuk memberikan
pengantar tentang
advokasi
Apa itu Riset Advokasi • Peserta menyepa- 1 JPL
kati batasan defi-
nisntif tentang riset
advokasi
• Peserta menyepa-
kati proses dan tek-
nis fasilitasi yang
dapat digunakan
untuk menjelaskan
apa itu riset advo-
kasi.

18
Panduan Analisa Kebijakan Publik

POKOK SUB POKOK


TUJUAN LANGKAH WAKTU
BAHASAN BAHASAN

Dua Pendekatan Riset • Peserta menge- 1 JPL


Advokasi tahui dan menye-
pakati batasan
definitif masing-
masing pendeka-
tan dalam riset
advokasi.
• Peserta dapat me-
ngetahui dan
mengkritisi proses
dan teknis fasili-
tasi yang dapat
digunakan untuk
menjelaskan pen-
dekatan riset ad-
vokasi.
Penulisan • Peserta menyepa- 2 JPL
Modul kati proses dan tek-
nis fasilitasi dan
media belajar yang
dapat digunakan
dalam: (i) tahap
orientasi; (ii) pe-
ngantar advokasi;
(iii) penjelasan apa
itu riset advokasi;
(iv) dua pendeka-
tan dalam riset ad-
vokasi..

19
Panduan Analisa Kebijakan Publik

POKOK SUB POKOK


TUJUAN LANGKAH WAKTU
BAHASAN BAHASAN

Analisa Pengantar analisa ke- • Peserta mengetahui 2 JPL


Kebijakan bijakan dan menyepakati
Publik kerangka dasar
dan lingkup analisa
kebijakan.
• Peserta dapat me-
ngetahui dan
mengkritisi proses
dan teknis fasilitasi
yang dapat digu-
nakan untuk men-
jelaskan kerangka
dasar dan ruang
lingkup analisa ke-
bijakan.
Analisa kebijakan un- • Peserta mengetahui 2 JPL
tuk pelayanan publik dan dapat mene-
rapkan kerangka
analisa kebijakan
untuk pelayanan
publik.
• Peserta dapat me-
ngetahui dan meng-
kritisi proses dan
teknis fasilitasi yang
dapat digunakan
untuk menjelaskan
kerangka analisa
kebijakan untuk pe-
layanan publik.
Metode Analisa Kebi- • Peserta mengetahui 2 JPL
jakan Publik: Kualitatif dan menyepakati
dan kuantitatif berbagai metode
yang akan diguna-
kan dalam melaku-
kan analisa kebija-
kan publik.

20
Panduan Analisa Kebijakan Publik

POKOK SUB POKOK


TUJUAN LANGKAH WAKTU
BAHASAN BAHASAN

• Peserta dapat me-


ngetahui dan
mengkritisi proses
dan teknis fasili-
tasi yang dapat
digunakan untuk
menjelaskan me-
tode analisa kebi-
jakan publik.

Penulisan • Peserta menyepa- 2 JPL


Modul kati proses dan tek-
nis fasilitasi dan
media belajar yang
dapat digunakan
dalam: (i) menje-
laskan kerangka
analisa kebijakan
secara umum, (ii)
analisa kebijakan
untuk pelayanan
Publik; (iii) Metode
anlisa kebijakan
publik;

POKOK SUB POKOK


TUJUAN LANGKAH WAKTU
BAHASAN BAHASAN

Merancang
Kerangka 2 JPL
Kerja

Penulisan
2 JPL
Modul

Evaluasi Dan
Rencana 2 JPL
Tindak

21
Panduan Analisa Kebijakan Publik

ORIENTASI

22
A.1

Panduan Analisa Kebijakan Publik


Pengantar Advokasi
Tujuan Sessi:
• Melihat kembali dimana posisi pelatihan dalam
kerangka program keseluruhan
• Menggali proses yang dialami peserta dalam
perkembangan sosial yang berlangsung
• Mendiskusikan teknis fasilitasi yang dapat digunakan
untuk memberikan materi orientasi.
Hasil Yang Ingin Dicapai
• Kesepakatan tentang lingkup materi, proses dan teknis
fasilitasi yang dapat digunakan untuk memberikan
materi orientasi bagi mitra di wilayah kerja.
23
A.3
24

Orientasi

• Apa kejadian yang paling mempengaruhi?


• Apa dampak yang paling dirasakan (disadari atau

Panduan Analisa Kebijakan Publik


tidak) terhadap orientasi, prinsip-prinsip, cara
membangun relasi, dsb.?
• Mengapa pilihan itu dilakukan?
• Apa yang yang ingin dilakukan ke depan?
Panduan Analisa Kebijakan Publik

PERSPEKTIF

25
26

B.1
Pengantar Advokasi
Tujuan Sessi:
• Menyepakati batasan definitif tentang advokasi
• Mendiskusikan teknis fasilitasi yang dapat digunakan
untuk memberikan pengantar tentang advokasi.

Hasil Yang Ingin Dicapai

Panduan Analisa Kebijakan Publik


• Kesepakatan tentang lingkup materi, proses dan teknis
fasilitasi yang dapat digunakan untuk memberikan
pengantar tentang advokasi bagi mitra di wilayah kerja.
Panduan Analisa Kebijakan Publik
B.2
Pengertian dan Perkembangan
Apa itu ADVOKASI?
Perkembangan ADVOKASI di Indonesia
• Fokus: dari kasus ke kebijakan
• Lingkup: dari kekerasan fisik hingga hak-hak universal
• Lingkup: dari kekerasan fisik hingga hak-hak universal
• Lingkup: dari kekerasan fisik hingga hak-hak universal
• Lingkup: dari kekerasan fisik hingga hak-hak universal

Gambarkan dalam kertas plano apa yang anda


bayangkan tentang advokasi (Peristiwa dan Proses)
27
Panduan Analisa Kebijakan Publik

Kerangka Kerja
B.3

28
Panduan Analisa Kebijakan Publik
B.4
Beberapa Pertanyaan

• Apa perbedaan advokasi dan politik


• Apa perbedaan NGO dan Parpol?
• Apakah advokasi merupakan kerja-kerja politik?
29
30

C.1
Pengantar Riset Advokasi
Tujuan Sessi:
• Menyepakati batasan definitif tentang riset advokasi
dan perbedaannya dengan riset konvensional
• Mendiskusikan teknis fasilitasi yang dapat digunakan
untuk memberikan pengantar tentang riset advokasi.

Hasil Yang Ingin Dicapai

Panduan Analisa Kebijakan Publik


• Kesepakatan tentang lingkup materi, proses dan teknis
fasilitasi yang dapat digunakan untuk memberikan
materi tentang riset advokasi bagi mitra di wilayah kerja.
Panduan Analisa Kebijakan Publik
C.2
Beberapa Pertanyaan
Setuju — Ragu-ragu —— Tidak Setuju
1. Penelitian dirancang harus berbasiskan suatu teori yang
telah diakui publik.
2. Penelitian dirancang untuk menyusun suatu dugaan
(hipotesa) maupun untuk menjawab suatu dugaan.
3. Riset kuantitatif lebih akurat dibandingkan penelitian kualitatif.
4. Masyarakat tidak boleh dijadikan objek penelitian.
5. Masyarakat adalah mitra peneliti.
6. Suatu penelitian harus bebas nilai.
7. Suatu penelitian harus bersifat objektif, tidak untuk
mendukung suatu kepentingan.
8. Suatu penelitian hanya sah jika dilakukan oleh orang-orang
yang memiliki kualifikasi akademik.
31
32

C.2
Riset Advokasi vs Konvensional
Riset Konvensional Riset Advokasi
Tujuan
Objek Riset

Pelaksana Riset
Hasil Yang Ingin Dicapai

Panduan Analisa Kebijakan Publik


Basis Keabsahan
Panduan Analisa Kebijakan Publik
D.1
Pendekatan
Tujuan Sessi:
• Mengenali beberapa pendekatan yang dilakukan
dalam riset advokasi
• Mendiskusikan teknis fasilitasi yang dapat digunakan
untuk memberikan materi tentang pendekatan dalam
riset advokasi.
Hasil Yang Ingin Dicapai
• Kesepakatan tentang lingkup materi, proses dan teknis
fasilitasi yang dapat digunakan untuk memberikan materi
tentang pendekatan dalam riset advokasi bagi mitra di
wilayah kerja.
33
34

D.2
Pendekatan Riset Advokasi

Berbasis Berbasis Isu


Kecenderungan

Panduan Analisa Kebijakan Publik


Kasus ( A) (B)
Faktor Pendorong

Target Advokasi
Lingkup Kegiatan
Panduan Analisa Kebijakan Publik
ANALISA KEBIJAKAN
PUBLIK
35
36

E.1
Pengantar Analisa Kebijakan
Tujuan Sessi:
• Mendefinisikan apa itu kebijakan publik
• Mencermati fungsi kebijakan publik dalam rangka
desentralisasi
• Melihat beberapa cara pandang yang melatar belakngi
substansi kebijakan.
• Membahas kerangka dasar analisa kebijakan publik.

Panduan Analisa Kebijakan Publik


Hasil Yang Ingin Dicapai
• peserta memahami kerangka dasar analisa kebijakan
publik.
Panduan Analisa Kebijakan Publik
E.2
Realisme Kebijakan Publik

Mengapa kebijakan publik semu terjadi?


37
38
E.3
Desentralisasi Kebijakan Publik
Pelimpahan Urusan dan Kewenangan (Regulasi & Pelayanan)

Implikasi

• Urusan Wajib • Urusan Wajib


• Urusan Pilihan • Urusan Pilihan
• Urusan Sisa • Urusan Sisa
• Kewenangan Khusus • Kewenangan Khusus
Panduan Analisa Kebijakan Publik
Panduan Analisa Kebijakan Publik
Cara Pandang dan Pendekatan
E.4
39
40

E.5
Beberapa Kasus

• Kasus bantuan langsung tunai


• Kasus beras untuk orang miskin
• Kasus sekolah negeri
• Kasus pelayanan kesehatan
• Kasus penghapusan 14 perda

Panduan Analisa Kebijakan Publik


• Kasus subsidi solar untuk nelayan
Panduan Analisa Kebijakan Publik
E.5
Kerangka Analisa Kebijakan Publik
Performa
41
42

E.6
Bagaimana Agar Kebijakan Efektif?
• Cara Pandang Politis
Bagaimana mengelola keterlibatan kelompok kepentingan dalam proses
perumusan dan pengawasan kebijakan (partisipasi).
• Cara Pandang Antropologis
Bagaimana suatu kebijakan terhindar dari kontradiksi antara isi, struktur dan kultur.
• Cara Pandang Ekonomi
Bagaimana agar kebijakan mampu mendorong terjadinya alokasi sumber daya
yang optimal.
• Cara Pandang Manajemen
Bagaimana agar kebijakan dapat mendorong pencapaian target berdasarkan

Panduan Analisa Kebijakan Publik


standar kinerja tertentu.
• Cara Pandang Normatif
Bagaimana merancang suatu kebijakan agar dapat menjadi landasan legal untuk
mencapai suatu tujuan.
• Cara Pandang Teknokratik
Bagaimana agar tersedia alat-alat yang mempermudah dan mendukung akurasi
dalam proses pengambilan keputusan (tata laksana).
Panduan Analisa Kebijakan Publik
F.1
Analisa Kebijakan Untuk Pelayanan
Tujuan Sessi:
• Mengenal beberapa isu terkini terkait dengan pelayanan
publik.
• Melakukan simulasi analisa kebijakan terkait pelayanan
publik.
Hasil Yang Ingin Dicapai
• Peserta dapat mencoba melakukan analisa kebiajakan
terkait pelayanan publik dengan menggunakan
kerangka dasar analisa yang tersedia.
43
Panduan Analisa Kebijakan Publik
Beberapa Isu Terkini
F.2
44
Panduan Analisa Kebijakan Publik
Contoh Kasus
F.3
45
46

F.4
Apa Pemecahannya?
• Pemerintah menyusun agenda penyelesaian sengketa
lahan.
• Pemda menginisiasi pensertifikatan lahan melalui kerja
sama dengan BPN dan BRI (kredit sertifikat).
• Pemda membuat sistem jaminan kesehatan yang tidak
hanya berlaku untuk unit pelayanan pemerintah
(puskesmas dan rumah sakit daerah), tapi termasuk unit

Panduan Analisa Kebijakan Publik


pelayanan swasta (Dokter, bidan dan klinik swasta).
• Pemda mengembangkan sistem subsidi pendidikan
tidak hanya bagi sekolah negeri.
Panduan Analisa Kebijakan Publik
G.1
Metoda Analisis Kebijakan
Tujuan Sessi:
• Memparkenalkan kepada peserta dua jenis analisa (kuantitatif
dan kualitatif).
• Mengajak peserta untuk melihat tahapan dua jenis analisa
tersebut dan posisinya dalam analisa kebijakan.
• Mengajak peserta untuk mencoba merancang alat dan
melakukan analisa.

Hasil Yang Ingin Dicapai


• Peserta dapat menyusun alat studi dan melakukan
analisis.
47
48

G.2
Analisa Kuantitatif
Merumuskan Isu

Merumuskan
Pertanyaan Penelitian

Mengumpulkan Data

Mengklasifikasi Data

Panduan Analisa Kebijakan Publik


Menganalisa Data

Merumuskan Dugaan
Panduan Analisa Kebijakan Publik
Pengertian dan Perkembangan
G.3
49
Panduan Analisa Kebijakan Publik
Analisa Kualitatif
G.3.1
50
Panduan Analisa Kebijakan Publik
G.3.1
Simulasi
• Beberapa orang mengambil peran menjadi penduduk di desa X
yang berada di pinggir kawasan perkebunan sawit (lihat skenario).
• Tiga orang berperan sebagai peneliti.
Persiapan (15 menit):
• Yang berperan sebagai komunitas mendalami skenario dan berbagi
peran.
• Yang berperan sebagai peneliti merancang beberapa pertanyaan
penelitian.
Simulasi (20 menit):

Refleksi (15 menit):


• Proses dan metode, anlisa, dan hasil.
51
Panduan Analisa Kebijakan Publik
Bagaimana Mensintesakan?
G.3.1
52
Panduan Analisa Kebijakan Publik
MATERI TRAINING
53
54

PERSPEKTIF KEMISKINAN

Kemiskinan

suatu kondisi dimana seseorang

kehilangan kemampuan ekonominya

Panduan Analisa Kebijakan Publik


sehingga tidak dapat hidup secara

‘manusiawi’
Panduan Analisa Kebijakan Publik
Cara Pandang

Performa
55
56

Lingkup Strategi Daerah


• Mengatasi faktor penyebab yang berada di dalam
rentang kendali pemerintahan daerah.

• Mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh faktor-


faktor penyebab yang berada di luar rentang
kendali pemerintahan daerah.

Panduan Analisa Kebijakan Publik


• Mengurangi kerentanan yang dialami oleh
masyarakat di daerah tersebut.
Panduan Analisa Kebijakan Publik
Proses Perumusan Strategi
(Problem Based)
57
58

MENGUMPULKAN DAN
MENGKLASIFIKASIKAN DATA
Beberapa sumber data

• Susenas
• Daerah Dalam Angka (DDA),
• Data Kemiskinan BKKBN dan BPS
• Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
• Anggaran (APBD) & Program

Panduan Analisa Kebijakan Publik


• Regulasi beberapa tahun terakhir (Perda, dan Perbup),
• Rencana Tata Ruang dan Wilayah, Peta Kabupaten,
• Beberapa hasil penelitian yang pernah dilakukan, termasuk dokumen
hasil evaluasi program-program.
Panduan Analisa Kebijakan Publik
Mengklasifikasikan Data

• Setelah semua dokumen tersebut terkumpul, dilakukan klasifikiasi atau


pengelompokan pada data tersebut, karena data dalam dokumen
tersebut “berserakan” dan harus disesuaikan dengan kebutuhan data
dalam penyusunan SPKD.
• Klasifikasi kebutuhan data didasarkan beberapa aspek analisa, antara
lain: sosial-ekonomi, pelayanan (kesehatan, pendidikan, dll.), infrastruktur
pendukung, dan lingkungan hidup.
59
Panduan Analisa Kebijakan Publik
Data Ekonomi
60
Panduan Analisa Kebijakan Publik
Data Pendidikan
61
Panduan Analisa Kebijakan Publik
Data Kesehatan
62
Panduan Analisa Kebijakan Publik
Mencermati Kondisi Kabupaten
• Analisa Kondisi Pendidikan

• Analisa Kondisi Kesehatan

• Analisa Kondisi Ekonomi

• Analisa Kondisi Sosial (a.l: gender)

• Analisa Kondisi Infrastruktur Pendukung

• Analisa Kondisi Lingkungan Hidup


63
Panduan Analisa Kebijakan Publik
Analisa Kondisi Ekonomi
64
Panduan Analisa Kebijakan Publik
Tahapan Analisis
1 Mencermati PDRB
PDRB adalah total nilai ekonomi (jumlah barang atau jasa yang
diproduksi dikalikan harga) selama satu tahun.
• Amati komposisi antar sektor selama 5 tahun terakhir, apakah ada
kecenderungan perubahan komposisi? Sektor mana yang terus
menurun?
• Dalam struktur PDRB minimal perlu dicermati 3 sektor dominan,
untuk mengetahui sektor mana yang memberikan kontribusi nilai
tambah tertinggi di daerah.
2 Mencermati Pertumbuhan Ekonomi
Jika pertumbuhan per sektor diamati dalam beberapa tahun terakhir,
dapat terlihat perbandingan pertumbuhan antar sektor. Bandingkan
dengan pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi propinsi
atau nasional.
• Jika di bawah, ada kemungkinan sektor dominan memberikan
kontribusi terbesar atas rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut.
• Jika sebaliknya (tinggi), ada kemungkinan sektor dominan pula yang
memberikan kontribusi terbesar atas pertumbuhan tersebut.
65
Panduan Analisa Kebijakan Publik
Struktur Ekonomi
66
Panduan Analisa Kebijakan Publik
Lanjutan..
3 Mencermati Sektor Dominan dan Daya Serap Tenaga Kerja
Perhatikan sektor dominan dalam PDRB dan daya serap tenaga
kerja per sektor.
• Apakah sektor paling dominan juga menyerap tenaga kerja
paling banyak? Jika tidak kemungkinan sektor tersebut lebih
berkontribusi pada nilai tambah dan penerimaan pemerintah
dari pada penciptaan lapangan kerja secara langsung.
• Jika sektor dominan ternyata menyerap banyak tenaga kerja,
perhatikan subsektor mana yang paling banyak menyerap
tenaga kerja.
• Bandingkan dengan perkembangan penduduk usia kerja,
angkatan kerja dan pencari kerja. Perbandingan antara
jumlah tenaga kerja yang terserap pada sektor tersebut
dengan penduduk usia kerja adalah kapasitas sektor/
subsektor dalam menciptakan matapencaharian bagi
masyarakat.
67
68

Perkembangan sektor pertanian


• Dari PDRB Sektor Pertanian
(42,28%), nilai produksi
sawah memberikan
kontribusi terbesar (65,75%
terhadap PDRB sektor
pertanian).
• Dominasi komoditi padi
dalam sektor pertanian juga
terlihat dari luas lahan
sawah mencapai 41,91%

Panduan Analisa Kebijakan Publik


(sawah irigasi dan tadah
hujan) dari total luas lahan
pertanian.
Panduan Analisa Kebijakan Publik
Lanjutan..
4 Mencermati Produktifitas dan Struktur Modal/Asset/Alat Produksi
Perhatikan sektor dominan dalam PDRB dan daya serap tenaga kerja
per sektor. Perhatikan pula struktur alat produksi seperti: luas lahan
pertanian, luas tambak, jumlah perahu yang ada, dsb.
• Bandingkan antara PDRB (nilai tambah) masing-masing sektor/
subsektor dengan jumlah tenaga kerja.
• Bandingkan antara luas lahan dan tenaga kerja di sektor
pertanian. Apakah masih memiliki angka yang memadai untuk
penghasilan per pekerja? Siapa dan apa peran kelompok
masyarakat yang paling tertekan dalam struktur produksi
pertanian tersebut?
• Bandingkan antara jumlah perahu dan tenaga kerja sebagai
nelayan. Apakah masih memiliki angka yang memadai untuk
penghasilan per pekerja? Siapa dan apa peran kelompok
masyarakat yang paling tertekan dalam struktur produksi
perikanan tersebut?
69
Panduan Analisa Kebijakan Publik
Mata Pencaharian
70
Panduan Analisa Kebijakan Publik
Catatan Penting
Survei terhadap petani di jawa membuktikan, jumlah petani di
atas 50 tahun mencapai 75%, usia 30-49 tahun sebanyak 13%,
sisanya 12% berada di bawah 30 tahun. (Toto Subandriyo,
Kompas, 17 Maret 2006)
Implikasi:
• Tanpa pergantian atau regenerasi yang seimbang, pada
tahun 2008 diperkirakan akan terjadi krisis tenaga kerja di
sektor pertanian.
• Banyak petani miskin akan memperkerjakan anak usia
sekolah sebagai tenaga tambahan.
• Pertanian hanya merupakan kegiatan pengisi waktu pada
hari tua.
71
Bagaimana rakyat bertahan hidup?
72

Kasus Dompu
• Luas Kabupaten: 232.455 ha, dimana 114.996 ha (49,5 %) adalah kawasan hutan. Untuk
mempertahankan kelangsungan mata pencaharian, sebagian besar rakyat terpaksa melakukan kegiatan
pertanian di kawasan hutan negara (45,5% dari areal pertanian). Ada lahan sementara tak tergarap,
tapi hanya memiliki luas 1,5%.

Panduan Analisa Kebijakan Publik


Panduan Analisa Kebijakan Publik
Lanjutan..
5 Mencermati Daya Beli Masyarakat
Perhatikan angka konsumsi per kapita dan kebutuhan hidup minimum
• Bandingkan dengan konsumsi per kapita di tingkat propinsi atau
nasional, apakah berada di bawah atau di atas?.
• Bandingkan dengan kebutuhan hidup minimum, berapa besar
kesenjangannya? perhatikan angka ginni ratio (jika tersedia di BPS),
untuk mengetahui perbandingan antar kelompok masyarakat. Jika
terjadi kesenjangan yang cukup tinggi, diperkirakan: (i) rendahnya
konsumsi per kapita dapat berimplikasi pada rendahnya
kemampuan masyarakat untuk membiayai pendidikan dan
kesehatan; (ii) rendahnya konsumsi per kapita juga akan
berimplikasi pada upaya-upaya mempertahankan hidup dari
kelompok yang tertekan dengan cara bermigrasi ke luar wilayah
atau berganti mata pencaharian. Kondisi ini biasanya juga ditandai
dengan ketergantungan yang cukup besar pada belanja pemerintah
setempat sebagai salah satu sumber pendapatan dan penggerak
ekonomi.
73
Panduan Analisa Kebijakan Publik
Daya Beli Masyarakat
74
Panduan Analisa Kebijakan Publik

Analisa Kondisi Pendidikan

75
76
Hasil yang telah dicapai
Semakin tinggi jenjang
sekolah, semakin berat daya
tampung sekolah dan sema-
kin rendah pula angka
partisipasi (baik kasar
maupun murni). Dapat
diduga
akses terhadap pendidikan
pada jenjang yang lebih
tinggi semakin rendah.

Rata-rata usia sekolah untuk


penduduk usia 15 tahun
hanya 7,5 tahun, artinya
besar kemungkinan banyak
siswa yang mengalami
putus sekolah.
Panduan Analisa Kebijakan Publik
Panduan Analisa Kebijakan Publik

Analisa Kondisi Kesehatan

77
78
Kondisi Kesehatan
Data angka kematian ibu
melahirkan dan angka
kematian bayi yang
tinggi, disertai data pe-
ringkat penyakit diare dan
infeksi pernafasan sebagai
penyebab penyakit rawat
inap terlama mencer-
minkan kemungkinan
akan kondisi hidup dan
sanitasi yang buruk.

Rata-rata lama sakit men-


capai 6 hari, sementara
hanya 6,56% penduduk
memiliki jaminan kese-
hatan, menunjukkan resiko
kehilangan sumber pen-
dapatan dan aset y a n g
tinggi bagi KK miskin
akibat sakit.
Panduan Analisa Kebijakan Publik

Anda mungkin juga menyukai