FISIOLOGI KEHAMILAN
MENSTRUASI
Menstruasi/Haid adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang
disertai dengan pelepasan endometrium pada saat ovum tidak dibuahi. Mekanisme siklus
menstruasi dipengaruhi
oleh pelepasan hormon-hormon yang berkaitan dengan adanya kerjasama hipotalamus dan
ovarium.
SIKLUS MENSTRUASI :
1. Fase Menstruasi
3. Fase Ovulasi
1. Fase Menstruasi
FASE MENSTRUASI : bila tidak terjadi fertilisasi (ovum tidak dibuahi oleh
sperma), korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albicans sehingga produksi
hormonestrogen dan progesteron terhenti. Turunnya kadar estrogen dan progesterone
menyebabkan peluruhan endometrium dan ovum, ditandai dengan pendarahan dari
uterus selama lk 5 hari dengan volume darah sekitar 50 ml.
2. Fase Pra Ovulasi
Pada fase akhir menstruasi ini, hipotalamus mengeluarkan hormon Gonadotropin
yang merangsang hipofisis mengeluarkan FSH. FSH merangsang pembentukan
folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi oosit primer. Keduanya akan
tumbuh sampai hari ke 14 dari hari I menstruasi, saat itu folikel matang disebut
dengan folikel de Graaf dengan oosit sekunder di dalamnya.
Selama pertumbuhannya folikel melepaskan hormone estrogen yang
menyebabkan pembentukan kembali lapisan endometrium (proliferasi) dan
penetralan sifat asam pada serviks agar lebih mendukung kehidupan sperma.
3. Fase Ovulasi
Pada umumnya pada hari ke 14 terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan
kadar estrogen selama pra ovulasi menimbulkan reaksi umpan balik negative yaitu
penghambatan pelepasan FSH dari hipofisis, karena FSH berkurang maka hipofisis ganti
mengeluarkan LH. LH merangsang pelepasan oosit sekunder daria folikel de Graaf siap
untuk dibuahi sperma.
5. Oogenesis
Ketika mengalami oogenesis : oosit berada dalam suatu folikel, yang berfungsi
menyediakan sumber makanan bagi oosit.
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur di dalam ovarium.
Di dalam ovarium terdapat Oogonium (sel indung telur). Oogonium bersifat
diploid.
Oogonium memperbanyak diri dengan pembelahan mitosis menghasilkan
oosit primer, yang bersifat diploid.
Oogenesis sudah dimulai ketika janin berusia 5 bulan, sampai bayi berusia 6
bulan oosit primer akan membelah secara meiosis, tetapi tidak dilanjutkan
sampai anak perempuan tadi mengalami pubertas. Saat itu oosit primer
dalam keadaan dorman.
Saat bayi perempuan lahir ada sekitar 1 juta oosit primer dalam setiap
ovariumnya, terjadi degenerasi selama masa pertumbuhan sampai ketika
pubertas jumlah oosit
primer tersisa sekitar 200 ribu saja.
Saat pubertas oosit primer akan melanjutkan meiosis I, menjadi satu oosit
sekunder dan satu polosit primer
Oosit sekunder melanjutkan meiosis II tetapi tidak selesai sampai terjadinya
ovulasi. Jika tidak terjadi fertilisasi oosit sekunder akan berdegenerasi, jika
terjadi fertilisasi meiosis II akan dilanjutkan kembali dengan hasil satu ootid
dan satu polosit sekunder, sedang polosit primer mebelah menjadi dua
polosit sekunder.
Hasil akhir dari oogenesis adalah satu buah ootid yang akan tumbuh menjadi
ovum dan 3 buah polosit sekunder.
6. Fertilisasi
Terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma.
Sebelum sperma membuahi ovum, sperma harus menembus beberapa
lapisan. Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun
ovum keduanya mengeluarkan enzyme yang saling mendukung.
Sperma mengeluarkan beberapa jenis enzim al : enzym untuk
menghancurkan hialuronid pada korona radiata, enzym untuk
menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida dan antifertilizin yang
menyebabkan sperma dapat melekat pada oosit sekunder.
7. Gestasi = Kehamilan
Setelah fertilisasi, dalam perjalanannyam menuju uterus, zygot membelah
secara mitosis berkali-kali. Dengan tahapan sebagai berikut : Sesampainya di
dalam rahim zygot akan diSesampainya di dalam rahim zygot akan di
iSesampainya di dalam rahim zygot akan di implantasikan (ditanam) pada
endometrium uterus