Pada era modern ini banyak sekali berbagai macam kedai maupun restoran makanan di dunia yang menggunakan kemasan pembungkus sekali pakai. Hal tersebut tentu dapat menimbulkan peningkatan jumlah sampah kemasan pembungkus makanan tersebut. Studi yang dipublikasikan pada jurnal Science, mengungkapkan bahwa ada 78 juta ton kemasan plastik yang diproduksi secara global setiap tahun, hanya 14% yang didaur ulang. Peneliti mengungkapkan, keadaan mungkin akan semakin buruk dalam satu dekade mendatang. Diperkirakan jumlah sampah plastik tersebut akan meningkat hingga 53-90 juta ton pada 2030, dilansir dari IFL Science. Pada sekarang ini, sebagian besar sampah plastik tersebut didaur ulang dengan cara dicacah, dilebur, dan diubah menjadi barang-barang seperti kayu, bulu domba, atau karpet, tetapi semua produk ini pada akhirnya masih berakhir di tempat pembuangan sampah. Maka dari itu, perlu adanya inovasi yang cukup menjawab dari permasalahan tersebut dengan menggunkkan edible packaging. 2. Solusi yang pernah ditawarkan a. Film monosol yang dapat larut dalam air yang terbuat dari PVOH larut sepenuhnya saat kontak dengan air dan dikonsumsi oleh mikro-organisme bakteri setelah digunakan. Mereka tidak bertahan di lingkungan, mencemari aliran daur ulang, atau berkontribusi pada polusi mikro-plastik. b. Notpla adalah kemasan yang dapat dimakan yang terbuat dari salah satu sumber daya alam yang paling terbarukan, yakni rumput laut coklat. c. Evoware adalah wirausaha sosial dengan misi untuk menginovasi alternatif biodegradable dari produk plastik tunggal yang menggunakan rumput laut dengan membuat sachet sekali pakai dan dapat dimakan dari rumput laut. d. Loliware merupakan sebuah perusahaan bioplastic kemasan makanan dengan meluncurkan sedotan rumpu laut sebagai pengganti sedotan plastik. 3. Ide Bisnis Baru yang ditawarkan Banyak sekali edible packaging yang telah ada, namun beberapa dari produk tersebut masih memiliki kekurangan, misalnya tidak tahan panas, mudah larut dengan air, serta tidak tahan pada keadaan lembab. Maka dari itu, diperlukan edible packaging dengan kelebihan yang mampu menjawab kekurangan dari produk sebelumnya serta dapat menambah nilai gizi pada makanan dengan berbahan dasar Sorghum (Sorghum bicolor L.). Sorghum adalah tanaman dari keluarga rumput-rumputan, masih satu keluarga dengan padi, jagung dan gandum. Biji sorgum memiliki kandungan kalori relative rendah yakni sebesar 338 kkal/100 gram. Sehingga apabila digunakan sebagai edible packaging tidak menambah kalori yang signifikan pada tubuh kita. Adapun perbandingan material penyusun pada pembungkus makanan adalah sebagai berikut : Manufacturing Energy Used Water Used Solid Waste CO2 Emission 1 lb of Material (kWh) (gals) (lbs) (lbs) Plastic (Polypropylene) 9,34 5,12 0,029 1,67 Corn (PLA Based) 5,37 8,29 0,042 1,3 Sorghum Based 0,18 1,15 n/a 0,19 Sumber : Kickstarter Berdasarkan tabel tersebut, sorgum merupakan salah satu opsi terbaik jika digunakan sebagai pembungkus makanan. Adapun target market dari produk edible packaging berbahan dasar sorghum adalah pemilik kedai atau restaurant makanan. 4. Sketsa Produk