SHALAT SUNNAH
Menurut hukumnya
Shalat sunnah muakad adalah shalat sunnah yang dianjurkan dengan penekanan yang
kuat (hampir mendekati wajib), seperti shalat dua hari raya, shalat sunnah witir dan shalat
sunnah thawaf.
Shalat sunnah ghairu muakad adalah shalat sunnah yang dianjurkan tanpa penekanan
yang kuat, seperti shalat sunah Rawatib dan shalat sunah yang sifatnya insidentil (tergantung
waktu dan keadaan, seperti shalat kusuf hanya dikerjakan ketika terrjadi gerhana.
VI. MACAM-MACAM SHALAT SUNNAH MUNFARID
Shalat sunnat munfarid adalah shalat sunnat yang dikerjakan secara sendirian. Contohnya:
3. Salat Istikharah
Salat istikharah adalah salat sunah yang dilakukan untuk memohon petunjuk dari
Allah SWT dalam menentukan pilihan terbaik diantara dua pilihan atau lebih. Jumlah
nya dua rakaat
Cara melaksanakan shalat istikharah :
(1) Niat shalat istikharah:
Ushalli sunnatal Istikharah rak'ataini lillahi Ta'aalaa
Artinya : "aku niat shalat sunnah Istikharah 2 rakaat karena Allah”
(2) Bacaan dan gerakan shalat istikharah sama seperti shalat fardlu lima waktu
(3) Salam do‟a
4. Shalat Dhuha
Shalat dluha adalah shalat sunah yang dilakukan pada waktu pagi hari,sekurang
kurang nya dua rakaat dan rakaat sebanyak banyak nya 12 rakaat. Adapun waktu
lebih kurang dari pukul 07.00 pagi sampai masuk waktu dzuhur .
Cara melaksanakan shalat dluha :
(1) Niat shalat dluha
Niatnya :
Ushalli sunnatal Dhuha rak'ataini lillahi Ta'aalaa
Artinya : "aku niat shalat sunnah dhuha 2 rakaat karena Allah”
(2) Bacaan dan gerakan shalat duha sama seperti shalat fardu lima waktu.
(3) Salam dan do‟a
Selesai membaca do‟a tersebut, lalu melaksanakan shalat sunat wudlu‟ dua rakaat,
dengan lafadz niatnya sebagai berikut:
Shalat tasbih ini dianjurkan mengamalkannya, kalau bisa tiap-tiap malam, kalau
tidak bisa tiap malam, maka sekali seminggu, kalau tidak sanggup juga sekali
seminggu, dapat juga dilakukan sebulan sekali atau setahun sekali, dan kalau tidak
bisa sekali setahun, setidak-tidaknya sekali seumur hidup.Cara mengerjakannya
(1) Niat : Ushalli sunnatan tasbihi raka'ataini lilllahi ta'aalaa.
Artinya :"aku niat shalat sunnah tasbih 2rakaat karena Allah"
(2) Usai baca surat Al Fatehah, baca tasbih 15x.
(3) Ruku', usai baca do'a ruku, baca tasbih 10x.
(4) Itidal, usai membaca do'a 'itidal, baca tasbih 10x.
(5) Sujud, usai baca doa sujud, baca tasbih 10x.
(6) Usai baca do'a duduk diantara 2 sujud, baca tasbi 10x.
(7) Usai baca doa sujud kedua, baca tasbih 10x.
“Seorang hamba yang muslim melakukan shalat sunnah yang bukan wajib, karena
Allah, (sebanyak) dua belas rakaat dalam setiap hari, Allah akan membangunkan
baginya sebuah rumah (istana) di surga.” (Kemudian) Ummu Habibah radhiyallahu
„anha berkata, “Setelah aku mendengar hadits ini aku tidak pernah meninggalkan
shalat-shalat tersebut.”
Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan shalat sunnah rawatib, sehingga
Imam an-Nawawi mencantumkan hadits ini sebagai hadits yang pertama dalam bab:
keutamaan shalat sunnah rawatib (yang dikerjakan) bersama shalat wajib (yang lima
waktu), dalam kitab beliau Riyadhus Shaalihiin.
Dalam riwayat lain hadits ini dari „Aisyah radhiyallahu „anha, Rasulullah
shallallahu „alaihi wa sallam menjelaskan dan memerinci sendiri makna “dua belas
rakaat” yang disebutkan dalam hadits di atas, yaitu: empat rakaat sebelum shalat
Zhuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah Magrib, dua rakaat sesudah
Isya‟ dan dua rakaat sebelum Subuh. Adapun riwayat yang menyebutkan: “…Dua
rakaat sebelum shalat Ashar”, maka ini adalah riwayat yang lemah karena
menyelisihi riwayat yang lebih kuat yang kami sebutkan sebelumnya.
Keutamaan yang disebutkan dalam hadits di atas adalah bagi orang yang menjaga
shalat-shalat sunnah rawatib dengan melaksanakannya secara kontinyu,
sebagaimana yang dipahami dan dikerjakan oleh Ummu Habibah radhiyallahu
„anha, perawi hadits di atas dan demikian yang diterangkan oleh para ulama.
Jika seseorang tidak bisa melakukan Shalat sunnah rawatib pada waktunya karena
ada udzur (sempitnya waktu, sakit, lupa dan lain-lain) maka dia boleh mengqadha
(menggantinya) di waktu lain. Ini ditunjukkan dalam banyak hadis shahih.
Dalam hadis ini terdapat peringatan untuk selalu mengikhlaskan amal ibadah
kepada Alah Ta‟ala semata-mata.
Hadits ini juga menunjukkan keutamaan amal ibadah yang dikerjakan secara
kontinyu. Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda: “Amal (ibadah) yang
paling dicintai Allah Ta‟ala adalah amal yang paling kontinyu dikerjakan meskipun
sedikit.”
Semangat dan kesungguhan para sahabat dalam memahami dan mengamalkan
petunjuk dan sunnah Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam, inilah yang
menjadikan mereka lebih utama dalam agama dibandingkan generasi yang datang
setelah mereka.
Dapus : http://alifiastitmaa.blogspot.com/2016/03/makalah-tentang-sholat--sholat-sunnah.html?m=l