Anda di halaman 1dari 3

3.

2 Akitivitas Antioksidan

Menurut de Oliveira (2012), tanaman Malvaceae mengandung beragam metabolit


sekunder, terutama polifenol, yang telah terbukti menjadi kontributor utama untuk sifat
antioksidan. Dari pernyataan tersebut, Benzie (1999) menyatakan bahwa aktivitas antioksidan
total dari ekstrak kasar dan fraksi yang berbeda dari 3 tanaman diteliti menggunakan uji Ferric
Reducing Antioxidant Power (FRAP). Dalam uji ini, terjadi reduksi kompleks ferri
tripyridyltriazine (Fe3+ ‐TPTZ) menjadi bentuk besi (Fe2+ ‐TPTZ), hasil produk berwarna biru
pekat, dapat dipantau dengan mengukur perubahan absorbansi dengan panjang gelombang
595 nm.

Gambar 2

Keterangan:
A dan B merupakan hasil analisis komponen utama untuk data LC – HR – ESI – MS diperoleh
untuk Hibiscus mutabilis, H. schizopetalus, dan Malvaviscus arboreus. U1: fraksi etil asetat dari
M. arboreus; U2: fraksi minyak eter dari M. arboreus; U3: total ekstrak M. arboreus; U4: fraksi
diklorometana dari M. arboreus; U5: fraksi air dari M. arboreus; U6: total ekstrak H. mutabilis;
U7: diklorometana fraksi H. mutabilis; U8: fraksi air H. mutabilis; U9: fraksi etil asetat dari H.
mutabilis; U10: fraksi eter minyak bumi dari H. mutabilis; U11: fraksi eter minyak bumi dari H.
schizopetalus; U12: total ekstrak H. schizopetalus; U13: fraksi etil asetat dari H. schizopetalus;
U14: fraksi diklorometana H. schizopetalus; U15: fraksi air dari H. schizopetalus.U4: melampaui
95% batas penerimaan.

U6, U12, U15, dan U14 (titik ukuran besar) memiliki DModX menggandakan nilai Dcrit, juga
dianggap outlier. DModX: jarak ke model. Dcrit: batas kritis untuk mengukur jarak ke model.

Metode FRAP secara langsung menentukan jumlah antioksidan total (atau reduktor)
dalam sampel, dan nilai-nilai lain pada pengujian ini mencerminkan tingkat antioksidan yang
menyumbangkan elektron. Semakin besar kemampuan mereduksi suatu sample dapat menjadi
indikasi kemampuan melindungi terhadap kerusakan oleh tekanan oksidasi (Halvorsen, 2002).
Dari hasil yang diperoleh, fraksi etil asetat M. arboreus menunjukkan kemampuan mereduksi Fe
maksimal (40 µM yang setara dengan Fe2+), diikuti oleh fraksi dari H. schizopetalus dan H.
mutabilis (30,5 dan 25,8 µM yang setara dengan Fe2+), dari hasil tersebut menunjukkan
kandungan antioksidan alami pada molekul etil asetat M. arboreus lebih tinggi dibandingkan
dengan ekstrak lainnya.

Kapasitas reduksi fraksi etil asetat dari ketiga tumbuhan lebih baik dari pada senyawa
referensi tempol (setara 21,5 μM Fe2+), sedangkan pada sisa sampel tidak menunjukkan aktivitas
(<5 μM yang setara dengan Fe2+). Keragaman prinsip fenolik dalam M. arboreus, sebagaimana
pada analisis metabolomik (Tabel 1), selain kemampuan mengurangi potensial fraksi etil asetat
(sekitar dua kali lipat dari tempol) harus dipertimbangkan lagi dari sudut pandang
fitofarmakologis.
DAFTAR PUSTAKA

de Oliveira AMF, Pinheiro LS, Pereira CKS, et al. 2012. Total phenolic content and antioxidant
activity of some Malvaceae family species. Antioxidants. 1(1):33‐43.

Halvorsen BL, Holte K, Myhrstad MCW, et al. 2002. A systematic screening of total
antioxidants in dietary plants. J Nutr. 132(3):461‐471

Benzie IF, Strain JJ. 1999. Ferric reducing antioxidant power assay: direct measure of total
antioxidant activity of biological fluids and modified version for simultaneous
measurement of total antioxidant power and ascorbic acid concentration. Methods
Enzymol. 299:15‐27.

Anda mungkin juga menyukai