(TPK18225)
PERCOBAAN 1
PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN SENYAWA
ANORGANIK
Asisisten Dosen :
Raudatul Jannah
Rahmiati
Oleh :
NADYA ROHAYATI
180101090164
I. DASAR TEORI
Senyawa organik tersusun atas atom karbon dan atom-atom hidrogen, oksigen,
nitrogen, sulfur, halogenj, atau fosfor. Seperti, urea yang merupakan senyawa organik
yang berasal dari urin. (Siswoyo, 2009).
Pelarut organik merupakan pelarut yang tersusun atas atom karbon. Dalam
pelarut organik, zat terlarut berdasarkan pada kemampuan koordinasi dan konstanta
dielektriknya. Pelarut organik dapat bersifat polar dan non-polar tergantung pada gugus
kepolaran yang dimilikinya. Larutan yang dihasilkan bukan merupakan konduktor
elektrik. Contoh pelarut organik adalah alkohol, eter, ester, etil asetat, keton, dan
sebagainya (Wikipedia,2019).
Dalam pelarut anorganik, zat terlarut dihubungkan dengan konsep sistem pelarut
yang mampu mengautoionisasi pelarut tersebut. Pelarut anorganik biasanya merupakan
pelarut yang bersifat polar sehingga tidak larut dalam pelarut organik dan non-polar.
Larutan yang dihasilkan merupakan konduktor yang baik Contoh dari pelarut
anorganik adalah ammonia, asam sulfat dan sulfuril klorid fluorid (Wikipedia,2019).
Perbedaan antara senyawa organik dengan senyawa anorganik (Siregar, 2012)
7 Titik didih dan titik lebur rendah Titik didih dan titik lebur tinggi
Etanol adalah zat cair yang tidak berwarna, berbau spesifik, mudah terbakar
dan menguap, dapat bercampur dalam air dengan segala perbandingan. Etanol juga
untuk campuran minuman dan dapat digunakan sebagai bahan bakar (gasohol)
(Wiratmaja, 2011).
Ikatan hidrogen dapat membentuk zat dengan fase baru dan menghasilkan
suatu senyawa baru apabila berikatan dengan C,N,O dan dengan Hidrogen itu sendiri.
Senyawa yang terbentuk diantaranya adalah air(es), amoniak,alcohol dan lain-lain.
(Kurniawan, 2005).
II. HIPOTESIS
Senyawa Anorganik biasanya berasal dari Alam, sedangkan senyawa Organik
biasanya berasal dari bahan kimia buatan manusia. Senyawa Organik merupakan
senyawa yang mengandung unsur karbon kecuali, Karbida, Karbonat,dan Oksida
Karbon.
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
1. Cawan Porselein 2 Buah
2. Kaca arloji 2 Buah
3. Kaki tiga 1 Buah
4. Kassa Asbes 1 Buah
5. Korek api 1 Buah
6. Pipet tetes 5 Buah
7. Sendok Makan 1 Buah
8. Spatula 2 Buah
9. Spritus 1 Buah
10. Tabung Reaksi 4 Buah
3.2 Bahan
1. Air
2. Aluminium foil
3. Daun
4. Etanol
5. Garam
6. Gula
7. Larutan AgNO3 1%
8. Larutan CHCl3
9. Larutan NaCl
10. Lilin
11. Minyak Kelapa
12. Sepotong plastic
IV. PROSEDUR KERJA
Pada pengujian komposisi senyawa, saat gula dipanaskan, warna senyawa gula
yang awalnya putih kristal berubah menjadi coklat kekuning-kuningan ,berbau manis
dan menjadi lengket. Perubahan warna ini dikarenakan terdapatnya unsur-unsur seperti
karbon,hidrogen dan oksigen di dalam senyawa gula tersebut sehingga ketika dibakar
senyawa gula tersebut berubah warna menjadi coklat. Bau manis dan sifat lengket yang
ditimbulkan akibat pembakaran tersebut disebut dengan peristiwa karamelisasi pada
senyawa gula tersebut. Selain senyawa gula, daun juga berubah menjadi layu, dan
mengalami perubahan warna yang awalnya berwarna hijau berubah menjadi warna
hitam.
Perubahan warna ini menunjukkan adanya unsur-unsur seperti karbon,hidrogen
dan oksigen dalam daun. Adanya unsur-unsur ini di daun disebabkan karna di dalam
daun terdapat zat yang dinamakan selulosa (glukosa) sebagai produk dari proses
fotosintesis yang dibantu oleh matahari dan zat klorofil pada daun itu sendiri. Berbeda
dengan gula dan daun, Aluminium foil tidak berubah warna dan tidak berbau ketika
dipanaskan , hal ini dikarenakan titik cair aluminium 660 ºC dan titik didihnya 1800 ºC
sehingga apabila dipanaskan dibawah suhu 660 ºC tidak akan terjadi perubahan
apapun. Sementara itu, sepotong plastik saat dipanaskan, plastik tersebut menyusut dan
mengeluarkan bau yang menyengat.
Pada pengujian penguapan senyawa , etanol lebih cepat menguap daripada air.
Hal ini dikarenakan air mempunyai ikatan hidrogen sehingga untuk memutuskan ikatan
tersebut memerlukan suhu yang tinggi yaitu 100 ºC. Berbeda dengan etanol yang tidak
mempunyai ikatan hidrogen sehingga titik ddidihnya rendah, karena tidak memerlukan
suhu yang tinggi untuk memutuskan ikatan kimia dalam senyawa etanol tersebut.Titik
didih etanol hanya 78,4 ºC. Selain itu, senyawa air merupakan koduktor (dapat
menghantarkan listrik), sedaangkan etanol tidak bersifat konduktor. Dilihat dari titik
didihnya dan sifat kepolarannnya, dapat diketahui senyawa air merupakan senyawa
anorganik karna mempunyai ikatan hidrogen-oksigen, yang dimana kedua unsur
tersebut merupakan unsur pembentuk senyawaan organic dan memiliki sifat polar
(dapat menghantarkan listrik), sedangkan senyawa etanol meskipun mempunyai unsur-
unsur pembentuk tersebut, namun etanol tidak bersifat polar sehingga etanol dapat
digolongkan ke dalam senyawa organik.Adapun waktu yang dibutuhkan etanol hanya
selama 07:43:06 sekon., sedangkan air tidak mengalami penguapan sama sekali.
Ketidak penguapan air ini dikarenakan suhu ruangan <100 ºC sehingga tidak
memungkinkan terjadinya penguapan air..
Pada pengujian titik leleh, lilin dapat dengan mudah meleleh ketika di bakar di
atas cawan porselin , sedangkan garam tidak terjadi perubahan apapun saat di bakar di
atas cawan porselin. Hal ini dikarenakan lilin adalah senyawa organik. Sedangkan,
garam terjadi pengkristalan saat di bakar diatas cawan porselin dikarenakan garam
mempunyai sifat tidak mudah terbakar sehingga ia merupakan senyawa anorganik.
Pada pengujian kelarutan, saat 5 tetes minyak kelapa ditambahkan 2 ml air,
larutan menjadi tidak tercampur (bersifat heterogen) terbentuk dua larutan yang
terpisah.Hal ini disebabkan karena perbedaan massa jenis air dan minyak kelapa
sehingga kedua larutan ini tidak bisa tercampur sempurna. Berbeda, ketika 5 tetes
minyak kelapa ditambahkan 2 ml klorofrom (CHCl3), larutan tersebut tercampur
sempurna (bersifat homogen) terbentuk larutan tidak berwarna. Sedangkan, ketika
sesendok garam ditambahkan 2 ml air, larutan menjadi tercampur sempurna (bersifat
homogen) terbentuk larutan tidak berwarna dan berasa asin. Namun, ketika sesendok
garam ditambahkan 2 ml air dan saat ditambahkan 2 ml klorofrom (CHCl3) , larutan
menjadi tidak tercampur (bersifat heterogen) terbentuk larutan tidak berwarna dengan
gelembung-geelembung di atas permukaan laarutan serta endapan berwarna putih pada
dasar tabung reaksinya. Dari pengujian kelarutan dan berdasarkan konsep kelarutan
dapat dilihat bahwa air termasuk senyawa anorganik karna dapat larut dalam garam
yang merupakan pelarut anorganik, seangkan minyak kelapa merupakan senyawa
organik. karena dapat larut dalam klorofrom yang juga merupakan pelarut organik.
Pada pengujian tingkat ionisasi, terjadi reaksi sebagai berikut :
1. NaCl + AgNO3 NaNO3 + AgCl
(pada larutan NaCl ketika ditambahkan AgNO3 1 %)
VII. KESIMPULAN
Dari beberapa pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa garam dan aluminium foil
merupkan senyawa anorganik, Karna memiliki sifat tidak mudah terbakar,dan larut
dalam pelarut anorganik. Sedangkan Etanol,air,lilin,gula,daun,plastick,minyak
kelapa,dan klorofrom merupakan senyawa organik, hal ini berdasarkan prinsip titik
didih dan titik leleh , kepolaran, kelarutan dalam pelarut organik, serta tingkat ionisasi
yang tinggi.
Hipotesis dan hasil percobaan sesuai.
VIII. DAFTAR PUSTAKA