Anda di halaman 1dari 5

Nama : Septian Ekaputri

NIM : 20/463897/SV/18216

Kelas : BPW C

1. Market penetration

Market penetration sendiri merupakan perluasan pangsa pasar dengan mamanfaatkan produk
yang digunakan atau sudah ada dengan memberikan sesuatu yang membuat mereka lebih
loyal lagi terharap product yang kita tawarkan. Contoh yang saya ambil pada product
destinasi wisata yaitu jembatan gantung situ gunung, Sukabumi, Jawa barat. Jembatan
gantung ini dinobatkan jembatan pertama terpanjang se-Asia yang di bangun pada bulam Mei
2017 jembatan Gantung Situgunung memiliki panjang 243 meter dan ketinggian 161 meter di
atas permukaan tanah. Dari atas jembatan gantung ini, wisatawan dapat melihat jurang yang
ada di bawah hingga area Curug Sawer dan Danau Situgunung.

Sumber Gambar: https://www.saintd.co

Jembatan Gantung Situgunung ini masih termasuk dalam Kawasan Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango yang dikenakan harga tiket masuk sebesar Rp 18.500 per orang. Kita dapat
menikmati seluruh fasilitas yang tersedia, tetapi harga tiket masuk tersebut belum termasuk
Jembatan Gantung Situ Gunung. Untuk masuk kedalam Jembatan Gantung sendiri kita
diwajibkan membeli tiket masuk. Tiket masuk ini dibagi menjadi 3 kelas. Diantaranya
reguler, VIP dan juga VVIP. Dari segi harga, tiket masuk reguler dibanderol sebesar
Rp50 ribu, VIP Rp 100 ribu, dan VVIP sebesar Rp 150 ribu. Fasilitas yang di dapat juga
sangat berbeda, untuk tiket VIP dan VVIP mereka mendapatkan welcome drink, makanan
ringan, makanan berat yang bervariasi dan banyak pilihan untuk dicoba selain itu
disediakan mobil untuk menuju destinasi utamanya, untuk melewat i jembatan
gantungnya pun mereka mempunyai jalan khusus. Berbeda dengan pemegang tiket
VIP dan VVIP tiket reguler hanya mendapatkan welcome drink satu pilihan dan
makanan ringan yaitu bandrek dan pisang rebus saja, pengunjung juga akan
menempuh perjalanan dengan berjalan kaki.

Sumber Gambar: https://www.lehabarqa.com

Kita bisa melihat bahwa dengan menggunakan strategi Market Penetration ini
bukan hanya pengelolanya saja yang diuntungkan tetapi wisatawan yang berkunjung
pun akan mendapatkan banyak fasilitas yang nyaman sesuai dengan apa yang mereka
beli pada destinasi wisata tersebut.

2. Market Development
Market Development sendiri adalah Dengan memanfaatkan produk yang ada untuk
mempeluas atau membuat pangsa pasar baru yang berbeda dari pasar yang ada. Bahwa
Market Development merupakan gabungan dari Existing Product dan New Market. New
Market: Membuat pangsa pasar baru. Existing Product: Memaksimalkan produk wisata yang
sudah ada.
Dari Market Development ini adalah kita bisa membuat Segment pasar yang baru yang bisa
di perluas pasarnya. Misalnya untuk ke ke daerah pegunungan yang biasa digunakan oleh
kaum muda, di ubah pangsa pasarnya untuk anak-anak atau mereka yang sedang berbulan
madu. Contohnya di Situ Patenggang, Kabupaten Bandung kini sudah di bangun penginapan
yang mengusung konsep seperti tenda yang menghadap danau dan permainan untuk anak-
anak hingga dewasa.Tentunya dengan adanya New Market tersebut kita akan menambah
pangsa pasar yang baru, karena jika kita hanya berkunjung untui melihat danau saja akan
membosankan dengan adanya New Market tersebut bisa menjadi alternatif pilihan untuk
dikunjungi dan dicoba.

3. Product Development
Membuat produk baru dengan memanfaatkan pangsa pasar yang sudah ada. Bahwa
Product Development merupakan bagian dari Existing Market dan New Product. Existing
Market: pasar di bidang pariwisata. New Product: Memberikan perubahan objek wisata
dengan menambah fitur-fitur yang mampu menarik konsumen. Pada product development ini
saya memberikan contoh pada product destinasi wisata yaitu wisata sejarah rumah boscha.
Rumah Bosscha di Pangalengan, berada di kawasan Argowisata Unit Malabar PT Perkebunan
Nusantara VIII, Bandung Selatan. Sebagai rumah dari saudagar teh, pekarangan yang dimiliki
rumah ini sangat luas. Berada di ketinggian 1550 mdpl, hawa di sekitar rumah meneer, sejuk
sekali, Bangunan yang ditinggali Bosscha selama di Indonesia, kental dengan gaya arsitektur
Belanda. Di sini, juga terdapat makam Sang Pemilik Perkebunan Bosscha. Sesuai permintaan
terakhirnya, Bosscha dimakamkan di perkebunan teh. Rumah abadinya berada di tengah
hutan kecil di perkebunan teh.

Rumah Bosscha Banyak Dikunjungi Turis Asing Juga melalui Instagram /  k_nasionalita

Wisata sejarah ini biasanya diminati oleh orang dewasa dan para pelajar untuk belajar
sejarah dan mengunjungi makam bossca untuk napak tilas. Jika kita menghadiran New
Product baru dengan membuat paket berkunjung ke rumah bossca dan ikut serta dalam
melihat proses pembuatan teh dari memetik hingga di proses yang akhirnya menikmati teh
yang kita olah, kita bisa menarik pangsa pasar yang lebih luas lagi, karena kita tidak hanya
berkunjung belajar sejarah dan napak tilas saja kita bisa juga untuk menikmati hasil teh hijau
dari perkebunan teh yang selama 32 tahun bossca menjadi pengelola, perkebunan
berkembang hingga memiliki dua pabrik dengan kualitas yang dapat bersaing di pasar
internasional.

4. Product Diversivication
Product Diservication adalah melakukan perubahan secara keseluruhan, yaitu
membuat produk baru untuk pangsa pasar yang baru juga. Product/Market Diversification
merupakan bagian dari New Market dan New Product. New Market: Membuat pasar wisata
baru yang mampu keluar dari zona wisata yang biasa digunakan secara umum. New Product:
memberikan penawaran kepada konsumen atau wisatawan, produk apa saja yang menarik dan
berbeda dari produk yang biasa digunakan. Disini saya akan mengambil contoh kasus dari
Kampung Kerucut Wae Rebo yang terletak di Kabupaten Manggarai Propinsi Nusa Tenggara
Timur atau NTT. Wae rebo sendiri adalah sebuah kampung tradisional di dusun terpencil.
Salah satu hal yang menarik dari Desa Wae Rebo adalah rumah adatnya yang berbentuk
kerucut dan atapnya terbuat dari daun lontar. Rumah adat yang disebut mbaru niang ini
sepintas mirip dengan honai yang ada di Papua. Namun, yang membedakan adalah bentuk
atap rumah Wae Rebo lebih kerucut dengan atap yang memanjang sampai menyentuh tanah.
Warga sekecamatan saja masih banyak yang belum mengenal kampung itu padahal
pengunjung asing sudah banyak menghabiskan waktu liburannya di kampung terudik ini.
Wae rebo boleh dibilang dusun internasional yang semakin banyak digemari oleh wisatawan
asing. Mengapa demikian? Karena wisatawan bisa merasakan langsung hidup dan berbaur
dengan masyarakat setempat. Terdapat tujuh rumah adat wae rebo dan wisatawan bisa
menempati satu rumah adat tersebut. Kita bisa menikmati bagaimana rasanya menetap di
sana dan berbaur dengan masyarakat setempat, mencoba makanan tradisional khas
masyarakat setempat. Kampung Wae Rebo ini juga mengajak wisatawan yang berkunjung
untuk ikut menanam, memetik biji kopi di kebun pertanian kopi mereka yang menjadi sumber
pengasilan masyarakat disana. Hasil dari bertani wisatawan juga bisa dibawa pulang sebagai
oleh-oleh.

Anda mungkin juga menyukai