REV. 00
DESEMBER 2009
2 01
3 02
4 03
Panduan ini boleh disebar luaskan, dimodifikasi, dicetak, disimpan di blog atau website manapun
tanpa tujuan komersil, dengan tidak merubah daftar penyusun. Karena saya menyadari, panduan
ini masih jauh dari sempurna, terutama dikarenakan susunan kalimat yang masih belum baku, dan
pengalaman saya yang belajar arcview secara otodidak, maka saya sangat mengharapkan masukan,
kritik, dan modifikasi dari teman-teman semua. Untuk setiap perubahan mohon kiranya dapat
mengirimkan panduan hasil modifikasi ke saya lewat email dede.mahmud@gmail.com, untuk
kemudian akan saya simpan kembali di blog saya (www.kangdede.co.cc) sebagai master dari
panduan yang telah direvisi. Sehingga dengan sistematis demikian, saya berharap pada akhirnya
akan ada panduan penggunaan aplikasi Arcview berbahasa Indonesia yang lengkap dan dapat
digunakan oleh semua orang.
Program ini dapat dibeli dari ESRI, namun demikian untuk pelajar dapat pula mendapatkan
copy program ini secara gratis dengan melengkapi persyaratan yang ada di ESRI
Community Atlas Project (http://www.esri.com/communityatlas)
Walaupun saat ini sudah sangat banyak program GIS yang berada dibawah payung Free
Software, namun penulis terlanjur terbiasa dan merasakan kemudahan program Arcview
GIS 3.3 ini.
Program Arcview dapat dijalankan pada perangkat komputer dengan sistem operasi
Microsoft Windows 9x, Windows XP ataupun Windows Vista. Namun demikian, penulispun
pernah mencoba Arcview GIS ini berjalan lancar pada komputer dengan sistem operasi
GNU/Linux, tentunya dengan bantuan program emulator (WINE). Caranya yaitu meng-
copy/paste – kan folder ESRI yang telah terinstall pada root drive C komputer dengan
sistem operasi Windows, serta meng- Copy/Paste –kan folder ESRI pada c:\program
files\common files\ . Demikian pula untuk komputer dengan sistem operasi Windows Vista,
program ini harus di copy dari komputer yang telah diinstall program Arcview. Hal ini
dikarenakan Installer ArcviewGIS 3.3 tidak bisa dijalankan dibawah Windows Vista, ataupun
program emulator windows di GNU/Linux.
Spesifikasi minimun komputer untuk menjalankan program Arcview GIS 3.3 ini adalah
komputer dengan prosesor x86 setara Pentium III dengan RAM minimal 256 MB.
Instalasi dapat dilakukan dengan menjalankan program setup.exe pada folder Arcview.
Ikuti semua proses yang telah diseting pada program ini. Setelah selesai proses instalasi ini,
kita masih harus menginstall pula program-program ini : Arcview Network Analyst, Arcview
3D Analyst, AV Image Analyst serta dengan meng copy kan beberapa extensi tambahan
seperti avtools.avx, xtools.avx, snaptools.avx dll.
Theme
View Area
Keterangan :
- Menu bar : Baris yang berisi teks-teks menu, yaitu deretan menu-menu yang
dapat diakses dan terdiri dari File, Edit, View, Theme dan seterusnya.
- Toolbar : Adalah gambar/simbol yang merupakan tool/alat untuk menjalankan
fungsi tertentu.
- Scale Box : Yaitu kotak yang menampilkan skala pada jendela View. Apabila
satuan pada view kita buat meter, maka skala disini menunjukan
angka 1:skala. Artinya jika teks skala tadi kita set menjadi 400, ini
berarti 1 meter pada tampilan view berbanding atau sama dengan
400 meter pada kondisi sebenarnya.
- Cursor Positioning : Yaitu menunjukan koordinat posisi kursor mouse yang ada pada
View.
- Theme : Yaitu area untuk file-file (theme) yang ditampilkan/di-load di View
- View Area : Area tempat menampilkan/mengedit peta.
Untuk sementara, kita pilih pada pilihan with a new view. Kemudian akan muncul
jendela Add data. Kita klik saja tombol NO karena kita hanya ingin mengaktifkan semua
extention pada Arcview GIS.
Kemudian klik menu File – Extensions.. dan akan muncul jendela Extensions seperti
Gambar 3 dibawah ini :
Gambar.4 Extensions
Berikan tanda ceklist ( √ ) pada kotak cekbox yang ada pada kotak Available Extensions.
Lalu klik cekbox pada pilihan Make Default. Setelah itu klik OK. Lalu akan muncul kotak
dialog Xtools Defaults seperti gambar 5 dibawah, jendela ini untuk mengatur satuan
Unit dari peta yang akan kita buat. Anda dapat menyeting satuan pada meter seperti
pada gambar 5. Setelah selesai klik Close untuk menutup jendela Xtools Defaults.
Gambar pada peta/jendela view sebenarnya merupakan kumpulan file-file data yang kita
kelola dan disimpan pada jendela Theme. Ada 3 jenis data yang dapat ditampilkan pada
jendela View yang dapat saya jelaskan disini. Data tersebut adalah :
- Data Vektor (Feature Data Source) yang selanjutnya kita sebut Feature. Yaitu data-data
yang dibuat langsung dengan menggunakan program arcview. Data ini tidak mempunyai
ukuran pixel tertentu. Data vektor ini terdiri dari 3 jenis, yaitu :
Data Line
Data Point
Data Polygon
Pada contoh gambar 6 diatas, dapat kita lihat 3 jenis feature pada arcview. Yaitu data
point yang biasanya berupa titik (waypoint) yang kita ambil dari alat GPS (Global
www.kangdede.co.cc | Panduan Pembuatan Peta Dengan ArcviewGIS 3.3 8
Positioning System), Data Line yang berupa garis pada pembuatan garis/track jalan dan
data polygon berupa gambar plygon yang bisa kita buat berdasarkan pengambilan point
dengan GPS. Setiap feature yang kita buat dengan arcview ini akan disimpan pada satu
file tertentu sehingga dapat kita tampilkan pada view lain. Adapun extension untuk file-
file feature ini berupa shp, dan apabila feature tersebut mengandung data base (tabel)
tertentu maka akan disimpan dalam format data base file/dbf.
- Data Image (Image Data Source) yaitu data-data gambar berupa gambar bitmap yang
mempunyai ukuran pixel. Data ini bisa berupa gambar peta dengan extensi file jpg atau
bmp. Karena data image ini mengandung ukuran pixel, maka apabila kita membesarkan
tampilannya gambar tersebut akan terlihat pecah-pecah / bergerigi.
- Data Image Analysis (Image Analysis Data Source) yaitu jenis data image/gambar yang
berupa gambar/ citra satelit/photo udara yang bisa kita atur posisinya didalam view
dengan menggunakan align tool pada toolbar. Tujuan dari pengaturan posisi ini adalah
untuk menyamakan theme gambar tersebut dengan kondisi yang sesungguhnya yang
telah ditentukan koordinatnya dengan menggunakan GPS.
Setelah kita mengetahui jenis – jenis data yang dapat kita tampilkan di view, sekarang kita
pelajari bagaimana cara untuk mengatur (menambah, menghapus) dan melakukan
pengelolaan data theme pada arcview.
- Menambahkan theme
Untuk menambahkan data theme pada program arcview yang telah kita
buka yaitu dengan cara mengklik toolbar Add Theme.
Setelah toolbar add theme kita klik, akan muncul jendela add theme.
Pada gambar 9 diatas, dapat kita lihat ada dua kotak besar dimana sebelah kiri
menampilkan file-file yang didukung oleh arcview, sebelah kanan ada folder-folder
tempat nama file ditampilkan di kotak kiri. Dan pilihan drive ada dibawah kotak folder
serta kotak Data source type yang berupa menu drop down dimana terdapat menu
yang menunjukan jenis data yang kita ingin tampilkan.
Gambar 10 menunjukan file-file data yang telah kita masukan dalam arcview. Apabila
nama theme menonjol, berarti theme tersebut dalam posisi aktif. Apabila kotak pada
sebelah kiri terdapat tanda ceklist (√) berarti theme tersebut sedang tampil di area
view. Dan apabila terdapat tanda garis putus-putus pada kotak cekbox berarti theme
tersebut pada posisi siap edit atau start editing.
- Menghapus Theme
Untuk menghapus sebuah theme, pertama klik theme yang akan kita hapus sehingga
dalam posisi aktif/terseleksi. Klik menu Edit – Delete Theme. Kemudian muncul
konfirmasi untuk melakukan penghapusan theme, seperti gambar 11.
Klik Yes jika anda benar-benar akan menghapus theme (contoh: citra 1.tif). Kitapun
dapat menghapus beberapa theme sekaligus. Caranya yaitu dengan
menyeleksi/mengklik beberapa theme yang akan kita hapus bersamaan dengan
menekan tombol Shift pada keyboard, sehingga theme-theme yang kita pilih dalam
posisi aktif. Kemudian klik menu Edit – Delete Theme seperti tadi, dan klik Yes to All
sebagai konfirmasi untuk menghapus semua theme yang telah kita pilih.
Pada dasarnya theme yang saya sebutkan untuk menunjukan file-file data yang telah
kita ambil di arcview pengertiannya sama dengan layer atau tumpukan kertas yang kita
simpan berurutan. Kalau kita perhatikan gambar 10 maka nama theme yang berada di
posisi yang paling atas tumpukan kertas dan posisinya diatas.
Layer/tumpukan 1
Layer/tumpukan 2
Layer/tumpukan 3
Dari ilustrasi diatas saya harap anda dapat memahami tentang posisi theme. Untuk
menyimpan suatu theme menjadi di bawah theme lainnya, anda cukup menklik dan di
drag posisi themenya ke bawah, dibawah theme yang posisinya ingin diatas.
MapSource adalah sebuah program yang ada dalam CD Software yang biasanya
disertakan pada saat kita membeli GPS. Saat ini penulis melakukan transfer data dari
GPS ke komputer dengan menggunakan MapSource ini, walaupun ada program yang
terintegrasi dengan arcviewGIS yaitu program DNR Garmin.
Setelah program MapSource kita instalkan, untuk mendownload data dari GPS maka
langkah pertama adalah memasang kabel data yang juga biasanya telah disertakan pada
saat pembelian GPS. Sebagai contoh, saya menggunakan GPS Garmin Colorado 300i,
dengan menggunakan kabel data USB. Kabel ini dapat pula kita beli terpisah, karena
interfacenya yang sama dengan kabel data usb untuk handphone yang banyak dijual
dipasaran. Sedangkan untuk beberapa jenis GPS hanya menyertakan kabel data dengan
port com. Kabel data harus terpasang pada PC/laptop, dan kita colokan pula pada GPS.
Untuk GPS colorado 300i biasanya setelah kabel data terhubung maka GPS tersebut
akan menyala secara otomatis, sedangkan untuk GPS lainnya kita harus menyalakan
terlebih dahulu secara manual.
Setelah GPS dalam posisi on/hidup, kita buka program MapSource, dengan tampilan
seperti gambar 13.
Kemudian kita klik icon toolbar receive from device. Dan akan muncul
jendela untuk mengkonfirmasi data apa yang akan kita download. Apakah Maps,
Waypoint, route atau track seperti gambar 14.
Pada contoh diatas, kita akan mendownload data Waypoint. Maka kita berikan tanda
ceklist pada waypoint. Kemudian klik tombol Receive. Akan muncul jendela transfer,
dan ketika proses transfer selesai akan muncul jendela Tranfer Complete. Lalu klik OK.
Setelah, proses mengdownload waypoint selesai, kita klik pada tab waypoint. Dan kita
dapat melihat semua waypoint yang kita download lengkap dengan no/nama, symbol,
tanggal dan seterusnya. Apabila kita ingin menghapus sebuah waypoint kita tinggal
mengklik waypoint yang dimaksud dan tekan tombol delete pada keyboard.
Kemudian kita simpan waypoint tersebut dengan mengklik menu File – Save atau
dengan menekan tombol Ctrl+S secara bersamaan. Setelah itu akan muncul kotak dialog
Save As (Gambar 17). Setelah kita memilih folder tempat penyimpanan file-file
download, kita tentukan tipe filenya (Sava as type) dengan memilih format DXF (*.dxf)
seperti gambar 17. Berikan nama file pada File name, lalu klik Save.
Untuk melakukan transfer data track, kita harus membuat dokumen baru terlebih
dahulu, dengan mengklik menu File – New. Setelah itu jika ada konfirmasi untuk
menyimpan project MapSource yang berisi waypoint tadi dapat kita abaikan. Hal ini jika
kita menginginkan data waypoint dan track menjadi terpisah atau disimpan pada file
yang berbeda.
Untuk mendownload track sama caranya dengan mendownload waypoint, hanya saja
ketika muncul kotak dialog Receive from device (gambar 14) kita pilih track.
Masuk pada folder tempat mendownload data dari GPS tadi, setelah itu, klik file waypoint
(*.dxf) yang ingin kita ambil lalu OK. Lalu kita juga ingin memasukan data track dari GPS.
Langkahnya yaitu dengan mengklik toolbar Add Theme dengan icon seperti tanda plus.
Maka akan muncul kembali kotak dialog Add Theme seperti gambar 18, kembali kita pilih
folder tempat penyimpanan track data yang telah didownload dari GPS. Klik file track yang
akan kita tampilkan di arcview, lalu klik OK.
Setelah itu, kita bisa melihat ada dua theme yang ada di sebelah kiri, seperti contoh
gambar di bawah ini.
Secara default theme tersebut belum tampil di area view, kita berikan tanda ceklist pada
kotak yang ada disebelah kiri nama file theme yang kita inginkan tampil.
Muncul kotak dialog New Theme, lalu klik Polygon pada pilihan Feature type.
Kemudian kita berikan nama file theme pada kotak dialog yang muncul.
Seperti pada contoh diatas, saya memberikan nama file coba.shp. Lalu klik OK. Maka kita
dapat melihat pada baris theme telah muncul theme baru dengan nama coba.shp.
Perhatikan bahwa theme tersebut telah aktif, ditampilkan dan dalam posisi start editing.
Ini berarti theme tersebut telah siap kita edit, yaitu dengan membuat sebuah polygon.
Sebelum kita membuat sebuah polygon, kita harus memberikan satuan unit pada view
yang kita buat. Klik pada menu View – Properties.. Kemudian kita set satuan dengan meter
Perhatikan pada scale bar, sekarang akan muncul skala peta dalam scale bar tersebut.
Untuk melakukan pengeditan terutama pada saat pembuatan polygon berdasarkan titik-
titik waypoint, saya harapkan kita dapat mengedit dalam skala dibawah 500. Misalkan saja
kita dapat set scala dengan mengetikan langsung angka 400. Namun hal ini akan membuat
tampilan view membesar (zoom in) ke area yang tidak terarah. Untuk lebih memudahkan
lagi, kita dapat menggunakan toolbar yang ada diantaranya :
Toolbar diatas adalah Zoom in (memperbesar tampilan) dan Zoom out (memperkecil
tampilan). Untuk menggunakan toolbar ini, kita klik toolbarnya kemudian kita klik dan drag
pada area view yang ingin kita perbesar atau perkecil.
Toolbar inipun bisa kita gunakan untuk memperbesar dan memperkecil tampilan, namun
perbedaannya adalah saat kita klik toolbar, maka tampilan akan langsung membesar atau
memperkecil tanpa harus kita klik dan drag pada view. Untuk memudahkan proses
pembuatan polygon, kita zoom in pada salah satu titik awal pada polygon yang ada pada
waypoint.
Lalu, setelah posisi coba.shp dalam modus start editing, kita klik toolbar Draw Polygon.
Letak toolbar ini seperti dalam gambar 25.
Membuat polygon
Menambah polygon
Kita klik toolbar draw polygon seperti ini : kemudian setelah kita klik toolbar tersebut,
kita berpindah ke area view. Klik pada salah satu titik waypoint. Kemudian klik lagi pada
waypoint lain, begitu terus hingga waypoint yang kita klik kembali mendekati waypoint
awal. Pada saat akan menyelesaikan waypoint terakhir, kita klik 2 x (double klik)
Pada saat kita ingin menggeserkan tampilan view pada saat pembuatan polygon, kita dapat
menunjukan pointer mouse pada sisi yang ingin kita geser tampilannya, kemudian klik
kanan mouse, tahan, kemudian pada popup menu yang muncul kita klik Pan.
Setelah kita selesai membuat sebuah polygon ini. Kita dapat melihat tampilan polygon
tersebut dengan mengklik toolbar Zoom to active theme. Tampilan view pun akan
menampilkan theme polygon coba.shp secara full di area view.
Untuk mengetahui, luas areal dari polygon tersebut, kita klik toolbar Open theme table.
Kita perhatikan pada tabel yang ada, kini akan bertambah beberapa record yang
menunjukan luas areal dari polygon yang telah kita buat tadi.
Untuk kembali ke tampilan peta, kita bisa menutup jendela Attributes of Coba.shp. Sampai
pada tahap ini, kita telah berhasil membuat sebuah polygon dan mengetahui luas areal
dari polygon tersebut.
b. Menambah Polygon
Untuk menambahkan sebuah polygon pada polygon yang sudah ada dapat dipergunakan
toolbar DrawLine to append polygon kemudian kita klik didalam polygon yang
sudah terbentuk, dan klik keluar polygon sesuai dengan titik waypoint yang akan kita buat,
kemudian untuk mengakhiri klik lagi didalam polygon yang sudah ada.
Untuk memotong sebuah polygon, kita dapat mempergunakan toolbar Draw Line to split
polygon. Lalu kita klik diluar polygon yang akan kita potong. Kemudian masuk
kedalam poligon dan di klik sesuai dengan bentuk yang diinginkan/sesuai dengan titik-titik
waypoint, lalu untuk mengakhiri double klik diluar area polygon yang dipotong.
Petama kita klik theme yang akan kita buat tabelnya, lalu klik tool open theme table,
setelah itu akan muncul sebuah tampilan tabel (attribute of theme). Pertama-tama kita
harus menentukan data apa saja yang akan kita buatkan. Misalnya kita menginginkan
adanya nama tempat/ nama blok dari setiap polygon, lalu statusnya, mungkin juga jika
polygon tersebut adalah blok kebun, bisa kita buat juga data tahun tanam, kloon dll.
Pada kolom Name kita isi dengan nama atau judul kolom misalnya kita isi dengan Nama
Blok. Kemudian untuk kolom type karena Nama Blok akan kita isikan dengan data teks,
maka kita pilih type String. Kemudian untuk Width kita isi dengan lebar kolom yang kita
inginkan yaitu dengan menuliskan jumlah hurup yang maksimal. Kemudian apabila telah
selesai kita klik OK.
Demikian pula untuk judul kolom yang lain, misalnya Tahun Tanaman. Kita lakukan langkah
seperti diatas.
tampilan view. Setelah itu kita gunakan tool Select Feature untuk memilih sebuah
polygon. Setelah kita klik toolbar tersebut, lalu klik salah satu polygon. Maka polygon
tersebut biasanya akan berubah warna, hal ini berarti polygon tersebut telah terpilih. Lalu
klik tollbar Open Theme Table kembali. Kali ini pada table yang ada kita akan dapati sebuah
record data yang berwarna kuning. Inilah data dari polygon yang telah kita pilih.
Kemudian kita bisa segera mengisikan record tersebut dengan data yang kita akan
masukan. Kita klik tool Edit yang ada pada toolbar yang tersedia di baris toolbar table.
Namun apabila icon Edit tersebut tidak aktif, berarti tabel harus di start editing lagi dengan
cara yang telah saya jelaskan sebelumnya.
Lalu klik pada cell warna kuning pada kolom Nama Blok. Setelah pointer cell tersebut
berubah dan berkedip-kedip kita ketikan datanya. Kemudian klik lagi pada cell lain yang
juga berwarna kunging, dan isikan dengan data yang relevan. Demikian seterusnya, hingga
Sampai tahap ini berarti kita telah membuat satu polygon memiliki record data. Untuk
polygon yang lain caranya sama. Yaitu dengan memilih polygonnya, lalu buka tabelnya dan
segera isi dengan data yang kita butuhkan.
Setelah kita selesai membuat beberapa polygon, yang tak lain adalah areal tertentu yang
sebelumnya kita ambil koordinat titik-titik sudutnya dengan menggunakan GPS, kini
saatnya kita membuat track/line jalan yang ada di area polygon yang telah kita buat. Untuk
membuat jalan, kita tentu harus membuat sebuah theme baru (caranya seperti pada
contoh membuat polygon / bag. a) namun dengan memilih type feature Line.
Kemudian klik ok. Maka akan muncul kotak dialog untuk menyimpan nama file theme line
tersebut.
Simpan nama file theme tersebut misalkan dengan nama file jalan.shp (gambar 29). Lalu
klik OK. Maka kita lihat pada daftar theme, telah muncul satu theme jalan yang ada dalam
posisi aktiv dan siap edit.
Lalu kita klik setiap garis track yang akan kita jadikan sebagai peta jalan.
Setelah line jalan kita buat, kita bisa membuat lebar jalan sesuai dengan realisasi di
lapangan. Caranya yaitu dengan di buffer. Adapun langkah-langkahnya :
- Lalu pada tampilan selanjutnya kita akan ditanya penyimpanan file hasil buffer. Ada 3
pilihan, yaitu As a grafik in the view, in an axitings theme dan in a new theme. Karena
kita baru pertama kali membuat buffer jalan, sebaiknya kita pilih in a new theme, dan
kemudian klik icon folder untuk menentukan letak penyimpanan / folder untuk
menyimpan theme serta nama themenya. Lalu klik Finish. Dan kita akan mendapati
sebuah theme baru.
Untuk menggabungkan theme jalan dan theme polygon kita bisa menggunakan fasilitas
GeoProcessing Wizard..
- Lalu pada langkah selanjutnya kita masukan file-file yang akan kita union. Pada contoh
kali ini, kita bisa masukan theme buffer jalan (pada pilihan select input theme to
union) dan theme coba.shp (pada pilihan select polygon overlay theme to union).
Kemudian klik icon folder dan tentukan file hasil penggabungan pada pilihan
specify the output file.. Dan terakhir klik Finish.
dibuang
dibuang
Kita bisa menghapus polygon jalan yang menonjol atau keluar dari area polygon yang
ada. Yaitu pada posisi start editing, pilih polygon yang akan kita buang dengan
menggunakan kursor pointer, lalu tekan tombol delete. Jangan lupa untuk selalu meng-
calculate area pada tabelnya agar luar areal yang ada sesuai dengan hasil edit terakhir.
Setelah semua rapih dan tabelnya telah diisi dengan data yang benar, kita masuk ke
proses pewarnaan.
Proses pewarnaan diawali dengan meng-double click pada theme yang akan dirubah
warnanya. Maka akan muncul jendela legend editor.
Setelah itu, kita klik pada menu drop down Legend Type, kemudian pilih Unique Value.
Setelah itu kita klik pada Value Field, dan kita bisa memilih dasar pewarnaan dari setiap
polygon yang ada pada peta. Misalkan pada contoh diatas saya mengambil pewarnaan
berdasarkan field nama blok. Apabila telah sesuai dengan keinginan kita klik Apply. Dan
kita lihat perubahan pada polygon, semua polygon telah berwarna berdasarkan nama blok.
Kita juga dapat memberikan warna atau lambang sesuai dengan keinginan kita sendiri,
tidak pada skema warna yang sudah ditetapkan arcview. Caranya yaitu dengan
mengdouble klik lagi pada theme yang akan dirubah warnanya, lalu setelah muncul jendela
legend editor, kita double click kembali pada warna atau symbol pada blok/value yang
akan kita rubah warnanya atau symbolnya.
Pen
Marker
Color
Double Click
Fill : Digunakan untuk memberikan lambang atau motif dari sebuah polygon.
Pen : Digunakan untuk merubah motif dari garis pada polygon atau line.
Color : Digunakan untuk merubah warna latar belakang (background), latar depan
(foreground), warna garis (outline) dan text pada polygon tertentu.
Setelah kita mengetahui fungsi-fungsi diatas, kita bisa menentukan misalnya akan merubah
warna satu polygon (misal : blok a) maka kita double click pada warna symbol blok a,
kemudian pada saat muncul jendela Fill Palete, kita klik fill dan klik motif yang ingin kita
gunakan, misalnya motif garis-garis horizontal, kemudian klik pada color, kita klik warna
background yang kita inginkan, lalu untuk merubah warna garisnya kita klik pada menu
drop down color, kemudian klik outline, setelah itu klik warna yang kita inginkan. Terakhir
klik Apply.
Pada polygon kita dapat memberikan teks yang menunjukan nama blok dan luas arealnya.
Caranya yaitu kita klik pada toolbar View Tools dengan icon seperti gambar kepala anjing.
Lalu akan muncul jendela View tools, kita klik toolbar Auto Label With Multiple Field
seperti pada gambar.
Klik pada menu drop downnya, lalu pilih jenis perataan teks yang kita inginkan, lalu klik OK.
Lalu akan muncul jendela text placement dimana terdapat beberapa pilihan untuk
meletakkan teks, kita bisa pilih yang pertama yaitu Same as theme properties. Lalu klik OK.
Kemudian akan muncul lagi jendela Label Feature, kita bisa isi semua pilihan yang ada
seperti ukuran dari font (a font size of), skala (at a scale of 1 : ) Untuk ukuran normal kita
bisa isi dengan angka 7000, with an angle of (kemiringan) biarkan isian ini 0 jika kita
menginginkan teks yang rata horizontal, dan untuk pilihan taq the field name at begining of
each label kita isi dengan N jika kita tidak menginginkan adanya judul/field dari data yang
ditampilkan. Lalu klik OK. Dan kita bisa menutup jendela View Tools, sedangkan hasilnya
bisa dilihat pada gambar dibawah.
Lalu kita klik Layout pada jendela project setelah itu klik New.
Kemudian untuk memberikan nama layout, kita klik menu Layout – Properties.. dan akan
muncul jendela Layout Properties, kita ganti Name dengan nama layout yang kita kehendaki,
dan hilangkan tanda ceklist pada Snap to Grid agar pada saat pembuatan objek pencetakan kita
tidak dibatasi pada grid atau titik-titik koordinat tertentu. Lalu klik OK
Langkah selanjutnya adalah menentukan ukuran kertas yang akan digunakan, hal ini sangat
penting karena ukuran kertas menentukan skala peta yang akan digunakan. Dan yang perlu
dicatat, bahwa dalam program arcview kita tidak bisa mencetak pada ukuran kertas selain yang
telah ditentukan pada saat pembuatan layout. Jadi apabila kita ingin mencetak pada 2 macam
ukuran kertas, otomatis kita harus membuat 2 layout pula.
Setelah itu pada jendela layout kita klik dan drag pointer mouse membentuk persegi empat
dengan besar/lebarnya disesuaikan dengan lebar tampilan kertas yang ada pada gambar.
menggunakan tool pointer kita klik 2 x lagi peta yang telah muncul, kemudian kita rubah
skalanya menjadi lebih besar. Yang perlu diingat kembali, semakin besar angka skala maka
semakin kecil tampilan peta. Begitu terus kita rubah angka skala hingga kita mendapati besar
tampilan peta yang sesuai.
Kemudian dengan posisi tampilan peta masih aktif kita klik tool Graticules and Grids untuk
membuat grid dan tampilan koordinat serta menentukan jarak antar gridnya. Setelah itu akan
muncul jendela Graticule and Grid Wizard.
Tampilan selanjutnya adalah menentukan interval dari grid (Enter a grid interval) atau bisa kita
abaikan karena program arcview telah memberikan interval yang disesuaikan dengan skala peta
yang kita buat.
Lalu pada pilihan Display Grid as kita pilih tic mark jika kita menginginkan setiap titik koordinat
sebagai tanda titik saja, dan pilih Lines jika kita menginginkan grid berbentuk garis-garis
sehingga membentuk kotak-kotak pada tampilan layout.
Pengaturan selanjutnya disesuaikan dengan keinginan kita yaitu pengaturan mengenai
ketebalan garis grid, warna grid, Font dari label, ukuran font dan jika semua telah sesuai, kita
klik Next>>.
Pilihan selanjutnya adalah dengan memberikan ceklist atau mengosongkannya pada pilihan
yang ingin kita tampilkan atau tidaknya. Pilihan tersebut adalah :
- Border arround the view frame yaitu adanya garis border sekeliling frame peta
Setelah grid dan graticule selesai kita buat, kita bisa membuat judul peta secara manual
dengan menggunakan tool teks.
Setelah kita klik salah satu tool teks, kita klik di ruang kosong pada area layout diluar area
kerta yang telah berisi layout peta. Dan akan muncul jendela tekx properties, kita isikan teks
atau judul yang kita inginkan. Lalu klik OK.
Kemudian teks yang telah kita buat, dapat kita tarik ke area peta dengan menggunakan
pointer. Apabila setelah kita tarik di area peta ternyata teks tersebut tidak tampak, ini
Setelah itu kita buat tanda arah mata angin. Kita gunakan tool Nort Arrow. Setelah kita klik
tool Nort arrow tersebut, kita buat tampilan persegi dengan mengklik dan drag mouse pada
posisi diluar area frame peta. Kemudian akan muncul jendela Nort Arrow Manager.
Kita pilih jenisnya lalu klik OK, dan kita bisa memindahkan gambar arah mata angin tersebut
ke area frame peta.
Lalu untuk membuat garis skala, kita klik tool Scale bar frame, setelah kita klik tool tersebut
kita buat persegi panjang dengan panjang sesuai dengan garis yang kita inginkan pada area
frame peta. Setelah klik mouse kita lepas akan muncul jendela Scale bar properties..
Pada View Frame kita pilih View1, lalu kita bisa pilih jenis garis skala pada Style, lalu satuan
panjangnya pada Units, dan interval jarak pada interval. Setelah kita set semua klik OK. Dan
setelah tampil garis skalanya kita bisa geser sesuai dengan garis koordinat.
Lalu jika sudah sesuai, kita klik OK jendela Print Setup dan OK lagi pada jendela Print.. dan
pastikan printer telah terhubung dan menyala.